Guzel: Skenario
8. KEMATIAN III

1. Ext. Borneo Psychiatric Hospital-Lorong-Siang-Satu Minggu Kemudian

Guzel telah kembali menjadi gadis normal. Penampilannya sudah kembali rapi. Pikirannya pun terasa lebih lapang. Ia telah menemukan seorang sahabat. Tempat yang membuatnya nyaman. Orang-orang yang membuatnya nyaman. Serta cinta. Entahlah, apa itu Sakti atau Dokter Chris yang selama seminggu ini lebih sering menghabiskan waktu dengannya ketika ia sedang tidak bertugas. Sakti, mengingat kondisi Guzel telah membaik, ia mengejar keterlambatannya di kampus. Sesekali, ketika jadwalnya kosong, ia berkunjung ke rumah sakit.

Terlihat Guzel dengan Suster Gebby tengah berjalan di lorong rumah sakit. Beberapa pasien berpapasan dengan mereka.

SUSTER GEBBY

Sudah sepuluh tahun dia ada di sini. Saya masih ingat, waktu itu tahun pertama saya di sini,

Bella masih sangat muda. Cantik. Persis seperti nona Guzel.

Orang tuanya mengirimkannya ke sini, setelah itu mereka tidak pernah balik lagi.

Sekali pun.

(hening)

Bella tidak pernah benar-benar terganggu jiwanya. Mungkin tidak sampai setahun,

dia sudah diperbolehkan untuk kembali pulang.

Namun, dia bersikeras untuk tetap berada di sini. Baginya, dunia luar sudah tidak ada.

Tidak ada cinta yang akan ia kejar.

Guzel mendengarnya dengan seksama.

SUSTER GEBBY (CONT’D)

Mungkin setelah mengenal nona Guzel, suatu saat dia akan berubah pikiran

dan menerima ajakan nona Guzel untuk tinggal bersamanya.

Seorang perawat berpapasan dengan mereka. Suster Gebby menyapanya. Namun, ketika melihat Guzel, perawat tersebut menundukkan wajahnya dan terus berjalan. Guzel ingat. Ia adalah perawat yang sempat diancam Guzel beberapa bulan yang lalu. Guzel merasa kasihan.

DISSOLVE TO:

2. Ext. Borneo Psychiatric Hospital-Pantai-Senja

Ombak berarak pelan menyapa pasir. Nyiur melambai di bawah cahaya jingga. Beberapa perahu berjajar di bibir pantai. Guzel dan Dokter Chris baru saja melepas Sakti yang hanya sempat berkunjung sebentar.

Mengingat keduanya tidak ada kegiatan lain, mereka memutuskan untuk menikmati senja di bibir pantai. Guzel dan Dokter Chris duduk di bibir pantai. Keduanya tidak berbicara apa-apa. Sibuk menikmati udara pantai dan suara deburan ombak yang terdengar begitu damai.

Cukup lama keduanya tidak berbicara apa-apa. Seolah komunikasi terjalin melalui batin. Guzel menyandarkan kepalanya di atas bahu Dokter Chris. Dokter Chris tersenyum.

DOKTER CHRIS

Jadi, ini alasan kamu tidak mau pergi?

GUZEL

Iya. Saya sudah terlanjur nyaman berada di sini.

DOKTER CHRIS

Tempat ini memang indah. Nyaman. Damai.

Sayangnya dijadikan sebagai rumah sakit jiwa dan penjara.

Hal itu membuat pulau ini menjadi sangat mengerikan.

GUZEL

Dokter Chris kenapa memilih untuk menjadi seorang dokter jiwa.

Bukannya pekerjaan itu terlalu beresiko? Padahal, jadi dokter biasa aja lebih keren loh.

Dokter Chris tertawa.

DOKTER CHRIS

Semua pekerjaan itu keren kok kalau setiap orang melakukan profesi mereka dengan hati,

mencintai profesi mereka, tidak hanya sekadar mencari nafkah.

(hening)

Dokter jiwa memang berbeda dengan dokter lain.

Mereka menyembuhkan apa yang ada di dalam diri pasien.

Yang tak terlihat. Dan itu sangat luar biasa bagi saya.

Guzel menarik kepalanya, menatap Dokter Chris.

GUZEL

Terima kasih, Dok.

Dokter Chris melirik Guzel. Tatapan mereka beradu. Senyum pun beradu. Perlahan, wajah mereka saling mendekat. Semakin dekat. Dan di bawah sinar matahari senja, bibir mereka beradu dan saling mengecup.

DISSOLVE TO:

3. Int. Borneo Psychiatric Hospital-Ruang Inap Umum-Pagi

Guzel terlihat sedang menemani Suster Gebby untuk mengecek kondisi pasien di ruangan inap. Guzel bertugas membawa peralatan yang dibutuhkan oleh Suster Gebby. Ada 4 pasien di ruangan itu. Keseluruhannya laki-laki. Ada yang tiduran, nanar menatap langit-langit. Ada yang tersenyum-senyum. Ada yang jongkok. Ada lagi yang sedang berbicara dengan teman khayalannya.

Dari pintu masuk, terlihat perawat yang kemarin berpapasan dengan Guzel dan Suster Gebby. Suster Gebby menyapanya. Guzel melirik. Suster Julia melirik. Mereka saling tersenyum.

SUSTER GEBBY

Eh, suster Julia. Bagaimana perkembangan Pak Haris, Sus.

SUSTER JULIA

Jauh lebih baik dari yang seminggu lalu, Sus.

Sekarang beliau udah bisa diajak ngobrol.

SUSTER GEBBY

Syukurlah.

Tiba-tiba...

PASIEN (O.S)

(berteriak)

Saya tidak pernah main-main dengan janji saya.

Saya berjanji, jika saya diberi kesempatan untuk memimpin,

daerah ini akan menjadi lebih baik.

Terlihat seorang pasien yang sedang tiduran yang baru saja berbicara. Guzel menoleh. Suster Julia tersenyum. Ia mendekatkan kepala kepada Guzel.

SUSTER JULIA

(berbisik)

Biasa, mantan calon bupati.

Guzel mengangguk-angguk paham. Suster Gebby tersenyum.

SUSTER GEBBY

Saya permisi dulu ya, Sus.

Suster Julia mengangguk. Suster Gebby berjalan diiringi Guzel. Guzel tersenyum ke arah Suster Julia. Suster Julia membalasnya.

Di lorong, Guzel melihat Dokter Chris sedang menenteng sebuah buku. Guzel tersenyum sendiri. Ketika berpapasan, dokter Chris menghentikan langkahnya.

DOKTER CHRIS

Saya boleh pinjam nona Guzel sebentar, Sus?

Suster Gebby diam, tidak mengangguk atau menjawab. Ia melirik Guzel. Lalu, dia berjalan begitu saja.

DOKTER CHRIS

Hai.

GUZEL

Hai, Dok.

Dokter Chris berjalan menuju taman, tepat di depan kamar inap Guzel dulu.

GUZEL

Ada apa nih, Dok?

DOKTER CHRIS

Nggak. Lagi bosan aja.

Ada ekspresi pengharapan dari wajah Guzel. Berharap bahwa Dokter Chris akan menyatakan perasaannya kepadanya.

Dokter Chris duduk di atas kursi taman di bawah pohon. Guzel duduk di sebelahnya. Dokter Chris membuka bukunya. Tidak berbicara apa-apa. Guzel salah tingkah.

GUZEL

Buku apa sih, Dok?

DOKTER CHRIS

Psikologi

GUZEL

Dokter suka baca buku seperti itu?

Dokter Chris melirik heran.

DOKTER CHRIS

Kamu kok jadi aneh seperti ini?

Guzel cengengesan. Dokter Chris mengerutkan dahinya.

DOKTER CCHRIS (CONT’D)

Kamu kenapa? Ada yang mau diomongin? Ngomong aja nggak apa-apa.

Dokter Chris menutup bukunya, mengalihkan perhatiannya sepenuhnya terhadap Guzel. Guzel semakin salah tingkah.

GUZEL

Nggak ada, Dok.

DOKTER CHRIS

Serius?

Guzel mengangguk kaku. Dokter Chris membuka bukunya kembali. Tiba-tiba...

GUZEL

(antusias)

Saya... jatuh cinta sama dokter.

Semakin keujung, semakin pelan suaranya. Namun, dokter Chris mampu menangkap kata-kata itu dengan jelas. Dokter Chris melirik Guzel sambil menutup bukunya. Guzel merasa lega sekaligus takut dengan sikapnya yang terlalu berterus terang akan membuat Dokter Chris tidak nyaman.

Cukup lama Dokter Chris memandang Guzel. Wajahnya memasang ekspresi kaget.

DOKTER CHRIS

Saya... menyukai kamu.

Bibir Guzel bergerak membentuk senyum.

DOKTER CHRIS (CONT’D)

Tapi, saya sudah beristri.

Guzel menatapi wajah Dokter Chris. Berusaha menemukan kebohongan. Namun, ternyata kejujuran yang ia temukan. Guzel bangkit dari duduknya, berusaha tersenyum. Matanya berlinang. Patah hati sekaligus malu.

DOKTER CHRIS

Maaf, saya pikir...

GUZEL

(memotong)

Nggak apa-apa, Dok.

Guzel beranjak meninggalkan dokter Chris. Sambil berjalan, dia berharap dokter Chris akan mengejarnya atau paling tidak memanggilnya.

DISSOLVE TO:

START OF MONTAGE

4. Ext. Borneo Psychiatric Hospital-Pantai-Sore

Guzel sedang jogging sore di pantai. Raut kecewa terlihat dari wajahnya. Ia berhenti. Terduduk, lalu menangis.

DISSOLVE TO:

5. Ext. Borneo Psychiatric Hospital-Lorong-Pagi

Guzel terlihat berpamitan dengan Suster Gebby. Suster Gebby melihat kekecewaan di wajah Guzel.

SUSTER GEBBY

Saya seharusnya memberitahu kamu lebih awal soal itu.

Guzel berusaha tersenyum. Ia memeluk Suster Gebby.

INTERCUT:

6. Ext. Borneo Psychiatric Hospital-Pantai-Pagi

Guzel melihat beberapa tangkai mawar yang layu. Beberapa mahkotanya tersebar di sekitar tangkainya.

INTERCUT:

7. Ext. Perahu-Pagi

Guzel duduk di atas perahu melihat kosong ke arah Borneo Psychiatric Hospital yang semakin jauh ditinggalkannya.

INTERCUT:

8. Ext. Pantai-Pagi

Guzel memperhatikan rumah Sakti. Bertanya-tanya perihal ketidakmunculannya dalam beberapa hari belakangan.

DISSOLVE TO:

9. Ext. Rumah Guzel-Jalan Depan-Pagi

Dari kejauhan, Guzel melihat Sakti dengan sepedanya tengah menatap rumah Guzel. Guzel tercengang.

GUZEL

(berteriak)

Sakti!!!

Sakti menoleh. Segera melajukan sepedanya.

DISSOLVE TO:

10. Int. Rumah Guzel-Teras Lantai Atas-Sore

Guzel duduk menatap kosong ke arah rumah Sakti.

INTERCUT:

11. Int. Rumah Guzel-Kamar-Siang

Guzel merokok. Keadaannya kembali tak terurus.

INTERCUT:

12. Int. Rumah Guzel-Kamar-Siang

Suara telepon berdering, Guzel mengangkatnya dengan malas.

SUSTER GEBBY (O.S)

Benar ini kediaman nona Guzel Lira Anastasia?

END OF MONTAGE

CUT TO:

13. Int. Ruang Isolasi-Lorong-Siang

Terlihat Dokter Chris, Suster Gebby, dan Security mengangkat tubuh Bella. Bella kejang-kejang. Mulutnya mengeluarkan busa. Pasien-pasien di ruang isolasi terlihat ketakutan. Sebagian menangis. Sebagian diam menatap nanar. Beberapa berteriak ketakutan.

SUSTER GEBBY

(cemas)

Ini sudah kesekian kalinya, Dok. Sebelumnya tidak separah ini.

Masih bisa diatasi dengan pertolongan pertama.

Kalau seperti ini, sepertinya dia harus ditangani oleh dokter yang bersangkutan.

Dokter Chris mengangguk.

DOKTER CHRIS

Segera siapkan perahu.

Terlihat Bella dengan sekuat tenaga menggeleng. Suster Gebby menangkap maksud tersebut, namun ia tidak peduli.

BELLA

(bergumam tidak jelas)

Ti..dak. Sampaikan... saja salam perpisahan...ku untuk Guzel.

Saya... menyayanginya.

Suster Gebby menangkap jelas kata-kata itu. Namun, ia tidak peduli. Ia ingin menyelamatkan Bella. Suster Gebby segera berlari menuju pantai untuk menyiapkan perahu. Sedangkan Dokter Chris dan Security terus membopong tubuh Bella.

Bella berhenti mengejang. Matanya tertutup. Dokter Chris dan Security saling bertatap. Mereka menyadari bahwa Bella telah pergi.

14. Int. Rumah Guzel-Kamar-Siang

Telepon itu masih menggantung di telinga Guzel. Ia menangis. Terisak-isak. Ia lalu tersenyum menyadari bahwa dirinya telah dipermainkan oleh kehidupan.

BELLA (O.S)

Kau jalanilah hidupmu sebaik mungkin.

Pergunakan hartamu untuk orang yang membutuhkan.

Temukanlah cinta sejati kau. Kau akan berbahagia.

Lepaskan semuanya. Jadilah diri kau yang baru.

Jangan biarkan setan merasuki diri kau. Kau pantas untuk berbahagia.

SLOW MOTION: Guzel mendekati cermin. Wajahnya tersenyum. Ia meraih gunting di atas meja rias. Didekatkan ke rambutnya. Diguntingnya rambutnya. Terdengar suara rambut digunting dengan jelas.

INSERT: Close Up Bella yang sedang tertawa di balik selnya.

GUZEL (V.O)

Bella, terima kasih kau sudah menyadarkanku.

Akan kutemukan kebahagiaanku. Aku tidak akan menyerah.

Biarlah apa kata mereka. Suatu saat aku akan menemukan orang-orang

yang mencintaiku apa adanya. Seperti kau. Sampai jumpa, Anabella Anastasia.

Terdengar lagi suara rambut digunting.

DISSOLVE TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar