Daftar isi
#1
Prolog
#2
Bab 1. Aku, Puisi, dan Film
#3
Bab 2. Kak Roni, Fatamorgana, dan Rencana Shooting
#4
Bab 3. Shooting!
#5
Bab 4. Pak Kelana
#6
Bab 5. Shooting di Stasiun
#7
Bab 6. Ibu Sutradara, Gana, dan Beberapa Ketiba-tibaan
#8
Bab 7. Sekian Pernyataan
#9
Bab 8. Pengakuan
#10
Bab 9. Sebuah Catatan dalam Handphone
#11
Bab 10. Kamu
#12
Bab 11. Posesif
#13
Bab 12. Curhat
#14
Bab 13. Degup Kesukaanku
#15
Bab 14. Fatamorgana
#16
Bab 15. Tak Bisa Kumiliki
#17
Bab 16. Pernah
#18
Bab 17. Tega
#19
Bab 18. 5 Detik ke Lorong Kenangan
#20
Epilog
#21
Ucapan Terima Kasih
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#18
Bab 17. Tega
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Tiga hari setelah pertemuanku dengan Billa, aku mendapat telepon dari nomor tak dikenal. Aku sengaja tak menjawab teleponnya sesegera mungkin. Hingga baru beberapa lama, aku mau menjawabnya.
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp4.000
atau 4 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp50.000
atau 50 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 17
Bab 16. Pernah
Chapter Selanjutnya
Chapter 19
Bab 18. 5 Detik ke Lorong Kenangan
Sedang Dibicarakan
Cerpen
Bronze
Cinta dan Benci
Hilda Resina
Novel
Gold
Geigi
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
Apakah yang Kita Harapkan dari Hujan?
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Endless
Viviqarn
Flash
Bronze
Aturan Baku
Erena Agapi
Flash
Aksara Puisi
Ainun Zakiyah
Novel
Gold
Secret Kingdom Istana Ajaib
Mizan Publishing
Cerpen
Huruf di Tiap Halaman
Kai Skala
Flash
Bronze
Sehidup, Semati
Shabrina Farha Nisa
Novel
ELEGI CINTA SANG PENDOSA
Ronie Mardianto
Cerpen
Bronze
Yang Terlupakan
Yuli Harahap
Cerpen
Reuni Dua Jiwa
Sekar Kinanthi
Komik
Bronze
Sandi Nusantara
Mr. Q
Flash
Bronze
RUMAH DUKA ELISABETH
Okhie vellino erianto
Novel
Because I Know
Rizqiqa Adibya
Novel
Am I a Monster?
sintia indrawati
Flash
Dunia Lorong Waktu
Vanillarose
Novel
Bronze
Cara Berpikir Orang Desa yang Dilupakan Dunia Modern
Ariel Athahudan Pratama
Cerpen
Negeri Pemurah Sosial
Temu Sunyi
Flash
Bronze
Ibu Datang Membawa Seorang Gadis
Sulistiyo Suparno