Di Tanah Bahagia
10. Scene 85 - 103

85.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - PAGI

Mawar mengendap-endap masuk dan merapat ke jendela. Seruni mengikuti tindakan Mawar di sisi lain jendela.

SERUNI (CONT'D)
Kakak punya rencana?


MAWAR
Kita bisa tarik perhatian anak itu.


SERUNI
Yulia kasih ini ke aku.
(Menunjukkan botol kecil berwarna putih)


MAWAR
Pemimpin kasih saran pake ini.
(Menunjukkan benda tajam serupa paku besar)


SERUNI
(Terbelalak)
Kakak percaya orang bego itu?


MAWAR
Kamu juga percaya Yulia.


SERUNI
Beda, Kak. Yulia memang bikin cerita palsu tapi dia nggak mau bikin kita celaka. Tapi kakaknya -


MAWAR
Kenapa sama kakaknya?


SERUNI
Aku udah bilang tadi. Dia mau kakak menang dan jadi pasangannya.


MAWAR
Terus aku mesti gimana? Kamu aja yang menang dan jadi pasangannya?


SERUNI
Kalo kita berdua yang menang bisa, kan?


MAWAR
(Terkejut)
Uni! Sekarang kamu lebih bego daripada orang yang kamu sebut bego!


SERUNI
Hah?

Mawar mengambil sesuatu yang kecil dari barang-barang di dalam rumah. Kemudian kembali berdiri di sisi jendela dan mengamati pergerakan anak perempuan bermata beda.

Ketika anak perempuan itu sendirian, Mawar melempar benda kecil itu ke arah anak perempuan.

86.EXT. LUAR RUMAH KOSONG - PAGI

Anak perempuan terkejut dengan sebuah suara yang timbul karena lemparan di dekatnya.

Anak itu melihat ke arah sumber lemparan. Jendela rumah kosong.

87.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - PAGI

Mawar dan Seruni segera bersembunyi setelah anak perempuan bereaksi atas lemparan benda kecil.

88.EXT. LUAR RUMAH KOSONG - PAGI

Anak perempuan mendekati rumah kosong, ke arah jendela.

Anak perempuan melihat ke arah pintu rumah kosong dan mendekatinya.

89. INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - PAGI

Mawar dan Seruni mendekat ke arah pintu rumah kosong lalu bersembunyi di belakang pintu.

PINTU TERBUKA. Anak perempuan masuk ke dalam secara perlahan. Mawar segera membekap anak perempuan itu.

Seruni segera membuka botol dan mendekatkannya ke arah wajah anak perempuan.

Anak perempuan tidak sadarkan diri.

Mawar dan Seruni bergegas membawa anak perempuan pergi dari pemukiman atap seragam.

90.EXT. LUAR RUMAH KOSONG - PAGI

Mawar memapah anak perempuan tadi bersama Seruni.

Setelah beberapa langkah, Mawar berhenti untuk duduk.

SERUNI (CONT'D)
Kenapa, Kak?
(Mengikuti duduk)


MAWAR
Botol yang tadi?

Seruni segera memberikan botol yang diberi Yulia kepada Mawar.

Mawar membukanya.

SERUNI
Kak, ati-ati!

Mawar menyodorkannya di depan wajah Seruni.

Seruni tidak sadarkan diri.

Mawar segera membuang botol dan membawa anak perempuan itu sendirian.

Meninggalkan Seruni di perjalanan.

91.EXT. LUAR AREA PEMUKIMAN SERAGAM - PAGI

Mawar berjalan memapah anak perempuan sampai di hadapan Pemimpin.

Yulia memegangi Kakek tua buta dengan wajah cemas dan melihat ke sekitar Mawar berkali-kali.

MAWAR
(Meletakkan anak perempuan dengan hati-hati)
Pemenangnya dapat hadiah besar kan?

Pemimpin mendekati anak perempuan yang tergeletak dan memeriksa kedua matanya.

PEMIMPIN
(Tersenyum)
Sangat besar.
(Beat)
Dan dengan ini -


MAWAR
Langsung ke hadiahnya.


PEMIMPIN
Kamu tidak mau menunggu.

Anak perempuan sadar dan mulai bangkit duduk.

Para pengawal membawa anak perempuan pergi.

MAWAR
Kompetisi dibuat agar pemenang dapat hadiah, kan?


KAKEK TUA
Kompetisi dibuat agar diketahui siapa yang mampu melaluinya dengan baik!


PEMIMPIN
Ayah! Kita tidak butuh banyak kata-kata sekarang.
(Melihat Mawar)
Baik. Hadiah kamu yang pertama adalah 4 permintaan. Dan hadiah -


MAWAR
Hadiah pertama, sekarang.


PEMIMPIN
Benar-benar tidak mau menunggu.
(Baiklah)
Hadiah empat permintaan bisa diserahkan, sekarang!

Seruni berjalan mendekat.

MAWAR
(Tersenyum)
Apa permintaan itu pasti akan aku dapat di dunia ini?


PEMIMPIN
Tentu. Berlaku di tanah ini. Sebutkan permintaan kamu.


MAWAR
Pertama, saya minta Ayah Yulia menjadi pemimpin tempat ini.

Pemimpin terbelalak.

Yulia dan Kakek tua buta terkejut.

Seruni melirik ke arah Pemimpin.

PEMIMPIN
Tidak ada permintaan seperti itu!


YULIA
Setiap permintaan hadiah berlaku di dunia ini!


MAWAR
Kedua, saya minta Yulia bisa bertemu pasangannya.


PEMIMPIN
Mustahil! Dia sudah tidak ada di dunia ini!


YULIA
Kalau kamu tidak berbuat tidak baik, dia tidak akan pergi ke dunia lain.


PEMIMPIN
Jangan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi. Ini semua karena peraturan yang berlaku. Aku hanya meminta balasan sesuai kepuasan hati.


KAKEK TUA
Dan kamu memang tidak pernah puas.


PEMIMPIN
Sejak aku memimpin dunia ini jadi lebih baik! Kalian merasakan perubahannya kan? Tidak seperti pemukiman perempuan berwajah sama itu!


PASANGAN YULIA
Siapa yang mengatakan itu?
(Berdiri tidak jauh dari Seruni)

Seruni terbelalak dan mulutnya terbuka.

Yulia menghampiri pasangannya. Mereka berpelukan.

YULIA
Kamu kembali.


PASANGAN YULIA
Ada yang memintaku datang.


MAWAR
Ketiga, saya minta bisa mencapai pintu derita bersama adik saya, Seruni.

Seruni yang sedang berjalan mendekat, terkejut.

PEMIMPIN
Kamu benar-benar suka sekali tempat itu?


MAWAR
Lebih dari yang kamu tahu.
MAWAR (CONT'D)
Dan keempat, aku ingin semua yang membantu permintaanku terwujud tidak meminta balasan.


PEMIMPIN
Kamu akan menyesal, membuat permintaan-permintaan konyol.


MAWAR
Terima kasih.


KAKEK TUA
Sepertinya kamu bisa melakukan sesuatu yang lebih berguna.

Dalam sekejap pakaian Pemimpin berubah seperti pakaian pria misterius yang ada di dalam MRT.

PEMIMPIN
Tidak mungkin.

Seruni dan Mawar terkejut.

Yulia dan pasangannya menoleh.

Kakek tua buta tersenyum sambil memegangi tongkatnya.

Perlahan sosok Pemimpin menghilang.

MAWAR
(Melihat ke arah Seruni)
Waktunya pulang.

Seruni tersenyum.

92.EXT. CELAH PENDERITAAN - PAGI

Kakek tua, Yulia dan Pasangannya berdiri tidak jauh dari Mawar dan Seruni yang berdiri dekat celah sebuah gua.

YULIA
Terima kasih, sudah melakukan sesuatu yang sangat baik.

Pasangan Yulia tersenyum.

SERUNI
Yah, asal nggak usah bikin cerita palsu lagi.


MAWAR
Kamu juga termasuk.


SERUNI
Iya iya.


KAKEK TUA
Terima kasih kalian sudah memikirkan bagaimana kelangsungan tanah ini.


MAWAR
Emm. Sebetulnya saya cuma nggak suka aja sama orang itu.


SERUNI
Bukannya Kakak seneng ada yang naksir.


MAWAR
Tapi bukan orang bego juga kan?

Seruni tertawa.

KAKEK TUA
Kedatangan kalian akan disambut dengan lebih baik lain kali.

Mawar dan Seruni saling berpandangan. Kemudian tertawa canggung.

MAWAR
Mungkin ... mungkin tidak ada lain kali, Pak.

Mawar dan Seruni melangkah mendekat ke celah gua.

Sebuah sinar terang dan menyilaukan menutupi sosok Mawar dan Seruni.

Sinar meredup, Mawar dan Seruni menghilang dan celah tertutup semak yang menjulur.

93.INT. GERBONG MRT - MALAM

Mawar dan Seruni duduk di kursi yang sama dengan pakaian yang sedikit bernoda. Persis ketika mereka meninggalkan gerbong.

Mawar dan Seruni saling tatap. Kemudian melihat sekitar gerbong dan memegangi kepala, badan dan kaki masing-masing.

Mereka tertawa canggung.

Tas berada di sisi mereka masing-masing.

Mawar memeriksa isi di dalam tasnya.

BLACK AND WHITE.

Sebuah tangan memberikan bungkusan makanan kucing ke tangan lainnya.

BANI (V.O)
ED masih lama tapi harga kebih murah dari tempat lain. Lumayan kan kalo laku, War. Nabung kan sedikit demi sedikit.


MAWAR
Oke nanti aku coba iklanin di kantor sama deket rumah.
(Beat)
Makasih ya, Ban.

END BLACK AND WHITE.

MAWAR (CONT'D)
(Tersenyum lalu menggumam)
Makasih ya, Ban.


SERUNI
Kakak kenapa?


MAWAR
Pssst! Ganggu aja.


SERUNI
Dih. (Beat) Eh, Kakak jangan bilang Emak ya.


MAWAR
Oke. Tapi janji dulu. Nggak ada lagi cerita palsu.


SERUNI
(Menggaruk dagu)
Oke oke. Nggak ada cerita palsu.


MAWAR
Janjinya aja palsu.

Kereta berhenti. Mawar berdiri menuju pintu keluar.

GERBONG TERBUKA.

SERUNI
Kata siapa?

Seruni beranjak pergi meninggalkan gerbong.

Sebuah koin 850 ribu rupiah menggelinding, langkah sepatu hitam berhenti di dalam gerbong MRT.

GERBONG TERTUTUP.

94.INT. KANTOR MAWAR - BAGIAN PROCUREMENT & LOGISTIC - SIANG

Debby mengetuk pintu GM. Procurement & Logistic.

SUPPER : Delapan bulan kemudian.

GM. PROCUREMENT & LOGISTIC (V.O)
Masuk!

Debby membuka pintu dan masuk ke dalam.

95.INT. KANTOR MAWAR - RUANG GM. PROCUREMENT & LOGISTIC - SIANG

Debby melangkah masuk dan memberikan dokumen.

Wanita berambut coklat membaca sebentar kemudian menandatanganinya.

DEBBY
(Menerima berkas yang sudah ditandatangani)
Makasih, Bu.

Debby melangkah keluar ruangan.

GM PROCUREMENT & LOGISTIC
(Menekan tombol telpon di meja)
Mawar, saya keluar makan sekaligus meeting sama Pak Danu. Kalo ada yang mau bikin appointment bilang aja besok.

INTERCUT :

MAWAR
Baik, Bu.

END INTERCUT.

96.INT. KANTOR MAWAR - RUANG GM. PROCUREMENT & LOGISTIC - SIANG

Wanita berambut coklat bangkit dari tempat duduk. Segera meninggalkan ruangan.

97.INT. KANTOR MAWAR - BAGIAN PROCUREMENT & LOGISTIC - SIANG

Wanita berambut coklat melewati Mawar, Debby dan Hans tanpa bicara.

Debby melirik ke arah perginya wanita berambut coklat.

DEBBY
(Menghela napas)
Yah, mending deh daripada Andre.


MAWAR
Psst! Ngomongin orang lagi.


DEBBY
Bau-bau orangnya aja masih ada, War. Masa iya, gue omongin.
(Beat)
Eh, makan di mana kita?


MAWAR
Tempat biasa.


DEBBY
(tersenyum)
Siap!


MAWAR
Hans gimana?


DEBBY
Pasti ikut! HANS!

Hans terburu-buru menghampiri meja bertuliskan Manager Procurement & Logistic di tempat Mawar duduk.

HANS
(Terengah-engah)
Iya, Bos!


MAWAR
Jadi makan sekarang kan kita?


HANS
Jadi, Bos!


MAWAR
Nggak usah panggil Bos kalo di tenda, lho!


HANS
Siap, Bos!


DEBBY
(Memberikan berkas kepada Hans)
Nih, taro di meja gue!


HANS
Idih ...


DEBBY
Eh, mau bilang apa?


HANS
Hehe. Nggak, Bos Ngayal.

Debby hendak memukul Hans. Mawar mencegah. Hans segera menerima berkas dari Debby.

DEBBY
Gitu dong!


HANS
Perasaan jabatannya tinggian Mawar, kenapa yang bossy banget elo, Deb!


MAWAR
Udah udah. Hari ini aku traktir ya!


HANS
Serius, Bos?


DEBBY
Luar biasa, War. Udah sering nih kita ditraktir.


MAWAR
Katanya sih harta yang beneran harta kita ya yang kita pake. Termasuk yang disedekahin.


HANS
Tercapai kan cita-cita lo ngecilin biaya idup, Fakir miskin!


DEBBY
Sama kayak lo, kan.

Mawar menahan tawa sedangkan Hans Debby tertawa lepas sambil melangkah menuju lift.

98.INT. KANTOR SERUNI - BAGIAN RESEARCH & DEVELOPMENT - SIANG

Seruni menutup berkas di meja. Tiga teman di sekitar mejanya juga mematikan komputer dan meletakkan berkas yang baru diambil dari lemari dokumen ke meja.

SERUNI
(Melihat jam tangan)
Udah waktunya maksi nih!


TEMAN #1
(Memegangi perut)
Eh, pantesan udah laper ini!


TEMAN #2
Lo mah emang makan aja pikirannya.


TEMAN #3
Soulmate-nya!


TEMAN #1
Dih, kalo nggak makan bisa ...
(Memberi kode potong leher kemudian menutup mata)


TEMAN #2 DAN #3
Mulai deh, mulai ...


SERUNI
Ayo kita ke mana?


TEMAN #2
Udah lama kayaknya kita nggak ke Pasific ya?


TEMAN #3
Dua minggu.


SERUNI
Oke, kita ke sana. Asal nggak sering-sering ya.


TEMAN #1
Ya kali ke sana mah makan apa, mahal semua. Kapan gue nabungnya?


TEMAN #3
Makanya porsi makan kurangin!

Seruni dan Teman #2 tertawa.

TEMAN #1
Ya coba ke Tenda, pasti porsi gede nyaman.


TEMAN #3
Plus ada Rifky yang bakal ngasih diskon karena ada Uni.


SERUNI
Apaan sih!


TEMAN #1 & 2
Cieee

Mereka keluar ruangan.

99.INT. KANTOR SERUNI - KORIDOR - SIANG

Seruni, Teman #1, #2 & #3 keluar ruangan dan menutup pintu berplakat "Ruang Research & Development".

TEMAN #1
Eh, tapi selama ini Rifky belum pernah ngasih gratisan ya?


TEMAN #3
Nunggu nikah sama Uni-lah.


SERUNI
(Bersemu)
Apaan sih?


TEMAN #1, #2 & #3
(Tertawa)
Cieee...


TEMAN #2
Rifky anak juragan kan, Ni. Rumah makannya banyak.


TEMAN #1
Bukannya dia ngerintis usahanya sendiri, ya? Pekerja keras tuh, Ni!
(Beat)
Berati kita harus lebih semangat lagi deketin Uni ke Rifky.


TEMAN #3
Biar makan siang lo geretongan kan.

Seruni menggeleng. Teman #1 dan #2 tertawa.

100.EXT. DEPAN RUMAH EMAK - PAGI

Mawar mencium tangan Emak diikuti Bagas dan Seruni.

SERUNI
Makasih ya, Mak.
(Mengusap blazer dan celana panjang yang dikenakannya)


EMAK
Iya. Udah, buruan nanti telat kerjanya.

Bagas lebih dahulu meninggalkan rumah.

BAGAS
Kak Uni! Sepatu gue nggak diinjek!


SERUNI
Apaan sih? Keinjek kali. Nggak sengaja!


EMAK
Udah mau pada berangkat, ribut aja.


BAGAS
(Merajuk)
Kak Uni tuh, Mak!


EMAK
Udah nggak apa-apa. Mana sini yang kotor.
(Membersihkan sepatu Bagas dari debu)


SERUNI
Gitu aja! Manja!


EMAK
Uni!

Seruni berkomat-kamit.

SERUNI
(Bergumam)
Terus aja belain! Anak Mama!


BAGAS
(Berbisik kepada Seruni)
Anak Emak gue! Wee!

Seruni keki.

BAGAS
Pergi dulu, Mak. Assalammu alaikum!
EMAK, MAWAR DAN SERUNI
Walaikum salam!

Emak masuk ke dalam rumah srdangkan Mawar melangkah pergi tapi terkejut ketika melihat Seruni menendang pot bunga Mawar berwarna merah darah dan menggantikannya dengan bunga Chrysantemum.

MAWAR
Uni!


SERUNI
Kebanyakan itu. Diganti satu kan nggak masalah.


MAWAR
Sempet banget, ya?


SERUNI
(Membersihkan kedua tangannya)
Yang penting kan kita bukan di tanah bahagia.


MAWAR
Emang di sini bukan tanah bahagia?


SERUNI
(Tertawa canggung)
Selama aku belum dapet jabatan lebih tinggi dari kakak? Bukan.


MAWAR
Kamu mesti kerja yang bener dan lama dululah, baru di promosiin!

Emak keluar rumah lalu melihat salah satu potnya berserak berantakan. Melihat bunga Chrysantemum berwarna biru bertengger menggantikan bunga Mawar merah.

EMAK
Ya ampun! Uni!


SERUNI
Pulang kerja Uni beresin, Mak.


EMAK
Bocah bener-bener, ya!
(Beat)
Udah pada berangkat sana!


MAWAR DAN SERUNI
Berangkat dulu ya, Mak
(Beat)
Assalammu'alaikum!


EMAK
Wa'alaikumussalam.


101.EXT. PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK - PAGI

Seruni dan Mawar berjalan berdampingan melewati jalan kecil di antara rumah penduduk yang rapat.

SERUNI
Eh, gimana kabar temen-temen kakak?


MAWAR
Suka ngegosip?


SERUNI
Kalo gitu jawab seperlunya aja.


MAWAR
Ke sana dong. Udah lama nggak main, kan?

Seruni tersenyum kecut.

SERUNI
Kalo kabarnya Kak Bani?


MAWAR
Kamu kapan kenalannya?


SERUNI
Masih suka ketemuan pulang kerja?


MAWAR
Uni!


SERUNI
Hadir!


MAWAR
Emang bener-bener bocah ini!


SERUNI
Kakak jangan kayak Emak!


MAWAR
Kenapa? Kakak anak Emak juga kan?!


SERUNI
Tapi nggak boleh ngikutin Emak. Cuma Emak yang boleh begitu!


MAWAR
Kenapa? Ini negara demokrasi, Uni. Bebas bebas ajalah!


SERUNI
Kalo seandainya peraturan di sini bisa berubah? Jadi kayak apa, ya?


MAWAR
Yah, seenggaknya bukan tanah bahagia.


SERUNI
Emang bukan?

Mawar terkejut tapi kemudian tertawa bersama Seruni.

Fade in.

102.EXT. STASIUN MRT - KORIDOR - MALAM

Langkah kaki sepatu hitam mengkilap terdengar nyaring di malam hari.

Beberapa langkah lain melewati sepatu hitam mengkilap dengan tergesa.

Langkah sepatu hitam berhenti di depan sebuah toko.

103. INT. SWALAYAN STASIUN - MALAM

Seorang pria masuk dengan tergesa ke dalam toko.

Pria tergesa mengambil sebotol air mineral dan menuju kasir lalu membayar.

BANI
(Tersenyum mengangguk)
Terima kasih, Pak.

Pria tergesa bergegas keluar toko, sambil membuka tutup botol air mineral.

Pria tergesa hampir menabrak pria misterius yang sedang menuju kasir.

BANI (CONT'D)
(Tersenyum)
Ada yang bisa dibantu, Pak?


PRIA MISTERIUS/PEMIMPIN
Kamu dapat apa, kalau membantu saya?

Pria misterius melihat ke sekitar dengan serius.

Bani menatap bingung.

PRIA MISTERIUS/PEMIMPIN (CONT'D)
Bagaimana kalau
(Beat)
Bagaimana kalau saya saja yang membantu?

Bani mengeryitkan alis kemudian membelalak.

Koin uang 850 ribu rupiah menggelinding disusul dua keping koin uang 850 ribu rupiah lainnya.

CUT TO BLACK



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar