Di Tanah Bahagia
9. Scene 81 - 84

81.INT. RUMAH PEMIMPIN - RUANG MAKAN - PAGI

Pemimpin duduk di kursi makan paling ujung, sementara di sisi kanan duduk Kakek Tua dan Yulia. Di sisi kiri Pemimpin, ada Mawar dan Seruni.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Mengelap bibirnya dengan serbet putih dari sisi piring)

Setelah ini kompetisi akan dimulai.

KAKEK TUA
Permainan ini sudah lama ditinggalkan. Kenapa tidak kamu lepaskan saja mereka?


PEMIMPIN
Saya pikir, di sini orang yang mengatur ketertiban bukan lagi kamu, Ayah.


YULIA
(Mendengkus)
Ayah akan selalu menjadi Pemimpin jika kamu tidak culas.


KAKEK TUA
Yulia...

Yulia menggenggam erat tangan Kakek Tua.

PEMIMPIN
(Tertawa kecil)
Jika Ayah memang mampu mempertahankan kedudukannya, (beat) seharusnya dia tidak tergantikan.


YULIA
Aku percaya kamu pasti mendapatkan balasannya.


PEMIMPIN
(Menggebrak meja makan)
Pasanganmu juga seperti itu, kan? Dia percaya sesuatu yang tidak mungkin!


YULIA
Tidak mungkin menurutmu!


PEMIMPIN
Pikiranmu kacau, Yulia!
(Beat)
Pengawal! Bawa adikku ke dalam sel!


KAKEK TUA
Cukup!
(Beat)
Kamu boleh mengadakan permainan ini. Tapi bawa Yulia menyaksikan kompetisi dan naikkan hadiahnya.


PEMIMPIN
Ayah tidak dalam posisi memerintah.


KAKEK TUA
Aku memberi tawaran. Aku yang membuat kompetisi ini. Bukankah kamu tidak bisa mengadakan kompetisi tanpa seizin pembuatnya?


PEMIMPIN
Sejak kapan Ayah mampu menawar?


KAKEK TUA
Sejak tahu kamu ingin menyingkirkanku.


PEMIMPIN
(Tertawa keras)
Baiklah. Kita naikkan hadiahnya.
(Beat)
Siapa yang menjadi pemenangnya, akan mendapatkan dua permintaan.


KAKEK TUA
Lima!


PEMIMPIN
Apa Ayah bercanda?


KAKEK TUA
Kalau takut, kamu bisa aku gantikan sebagai Pemimpin.


PEMIMPIN
Menaikkan hadiah bukan keahlianmu, Ayah.
(Beat)
Tiga!


KAKEK TUA
Empat!


PEMIMPIN
Ayah benar-benar berubah.


KAKEK TUA
Kau yang mengajariku, Nak.


PEMIMPIN
Tiga. Keputusan akhir!


KAKEK TUA
EMPAT! (Beat) Karena kamu anak ke empat.


PEMIMPIN
(Tersenyum kecil)
Sungguh luar biasa. Aku tidak peduli anak ke berapa.


KAKEK TUA
Tentu, karena ketiga kakakmu kamu singkirkan.


PEMIMPIN
Baiklah. Empat! (Beat) Dan siapa yang kalah akan berada di bawah kekuasan pemenang!

Mawar dan Seruni saling berpandangan.

Pemimpin melirik Mawar yang menoleh, membuat gadis itu menunduk melihat piringnya sendiri.

82.EXT. LUAR AREA PEMUKIMAN SERAGAM - BUKIT - PAGI

Pemimpin menatap hamparan rumah atap seragam yang cukup jauh di depan.

Mawar berdiri bersisian dengan Seruni, sedangkan Yulia merangkul Kakek Tua yang memegangi tongkat yang ditegakkannya.

PEMIMPIN (CONT'D)
Waktu kalian sebelum matahari berada tepat di atas kepala.


SERUNI
Kami harus apa? Kamu belum bilang lho dari tadi!

Mawar ikut melirik Pemimpin dengan tajam.

PEMIMPIN
Saat lomba dimulai, baru bisa diumumkan apa yang harus kalian lakukan. Dan kalian lebih paham saat sampai di sana.


SERUNI
Kami harus ketemu sama para wanita yang wajahnya sama dan penurut itu?


PEMIMPIN
Kalian hanya lihat saat menjelang malam?


MAWAR
Maksudnya?


PEMIMPIN
Kamu tidak membuat cerita lagi kepada mereka, Yulia?


SERUNI
Kalo para wanita itu berubah karena doa Ayah kamu?


PEMIMPIN
(Tertawa keras lalu menatap Yulia)
Yulia! Kamu keterlaluan.
(Menatap Seruni)
Kamu! Bisa lihat nanti apa yang membedakan mereka. Yang bisa bawa salah satu, jadi pemenang.


YULIA
Kamu jahat! Kenapa hanya mereka berdua?


PEMIMPIN
Bukannya kamu yang bawa mereka ke sini? Mereka bisa ikut peraturan di sini (beat) dan ikut kompetisi yang berlaku sekarang.


YULIA
Kenapa aku tidak ikut serta?


SERUNI
HALO! Cerita yang kamu kasih tahu ke kami itu juga bohong kan? Terus nanti kalo kamu ikut kompetisi, apa bukan kamu yang nanti tusuk kami dari belakang?

Yulia terkejut.

MAWAR
Uni!


SERUNI
Bener kan, Kak? Coba dari awal dia jujur?


MAWAR
Oh, ya? Terus kamu gimana? Kenapa nggak dari awal jujur?


SERUNI
Kenapa jadi aku? Kita lagi bahas perempuan ini!


MAWAR
Kalo kamu bisa menghakimi orang lain dengan mudah, kenapa orang lain nggak bisa?


SERUNI
(Berbisik)
Kakak! Kita ini lagi di sarang musuh! Lanjut diskusinya nanti aja kalo udah sampe rumah!


MAWAR
Kenapa nggak di sini aja?

Pemimpin tersenyum melihat Mawar.

Seruni salah tingkah dan berdecih.

PEMIMPIN
Kalian akan diberi perlengkapan.

Mawar dan Seruni saling pandang.

Para pengawal datang membawa berbagai perlengkapan di keranjang berbeda untuk Mawar dan Seruni.

Mawar menghampiri keranjang yang diletakkan di dekatnya.

Pemimpin mendekati Mawar yang masih memegangi satu persatu barang-barang yang ada di dalam keranjang.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kamu bisa berhati-hati, kan?

Mawar menoleh dan menatap Pemimpin. Cukup lama.

Pemimpin menatap balik mata Mawar.

Mawar tersadar dan berdeham.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kamu bisa pakai yang ini. Lebih cepat.
(Menunjukkan sebuah benda tajam seperti paku besar)


MAWAR
Kamu tahu harus apa?


PEMIMPIN
Aku pemenang di kompetisi terakhir.

Mawar menghindari kontak mata dengan Pemimpin yang tersenyum.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kamu pasti bisa. Aku tunggu di sini.

Mawar masih memghindari kontak mata.

Pemimpin bersikap dingin kembali dan melangkah menjauh dari Mawar.

Mawar melirik sekilas lalu memejamkan mata. Ia juga memegangi dadanya dan menghela napas.

Sebelumnya, ketika Mawar berbicara dengan Pemimpin, Yulia menghampiri Seruni yang takjub dengan isi keranjang yang ada di dekatnya.

YULIA
Seruni.


SERUNI
Mau apa? Buat cerita palsu lagi?


YULIA
Kamu harus percaya aku kali ini.


SERUNI
Setelah semua cerita yang tidak benar itu?


YULIA
Aku mengaku salah, Uni.


SERUNI
(Berbisik)
Cuma keluarga dan orang yang aku percaya yang boleh panggil aku begitu!


YULIA
Apa kamu bebas dari berbuat kesalahan?


SERUNI
Tapi aku nggak pernah bikin cerita palsu yang membahayakan nyawa.


YULIA
Tidak ada yang terluka kan? Aku cuma butuh kalian untuk bantu pasanganku kembali.


SERUNI
Bukannya Ayah kamu bisa?


YULIA
Aku juga mau selamatkan Ayahku dari kakakku. Kamu lihat kan Ayahku dikurung di sel bawah tanah?


SERUNI
Terus apa urusannya sama aku? Aku cuma mau segera keluar dari sini.


YULIA
Kalau begitu kita saling bantu.


SERUNI
Yulia, terakhir kamu usul kita saling bantu apa yang terjadi?


YULIA
Tapi aku tidak meninggalkan kalian, kan?

Seruni mendengkus kesal.

YULIA (CONT'D)
Pemenangnya akan dijadikan pasangan kakakku.


SERUNI
(Terkejut)
Apa?


YULIA
Mawar, sudah diincar kakakku.

Seruni melirik ke arah Mawar yang sedang memejamkan mata dan memegangi dadanya. Seruni terkejut.

YULIA (CONT'D)
Kali ini percaya aku, Uni.


SERUNI
Oke. (Beat) Tapi nggak usah panggil aku begitu!

Yulia menyerahkan sebuah botol kepada Seruni.

SERUNI (CONT'D)
Ini ...


YULIA
Ini hanya untuk membuat tidak sadarkan diri, bukan melukai.


SERUNI
(Berdecih)
Apa nggak ada yang bisa kasih petunjuk jelas?


YULIA
Itu melanggar peraturan.


SERUNI
Ini dunia yang aneh.


83.EXT. LUAR AREA PEMUKIMAN ATAP SERAGAM - PAGI

Pemimpin berdiri paling depan, menatap perumahan atap seragam. Kemudian menatap Mawar dan Seruni yang cemas.

PEMIMPIN
Kalian siap?


SERUNI
Pake nanya lagi. Ikut kompetisinya aja dipaksa.


MAWAR
(Berbisik)
Uni!


PEMIMPIN
Begitu kalian melihat sesuatu yang menarik dan berbeda. Segera bawa ke sini. Hidup atau mati.

Seruni dan Mawar terbelalak melihat Pemimpin.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kalau sudah siap. Setelah saya hitung tiga, kalian bisa mulai.
(Beat)
Tiga!

Mawar dan Seruni segera berlari menuju perumahan atap seragam.

SERUNI
(Sambil berlari)
Kakak! Kamu denger dia nggak? Dia bilang HITUNG sampe 3. Tapi cuma teriak 3! Kakak adek kok sama aja.


MAWAR
(Sambil berlari)
Aku nggak mau disamain sama kamu.


SERUNI
(Sambil berlari)
Kakak kenapa sih? Apa-apa disangkutin ke aku?


MAWAR
(Sambil berlari)
Emang bener. Aku nggak mau disamain sama kamu. Tukang bohong.


SERUNI

(Berhenti berlari)

Oke. Kakak mau kita selesaikan di sini? Sekarang?


MAWAR

(Berhenti berlari)

Akhirnya.
(Mengatur napas)


SERUNI
Kakak nggak berhak ngatur aku. Itu pertama.


MAWAR
Kita lagi ngomongin apa, Uni? Kebohongan kamu! Bukan tentang aku.


SERUNI
Karena kakak suka ngatur makanya aku bohong.


MAWAR
Wow. Pembelaan diri paling epik tahun ini. Nggak sekalian kamu salahin Bagas? Salahin Emak?


SERUNI
Emang aku nggak suka Bagas!
SERUNI (CONT'D)
Dia selalu disayang sama Emak, apapun yang dia lakuin nggak pernah dikomplain sama Emak.
(Beat)
Kakak? Kakak selalu dibanggain sama Emak. Selalu kakak aja yang menurut Emak paling bagus di antara anak-anaknya.


MAWAR
Aku nggak tahu kalo kamu sebego ini, Uni.


SERUNI
Kakak bisa lakuin apa kakak mau, kakak paling disayang Emak. Karena kakak punya gaji! Kakak punya uang.
(Beat)
Aku juga bisa kayak begitu, Kak. Bahkan bisa lebih dari kakak!


MAWAR
Itu alasan paling jujur dari kamu, Ni?
(Beat)
Apa kamu tahu Emak ngejahit baju buat kamu PKL? Apa kamu tahu kalo selalu kamu yang oaling Emak khawatirin karena kamu cuma mikirin main. Wajah kamu cantik. Semua orang suka kamu dengan cepat.
(Beat)
Kalo kamu nggak bisa jaga diri dan ikut temen-temen yang nggak bener, gimana? Itu yang Emak pikirin!

Seruni tertegun.

MAWAR (CONT'D)
Kamu emang egois, Uni. Yang kamu pikirin cuma diri kamu sendiri.
(Kembali berlari)

Seruni masih menatap Mawar yang pergi meninggalkannya.

Seruni kembali berlari menuju pemukiman atap seragam.

84.EXT. PEMUKIMAN SERAGAM - PAGI

Mawar sampai lebih dahulu di sekitar pemukiman rumah beratap seragam, disusul oleh Seruni.

SERUNI
Kak! Yulia bilang siapa pun yang menang udah diincer sama Pemimpin untuk dijadiin pasangannya.


MAWAR
Kamu udah percaya Yulia lagi?


SERUNI
Kan Kakak yang bilang untuk nggak menghakimi orang lain dengan mudah.


MAWAR
Tapi kamu bilang di dunia ini sekali bohong akan terus bohong, kan?


SERUNI
(Berdecih)
Tapi sekarang Yulia-


MAWAR
(Menantang Seruni)
Apa?


SERUNI
Kakak lagi diincar. Pemenang kompetisi ini bakal dijadiin pasangan si orang bego itu, Kak.


MAWAR
Terus?


SERUNI
Terus berarti pasangannya ya harus tinggal di sini selamanya.


MAWAR
Baru kali ini ada cowok yang nggak terpesona sama kamu, makanya kamu merasa ini salah, kan?


SERUNI
Apa?


MAWAR
Dari kecil, kamu selalu jadi pusat perhatian. Karena cuma sekali ini nggak begitu, sekarang kamu mau ambil alih lagi.


SERUNI
Kakak kok mikirnya gitu?


MAWAR
Kamu mau aku mikirnya gimana? Mikir kalo kamu memang cantik? Terus mendewikan kamu?


SERUNI
Kakak!


MAWAR
Kenapa kita nggak berkompetisi dan buktikan siapa yang paling kuat?


SERUNI
Oke. Kalo kakak maunya gitu. Tapi jangan salahin aku kalo nanti Kakak nangis.


MAWAR
(Tertawa palsu)
Dari kecil, kamu yang selalu nangis dan dateng ke aku minta bantuan.

Seruni berdecih.

Pintu rumah mulai terbuka. Para perempuan berwajah sama dan berpakaian sama keluar dari dalam rumah.

Mawar dan Seruni memperhatikan secara sembunyi-sembunyi.

Setelah semua perempuan keluar dari dalam rumah. Masih ada dua rumah yang masih tertutup pintunya.

Salah satunya terbuka.

Seorang perempuan berwajah sama keluar dengan seorang anak kecil. Perempuan.

Mawar dan Seruni saling melirik dan kembali melihat ke arah anak perempuan itu lagi.

Anak perempuan itu memiliki warna mata yang berbeda. Satu coklat dan satu lainnya merah. Sama seperti wanita di sisinya.

Mawar dan Seruni masih di tempat sembunyi. Anak perempuan itu tidak pernah ditinggalkan sendirian.

SERUNI
Kalo begini terus, kapan bisa beraksinya?

Mawar terdiam, masih menatap anak perempuan dan wanita di sisinya yang bermata sama.

Kemudian lewat beberapa wanita di dekat mereka.

Seruni segera menundukkan kepala Mawar agar tidak terlihat.

Mawar menatap Seruni.

Seruni menatap balik Mawar.

Mereka tersenyum tipis.

Setelah beberapa saat, Mawar melihat keadaan sekitar.

Mawar beranjak dengan mengendap-endap lalu menepuk pundak Seruni.

Seruni menoleh dan mengikuti Mawar.

DEPAN PINTU RUMAH KOSONG. Mawar mengendap-endap dan masuk perlahan diikuti Seruni.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar