i want you to be fine (Script)
4. Empat

39. EXT. KAMPUS - PAGI

Ray memarkirkan motornya dan berjalan menuju kantin. Lalu dari jauh, Kayla berlari ke arahnya dan membungkuk sambil memegangi lututnya dengan napas terengah engah.

KAYLA

Balikin. Buruan!

RAY

Balikin apa?

KAYLA

(Berdiri tegak)

Jangan bercanda. Buruan balikin vinylnya.

RAY

Oh... itu. Di simpen di rumah.

(Berjalan melewati Kayla)

Kayla memegang lengan Ray untuk menahannya. Ray berbalik menghadapnya.

KAYLA

Jangan bercanda. Buruan balikin!

RAY

Oke. Ayo ke kantin!

Ray berjalan ke kantin dengan Kayla mengikutinya dari belakang.

40. INT. KANTIN - PAGI

Ray lekas duduk sementara Kayla berdiri di sebelahnya.

RAY

(Menggelengkan kepala sambil terkekeh)

Duduk.

KAYLA

(Duduk di hadapan Ray)

Buruan mana!!

RAY

Iya. Sabar.

Ray melepas tas dipunggungnya dan meletakkannya di atas meja. Ia membuka tas itu dan mengeluarkan kotak makanan berisi brownies. Ia meletakkan kotak makanan itu di hadapan Kayla

RAY

Nih!

KAYLA

Ck. Jangan bercanda deh. Buruan mana?! Hhhh....

Kayla menarik tas Ray dan mencari vinyl miliknya. Tapi ia tak menemukan apa apa.

RAY

Kan udah saya bilang vinylnya disimpen di rumah. Dan ini...

(Menunjuk pada kotak makanan)

Ini sebagai permintaan maaf dan rasa terima kasih karena kamu udah ngasih pinjem vinylnya sehari lagi.

KAYLA

Gak! Siapa bilang?! Pokoknya abis mata kuliah yang pertama harus udah dibalikin! Punya lo gak bakalan dibalikin sebelum punya gue dibalikin!!

RAY

Iya. Terserah. Makan dulu.

Ray membuka kotak makanan di hadapannya.

KAYLA

Gak!

RAY

Ya udah. Vinylnya juga gak bakalan dibalikin.

KAYLA

(Berbisik)

Denger! Lo harus tahu bahwa apa yang lo lakuin ke ini cuma bakal bikin lo dicap jelek sama orang orang. Jadi mending, lo cepetan pergi, bawa vinylnya, balikin ke gue, dan udah cukup. Jangan temuin gue lagi.

RAY

Kenapa gitu?

KAYLA

Ck. Lo itu pura pura gak tau atau emang tolol sih?

RAY

Apa yang harus saya tahu? Hmmm?

Kayla kesal. Ia mengambil kotak makanan dihadapannya dengan paksa dan memakan brownies di dalamnya.

RAY

Gimana? Enak gak? Ini saya yang bikin.

KAYLA

(Ekspresi datar)

Wow bangga banget.

RAY

Kamu suka makanan apa? Mungkin saya bisa masakin.

KAYLA

Gak usah.

RAY

Oke. Kapan kapan.

KAYLA

Udah ah. Ada kelas.

Kayla berdiri dari duduknya.

RAY

Serius udah? Gak mau diabisin?

KAYLA

Gak!

RAY

Ya udah tunggu bentar. Bentar aja. Jangan kabur.

Ray berlalu pergi sebentar lalu kembali. Ia memberikan Kayla susu kotak.

RAY

Ini.

KAYLA

Ini apalagi? Nyogok lagi biar minjemnya makin lama?

RAY

Bukan... minum aja. Jangan ribet.

Ray meraih tangan Kayla dan memberikan minumannya. Ia berlalu pergi. Kemudian ia berhenti sejenak dan berbalik menghadap Kayla.

RAY

Oh iya. Album kamu gak bisa saya balikin abis mata kuliah pertama. Saya balikinnya sore!!

(Berlari)

KAYLA

Eh, eh, eh!! Woy! Isshhhh....

41. EXT. KAMPUS - LAPANGAN - PAGI

Ray berjalan melalui lapangan dan hendak menuju tempat parkir. Kemudian langkahnya terhenti ketika ia teringat sesuatu. Lalu matanya terbelalak. Ia tidak bergerak selama beberapa detik.

RAY

Tupperware!!

Ia berbalik dan berlari untuk kembali ke kantin.

42. INT. KANTIN - PAGI

Ray berhenti di meja tempat duduknya tadi. Tapi ia tak melihat kotak makanannya itu. Ia bahkan mencari di lantai tapi tak menemukan apa pun. Ia pun bertanya pada dua orang perempuan yang duduk dekat mejanya.

RAY

Maaf... boleh tanya sesuatu gak? Tadi saya duduk di sini. Dan ada tupperware. Tapi ketinggalan. Diantara kalian ada yang liat mungkin siapa yang ambil?

PEREMPUAN 1

Oh... itu. Dibawa tuh sama si pelakor!

(Menunjuk arah dengan dagu)

RAY

(Menatap bingung)

Pe... lakor?

PEREMPUAN 2

Iya. Cewek yang tadi sama lo. Si Kayla!

(Menyantap makanan)

RAY

O... oke. Thanks.

Ray berjalan perlahan keluar dari kantin dengan wajah bingung. Beberapa saat kemudian ia mengangkat bahu dengan sudut bibir yang ia tekan ke bawah.

43. EXT. KAMPUS - LAPANGAN - PAGI

Ray berjalan untuk kembali menuju tempat parkir. Tak jauh dari tempat parkir, ia melihat Dina berjalan menuju gedung.

RAY

(Berteriak)

Eh, Din!

(Berlari ke arah Dina)

Dina menghentikan langkahnya dan menengok ke arah sumber suara. Ia melihat Ray dan melambaikan tangannya. Lalu Ray berdiri tepat di hadapannya.

DINA

Apa?

RAY

Ini (jeda) eh gak jadi deh. Bye!

DINA

Oke..

(Hendak berjalan)

RAY

Eh Din!!

DINA

(Berbalik)

Apaaa?!

RAY

E... enggak. Gak jadi. Kayaknya gak penting juga buat gue.

(Menggaruk belakang kepala)

DINA

Apaan sih astaga... gak jelas. Ya udah, bye!

(Berbalik dan berjalan kembali)

RAY

Eh Din!!

Dina berhenti dan berbalik. Ia menghela napas panjang. Ia mengepalkan tangannya dan menekan giginya dengan kesal.

DINA

Apaaaa?! Sekali lagi lo bilang gak jadi gue pukul!!

RAY

(Menghampiri Dina dan menarik tangannya)

Gue mau tanya sesuatu tapi jangan di sini.

Saat Ray hendak pergi bersama Dina. Tiba tiba Faris datang dan menahan Dina dengan menarik tangan yang satunya lagi.

RAY

(Menengok ke arah Faris dan menghela napas)

Apa? Mau ribut? Lepasin, gue mau ngomong bentar sama Dina.

FARIS

Gak. Lo yang lepasin. Dia cewek gue.

RAY

Gue abangnya Dina. Jadi lepasin. Ini penting dan cuma bentar. Oke.

FARIS

(Terkekeh)

Abangnya? Sejak kapan Dina punya abang?! Gak! Gak akan gue lepasin.

RAY

(Membentak dengan sangat keras)

TERUUS!! TERUS AJA KAYAK GITU! GUE CUMA MAU NGOBROL BENTAR OKE?! JADI BIARIN DIA NGOBROL SAMA GUE!! CUMA KARENA DIA CEWEK LO, BUKAN BERARTI DIA HARUS TERUS BARENG SAMA LO!!

Dina memukul lengan Ray dengan mata melotot. Faris menelan ludah dan melepaskan tangan Dina.

FARIS

Oke. Pergi.

RAY

(Tersenyum manis)

Oke. Thank you! Tenang. Jangan nangis.

(Menepuk nepuk pundak Faris)

Ayo, Din!

Ray dan Dina berlalu pergi meninggalkan Faris. Sementara Faris mendengus kesal dan menggertak Ray.

FARIS

(Mengangkat kepalan tangan)

Hhhhh!!!

44. EXT. KAMPUS - TAMAN

Ray dan Dina duduk berhadapan.

DINA

Cepet. Bentar lagu gue masuk.

RAY

Mmm... gue mau nanya.

DINA

Langsung aja intinya apaaaa ih!!

RAY

Oke. Kasih tahu gue tentang Kayla. Semua yang lo tahu.

DINA

Hah?

RAY

Kasih tau aja.

DINA

Gue kan udah pernah kasih tahu. Dia itu janda, dia suka digodain banyak cowok, dia suka jalan sama cowok cowok kaya, dia mungkin dibayar mahal buat diajak tidur semalem. Dia...

RAY

Udah! Udah! Ngaco lo!

DINA

Lah. Kan lo nanya.

RAY

Oke. Cukup. Bye!

Ray berdiri dan berlalu pergi sementara Dina menatapnya heran.

45. EXT. KAMPUS - LAPANGAN.

Ray mendatangi seorang laki laki asing.

RAY

Bro! Gue boleh tanya sesuatu?

LAKI LAKI 1

Apa?

RAY

Lo tahu Kayla anak komunikasi?

LAKI-LAKI 1

Oh itu. Kenapa? Lo mau? Kalau lo mau lo harus kayak gue dulu. Soalnya gue pernah digodain sama dia. Beuh... pokoknya dia itu...

Belum sempat laki laki itu menyelesaikan ucapannya, Ray berlalu pergi sambil menggelengkan kepala.

46. EXT. KAMPUS - LAPANGAN.

Ray mendatangi satu laki laki yang sedamg berjalan menuju sebuah gedung.

RAY

Bro. Gue boleh tanya sesuatu?

LAKI LAKI 2

Tanya apa?

RAY

Lo tahu Kayla?

LAKI LAKI 2

Kayla? Anak komunikasi?

RAY

Iya. Menurut lo dia gimana?

LAKI LAKI 2

Lo tahu lah... ayam kampus. Dia cewek yang paling bisa diajak main.

(Mengangkat kedua alis)

Awalnya mungkin dia jual mahal. Tapi kalo udah dikasih (jeda)

(Menggesekkan jempol dan jari telunjuk)

Pasti mau dia.

Ray berlalu pergi.

47. EXT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI - PAGI

Ray berjalan menuju gedung ilmu komunikasi. Sebelum menuju tangga ke lantai dua, Ray harus melewati jajaran depan kelas lantai satu. Saat Ray tengah berjalan, Ray melewati beberapa perempuan yang tengah bergosip

PEREMPUAN 1

Masa katanya tadi dia ketemu sama cowok di kantin.

PEREMPUAN 2

Si Kayla? Ya... paling dia sama cowok itu ngomongin mau nginep dimana malem ini.

Ray menghentikan langkahnya.

PEREMPUAN 3

Heem. Nyari tempat biar gak ketahuan kalau jalan sama cowok yang beda tiap malem.

RAY

(Berbalik dan menghampiri mereka)

Gue sama Kayla tadi cuma makan bareng. Denger. Kalau lo gak tahu fakta dari apa yang lo omongin, mending lo diem daripada lo diketawain dan dianggap tolol sama orang yang tau cerita sebenernya.

Ray berbalik dan kembali berjalan. Ketiga perempuan tadi hanya diam dan merasa kesal.

48. EXT. INT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI LANTAI 2

Ray menaiki tangga menuju lantai dua. Kemudian ia berhenti di depan kelas Kayla. Ia melihat ke dalam. Hanya ada Kayla sedang duduk sendirian. Ia menyandarkan kepalanya di lengan yang terlipat di atas meja. Ray berjalan masuk.

RAY

Yang lainnya mana?

KAYLA

Dosennya gak akan masuk.

RAY

Kenapa masih di sini?

KAYLA

Lo juga ngapain masih di sini? Ke mana dulu kek. Nanti balik lagi kalau mata kuliah kedua udah mulai.

Ray kemudian duduk di sebelah Kayla. Wajah Kayla masih berpaling ke arah yang berlawanan.

RAY

Ini saya, Kay.

Kayla mengangkat kepalanya dan menengok ke sebelahnya. Kemudian ia menghela napas panjang.

KAYLA

Pergi ke kelas lo sendiri.

(Kembali melipat tangan dan menyandarkan kepala)

RAY

Tupperware saya kamu yang bawa?

Kayla duduk dengan tegak kembali. Kemudian ia mengeluarkan kotak makanan Ray di dalam tasnya. Memberikannya pada Ray dengan menghantamkannya ke atas meja.

RAY

Gak di abisin?

Kayla mengaitkan tasnya ke pundak dan berdiri. Kemudian ia berjalan keluar dari kelas.

49. EXT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI

Ray mengikuti Kayla sampai mereka berdua menuruni tangga.

RAY

Mau ke mana? Jalan jalan? Atau keliling kampus aja?

Kayla tidak mempedulikannya. Ia tetap berjalan dan Ray tetap mengikutinya. Kemudian mereka berdua berhenti karena dihadang oleh seorang laki laki dan perempuan.

Tanpa basa basi, laki laki itu memukul wajah Ray.

LAKI LAKI 1

Ooh ini yang marah marah gak jelas sama cewek gue?

RAY

(Terkekeh)

Denger. Bilang sama cewek kebanggaan lo itu, jangan ngomongin orang pake mulut sampahnya itu!

LAKI LAKI 1

Jaga mulut lo!

RAY

Cewek lo yang mulutnya harus dijaga!

Laki laki itu kemudian memukulnya lagi. Kali ini Ray melawan. Terjadi perkelahian diantara mereka berdua. Kayla berlalu pergi. Beberapa orang mulai berkumpul dan mencoba memisahkan perkelahian itu. Lalu satpam datang dan menghentikan perkelahian itu.

Ray merapikan kemeja dan rambutnya. Ia mengambil tas nya yang tergeletak di tanah. Ia melihat sekeliling. Tersadar bahwa Kayla tidak ada. Ia pun berjalan dan mencarinya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar