i want you to be fine (Script)
2. Dua

15. EXT. DEPAN KELAS - MENJELANG SIANG.

Ray duduk di sebuah bangku di depan kelas sambil bermain game di ponsel. Tak lama setelah itu, dari dalam kelas keluar banyak mahasiswa. Ray berdiri dan menunggu salah satu di antara mereka.

RAY

Din!

DINA

Ck. Apaan?

RAY

Temenin gue makan.

DINA

Gak mau

RAY

Gue udah nungguin lho dari tadi.

DINA

Males ah. Bentar lagi ada kelas.

RAY

Gue traktir!

DINA

Bagus. Ayo!

RAY

Dih, giliran di traktir mau.

DINA

Kan kita gak boleh nolak rezeki.

RAY

Oke. Ayo!

(Menarik baju Dina bagian pundak)

DINA

Eh, eh, eh!!

16. INT. KANTIN - MENJELANG SIANG

Ray dan Dina duduk berhadapan sambil memakan mie goreng dan mengobrol.

DINA

Lo punya duit?

RAY

Menurut lo?!

DINA

Ih, Ray. Awas aja ya kalau nanti gue yang harus bayar!!

RAY

(Terkekeh)

Iya. Santai. Gue punya. Nih.

Ray merogoh saku kemejanya dan mengeluarkan uang. Bersamaan dengan itu, sebuah kertas yang sudah terlipat terjatuh. Dina yang melihatnya langsung mengambil kertas itu.

DINA

Kertas apaan nih!

(Mengambil kertas dengan cepat)

Bon hutang ya?!

RAY

Bukaaaan....

(Memasukkan uang ke dalam saku lalu melanjutkan makan)

Dina membuka kertas itu dan membaca isinya.

DINA

O... alamat? Alamat siapa?

RAY

Kayla!

Dina hampir tersedak saat sedang mengunyah makanannya. Ia bergegas minum.

DINA

Kayla?! Kayla yang tadi itu?

RAY

(Mengangguk sambil menyeruput mie)

Hmmm... itu.

DINA

L... lo mau ngapain ke rumah dia? Mau ngajak dia maksiat, ya?!

Tiba tiba Ray terbatuk. Ia bergegas meminum jus jeruk di sebelahnya. Kemudian ia bernapas lega dan mengelap mulut dengan punggung tangannya.

RAY

Maksud lo apaan?!

DINA

Lo... mau... GITU... ya?

(Menekankan kata 'gitu')

RAY

Gitu apaan? Gue cuma mau minjem vinyl.

DINA

Oh... gue kira mau tidur bareng.

RAY

Hus!! Lo kalau ngomong suka gak di kontrol!

DINA

Ya abisnya. Lo mau ketemu Kayla. Apa lagi yang kepikiran di otak gue kalau bukan itu.

RAY

Maksudnya?

DINA

Serius lo gak tahu? Sekampus ini banyak cowok yang godain dia dan bayar dia buat ngajak dia GITU... katanya dia itu janda. Ya... gue akui dia cakep. Jadi pantes kalau banyak yang mau. Tapi kalau manfaatin itu buat dapet duit dari ngelakuin GITU... kan...

(Mengangkat kedua pundak)

RAY

Gue laporin bokap lo ya! Anaknya suka gosip!

(Menodongkan sendok)

DINA

Ya... itu kan yang gue denger dari orang orang kampus.

RAY

Jangan ngomong sembarangan. Mungkin itu gak bener.

DINA

Hmmm... gue curiga. Kenapa lo belain dia? Lo suka ya sama dia? Udah pacarin aja. Lo lumayan cakep. Siapa tahu dikasih gratis.

RAY

Gue timpuk beneran ya!!

DINA

(terkekeh)

Iya sorry... bercanda doang. Serius amat.

Tiba tiba seorang laki laki muncul menghampiri mereka berdua. Ia adalah Faris. Pacar Dina.

FARIS

Kamu ngapain di sini sama dia?!

(Terduduk di kursi dan menatap tajam)

RAY

Ya makan lah. Masa nyari tumbal proyek!

Faris menatap tajam pada Ray.

DINA

Iya sayang... kita berdua cuma makan dan ngobrol doang kok. Kamu kan tahu aku sama Ray cuman temen biasa karena dia kenala Bapak aku.

RAY

Oke. Gue pergi aja bair gak ganggu!

(Berdiri dan menepuk pundak Faris)

(Berteriak pada ibu kantin)

Bu.... makanan yang tadi saya makan, dibayar sama orang ini ya!! Makasih!!

Ray berjalan gontai keluar dari kantin. Faris mengkertakan giginya sambil mengepalkan tangan kuat kuat.

FARIS

(Mendengus)

Sialan!

DINA

(Panik)

Sayang... e... jangan marah...

17. INT. EXT. RUMAH RAY - SORE

Ray memakai kaus dan jaket denimnya setelah mandi. Lalu ia merapikan rambutnya. Setelah itu, Ia mengambil album piringan hitam Chrisye yang sudah ia siapkan di atas meja belajarnya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia menggendong tasnya dan mengambil kunci motor dan helm. Dengan gegas Ray keluar dan menaiki motornya.

Di setiap rumah yang ia lewati, para tetangga menyapanya dengan hangat.

TETANGGA 1

Ke mana, Ray?

RAY

Rumah temen Pak...

TETANGGA 1

Hati hati...

TETANGGA 2

Ray...

(Mengangguk dan tersenyum)

RAY

Eh, Bu...

(Mengangguk)

SEORANG IBU IBU YANG LEWAT

Ke mana, Ray?

RAY

(Tersenyum hangat)

Rumah temen, Bu...

18. EXT. RUMAH KAYLA - SORE

Kayla terduduk di kursi depan rumahnya. Ia menaikan kakinya ke atas kursi dan memeluk lututnya. Kepalanya bersandar di atas lutut. Matanya menatap kosong. Di atas meja, ada teh hangat dan ponsel yang memainkan musik dengan kencang.

19. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH KAYLA - SORE.

Setelah menghentikan motornya, Ray turun dan memencet bel. Tapi tak ada respon. Ia juga mengetuk ngetuk gerbang sambil berteriak memanggil nama Kayla.

RAY

(Berteriak)

Halo... Kay! Kayla! Halo...

Kayla yang mendengar suara gerbang dipukul serta seseorang berteriak langsung mematikan musik di ponselnya. Ia berjalan gontai menuju gerbang dan membukanya.

KAYLA

Berisik!

RAY

(Melambaikan tangan dan tersenyum)

Hai... saya bawa album yang udah saya janjikan.

KAYLA

Ck. Ya udah sini buruan!

(Mengulurkan telapak tangan)

RAY

Masa kayak gitu mintanya. Sebelumnya, kalau ada tamu itu disuruh masuk dulu.

KAYLA

Buruan deh. Jangan basa basi.

RAY

(Melipat kedua tangan dan memalingkan wajah)

Mana mau saya ngasih sesuatu sama orang yang tanpa alasan jelas tiba tiba marah marah.

KAYLA

(Menghela napas kemudian tersenyum terpaksa)

Ray... kamu bawa albumnya kan? Kalau gitu mana? Saya mau pinjam.

Ray mengeluarkan album di dalam tasnya. Kayla menyambar album itu.

KAYLA

Tunggu di sini!

(Berbalik dan berjalan cepat)

RAY

E... gak mau disuruh ma...

Karena Kayla tidak mendengar, Ray berjalan masuk dan berdiri di depan pintu rumah Kayla. Beberapa saat kemudian Kayla membuka pintu. Ia terdiam ketika melihat Ray sedang berdiri di depan rumahnya.

KAYLA

Ngapain? Kan udah disuruh tunggu di sana!

(Menunjuk dengan wajahnya)

RAY

Saya mau masuk dulu. Emang gak boleh?

KAYLA

Gak. Dimana mana, tuan rumah yang mempersilakan tamu masuk. Bukan tamu yang malah masuk seenaknya.

RAY

Ya udah. Persilakan saya masuk.

KAYLA

Gak.

Ray berusaha masuk ke dalam rumah. Sementara Kayla mencoba mendorongnya agar ia keluar.

KAYLA

Pergi....

RAY

Halo! Om! Tante!! Saya temennya Kayla. Saya boleh masuk gak?!

KAYLA

Mereka gak ada. Gue tinggal sendiri! Jadi mending sekarang lo pergi...

RAY

Gak mau.

Kayla menghela napas panjang. Ia berhenti mendorong Ray. Ray pun berhenti berusaha masuk.

RAY

(Mengangkat wajah)

Hmmm?!

KAYLA

Oke. Ray... saya mau kamu pulang sekarang, oke? Gak baik kalau laki laki datang ke rumah perempuan yang tinggal sendirian. Pulang, ya?

RAY

(Melipat tangan dan menghela napas panjang, berpikir)

Hmmm....

KAYLA

(Memberikan piringan hitam dengan paksa)

Nih ambil! Pulang!

Kayla berjalan masuk ke dalam rumahnya dan membanting pintu.

RAY

Eh... Kay...

Ia melihat piringan hitam yang dipegangnya beberapa saat.

RAY

Ya udah. Saya pulang. Besok balikin ya albumnya di kampus!! Ya?! Kay?! Halo?!

Bruk... Kayla menendang pintu dari dalam.

RAY

Oke... dah...

(Melambaikan tangan)

Ray berbalik dan keluar melalui gerbang. Ia menaiki motornya dan menjalankannya dengan cepat untuk pulang.

20. INT. RUMAH KAYLA - SORE

Kayla duduk di ruang tengah sambil membuka album Ray. Ia mengeluarkan piringan hitam di dalamnya. Sebuah kertas kecil tertempel dengan selotip di sana. Kayla membaca tulisan di kertas itu.

RAY (VO)

Selamat dengar. Jangan marah marah terus. Tanpa marah marah pun saya bisa paham kamu ngomong apa. Makasih juga udah kasih pinjam vinyl punyamu. Kapan kapan saya traktir. Salam, Ray.

Kayla meremas kertas itu dan melemparnya. Ia memasang piringan hitam itu di vinyl player. Beberapa saat setelah musik bermain, Kayla mematikannya. Ia memasukkan kembali piringan hitam itu ke dalam kotak albumnya.

Kayla membantingkan tubuhnya ke sofa dan memejamkan matanya sambil memeluk sebuah bantal.

START OF MONTAGE

21. INT. RESTORAN - MALAM

Kayla duduk berhadapan dengan seorang laki laki (Ari--mantannya) ia memotret laki laki itu lalu tertawa tawa bersamanya.

22. INT. GEDUNG PERNIKAHAN

Kayla dan Ari memakai pakaian pernikahan. Lalu Kayla melempar bunga ke belakang. Orang orang dibelakangnya tampak senang dan berusaha menangkap bunga itu.

23. EXT. TAMAN KAMPUS - SIANG

Kayla duduk diam sendirian sambil memakai earphone. Ia memajamkan matanya. Orang orang berlalu lalang melewatinya tanpa peduli sedikit pun.

END OF MONTAGE

24. INT. TOKO PIRINGAN HITAM PAK AMIR - SORE

Ray masuk ke dalam toko sambil membawa plastik berisi pisang goreng.

RAY

Pak Amir~

PAK AMIR

Hmmm....

Pak Amir yang sedang merapikan rak berbalik menghampiri Ray.

RAY

Saya bawa pisang goreng. Mau nggak?

PAK AMIR

Ya mau. Duduk, duduk.

RAY

Saya pasang musik, ya...

PAK AMIR

Iya lah. Terserah.

Ray meletakkan pisang goreng di atas meja. Ia berjalan ke arah meja kecil yang di atasnya terletak sebuah vinyl player. Lalu Ray mengeluarkan album piringan hitam di dalam tasnya dan memasang piringan hitamnya di atas vinyl player.

Ray berjalan kembali menuju meja Pak Amir dan duduk di hadapannya.

Musik mulai bermain. Lalu suara Iwan Fals yang khas mulai terdengar.

PAK AMIR

(Menggigit pisang goreng sambil mengangguk)

Ooo.... kamu dapet juga vinyl nya.

RAY

Dikasih pinjem. Dia susah banget ngelepasnya. Ini juga saya rayu pake chrisye.

PAK AMIR

Repot. Kenapa nggak beli aja di toko online. Banyak yang jual.

RAY

Kalau bapak yang jualannya saya mau.

Pak Amir menggelengkan kepala. Sambil memakan pisang goreng, mereka terus mengobrol.

PAK AMIR

Kuliah mu gimana?

RAY

Masih gitu gitu aja.

PAK AMIR

Kata Dina kamu harusnya sudah lulus.

RAY

Iya. Saya lagi skripsian. Tapi capek. Revisi terus.

PAK AMIR

Heleh. Ck. Kalo dibandingin sama waktu main mainmu, lebih banyak mainnya. Emang main gak capek?!

RAY

Ini beda, pak. Bikin skripsi harus mikir keras.

PAK AMIR

Ya berarti kamunya gak mau mikir! Makannya skripsimu nggak kelar!

RAY

Iya... nanti saya kerjain...

PAK AMIR

Bagus. Seenggaknya kerjain skripsimu itu biar kamu bebas mau ngelakuin apa pun habis itu. Kalo udah selesai kan jadi gak perlu banyak mikirin ini itu lagi dan yang paling penting gak perlu bayar bayar lagi. Kamu pikir orang tuamu itu bayar ke kampus buat main sama nongkrong nongkrong gak jelas?!

RAY

Iya pak...

(Terekeh)

INSERT:

Dari luar Dina yang baru datang masuk dengan gontai usai melihat motor Ray terparkir.

Terdengar suara pintu yang terbuka dengan keras. Ray dan Pak Amir langsung menengok ke arah pintu.

DINA

Gara gara lo... gara gara lo! Lo! Loooo!!!

(Memukul mukul punggung Ray.

RAY

Aw... a... a.... Din! Apaan sih?!!

DINA

Si Faris tadi marah. Masa dia bilang

MONTAGE

Faris sedang marah marah kepada Dina tapi dengan VO Dina yang sedang menjelaskan kepada Ray.

DINA (VO)

Kamu ngapain sama si Ray itu? Kenapa kamu sering banget ketemu sama dia? Kau gak ngehargain perasaan aku? Kamu mau sama dia aja? Kamu mau kita putus?!!

END OF MONTAGE

Ray tidak kaget saat mendengar cerita Dina. Ia hanya menatap aneh pada Dina beberapa detik sebelum kemudian ia kembali menghadap meja dan mengambil pisang goreng.

RAY

(Mengunyah pisang goreng)

Oh itu masalahnya. Ya udah. Putus aja.

DINA

Rayhaaaaan!!!!!!

(Menjambak rambut Ray sampai kepala Ray terdongak)

RAY

Awh.... Din! A... a.. aaaaa!!

DINA

Lo kira hubungan gue ini benang apa? Main putus putus aja. Gue gak mau!! Pokoknya lo yang harus minta maaf dan jelasin sama dia. Awas aja kalau sampe gue beneran putus!! Pokoknya ini semua salah lo!!

RAY

Kok gue?! Apa urusannya? Kalau dia cemburu itu mah salah dia!!

DINA

Tapi dia cemburunya karena lo. Kan tadi lo yang ngajak makan. Jadi lo yang salah.

RAY

Kan lo nya juga mau. Berarti salah lo. Lagian lo juga kenapa sih punya pacar cemburuan banget? Dia takut kalah saing sama gue karena gue lebih cakep?!

DINA

Hidih cakep darimana.....

Ray dan Dina terus beradu mulut. Pak Amir yang sejak tadi melihat mereka berdua mulai jengkel. Pak Amir berdiri dan mematikan musik. Lalu ia berjalan keluar sambil menghela napas menggelengkan kepala.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar