Bintang SMA 105
5. Bagian 5

INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - PAGI

Septia duduk di Meja Kerjanya, melihat Laptopnya, serius.

SEPTIA

Siapa yang bantu Kepala Sekolah? Dan siapa yang punya PT ini?

Terdengar pintu yang di ketok dan terbuka. Karina dan Pram masuk ke dalam. Septia menutup Laptopnya.

SEPTIA

Karina, Pram. Ada apa?

Karina melihat Pram. Pram melihat Septia, serius.

PRAM

Kami mau tanya Ibu. Soal Tio.

Septia melihat mereka, satu per satu.

CUT TO:

Karina dan Pram duduk bersebelahan. Di depan mereka ada Septia.

SEPTIA

Kalian mau tahu soal, Tio? buat apa?

KARINA

Sebenarnya bukan mau tahu, Bu. Saya mau tahu tentang Tio. Soalnya Ibu tahu sendiri, saya ada hubungan sama dia.

SEPTIA

Tidak banyak Ibu tahu tentang dia. Kecuali waktu kecelakaan.

KARINA

Saya dengar Sekolah bilang dia anak yang gak bener, Bu?

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Kalau itu memang benar, wartawan datang ke Sekolah dan mereka wawancara Kepala Sekolah dan Guru BK.

KARINA

Dan guru BK juga bilang yang sama kayak Kepala Sekolah?

SEPTIA

Iya. Tunggu, ini intograsi?

Karina melihat Pram, kelagapan. Pram hanya melihat Septia, datar.

PRAM

Karina mau tahu kenapa sekolah --

KARINA

Saya mau tahu tentang Tio aja Bu, gak lebih.

Septia melihat mereka, satu persatu. Karina tersenyum, kaku, melihat Pram tidak tersenyum.

SEPTIA

Sebenarnya, Pram pasti tahu Tio. Karena mereka dekat, tapi apa yang di katakan Kepala Sekolah sama Bu Fitri, itu juga salah. Tio memang nakal, tapi dia juga aktif di sekolah. Nilai-nilainya juga bagus.

KARINA

Tapi bukannya Tio di keluarin dari Sekolah, Bu?

SEPTIA

Itu yang saya sesalkan, kenapa mereka harus mengeluarkan Tio dari sekolah.

KARINA

Kenapa Ibu gak bilang ke mereka?

SEPTIA

Karena saya masih guru baru, gak berani bicara apa-apa. Kasus Tio dan Okta, saya sama-sama tidak berdaya.

KARINA

Jadi menurut Ibu, ada apa-apa di balik wawancara mereka?

SEPTIA

Saya mikirnya begitu, di tambah Tama yang juga bilang kayak gitu. Tapi saya tidak punya bukti apa-apa.

KARINA

Apa Ibu pernah cari tahu soal Tio?

SEPTIA

Pernah, tapi semua bukti dari Polisi mengarah ke Dia dan Ronald.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Makasih, Bu. Saya cuma mau tanya itu.

Karina dan Pram berdiri, berjalan menuju Pintu. Septia melihatnya --

SEPTIA

Apa Tama ada cerita ke kalian lagi soal Kepala Sekolah?

Karina dan Pram saling melihat.

KARINA

Gak, Bu. Kenapa?

SEPTIA

Gak ada apa-apa, Ibu mau tanya aja.

Karina mengangguk, ketika mereka membuka pintu --

SEPTIA

Kalian gak lakuin apapun di belakang Ibu, kan?

KARINA

Gak, Bu. Saya cuma mau tahu itu aja. Gak lebih.

Septia melihat mereka, serius. Karina dan Pram diam di tempatnya.

KARINA

Kami permisi, Bu.

Karina dan Pram keluar, menutup pintu. Septia masih melihat Pintu, itu.

SEPTIA

Lakukan apa yang kalian anggap penting.

Septia bersandar di kursi, melihat Langit-langit.

EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Karina dan Pram berjalan di koridor.

KARINA

Kamu dengar jawaban Bu Septia?

PRAM

Iya, berarti memang ada apa-apa.

KARINA

Sekarang banyak yang harus kita cari tahu.

PRAM

Ada orang yang memang ubah barang bukti dan apa yang di bilang Ronald benar.

KARINA

Dan mimpi aku itu benar.

Mereka berdua berhenti.

PRAM

Kamu ada waktu pulang nanti? Aku mau ajak kamu.

Karina hanya diam.

EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM - SIANG

Karina dan Pram berdiri di depan sebuah Makam. Mereka melhat Makam itu, datar.

Karina melihat Makam itu, bertuliskan:

PRASETYO PUTRO

Makam Tio sudah ada Bunga yang bertebaran, masih segar.

Mereka duduk di depan Makam Tio. Mereka membaca Doa dan menaburkan Bunga di atas Makam Tio.

CUT TO:

Karina dan Pram berjalan meninggalkan Makam itu.

KARINA

Tama juga datang?

Pram tidak menjawab.

KARINA

Apa kalian masih belum baikan?

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Kamu mau ceritiin aku soal Tio? selama ini aku cuma bisa nebak-nebak superdeal Tio orangnya kayak mana.

PRAM

(tersenyum)
Nebak-nebak superdeal?

Karina tersenyum mendengarnya.

PRAM

Hari ini ulang tahun Tio. Kami selalu rayain ulang tahunnya.

Karina melihat Pram, ia berhenti. Pram melihat Karina, datar.

INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA - SORE

SCENE FLASHBACK --

Pram dan Tama sedang berbaring di kasur, sedang bermain Handphone.

SUARA LAKI-LAKI (O.S)

Pacar terooos.

Pram dan Tama melihat ke arah Suara. PRASETYO PUTRO, 17. Tio duduk di Kursi Meja belajar. Pram dan Tama saling melihat.

PRAM

Sorry, Cantika lagi tanya mau ke mana weekend ini.

TAMA

Sama, Laras tanya mau kemana weekend ini.

TIO

Jadi kalian lebih milih pacar kalian daripada aku?

Pram dan Tama saling melihat, kemudian melihat Tio. Mereka mengangguk, bersamaan

TIO

Sial.

PRAM

Ngapain aku malam minggu sama kamu.

Tama mengangguk, setuju dengan Pram.

TIO

Oke, gak apa-apa. Kita lihat aja nanti.

Tio berbalik ke arah Meja Belajar. Pram dan Tama saling melihat, tersenyum.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Tama dan Pram berada di Kelas, sedang belajar. Dari luar Kelas, Tio berlari dengan kencang, mereka berdua terkejut melihat Tio.

TIO

Kalian harus tahu, aku ketemu cewek, cantiiiiik banget. Kayaknya Anak pindahan. Namanya Karina. Cantik, kan namanya?

Tak ada jawaban dari mereka, kembali belajar.

TIO

Serius, masalah kalian apa?

TAMA

Palingan kamu bilang cantik, besok kalau ada cewek cantik lagi, kamu bilang cantik juga.

Pram mengangguk, setuju.

TIO

Tapi ini serius, dia cantiiiik banget.

Pram melihat Tio, mendengus.

TAMA

Sekalian aja kamu tanya nomor hapenya.

TIO

Aaaaaah, kenapa aku gak tanya sekalian nomor hapenya.

Tio berjalan keluar, Mereka melihatnya --

TAMA

Mau kemana?

TIO

Mau minta nomor hapenya.

PRAM

Dasar bego.

Tio hanya cengir mendengarnya. Tama dan Pram tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

INT. RENTAL BAND - SORE

Pram sedang meminum Air. Tama sedang bermain Drum.

Tio sedang menulis kertas dengan Gitar berada di Pangkuannya.

PRAM

Tulis lagu?

TIO

Iya, kalian tahu judulnya apa? Baby!Baby!Baby!.

Pram tersenyum mendengarnya. Ia melihat ke sebelah Tio, ia mengambil kertasnya.

PRAM

Lumanyan buat orang gak ada bakat.

TIO

Di antara kalian, cuma aku yang ada bakat di musik. Sisanya cuma anak rumahan yang gak tahu dunia luar.

Tama dan Pram saling melihat, kemudian melihat Tio.

TIO

Ouch, tapi itu kenyataannya, kan?

TAMA

Aku duluan, Laras mau ajak jalan.

TIO

Dasar bucin.

TAMA

Daripada cuma bisa lihat cewek orang, kasian mana.

Tio menahan emosinya, Tama berjalan cepat keluar. Pram tersenyum.

PRAM

Ini bagus. Udah selesai?

TIO

Belum, sedikit lagi. Tapi lumayanlah buat orang yang gak ada bakat.

PRAM

Kamu serius mau jadi penyanyi?

TIO

Iya, kalau gak aku gak seserius ini.

PRAM

Sekolah itu penting juga.

TIO

Nilai aku bagus-bagus juga, kan. Walaupun gak sebagus kalian. Akademik gak cocok buat aku.

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Tapi serius, cewek yang namanya Karina itu cantik?

TIO

Cantik banget, kalau kamu lihat, pasti Cantika kalah.

Pram tersenyum mendengarnya.

PRAM

Mereka bukan ikan laga, gak usah di adu.

TIO

Maaf, maaf. Aku jadi misigonis. Itu salah. Tapi buat aku dia cantik.

Tio mengambil Handphonenya dan memencet sesuatu di sana, ia menggeser handphonennya ke Pram.

PRAM

Cantik. Kamu dapat dari mana?

TIO

Iya kan, dia cantik. Dari Rosa, mereka temenan, katanya dia suka K-pop. Sama kayak kamu Pram.

PRAM

Kalau gitu buat aku aja, cocok. Sama-sama suka k-pop.

Tio langsung pergi dari situ, Pram tersenyum mendengarnya.

INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA - MALAM

Tama sedang membaca Buku, Pram sedang melihat Laptopnya.

Terdengar suara handphone Pram, ia memeriksanya.

PRAM

Barangnya udah sampe.

Tama melihat Pram, tersenyum.

TAMA

Dia pasti senang kalau tahu.

PRAM

Sayangnya dia gak tahu.

TAMA

Udah kasih tahu dia?

PRAM

Belum.

Pram memencet sesuatu disana dan menempelkannya di telinga.

PRAM

Halo, di mana?

TIO (V.O)

Di luar, kenapa?

PRAM

Nanti malam kumpul di tempat biasa.

TIO (V.O)

Oke.

Sambungan di matikan. Mereka tersenyum.

TAMA

Aku ketemu Laras dulu.

Pram mengangguk, mereka melanjutkan kegiatan mereka.

INT. CAFE - MALAM

Pram duduk di kursi, ia melihat sekitar. Ia melihat jam di tangannya.

Ia melihat barang di sampingnya, besar. Tas Gitar. Ia tersenyum.

Pram mengambil handphone, memencet dan menempelkannya di telinga. Terdengar nada masuk, tak di angkat.

Pram meneleponnya sekali lagi, terdengar nada masuk, kali ini terdengar suara operator yang menjawab.

Ia melihat ke luar cafe, beberapa orang yang berlari dan berjalan ke arah samping, cukup ramai.

Pram melihatnya, ia berjalan menuju pintu.

Meninggalkan Tas Gitar itu di Meja.

EXT. PINGGIR JALAN - MALAM

Orang-orang berkumpul, mengelilingi sesuatu, berbicara satu sama lain.

Pram berjalan menuju kerumunan itu, ia melewati kerumunan itu, penasaran.

Kemudian ia berhenti, ekspresinya berubah, kosong.

Tio tergeletak di jalan, darah mengalir di tubuhnya. Tak jauh darinya ada Karina yang juga tergelatak, berlumuran darah. Mereka berdua tidak bergerak.

Pram berjalan mendekat, ia melihat Tio, tatapannya kosong.

PRAM

Bangun... woi... bangun... jangan bercanda. Woi banguuun... jangan bercanda.... bangun.

Pram berusaha membangunkan Tio yang tidak bergerak itu.

PRAM

BANGUUUUUUUN TIOOOOOOO!! BANGGUUUUUUUUUN!!

Tama yang berhenti di depan mereka, nafasnya tersengal-sengal. Pram melihat Tama, begitu sebaliknya.

PRAM

Tio gak bangun... bantuiin aku. Bangunin Tio.

Tama mendekati mereka. Ia duduk di depan Tio dan Pram. Mereka menangis, bersama-sama, sekeras-kerasnya.

EXT. TEMPAT KECELAKAAN - KARINA - SORE

KEMBALI KE MASA SEKARANG --

Karina berdiri di depan Tempat Kecelakaannya, ia melihat ke arah tempat itu, datar.

Ia berjalan pergi dari tempat itu.

INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM - MALAM

Pram duduk di Kursi Meja Belajarnya, ia sedang melihat sesuatu di sampingnya, datar.

Tas Gitar itu berada di atas Kursi, masih dalam keadaan baik.

EXT. DEPAN RUKO - SORE

Karim dan Septia berada di depan deretan-deretan Ruko. Mereka melihat Ruko yang ada di depan mereka.

KARIM

Dan benar dugaan saya.

Septia melihat sekitar.

KARIM

Tugas kita sekarang ada dua.

SEPTIA

Kita cari tahu siapa pemilik PT ini.

KARIM

Dan siapa orang yang bantu Kepala Sekolah bisa alihkan Dana BOS dan BOP.

Karim dan Septia melihat Ruko itu, datar.

SEPTIA

Saya tahu kenapa Tama mau laporin Kepala Sekolah.

KARIM

Kenapa, Bu?

SEPTIA

Ini ada hubungannya dengan Tio. Siswa yang meninggal karena tawuran antar geng.

KARIM

Saya tahu itu, Bu.

SEPTIA

Setidaknya itu yang sekolah bilang. Tapi yang saya tahu sebenarnya Tio gak pernah ikut geng motor sama sekali.

KARIM

Jadi Tama mau balas dendam sama Bapaknya sendiri?

SEPTIA

Dia cuma mau Bapaknya jadi orang yang bergantung jawab, cuma itu. Di tambah dia cuma mau lindungi Bapaknya, membuat Kepala Sekolah sadar kalau dia itu salah. Tidak lebih.

KARIM

Mungkin, Bu.

Karim melihat Septia, kemudian ia melihat ke arah lain.

SEPTIA

Apa kita biarin mereka, Pak?

Karim hanya diam, ia melihat Septia.

KARIM

Menurut Ibu?

SEPTIA

Kita tetap awasi mereka, biarin mereka lakuin hal yang menurut mereka penting.

KARIM

Saya rasa itu lebih baik, tidak semua masalah Anak-anak, Orang Tua dan Gurunya harus tahu.

SEPTIA

Justru banyak Orang Tua dan Guru gak tahu masalah anak-anak mereka, Pak.

KARIM

Ouch, itu masalah guru sekarang, Bu. Termasuk kita di dalamnya.

SEPTIA

Karena itu, saya gak mau jadi Guru yang hanya diam.

Mereka berdua tersenyum.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar