i want you to be fine (Script)
3. Tiga

25. INT. EXT. TOKO PIRINGAN HITAM PAK AMIR - MALAM

Pak Amir duduk bersama Dina dan Ray yang sedang saling diam dihadapannya. Pak Amir melipat tangan dan menatap bolak balik ke arah mereka berdua.

PAK AMIR

Udah ribut ributnya?

Ray menadah pipi dengan tangan kirinya sambil memalingkan wajahnya dari Dina. Sementara Dina melipat tangannya. Memasang wajah cemberut.

PAK AMIR

Minta maaf.

Ray mengulurkan tangan kanannya. Tapi wajahnya tetap terpaling. Dina memukul tangan Ray.

PAK AMIR

Dina...

DINA

Iya.

Dina menjabat tangan Ray dan menggoyangkannya. Tapi kemudian, ia menekan punggung tangan Ray dengan kuku jempolnya. Ray pun melakukan hal yang sama untuk membalas.

DINA

Aaaa... aaaw...

PAK AMIR

Ray...

RAY

Dia duluan, pak.

Ray dan Dina berhenti bersalaman.

PAK AMIR

(Menghela napas)

Kalian ini. Bukannya akur malah berantem terus. Bapak udah anggap Ray sebagai anak bapak sendiri. Jadi kalian berdua harusnya bersikap kayak sodara. Bukannya kayak kucing sama anjing.

DINA

Dia anjingnya.

Ray menginjak kaki Dina.

PAK AMIR

Issshhhh... udah! Udah! Sekarang keluar semuanya keluar! Kita pulang.

Pak Amir berjalan menuju pintu. Ray dan Dina mengikutinya dari belakang. Pak Amir menutup toko dan menguncinya.

RAY

Saya pamit pulang ya, pak...

PAK AMIR

Ke rumah bapak dulu. Temenin bapak main catur. Nanti kita makan malam sama sama.

Ray mengangguk sambil tersenyum. Lalu mereka bertiga berjalan bersama dengan Ray yang mendorong motornya karena rumah Pak Amir tidak jauh dari sana.

26. EXT. RUMAH PAK AMIR - MALAM

Ray memarkirkan motornya di depan rumah Pak Amir. Rumah satu lantai yang sederhana tapi terlihat sangat nyaman. Mereka bertiga berjalan bersama menuju pintu. Pak Amir mengetuk pintu beberapa kali.

RAY

Bu Amir~ ada Ray...

Bu Amir datang dan membukakan pintu.

BU AMIR

Ray... kamu mau nginep di sini?

RAY

(Terkekeh)

Nggak, Bu. Saya cuma mau numpang makan. Hehe.

BU AMIR

Boleh banget kalau itu. Ya sudah ayo! Masuk, masuk!

27. INT. RUMAH PAK AMIR

Pak Amir, Dina dan Ray masuk ke dalam rumah.

BU AMIR

Kalau gitu ibu ke dapur. Siapain makan malam yang banyak.

Bu Amir berlalu pergi ke dapur.

DINA

Aku mandi duluan ya, pak.

PAK AMIR

Iya, terserah sana. Bapak mau main catur dulu.

Pak Amir mengangkat dagunya pada Ray. Mengajaknya ke ruang tengah untuk bermain catur.

27. INT. RUMAH PAK AMIR - RUANG TENGAH

Pak Amir mengeluarkan papan catur yang terletak di bawah meja. Lalu mereka mulai bermain. Beberapa saat kemudian, dari arah dapur, Bu Amir memanggil.

BU AMIR (VO)

Dina... bantuin ibu masak!

PAK AMIR

(Berteriak)

Mandi...

RAY

(Berteriak)

Saya aja bu yang bantuin!

PAK AMIR

Eit... ini catur gimana?!

RAY

Catur bisa ditunda. Kalau masak nggak bisa.

Ray berdiri dan berlari kecil ke arah dapur dengan girang. Pak Amir terbengong. Lalu ia menggelengkan kepala dan terkekeh.

PAK AMIR

(Berteriak)

Masak yang enak!!

28. INT. RUMAH PAK AMIR - DAPUR

Ray membantu Bu Amir memasak tumis kangkung. Sementara Bu Amir memasak ikan yang suah ia beri rempah rempah.

BU AMIR

(Melihat Ray yang sedang memasak dengan lihai)

Wah... kamu kalau urusan masak lebih jago dari Dina.

RAY

Ibu bisa aja. Masa kayak gini siapa aja juga bisa.

Bu Amir mengambil sendok dan mencicipi masakan Ray.

BU AMIR

Siapa aja bisa masak. Tapi belum tentu enak kayak gini.

RAY

(Terkekeh)

Ada lagi yang harus dimasak nggak?

BU AMIR

Sambal mungkin.

RAY

Ibu mau bikin sambal apa? Ray yang bikin.

BU AMIR

Oooo... mulai sombong bisa bikin apa aja.

RAY

Hehehe.

29. INT. RUMAH KAYLA - DAPUR

Kayla memasukkan mie instan ke dalam panci dengan air mendidih. Lalu ia berjalan ke arah kulkas dan mengambil sosis. Ia memotong motongnya dan memasukkannya juga ke dalam panci. Setelah matang ia meletakkannya di mangkuk. Kayla menatap mangkuk berisi mie itu beberapa saat. Lalu ia menghela napas panjang dan membawa mangkuk itu ke meja makan.

30. INT. RUMAH KAYLA - RUANG MAKAN

Kayla meletakkan mangkuk di atas meja. Lalu ia duduk. Ia mengeluarkan ponsel yang mengganjal di saku celananya dan meletakkannya di atas meja.

Dengan malas ia makan mie instan itu sambil menatap kosong ke depan.

31. INT. RUMAH PAK AMIR - RUANG MAKAN

Dina, Pak Amir, Bu Amir dan Ray duduk bersama di meja makan. Mereka semua saling berbincang dan sesekali tertawa jika ada cerita lucu.

RAY

Masa tiba tiba dia marah cuma karena saya makan sama Dina. Karena kesel, saya pergi aja dari sana. Tapi saya bilang sama ibu kantin kalau makanan saya di bayar sama dia. Hahaha.

Dina hanya menatap sinis saat Ray menceritakan tentang kisahnya itu sementara kedua orang tuanya tertawa dengan Ray. Lalu ia menyuapkan makanan dengan ganas.

32. INT. RUMAH KAYLA - RUANG MAKAN

Kayla menghabiskan sisa kuah mie instan di mangkuk. Ia menuangkan air dari teko di atas meja. Kemudian meminumnya.

Kayla menyingkirkan mangkuk di hadapannta. melipat tangannya di atas meja dan menyandarkan kepala di atas tangannya.

33. EXT. INT - RUMAH RAY - MALAM

Ray menghentikan motornya di depan rumah. Lalu ia berjalan menuju pintu. Ia membuka kunci pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah dan kembali mengunci pintu.

Ray menyimpan tas di kamarnya. Ia mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Ia membasuh dan membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi, Ray kembai ke kamar dan mengganti pakaiannya.

34. INT. RUMAH RAY - KAMAR

Setelah memakai pakaian, Ray mengeringkan rambutnya dengan handuk. Matanya tertuju ke arah tas yang tergeletak di kasurnya. Dengan gegas ia terduduk di kasur dan membuka tas itu untuk mengeluarkan album piringan hitam yang ia pinjam. Ia menatap album itu beberapa saat dan terkekeh mengingat bagaimana cara ia mendapatkan album itu.

FLASH BACK:

Kayla berjalan menuju gerbang keluar kampus sambil memainkan ponsel.

Ray memijat dahi kemudian menghela napas

RAY

(Berteriak)

Saya punya album Chrisye

Kayla menghentikan langkahnya. Ray tersenyum puas. Lalu Kayla berbalik dan kembali menghampiri Ray.

KAYLA

L... lo punya album Chrisye? Oke. Gue kasih album gue, tapi tuker sama yang itu.

(Menyimpan ponselnya dan hendak mengeluarkan album di dalam tas)

RAY

Gak.

KAYLA

(Menempelkan kedua tangannya)

Please, gue butuh album itu.

RAY

Gak.

KAYLA

(Menghela napas)

Ya udahlah. Bodo amat.

(Berbalik)

RAY

Eh, eh, eh. Iya. Mau deh mau...

CUT BACK TO

35. INT. RUMAH RAY - KAMAR - MALAM.

Ray berdiri dari duduknya. Kemudian ia berjalan ke arah meja belajar dan meletakkan album itu di atas meja belajar. Ia juga menggantung handuk yang sedang ia pegang ke sandaran kursi. Ia merapikan rambutnya beberapa saat lalu berbaring di kasur dan memakai selimut sampai menutupi kepalanya.

36. INT. RUMAH KAYLA - RUANG MAKAN.

Ponsel Kayla berdering karena sebuah alarm. Kayla yang tertidur di meja makan itu mulai terbangun. Matanya perlahan mengerjap. Ia mengambil ponsel dan melihat jamnya. Sudah tengah malam.

Kayla bergegas bangun. Ia mencuci wajah dan menuju ruang tengah. Ia membuka ponselnya dan melakukan panggilan video kepada Papanya. Panggilan pertama tidak dijawab. Kemudian ia memanggil lagi. Panggilan kedua pun tidak dijawab. Kayla terus mencoba memanggil tapi tetap tidak dijawab. Ia meletakkan ponselnya dan menyandarkan tubuhnya di sofa.

Beberapa saat kemudian, ponselnya berdering. Dengan gegas Kayla menjawab panggilan video itu.

Kayla tersenyum manis.

PAPA

Hmmm? Kenapa? Kok tiba tiba senyum? Kenapa nelfon jam segini? Kamu besok nggak kuliah?

KAYLA

Happy birthday, Pa...

PAPA

Oooo... papa ulang tahun ya hari ini? Papa aja lupa kalau papa punya tanggal lahir.

KAYLA

Iya papa ulang tahun.

(Terkekeh)

Masa sama tanggal lahir sendiri nggak inget?!

PAPA

Papa udah tua. Nggak ada waktu buat mikirin berapa jumlah usia Papa.

KAYLA

Tapi aku masih ada waktu. Dan (jeda) aku punya hadiah spesial.

Kayla berdiri dan berjalan menuju meja kecil tempat vinyl player diletakkan. Kemudian ia meletakkan piringan hitam yang ia pinjam dari Ray dan memutarnya. Lagu Chrisye pun mulai terputar.

Kayla mengarahkan kamera depannya ke arah dirinya yang sedang berada di sebelah binyl player.

PAPA

Chrisye? Wah...

(Tersenyum gembira)

Papa kira nggak bakal punya album itu lagi karena kata mama kamu, beli gituan hambur hamburin uang.

KAYLA

Hmmm... tadinya aku mau beli. Tapi di tokonya nggak ada. Mau beli online, takut nyampenya lama. Jadi ya, aku pinjem. Ada cowok yang mau vinyl yang aku beli dan kita sepakat buat saling tuker vinylnya sehari.

(Tersenyum)

Papa tersenyum. Kayla mematikan musiknya.

KAYLA

Oke... kenapa senyum kayak gitu?

PAPA

Papa cuma seneng kamu punya temen cowok lagi...

KAYLA

Apa? Enggak. Dia bukan siapa siapa!

PAPA

Tapi kamu senyum waktu ngomongin tentang dia.

KAYLA

Pa, dia bukan siapa siapa. Aku aja baru kenal dia hari ini dan itu pun terpaksa!

PAPA

Iya... iya... jangan marah dong. Intinya, apa pun yang terjadi di dunia ini, Papa cuma berharap kamu baik baik aja. Terima kasih karena ingat sama ulang tahun Papa.

KAYLA

Papa jaga kesehatan, panjang umur dan cepet pulang.

PAPA

Denger kamu ngomong kayak gitu, Papa jadi mau cepet cepet pulang dan makan masakan kamu yang enak itu.

KAYLA

(Tertawa)

Bohong banget. Waktu itu aku nyobain aja keasinan.

PAPA

Ya, ketahuan.

KAYLA

Tuh kan gak enak.

PAPA

Udah. Sekarang, mending kita dengan lagi beberapa lagu. Habis itu tidur.

Kayla kembali menyalakan musiknya. Mereka berdua mendengarkan musik bersama.

37. INT. RUMAH RAY - KAMAR - PAGI

Ray sudah memakai pakaian yang rapi untuk ke ke kampus. Ia membawa tasnya lalu pandangannya tertuju pada album piringan hitam yang ia pinjam. Ia mengambilnya dan menatapnya beberapa saat.

RAY

(Menghela napas)

Kalau dibalikin sekarang, sayang. Lagu lagunya belum didenger semua. Oke. Nanti aja.

Ray meletakkan kembali album itu. Lalu ia berjalan menuju dapur.

38. INT. RUMAH RAY - DAPUR - PAGI

Ray memanggang roti. Lalu ia membuka kulkas untuk mencari selai. Selain selai, ia juga melihat brownies. Ia mengangguk beberapa saat dan membawa brownies itu, memasukkannya ke dalam kotak makanan sebelum dimasukkan ke dalam tas.

Ray memakan roti panggangnya dengan cepat lalu meminum air putih. Ray bergegas berlari menuju pintu. Lalu ia tertegun diam saat membuka pintu. Papanya ada di sana.

RAY

Telat. Aku mau ngampus.

PAPA

Itu yang mau papa omongin. Kapan kamu lulus?

RAY

Gak tahu. Mau nunggu DO mungkin.

PAPA

Selesaikan kuliah kamu atau Papa nggak akan kasih kamu uang lagi! Kamu pikir biaya kuliah kamu itu murah?! Udah berapa banyak uang yang kamu hamburin?!

RAY

(Terkekeh kemudian berbicara dengan nada tinggi)

Papa nggak akan hamburin banyak uang kalau papa ikutin maunya anak papa apa!!

PAPA

(Membentak)

Apa yang kamu mau?! Masak masak?! Kerja di dapur? Sekalian aja pake rok kalau kayak gitu!

RAY

(Menghela napas panjang)

Ck. Susah ngomong sama orang yang isi kepalanya gak jauh beda sama keledai.

Ray berjalan menuju motornya dan memutar baliknya.

RAY

(Bergumam)

Harusnya gue berangkat lebih pagi.

PAPA

Kamu harus lulus atau Papa gak akan biayain hidup kamu lagi!!

Ray berlalu pergi menjauhi rumah dengan motornya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar