I AM AN AUTISTIC GIRL
1. KEBERANGKATAN KE BANDUNG

FAde In:

1. INT. KAMAR ANANDYA - PAGI

Hari ini adalah hari pertama Anandya keluar dari rumah. Ia diterima kuliah di Bandung, tepatnya di Fakultas Ilmu Hayati terbaik di Kota Bandung. LS. Tampak suasana kamar yang penuh dengan barang-barang. Anandya dan Bunda sedang merapikan barang-barang ke dalam koper untuk mereka bawa ke Bandung. MS. Anandya sedang memasukkan alat-alat melukisnya ke dalam box. Ia menatap bundanya sambil tersenyum.

ANANDYA

Bunda tenang saja, Dya pasti bisa menjaga diri dengan baik di Bandung.

BUNDA

Oh ya? Percayakah kamu sayang? Bunda meragukan itu!

Bunda tersenyum meledek Anandya putri sulungnya sambil berjalan ke arah pintu kamar. LS. Suasana berberes di kamar Anandya.

DISSOLVE TO :

I AM AN AUTISTIC GIRL

 (JUDUL)

2. INT. RUMAH ANANDYA - PAGI

Suasana seluruh keluarga membantu Anandya mengemas barangnya. LS. Tampak ayah yang sibuk menurunkan kanvas lukisan kesayangan anaknya. Tampak juga Adiknya (Anantari) sedang membantu Bunda melipat sprei dan selimut lalu memasukkannya ke dalam kardus. CS. Tangan Anandya membawa kardus berisi alat lukis. MS. Anandya meletakkan kardus tersebut di atas kursi. Suasana membereskan barang-barang pindahan Anandyapun berlanjut.

ANANDYA (V.o)

Perkenalkan, namaku Anandya Dianti Parmadita. Orang-orang biasa memanggilku Dya atau cukup “Dy” saja. Kata bunda nama adalah doa. Maka arti namaku adalah sempurna, istimewa dan pandai. Dan sepertinya doa Ayah dan Bunda terkabul, karena aku memang tumbuh dengan fisik sempurna dan otak yang istimewa, ya aku adalah satu diantara banyak individu yang tumbuh dengan Autism Spectrum Disorder. Aku memiliki Ayah dan Bunda yang luar biasa. Aku yang tampak hari ini adalah aku yang mereka tempa belasan tahun lamanya.

FADE IN : FLASHBACK

3. INT. RUANG PERIKSA DOKTER – PAGI

LS. Tampak Ayah, Bunda, dan Anandya duduk berhadapan dengan dokter. Hari itu mereka memberanikan diri untuk melakukan pemeriksaan terakhir untuk menentukan diagnosis. Tampak Bunda yang terlihat jauh lebih gugup dari Ayah. MS. Sedangkan Anandya tidak bisa tenang memaikan mainan yang ada di atas meja dokter.

DOKTER ANAK TUMBUH KEMBANG

Kita sudah lakukan observasi selama 3 tahun ya Bu, Pak! Sekarang sudah saatnya kita memastikan diagnosis untuk Anandya. Apakah ibu dan bapak siap memulai asesmen ini?

Bunda

Siap nggak siap, harus siap.

MS. Bunda menatap Ayah dengan tatapan ragu. Ayah mengangguk untuk meyakinkan Bunda bahwa semua akan baik baik saja. LS. Dokterpun mengajak Anandya masuk ke dalam ruangan bermain. Dua orang terapis telah menunggunya di dalam. Ayah dan Bunda diminta untuk menunggu di luar. Anandya masuk dengan gerak kaki yang antusias. MS. Dokter menutup pintu dan memberikan gestur bahwa semua akan baik baik saja.

                                 FADE OUT : FLASHBACK

4. EXT. HALAMAN RUMAH ANANDYA - PAGI

LS. Anandya dan keluarga mulai memasukkan beberapa barang yang sudah siap diangkut ke atas mobil pengangkutan yang mereka sewa. Hari ini mereka akan pergi ke Bandung untuk meletakkan barang-barang Anandya sebelum semester baru dimulai.

ANANDYA (V.o)

Hari ini adalah hari pertamaku meninggalkan rumah untuk waktu yang sangat lama. Ya, katanya kuliah S1 itu bisa 3-4 tahun. Meskipun hanya Jakarta dan Bandung, tapi ini adalah pengalaman yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Dan mungkin ini adalah hal yang berat untuk Bundaku, Mrs. Posesif. 

MS. Anandya mendekati bunda.

ANANDYA

Sepertinya semua sudah ya Bun?

BUNDA

Sepertinya… Ah, tapi Jakarta Bandung kan dekat Dy! Kalau ada yang tertinggal, Bunda akan dengan senang hati mengantarkannya.

ANANTARI

Lah, kan ada jasa kirim Bun. Ya tinggal dikirim aja keleus!

AYAH

Kamu kayak nggak tahu Bunda aja sih Dek! Posesif level internasyienel.

MS. Ayah menepuk bahu Tari dan mereka berdua meledek Bunda yang memang sangat posesif kepada Anandya. Sepertinya Bunda belum begitu yakin untuk melepas putrinya yang autis ini mandiri menghadapi dunia. LS. Bunda memainkan mimiknya merespon ledekan Ayah dan Tari. Sedangkan Anadya tersenyum sambil memasukkan tas ke dalam mobil mereka.

DISSOLVE TO :

5. INT. MOBIL - SIANG

MS. Keluarga kecil ini memulai perjalanan mereka ke Bandung. CS. Ayah duduk dikursi kemudi sambil memperhatikan secara detail peta perjalanan ke Bandung di Google Maps. MS. Bunda masih sibuk dengan perintilan ini itu yang ia susun di bawah kaki. MS. Anandya yang sudah duduk tenang dengan buku sketsa dan spidolnya. Ia sedang menenangkan suasana hatinya dengan menggambar sesuatu. MS. Sedangkan Tari sibuk menata bantal-bantal, makanan ringan di sekitarnya. Memang Tari lebih mirip dengan Bunda, dan Dya mirip dengan Ayah.

ANANDYA (V.o)

Aku beruntung lahir di tengah-tengah keluarga ini. Memiliki bunda yang sangat luarbiasa, meskipun seringkali ia berubah menjadi monster Ketika mulai frustasi dengan keadaan. Tapi, satu hal yang aku salut padanya adalah keinginan kerasanya untuk mengubah hal yang dia rasa buruk, menjadi hal yang lebih baik. Bunda adalah salah satu manusia yang mudah sekali mengakui kesalahan. Itu mengapa kenangan buruk bersamanya, mudah untuk aku maafkan.

BUNDA

Duh tadi ditaruh di mana ya? (Mencari sesuatu)Nah ketemu!

CS. Mengambil handsanitizer yang baru dan meletakkannya di tempat biasa dengan mengganti botol sebelumnya

AYAH

Untung ini hari kerja, kalau weekend berangkat jam segini, macet bos!(Meletakkan handphone di tempatnya)

BUNDA

Kunci udah? Semua udah dikunci kan yah?

AYAH

Udah bosque! (geleng-geleng kepala)

ANANTARI

Bunda selalu ribet deh ah!(masih menata tempat ia duduk agar nyaman)

BUNDA

Sesama tim ribet tidak boleh saling melempar komentar!

CS. Bunda membalik badan dan memainkan gesturnya menanggapi komentar Tari. Ia melihat Anandya yang sibuk dengan sketsanya sambil tersenyum. LS. Jalan menuju tol dari Jakarta ke Bandung. Perjalananpun di mulai. Mobil melaju menyelusuri tol.

FADE IN : FLASHBACK

6. INT. MOBIL – PAGI

LS. Tampak Ayah dan Bunda dengan keribetannya bersiap berangkat mengantarkan Anandya terapi saat ia berusia 8 tahun. Anantari yang saat itu berusia 2 tahun sibuk bolak balik ke depan dan belakang. Ia tidak betah duduk di car seatnya. MS. Tampak Anandya sedang sibuk mencoret buku gambarnya dengan crayon. Alat-alat mewarnaninya berserakan di mobil.

AYAH

Hari ini jadwal evaluasi ke dokter tumbuh kembang ya Bun? Ke psikolog nggak sekalian?

Bunda

Kalau nanti ada slot, kata mereka kita akan disempelin. Soalnya perlu juga untuk mengevaluasi perilaku Dya belakangan ini (Bunda menatap Dya yang sedang mengamuk karena gambarnya tercoret).

AYAH

Kenapa ya belakangan Dya emosi banget kayak gitu! (Sambil melirik ke kaca spion utama mobil)

Bunda

(Mengambil Tari dan memangkunya)Iya, emosi Dya belakangan ini sulit dikendalikan. Sukanya marah, melting down, ya kayak mood swing gitu yak an?

AYAH

Semoga nanti kita menemukan jawabanlah!(Sambil memutar kendali mobil masuk ke area rumah sakit)

LS.Mobil terparkir dengan baik dan mereka keluar dari mobil.

         

CUT TO :

7. INT. RUMAH SAKIT - PAGI

LS. Bunda mendaftarkan Anandya ke resepsionis Rumah Sakit. Sedangkan Ayah menggendong Tari dan menggandeng Anandya membawa mereka duduk di ruang tunggu. MS. Perawat meminta bunda untuk menunggu di depan ruang dokter.

BUNDA

Psikolognya gimana tante? Bisa diselipin?(sambil mengambil map file yang diberikan perawat)

PERAWAT

Penuh mam! Belum ada yang cancel. Nanti saya kabarin ya!(sambil mengecek di layar komputernya)

LS. Bunda berjalan menuju Ayah, Dya, dan Tari. Ia ikut duduk di dekat mereka menunggu dokter memanggilnya. MS. Perawat masuk ke dalam ruang dokter menyerahkan file.

BUNDA

Psikolognya masih full! Kalau seandainya ada aja yang cancel, kita bisa dijadwalin masuk Yah!

AYAH

Berdoa saja… Atau mungkin harus sabar sampai datang jadwal kita Bun!

MS. Perawat memberikan kode kepada Bunda dan Ayah untuk masuk setelah pasien di dalam selesai. LS. Suasana ruang tunggu Rumah Sakit Poli Tumbuh Kembang Anak.

PERAWAT

Atas nama Anak Anadya Dianti Parmadita? (melirik ke arah Bunda)

BUNDA

Meluncur! (Bunda tersenyum ke arah perawat yang memanggilnya)

LS. Keluarga itu masuk ke dalam ruang dokter.

CUT TO :

 

8. INT. RUMAH DOKTER - PAGI

MS. Tampak dokter sedang membuka file laporan perkembangan Anandya di komputernya. LS. Anandya duduk di atas kursi kecil di pojok ruangan Bersama adiknya. Ayah menemani mereka berdua di sana. MS. Bunda duduk berhadapan dengan dokter.

DOKTER TUMBUH KEMBANG

Lagi kurang oke ya ceritanya? (sambil mengetik sesuatu)

BUNDA

Ya begitulah Dok! Apa karena baru adaptasi dengan sekolah ya? Ini kali pertama ia masuk sekola yang isi kurikulumnya ampun Dok! Nggak dikasih napas kitanya. Karena kemarin belajar A, besok bisa belajar B-C-D, terus ujian (curhat bunda dengan gesturnya yang khas).

DOKTER TUMBUH KEMBANG

Wajar sih Bund! Anak tipikal saja adaptasi sekolah sulit, apalagi anak autis. Semua butuh proses. Apalagi sekarang Dya sudah masuk pre pubertas (sambil menyodorkan flyer informasi terkait pre pubertas pada anak)Jadi, sangat wajar sekali dia mengalami gangguan mood dan jadi emosian!

BUNDA

(Mengangguk dan mengambil flyer itu) Iya Dok, saya menduga juga ke arah sana. Dan kalau sudah begitu, kita tidak bisa mengendalikan hormone yang alami memang akan dilepaskan ya Dok?

DOKTER TUMBUH KEMBANG

Ya tepat sekali! Yang bisa dilakukan adalah bagaimana meregulasi emosinya dan emosi orangtuanya (melirik sambil tersenyum). Bagaimana Bundanya yang luar bias aini harus bisa ekstra sabar dan sabar lagi memahami bahwa ini semua di luar kendali gadis autis yang cantik itu!(Menunjuk ke arah Anandya yang sibuk memainkan mainan yang ada di meja kecil)

BUNDA

(Melihat ke arah Ayah dan memberi kode untuk sama-sama melakukannya) Iya Dok, berarti kuncinya ada di kami ya!

LS. Dokter mengangguk dan tersenyum. MS. Perawat masuk memberikan berkas. Dokter mengajak Anandya untuk masuk ruang observasi.  

FADE OUT : FLASHBACK

9. INT. MOBIL - SIANG

LS. Mobil berjalan memasuki kota Bandung. MS. Dya mulai fokus pada pemandangan di luar kaca mobil. MS. Tari tertidur pulas. MS. Ayah sedang fokus menuju alamat yang ia cari. MS. Bunda sedang sibuk chat dengan Tante Bintang.

ANANDYA (V.o)

Orangtuaku adalah orangtua yang selalu berusaha melakukan yang terbaik. Meskipun bagi mereka ini belum seberapa. Tapi bagiku, mereka telah melakukan banyak hal yang luarbiasa, terutama bunda. Ia harus berusaha kerasa mengalahkan dirinya, egonya, dan mengontrol emosinya. Ia tak mau rasa frustasinya aku terima sebagai rasa yang sama. Meskipun itu seringkali terjadi, karena bagiku itu manusiawi. Ibu tetaplah ibu, meskipun ia seperti malaikat, ia tetap bukanlah malaikat.

 

BUNDA

Ah, beruntung banget aku punya sahabat segercep Bintang! Tahu nggak Kak? Bunda ACC kakak kuliah di Bandung ya karena ada Tante Bintang dan Om Daka. Nggak kebayang kalau Kakak lulus di tempat yang Bunda takt ahu apa-apa di sana. Ambyar!(menengok ke arah Anandya)

AYAH

Untuk bundamu yang super duper posesif ini, tempat kuliah mu ini sudah pilihan yang paling berat Kak! (Ayah menyindiri bunda)

ANANDYA

Nggak kebayang kalo Dya lulus di Jakarta Yah! Pasti Bunda yang anterin aku tiap hari ke kampus (tertawa kecil).

BUNDA

Ih pada suka ngebully Bunda deh kalian! (menyubit kuping Ayah).

LS. Keluarga ini tertawa Bersama. Tari terbangun dan kebingungan. Suasana keluarga Bahagia di dalam mobil.

ANANDYA (V.o)

Dan beruntungnya dalam setiap episode frustasi Bunda, selalu ada Ayah yang menemani dan berusaha kerasa memahami. Aku beenar-benar beruntung. Keluarga sudah bekerjasama cukup kerasa untuk membantuku. Termasuk adikku satu-satunya, adik kesayanganku bernama Anantari Danastri Paradista yang berarti Perempuan cantik yang memiliki cita-cita tinggi dan selalu bersemangat. Ya, itulah dia. Adik yang selalu ada untukku, apapun keadaannya.

MS. Tampak Tari yang sedang mengambil roti milik kakanya dan tersenyum usil. LS. Mobil masuk ke dalam sebuah coffee shop. CS. Plang bertuliskan :

NISMARA COFFEE SHOP & ART STUDIO

CUT TO : 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar