I Kissed The Groom
1. I Kissed The Groom

1. INT. KAMAR KOST PUTRI - DAY

Kamar tampak gelap dan berantakan. Jendela dan pintu masih tertutup rapat. Suara gedoran pintu dari luar sangat keras.

Putri (22) dan Surya (38) tertidur pulas dalam satu selimut.

Suara gedoran pintu dari luar terdengar lagi.

Putri terbangun setengah sadar melihat sekeliling kamarnya yang berantakan. Baju dan celana miliknya dan Surya berserakan dilantai.

Putri melihat Surya yang tidur tengkurap disampingnya.

Putri meraih handphone diatas meja.

Jam di handphonenya menunjukkan pukul 7.30.

PUTRI

Sial aku terlambat.

(Melempar handphonenya keranjang)

(Putri yang hanya mengenakan celana dalam dan bra nya segera bangkit dan menuju kamar mandinya)

(Selesai mandi dan berpakaian seragam spg lengkap, Putri meraih tasnya dan memasukkan semua alat makeupnya)

(Putri duduk di tepi ranjang disamping Surya)

(Putri memukul pantat Surya yang tersingkap)

PUTRI

Mas.

SURYA

(Tanpa bergerak)

Heeeem.

PUTRI

Mas nanti keluar dari kosku sebelum jam 9 ya.

SURYA

(Tanpa bergerak)

Heeeem, iya.

PUTRI

(Nada manja)

Mas.

(Putri menatap dan menungggu reaksi Surya)

(Surya menunjuk celana panjangnya dilantai masih dengan posisi yang sama)

SURYA

Ambil didompet.

(Putri tersenyum lalu mengambil dompet dicelana panjang Surya dan mengambil beberapa lembar uang lima puluh ribuan)

(Putri segera keluar dari kamar dan hampir bertabrakan dengan Arya (28) yang sudah siap menggedor pintunya lagi)

(Putri mencubit perut six pack Arya)

PUTRI

(Tersenyum)

Sudah bangun mas.

(Arya kesakitan dengan cubitan Putri)

ARYA

(Berteriak pada Putri yang berjalan keluar membelakanginya)

Jangan lupa suruh dia balik sebelum jam 9

(Putri hanya mengacungkan jempolnya pada Arya tanpa menoleh padanya)

CUT TO

2. INT/EXT. TAXI ONLINE - DAY

Putri masuk kedalam taxi.

PUTRI

Pak tujuannya sesuai titik ya, nanti mobilnya nggak usah masuk mall.

SOPIR TAXI

Baik mbak.

(Mobil melaju)

(Putri memasang earphone di telinganya dan memutar lagu Whitney Houston, I Wanna Dance With Somebody)

(Putri mengeluarkan semua alat makeupnya ke kursi penumpang dan mulai merias diri)

(Pak Sopir sesekali melihat aktivitas Putri dari balik kaca spion)

(Mobil telah sampai didepan Mall)

PUTRI

Ambil kembaliannya pak.

(Menyerahkan uang limapuluh ribuan dan kelur dari mobil)

(Putri sedikit berlari menuju pintu samping mall)

(Putri masuk ke ruang loker karyawan dan meletakkan tasnya didalam loker)

(Putri melirik jam ditangannya)

PUTRI

Belum terlambat.

(Putri memasuki area toko yang masih tertutup pintu masuk pengunjungnya. Dia menuju konter parfum tempat dia bekerja seharian menawarkan parfum pria pada pengunjung)

Putri membersihkan meja conternya, merapikan parfum dan menyiapkan kertas sampel untuk pengunjung)

RINI

Aku pikir kamu terlambat hari ini, pesanku tidak kamu balas.

(Rini (22) memeluk Putri dari belakang)

(Rini melepas pelukannya dan membantu Putri menyiapkan kertas sample)

PUTRI

Hampir terlambat.

RINI

(Senyum menggoda)

Kerja keras semalam?

PUTRI

Ssssstttttt.

RINI

(Kepala mendekat)

Mas yang kemarin ya, yang mirip artis.

PUTRI

(Menghentikan aktivitasnya)

Bukan. Tidak melayani berondong, mereka kebanyakan bermain perasaan. Mending bapak-bapak, uang tidak jadi masalah buat mereka, yang penting mereka senang.

RINI

(Memeluk Putri)

Lonte ku.

(Rini dam Putri tertawa keras membuat orang sekitar menoleh pada mereka)

RINI

Jangan sampai dirimu jatuh cinta dengan mereka.

PUTRI

Tidak akan pernah sayang.

Tidak akan pernah ada cinta disana.

RINI

No kiss like in pretty women.

PUTRI

Yes, no kiss like in pretty woman.

(Rini meninggalkan Putri dan kembali ke konternya).

CUT TO

3. INT. FOODCOURT MALL - DAY

Putri dan Rini duduk menikmati makan siang mereka.

Dewi mengehampiri mereka sambil membawa makanan dan minuman.

DEWI

(Kesal)

Ngapain aja sih Put? Susah banget di hubungi.

PUTRI

Biasa Wi, lagi sibuk banget.

DEWI

Ngelonte?

(Putri dan Rini tertawa)

(Dewi menatap mereka berdua dengan wajah kesal)

DEWI

Besok jangan lupa Put, jam delapan aku jemput.

PUTRI

(Terkejut)

Pagi amat Wi, memangnya mau ngapain disana?

(Putri protes)

Bukannya agak siangan ya acara nikahannya?

DEWI

Ada acara pemberkatan dulu.

PUTRI

Harus hadir juga ya? Apa nggak pas siangnya saja Wi, waktu acara pesta.

(Dewi berhenti makan dan menatap Putri)

(Rini tersenyum)

DEWI

Put, kamu ini seperti tidak tahu bosku saja. Dia itu kan tidak punya teman dikantor dan diluar kantor, karena dirinya yang super duper galak dan nyebelin, makanya dia menyuruh anak buahnya untuk datang pagi-pagi.

(Dewi melanjutkan makan)

Kamu tega ya kalau aku dimutasi ke kalimantan.

(Ancam Dewi)

PUTRI

Iya iya. Lagipula kamu ini stok laki laki kan banyak, kenapa juga harus aku.

DEWI

Aku nggak mau memberikan harapan sama mereka. Dikiranya aku serius kalau mengajak mereka ke acara pernikahan.

PUTRI

(Tersenyum)

Ya sudah, besok jemput jam 8.

DEWI

Sip.

CUT TO

4. EXT. TAMAN HOTEL - DAY

Konsep outdor pesta pernikahan Kevin (35) dan Sylvia (34). Suasana masih tampak sepi, hanya beberapa orang yang sudah datang. Dewi dan teman-temannya sibuk mengatur tempat dan acara.

PUTRI

Aku mau rebahan sebentar ya, pusing kepalaku.

DEWI

(Menghela napas)

Sudah dibilangin jangan cari order dulu, nekat sih.

(Putri mencubit Dewi. Dewi kesakitan)

PUTRI

Begadang sama Arya di Tugu.

DEWI

Kalian itu harusnya pacaran, bukannya sok-sok an bikin embel embel adik kakak.

PUTRI

Sudah ah, pusing ini.

DEWI

Ke mobil saja.

PUTRI

Jauh, aku cari ruangan kosong saja.

DEWI

Ya sudah, lima menit Put.

PUTRI

Iyaaa.

CUT TO

5. INT. RUANG RIAS PRIA - DAY

Putri memasuki sebuah ruangan yang dia kira kosong. Dia memperhatikan sekitar, lalu tersenyum melihat sofa. Segera Putri duduk disofa dan menyadarkan kepalanya untuk tidur sebentar. Putri yang hampir terlelap, terbangun begitu mendengar suara siraman air kloset dari dalam kamar mandi. Putri segera bangkit bersamaan dengan Kevin keluar dari dalam kamar mandi. Mereka saling bertatapan, terkejut.

PUTRI

Sembunyi juga?

(Putri kembali duduk dan merebahkan kepalanya kembali lalu menutup mata)

(Kevin tersenyum lalu duduk disamping Putri)

PUTRI

Bvlgari Pour Homme.

(Masih memejamkan mata)

(Kevin terkejut lalu tersenyum)

KEVIN

Bagaimana kamu tahu?

PUTRI

Pekerjaanku.

(Kevin mengangguk, lalu menyelipkan selembar kertas yang dari tadi dibawanya ke kantong kemejanya)

PUTRI

Tamu?

KEVIN

Bukan.

PUTRI

Wedding singer?

(Kevin tertawa)

(Putri membuka mata karena terkejut lalu menatap Kevin)

PUTRI

Oooooh.....mempelai pria?

(Kevin tersenyum dan mengangguk)

(Putri bangkit berdiri)

PUTRI

(Tersipu malu)

Maaf mas, lancang masuk....

(Kevin menarik tangan Putri yang hendak meninggalkannya)

KEVIN

Nggak apa-apa, santai saja.

(Dengan ragu Putri kembali duduk disampingnya)

KEVIN

Kevin.

(Kevin mengulurkan tangannya pada Putri)

PUTRI

Putri

(Putri meraih tangan Kevin)

(Kevin menyalakan rokok, menghisapnya dan menerawang kedepan)

KEVIN

Kamu kenapa berada disini Put?

PUTRI

Mempelai prianya menghilang, mereka baru mencarinya.

(Kevin tertawa)

(Putri menyandarkan kepalanya dan menutup matanya lagi)

PUTRI

Kepalaku pusing mas, mau rebahan sebentar.

(Kevin menatap Putri, lalu dia meraih sekaleng bir disampingnya, membukanya dan menawarkan pada Putri yang sedang menatapnya)

KEVIN

Untuk pusingmu.

(Putri ragu sebentar, lalu merubah posisi duduknya menjadi tegap, meraih bir dari tangan Kevin, dan meneguknya dua kali lalu memberikan bir pada Kevin)

PUTRI

Mas Kevin kenapa juga masih disini? Bukannya sebentar lagi acara mau dimulai.

(Kevin meneguk bir beberapa kali sebelum menyerahkan pada Putri)

(Putri menolak, Kevin meletakkan bir di meja sampingnya)

(Putri kembali merebahkan kepala dikursi. Ditatapnya Kevin yang menerawang kedepan membiarkan rokoknya terbakar ditangannya)

(Putri kembali menutup matanya)

KEVIN

Kamu anak kantornya Cyntia?

PUTRI

Bukan mas, temenku Dewi yang anak buahnya bu Cyntia, aku hanya menemani dia.

(Putri menatap Kevin yang menikmati rokoknya sambil memikirkan sesuatu)

PUTRI

Ada masalah apa mas?

(Kevin terkejut, mereka saling menatap)

KEVIN

Maksudmu?

(Putri kembali menutup matanya)

(Kevin menatap Putri menunggu jawaban darinya, namun Putri tak bergeming)

KEVIN

Aku baik-baik saja.

PUTRI

Tegang atau ragu-ragu.

(Kevin meneguk birnya lalu menatap Putri)

KEVIN

Aku baik-baik saja.

(Menegaskan)

PUTRI

(Tersenyum)

'Aku baik-baik saja', seperti itulah ucapan mereka sebelum mereka memasang wajah sedihnya lalu mulailah semua keluar.

(Kevin menghisap rokok terakhirnya lalu mematikannya. Dia menatap Putri tajam)

KEVIN

Mereka?

Kekasihmu?

Berapa banyak mereka?

(Putri membuka matanya, pandangnya menerawang ke langit langit lalu tersenyum)

PUTRI

Definisikan kekasih?

(Kevin tertawa)

(Putri terkejut dan menatap Kevin)

PUTRI

Kenapa? Ada yang lucu? Jangan bilang pernikahan ini adalah perjodohan.

@Mereka saling menatap)

KEVIN

(Menggeleng)

Panjang ceritanya Put.

PUTRI

Aku belum pernah pacaran, jadi jangan mencari jawaban padaku.

KEVIN

Mereka?

(Putri menutup matanya lagi, lalu membuka matanya lagi dan menatap Kevin yang sedari tadi menungggu jawaban darinya)

PUTRI

Mas Kevin benar-benar ingin tahu jawabannya?

(Kevin tersenyum dan mengangguk)

KEVIN

Kalau kamu tidak keberatan.

(Putri menatap Kevin, menyakinkan dirinya)

PUTRI

Pernah melihat film Pretty Woman?

(Kevin menggeleng)

(Putri menghela napas panjang, tampak kecewa)

PUTRI

Para lelaki yang hanya mencari kesenangan dan kepuasan dengan uang, tanpa dipusingkan dengan hubungan percintaan.

(Kevin terdiam menatap Putri, mencerna kalimat Putri lalu mengangguk paham)

PUTRI

Bukan sesuatu yang aku banggakan dan benarkan.

KEVIN

Terimakasih mau menceritakan padaku, bukan sesuatu yang biasa kamu bagi ke sembarang orang.

(Putri tersenyum)

PUTRI

Terimakasih tidak menghakimiku.

KEVIN

Aku tidak mengenalmu, jadi aku tidak berhak.

KEVIN

Tapi kenapa aku? atau jangan jangan ini semacam trik untuk...

(Putri menatap Kevin kesal, lalu memukul Kevin dengan bantal sofa)

PUTRI

Aku bisa mendapatkan yang lebih baik.

(Kevin tertawa)

KEVIN

Jadi ada kriteria fisik ternyata.

PUTRI

Fisik uangnya.

(Kevin tertawa)

(Putri menatap Kevin lalu ikut tertawa)

KEVIN

Kamu tidak takut.

PUTRI

Tidak semua pria yang aku temui dan berduit aku tiduri. Mereka...

KEVIN

Pelanggan tetap.

(Putri terkejut dengan ucapan Kevin)

KEVIN

Maaf.

PUTRI

(Tersenyum)

Kenapa? Memang itulah kenyataannya mas. Hanya...

(Mereka saling menatap)

KEVIN

Hanya?

PUTRI

Hanya saat mas Kevin mengucapkannya ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Ah lupakan, aku sudah terbiasa bercanda seperti ini dengan sahabatku.

(Kevin tersenyum)

KEVIN

Kamu tidak takut jatuh cinta dengan mereka?

(Putri menatap Kevin keheranan)

PUTRI

Aku seperti diinterogasi.

(Kevin tertawa)

KEVIN

Maaf, tapi aku janji ini pertanyaan terakhir.

PUTRI

Janji? Setelah ini mas Kevin keluar dan menuju altar.

(Kevin mengangguk)

PUTRI

Aku tidak pernah berciuman dengan mereka, sebuah aturan yang sampai saat ini aku pegang dan berhasil menghindariku jatuh cinta. Apa yang aku lakukan adalah kesalahan, dan aku tidak mau ada cinta yang tumbuh disana saat aku membuat kesalahan itu.

(Mereka terdiam)

(Putri menatap Kevin yang kembali melamun)

(Putri bangkit berdiri, lalu memberi isyarat pada Kevin untuk berdiri)

PUTRI

Berdiri.

(Putri menarik tangan Kevin agar berdiri)

(Lalu dengan telaten Putri memasang kembali dasi yang terlepas dan merapikan jas Kevin)

PUTRI

Ini hari bahagiamu mas, semangat dan tersenyumlah. Dari yang aku dengar, kalian adalah pasangan yang sempurna, seperti Ken dan Barbie, punya segalanya yang orang impikan.

(Putri selesai merapikan baju Kevin mundur selangkah dan menatap Kevin dari atas sampai ke bawah)

PUTRI

Sempurna.

KEVIN

Lalu kenapa kamu yakin aku sedang memiliki masalah.

(Putri tersenyum)

PUTRI

Adakah?

(Mereka terdiam lama)

PUTRI

Mungkin aku salah mengira mas. Pergilah, pengantinmu menunggu dibalik pintu.

(Putri memegang tangan Kevin lembut, menenangkannya)

(Putri kembali duduk dan merebahkan kepalanya lalu menutup matanya)

(Kevin masih berdiri ditempat yang sama menatap Putri)

(Lalu tiba-tiba, dengan tangan kiri berpegangan pada tangan sofa dan tangan kanan pada punggung sofa Kevin mencium lembut bibir Putri)

Putri membuka matanya terkejut menerima ciuman Kevin dan wajahnya begitu dekat dengan wajah Kevin.

Putri tidak menolaknya, bahkan saat Kevin perlahan melepas ciumannya dan mereka terdiam dengan wajah yang sangat dekat, tiba-tiba Putri mendekatkan bibirnya ke bibir Kevin lalu mereka kembali berciuman mesra.

Putri bangkit berdiri selesai berciuman dengan Kevin, dan tanpa sepatah katapun dia meninggalakan Kevin sendirian diruangan itu.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar