Bookstore Girl
4. Bagian Keempat

Sc. 04             INT. Cafe – Siang

                       

Flashback pertemuan Kanaya dan Rey.

Udara di sekitar Jakarta selatan panas sekali, macet dan hiruk pikuk pengendara motor dijalan menambah suasana penat Ibukota. Namun pemandangan Kontras tersaji di dalam sebuah café.

Rey terlihat tenang sekali menikmati menscrol-scrol Telepon genggamnya melihat-lihat koleksi buku yang ingin ia beli di Toko Buku Online.

REY

(Menscrol-scrol hape)

(Rey menggumam sendiri)

Argh.

Kenapa dari sekian banyak toko buku online enggak ada yang jual?

Rey melihat dengan teliti satu persatu judul yang di tawarkan toko buku online. Ia tak menemukan buku yang ia cari.

Lalu gambar memperlihatkan sebuah foto masa kecil Rey dan ayahnya yang tergeletak di meja café tempat Rey menikmati siang harinya di Ibu kota. Sebuah foto dimana ia di pangku ayahnya, sementara ayahnya menggenggam sebuah buku bacaan cerita anak untuk dibacakan kepada Rey kecil.

Buku Cerita anak tersebut berjudul “Olympiade Smurf”

Bosan mencari-cari Rey bangun dari tempat duduknya. Lalu bergegas merapikan barang-barangnya, keluar dari Kafe tersebut dan mengendarai mobilnya pergi.

Dissolve to

(INT. dalam Mobil-Siang) Di dalam mobil Rey masih gelisah. Ia masih belum dapat menemukan buku cerita kenangan bersama ayahnya.

Ia tidak fokus mengendarai mobilnya.

Hingga ia hampir saja melanggar batas lampu merah dan mengerem mendadak.

REY

(Kesal)

Hampir saja!

Ayah, kenapa susah sekali mewujudkan ingatan akan kenangan tentang mu!

(Tidak berapa lama dari dia mengucapkan itu matanya terbelalak)

(EXT. Zebra Cross-Siang) Diluar Mobil Rey, Tanpak Kanaya yang menyebrang jalan di depannya membawa buku cerita yang ia cari yaitu “Olympiade Smurf”

(INT. Dalam Mobil-Siang) Rey melotot melihat apa yang dilihatnya semenit lalu. Buku yang ia cari tepat ada di hadapan matanya.

REY

(Rey bersemangat)

Itu dia, tidak akan kubiarkan lolos

Ia lalu buru mengamati kemana Gadis yang membawa Buku cerita yang selama ini ia cari. Buru-buru pula ia mencari putaran balik untuk mobilnya agar bisa mengejar Kanaya.

Setelah merasa berhasil mengejar Kanaya, Ia melihat Kanaya justru menaiki bis kota.

REY

(Kesal)

Ah, Telat

Rey tidak ingin gegabah, ia takut dikira penjahat yang ingin melakukan tindak perkosaan. Padahal ia ingin menanyakan seputar buku cerita yang dipegang Kanaya. Rey pun berkendara mengikuti bus yang di tumpangi Kanaya.

(EXT. Jalanan menuju Toko Buku Golven-Siang) Hingga akhirnya Kanaya turun dari bus yang ia tumpangi. Rey tidak langsung menemui kanaya, setelah Parkir agak jauh mengamati sejenak apa yang dilakukan Kanaya. Ia pun turun dari mobilnya. Rey pun mengikuti Kanaya dengan berjalan kaki. Setelah kurang lebih lima menit berjalan kaki Kanaya sadar kalau ada mengikutinya di belakang. Kanaya pun menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang. Namun Rey dengan cekatan langsung menyembunyikan dirinya. Walaupun begitu Kanaya masih sempat memergoki pergerakan mencurigakan Rey. Karena takut Rey ada orang jahat yang menguntitnya, Kanaya pun mempercepat langkahnya. Sementara Rey masih saja mengikuti Kanaya. Hingga sampailah Kanaya Masuk kesebuah Toko Buku bernama Golven. Rey menunda sejenak mengikuti Kanaya. Ia menunggu sebentar sampai kondisinya aman untuk mengungkapkan keinginan sebenarnya.

Sementara itu didalam Toko Buku Golven……..

Continue (INT. Toko Buku Golven-Siang)

FS: Kanaya datang membuka pintu Toko Buku Golven

FX: Suara lonceng tanda pintu Toko Buku yang terbuka

KANAYA

(Panik)

Opaaaaaaa!

OPA HARRIS

(Ikutan Panik)

Kenapa Kanaya? Datang-datang teriak-teriak!

KANAYA

(Masih panik)

Itu Opa, itu, ada orang aneh yang ngikutin Nay!

OPA HARRIS

Ada-ada aja kamu Nay, ngapain juga ngikutin cucu Opa?

KANAYA

Beneran opa, beneran. Dari turun bis kayanya orang itu ngikutin Nay, jangan di Penjahat Opa.

OPA HARRIS

Hush, jangan ngomong sembarangan, Ah.

Dari dalam Toko Buku Golven, Kanaya melihat Rey berjalan menuju toko buku milik opa Harris.

KANAYA

(Panik)

Itu opa, itu orangnya

(Kanaya langsung Bersembunyi balik Di rak-rak panjangan buku yang di jual di Toko Buku Golven)

FS: Rey datang membuka pintu Toko Buku Golven

FX: Suara lonceng tanda pintu Toko Buku yang terbuka

Rey melihat menyeluruh di dalam toko buku Golven. Ia tidak menemukan sosok wanita yang ia cari. Hanya ada seorang pria tua di dekat meja kasir. Ia pun mendekati Pria tua tersebut yang tidak lain adalah Opa Harris.

REY

(Menyapa sopan)

Permisi, Boleh saya menanyakan sesuatu?

OPA HARRIS

(Opa Harris yang tak menaruh curiga, membalas sapaan itu)

Iya Boleh, Ada yang bisa saya bantu?

REY

Saya mencari seseorang wanita yang tadi saya liat masuk ke toko buku ini!

Apa Anda melihatnya?

OPA HARRIS

(Penasaran)

Maaf, sekiranya kalau boleh tahu ada urusan apa adek mencari wanita itu?

REY

(Berusaha menjelaskan)

Aku hanya ingin memastikan, sepertinya wanita itu memiliki barang yang aku cari selama ini.

OPA HARRIS

(Bingung)

Barang?

(Kemudian Opa Harris berteriak)

Kanaya keluarlah, selesaikan urusanmu?

Kanaya keluar dari persembunyiannya. Wajahnya memerah marah, karena dugaan opa bahwa dirinya mengambil barang dari pemuda yang menguntitnya.

KANAYA

(Marah)

Eh, seenak saja kau nuduh aku mencuri, bertemu sekali pun belum pernah, aku baru melihatmu ketika menguntit ku pulang beberapa menit yang lalu?

REY

(Bingung dengan kondisinya saat ini)

Tidak-tidak, bukan begitu maksudku.

Aku hanya…….

KANAYA

(Memotong pembicaraan)

Ini yang Namanya penjahat teriak penjahat

REY

(mencoba menjelaskan)

Setidaknya berikan aku kesempatan untuk menjelaskan.

OPA HARRIS

Berilah ia kesempatan untuk menjelaskan, Nay!

(Kanaya hanya diam, ia coba memberi kesempatan pria tersebut menjelaskan)

REY

Aku tidak bilang kamu mencuri, aku hanya bilang sepertinya kamu membawa barang yang selama ini aku cari.

KANAYA

(Masih Kesal)

Barang apa?

REY

Sebuah buku cerita

OPA HARRIS

(Mengeluarkan buku cerita yang dibawa kanaya, buku cerita yang berjudul “Olimpiade Smurf”)

Ini?

REY

Iya ini, aku sudah mencarinya kemana-mana? Ada kenangan masa lalu yang membuatku ingin memiliki kembali buku cerita ini.

Apa boleh aku membelinya?

OPA HARRIS

Maaf nak, buku ini memang koleksi milik saya pribadi, tapi kalau adik ingin meminjamnya saya perkenankan.

REY

(Rey bersemangat)

Benarkah, Terimakasih Pak, Terimakasih.

KANAYA

Jadi kau mengikuti hanya karena “Smurf”

OPA HARRIS

Tuhkan, Geer sih kamu Nay, Anak muda tampan ini ga mungkin nguntit kamu, kamu kalah menarik dengan “Smurf”

KANAYA

Ih, Opa Apaan sih,

V.O: Walaupun sebenarnya memang cowok ini beneran tampan sih

REY

Oiya perkenalkan, nama saya Rey.

KANAYA

(Bicara lirih untuk dirinya sendiri)

Oh Namanya, Rey

OPA HARRIS

Saya Harris, semua pengunjung biasanya memanggil saya dengan sebutan Opa,

(Opa Harris memperkenalkan Kanaya)

dan ini cucuku, Namanya Kanaya. Maafkan kalau kelakuannya agak miring.

KANAYA

Opaaa, Mulai deh.

Oiya aku kanaya panggil aja Nay.

OPA HARRIS

(Opa Harris memergoki dalam visinya bahwa diatas kepala Kanaya banyak sekali Ikon cinta)

Nay, buang jauh-jauh pikiranmu, baru juga sedetik sudah ada banyak cinta di kepalamu.

KANAYA

Ah, Opa, jangan pernah pakai kemampuan opa sama cucunya sendiri.

REY

(Bingung)

Kemampuan apa?

KANAYA

Nanti juga kamu tahu sendiri, makanya sering-main ke Golven yah.

Sudah ah mau masuk dulu, Bye Opa, Bye Rey

(Kanaya sok menggoda menutupi perasaan groginya)

Itulah awal pertemuan antara Rey dan Kanaya. Sejak saat itulah Rey sering datang ke toko buku Golven dan tahu kemampuan special Opa yaitu bisa menebak perasaan setiap pengunjung yang datang ke Toko bukunya. Sehingga Opa dapat merekomendasikan bacaan yang cocok bagi setiap pengunjung di Toko Buku Golven.

Cut To

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar