7. PART 7

INT. GUDANG PERKAKAS - NIGHT

Maya membuka pintu dengan perlahan, sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara. Ketika pintu terbuka, Maya meraba dinding untuk mencari sikring lampu. 

Lampu dinyalakan.

Mereka berada dalam sebuah gudang perkakas kecil, dan gudang tersebut aman. 

MAYA

Ayo masuk. 

RIN

Kita yakin mau diem disini?

MAYA

Di sini aman, Rin. 

Candi menutup pintu dan duduk bersandar di pintu. Maya dan Rin duduk di seberang ruangan. 

RIN

Pak Darma sama yang lain baik-baik aja nggak ya, May?

MAYA

Gue yakin mereka bisa jaga diri kok, Rin. 

CANDI

Kenapa perduli banget sama mereka sih, Rin?

RIN

Kok lo ngomongnya gitu?

Candi diam saja, membuang muka. 

MAYA

Udah, Rin, tenang aja. Kan ada Papi Darma yang jagain mereka. Gue yakin mereka aman.

CANDI

Bisa apa dia? Pengecut.

RIN

Candi!

CANDI

Emangnya tadi dia nolongin gue? Nggak, May. Dia tau gue butuh bantuan, dan dia diem aja. Harusnya gue juga nggak usah bantuin dia. 

RIN

Udahlah, Candi. Mungkin Pak Darma cuma panik aja, dia bingung harus gimana! 

Candi berdiri, wajahnya penuh emosi.

CANDI

Belain si Darma aja terus!

Rin takut. Maya segera berdiri, dan mendorong Candi.  

MAYA

(Menunjuk wajah Candi)

Jangan berani-berani lo kasar sama, Rin.

Candi kelihatan menyesal. Dia melihat Rin dan Maya secara bergantian. 

CANDI

Sorry. Kelepasan. 

(Ke Rin)

Maafin gue ya, Rin. 

Rin yang hampir nangis hanya mengangguk-angguk. 

Candi kembali duduk. Maya tetap berdiri, mendengarkan dengan seksama. Begitu ia yakin keadaan aman, Maya kembali duduk.

MAYA

(ke Candi)

Gue ngerti apa yang lo rasain. Tapi jangan dilampiasin ke orang yang salah. 

CANDI

Kalau lo tadi nggak nolong gue, May...

MAYA

Iya, tau. Gue ngerti maksud lo. 

CANDI

Lo nggak bisa ngandelin siapa-siapa di situasi kayak gini. Nggak ada yang mau ambil resiko. 

MAYA

Lo bisa ngandelin gue, bisa ngandelin Rin. Kitapun bisa ngandelin lo.

CANDI

Kalian? Ngandelin gue?

MAYA

Jangan merendah. Hari ini lo udah nunjukkin keberanian waktu lo nolong Pak Darma. Lo itu ngga se-useless yang lo kira. 

RIN

Iya, Candi. Bener kata Maya.

Candi melihat ke Rin. Tatapannya hangat, tidak ada amarah sedikitpun. 

MAYA

Nah, kalau Rin yang ngomong aja baru lo percaya. 

Mereka bertiga tertawa kecil. Sesaat kemudian mereka diam lagi.  

RIN

Ngomong-ngomong, kenapa Pak Phillips ngebiarin kita di luar... 

CANDI

Kayak yang gue bilang tadi, Rin, orang nggak mau ambil resiko. Kita ini bukan siapa-siapa bagi mereka. Keselamatan kita nggak penting.

MAYA

Kurang lebih begitu. Zombie-zombie itu nggak jauh di belakang kita. Kalau mereka ngebukain pintu buat kita, ada kemungkinan bukan cuma kita yang bakal masuk ke Auditorium. Mereka yang ada di dalem nggak mau ambil risiko kayak gitu.  

RIN

Tapi kan keselamatan para mahasiswa ada di tangan para dosen. 

CANDI

(Senyum ke Rin)

Polos banget lo ini, Rin.

RIN

(Ke Maya)

Tapi emang bener kan, May?

MAYA

Tergantung kayaknya sih. 

RIN

Terus sekarang gimana? Kita harus apa? Kemana?

CANDI

Bukannya harusnya udah jelas ya?

Maya dan Rin menatap Candi dengan tatapan penasaran.  

EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - NIGHT

Tubuh-tubuh bergeletakan di sekitar gedung Auditorium. Tidak ada Adidarma. Beberapa zombie berdiri diam di sekitar gedung Auditorium. 

Beberapa tubuh terlihat kejang-kejang. Lalu satu persatu mereka berdiri. Sekumpulan zombie baru.

Namun ada satu tubuh yang tetap terbaring di depan pintu Auditorium. 

CLOSE ON wajah mayat. Dari mulut mayat tersebut keluar sebuah PARASIT.

Parasit tersebut maju beberapa langkah kemudian tubuhnya bergetar dan membelah diri menjadi dua. Satu parasit menjauh dari auditorium, sedangkan yang satu lagi menuju auditorium.

Parasit tersebut melata menaiki dinding. Masuk ke lubang saluran udara.  

INT. SALURAN UDARA - CONTINUOUS

Parasit tersebut membelah diri menjadi dua. Mereka melata sepanjang pipa saluran udara. Salah satu parasit membelah diri lagi, menjadi tiga. 

Kemudian empat.

Lalu Lima. 

Enam. 

Para parasit tepat berada di atas ruang utama auditorium. Tempat dimana banyak orang berkumpul dan merasa aman. 

INT. GEDUNG AUDITORIUM - NIGHT

Parasit menggantung dari lubang udara, kemudian jatuh...

Parasit mendarat di kepala Sofya yang sedang duduk sendirian. Dengan gerakan sangat cepat, sebelum Sofya bisa melakukan apa-apa, parasit masuk ke mulutnya. 

Sofya tersedak dan tercekik, tapi tidak ada yang menyadari apapun. 

Bara, Anton dan Tuko sedang duduk mengobrol. Parasit jatuh di bahu Bara, yang segera menyadarinya. 

BARA

(sambil menepis jatuh parasit)

Anjrit, apaan nih!

Mereka bertiga segera berdiri. Semua pasang mata melihat ke arah mereka.

ANTON

Bar, injek, Bar!

BARA

Ogah, lo aja!

Parasit masih menggeliat di karpet. 

TUKO

Buruan!

Tuko mendorong Bara

BARA

Sialan!

Bara menginjak parasit tersebut.

Dari berbagai arah di dalam Auditorium, terdengar suara teriakan-teriakan panik dari mahasiswa lain. Parasit-parasit yang lain sudah masuk ke Auditorium dan memasuki beberapa orang.

Seorang MAHASISWI berdiri membelakangi Sofya. 

Sofya menggeram keras dan Mahasiswi tersebut berbalik.

Sofya berdiri dengan posisi tubuh bungkuk yang kaku, kepalanya tertunduk.

MAHASISWI

Bu? Bu Sofya?

Mahasiswi tersebut hendak memegang pundak Sofya.

Sofya melolong keras dan menerkam mahasiswi tersebut.

Kekacauan terjadi di dalam gedung Auditorium. 

Phillips yang ketakutan segera keluar dari ruangan.

INT. LOBBY AUDITORIUM - CONTINUOUS

Phillips menutup pintu menuju ruang utama.

SUPARMAN

Ada apa sih, pak ribut-ribut?

PHILLIPS

Buka pintunya, Parman!

SUPARMAN

Yakali, pak! Cari mati?!

PHILLIPS

Kita diem di sini juga bakal mati!

SUPARMAN

Tapi...

PHILLIPS

Buruan, kuncinya mana!

Suparman bimbang, tapi karena mendengar suara-suara mengerikan dari balik pintu Auditorium, dia memberikan kuncinya ke Phillips.

Phillips buru-buru membuka pintu menuju ke luar. 

Begitu pintu dibuka...

CLOSE ON wajah zombie yang muncul dari balik pintu dan menerkam Phillips.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar