Yang Muda Yang Meninggal
6. Bagian 6

57. INT. RUANG MAKAN RUMAH ASTI - MALAM

Setelah makan, Bunda membuka ipad mengecek nilai Asti untuk semester pertama.

BUNDA

3,86

AYAH

Bagus itu, kak.

BUNDA

Sayang ya, padahal sedikit lagi bisa 4.

CUT TO:

58. INT. KAMAR BIANCA - MALAM

Marsha dan Bianca lagi rebahan berdampingan, merek berbagi bantal.

BIANCA

Nilai lo udah pada keluarg belom, Sha?

MARSHA

Udah semua sih.

BIANCA

IP lo berapa?

MARSHA

2,1

Bianca langsung bangun dan duduk bersila

BIANCA

Anjrit! Serius lo? Agak mutlak ya gobloknya.

Marsha melempar bantal ke Bianca

MARSHA

Emang lo berapa, nyet? Kayak IP lo bagus aja.

BIANCA

Gue 2,3 dong!

MARSHA

Anjrit, beda dikit doang juga!

BIANCA

Ye yang penting lebih gede dari lo.

CUT TO:

59. INT. KAMAR ASTI - MALAM

Asti sudah mematikan lampu dan bersiap tidur. Dia telentang menatap langit-langit kamarnya. Pelan-pelan, air mata mulai membasahi pipinya.

CUT TO:

60. SINGGASANA - MALAM

Bapak sedang tengkurap di lantai, Bidadari 1 menginjak-injak punggungnya.

BAPAK

Tolong cari tahu dong, nilai kuliahnya Marsha bagaimana? Aku kok penasaran, ya.

BIDADARI 2

IP dia 2,1 Beb.

BAPAK

HAHAHAHAHAHA JAKAT AJA 2,5 LOH! Emang agak kurang ya anak itu. Duh, Ibunya pasti marah besar ini. Tapi, biarlah, toh aku sudah meninggoy, hihihi.

61. INT. RUANG MAKAN RUMAH MARSHA - SIANG

Ibu dan Marsha duduk berhadapan di meja makan.

IBU

2,1 ini tuh nilai?

MARSHA

Ya segitu adanya, Bu.

IBU

Kamu itu ngapain aja sih, sebenarnya? Ibu kira kamu nggak pulang tuh belajar. Ini kenapa nilainya cuma segini?

MARSHA

Aku minta maaf, Bu. Tapi, kemampuanku cuma segitu.

IBU

Ibu tahu kamu itu nggak pintar, tapi 2,1 itu keterlaluan Marsha. Kamu harusnya bisa dong berusaha lebih keras. Kamu sadar nggak sih, angka-angka ini punya pengaruh besar buat karir kamu nanti? Dan karir kamu punya pengaruh besar buat keluarga kita.

MARSHA

Maaf, Bu. Aku minta maaf.

IBU

Maaf nggak bakal mengubah angka-angka ini, Marsha.

Ibu berdiri dan langsung menuju kamar, Marsha tetap duduk di sana dan menutup mukanya denga kedua telapak tangan.

CUT TO:

62. INT KAMAR IBU - SIANG

Ibu duduk di kasur, lalu menelepon kampus Marsha.

IBU

Selamat siang, saya orang tua mahasiswa. Kalau saya ingin tanya-tanya soal aktivitas kuliah anak saya, saya harus menghubungi siapa ya?

CS KAMPUS

Kalau sekarang, kampus sedang libur Ibu. Jadi, dosen-dosennya juga libur. Tapi, kalau ibu ingin berdiskusi mengenai perkuliahan anak Ibu. Kalau memungkinkan, Ibu bisa datang ke kampus saja. Ibu bisa menemui Pak Rega atau Pak Dikdik di kampus.

IBU

Oh begitu, baik, terima kasih, mungkin besok saya ke sana, ya.

CUT TO:

63. INT. KAMAR MARSHA - MALAM

Marsha berbaring di kasurnya. Dia memeluk guling dan menghadap tembok. Setelah bengong sejenak, Marsha mengambil bantal lalu menutupi wajahnya.

CUT TO:

64. INT. RUANG TENGAH APARTEMEN BIANCA - MALAM

Papa dan Mama datang berkunjung. Mereka bawa sambal goreng tempe buatan Mama. Bianca makan disuapi Mama. Papa melihat-lihat nilai kuliah Bianca melalui ponsel Bianca.

PAPA

2,3 Ma nilainya.

MAMA

Nggak satu koma aja udah syukur Pa.

PAPA

Hahahaa iya sih. Ini dosen-dosen nggak ada yang komen soal kelakuan kamu di media sosial, Dek.

BIANCA

Ada Pa, beberapa, tiap ngajar nyindir-nyindir mulu. Terus suka sengaja nyuruh aku ke depan, ngerjain soal. Padahal dia tahu aku nggak bakal bisa. Tapi, sengaja aku dia pengin bikin aku malu.

PAPA

Terus kamu gimana?

MAMA

Ya nggak gimana-gimana pasti, Dede mah udah nggak punya malu.

Bianca mencubit lengan Ibu, mereka bertiga tertawa bersama.

PAPA

Marsha sama Asti gimana nilainya, De?

BIANCA

Marsha mah nggak usah ditanya, Pa. Kalau Asti ih kasihan loh.

MAMA

Kenapa emang Asti?

BIANCA

IP nya 3,86.

PAPA

Serius? Dia bisa dapat segitu di FK?

MAMA

Kok malah kasihan?

BIANCA

Iya kasihan lah, Bundanya boro-boro muji. Malah bilang, duh sayang ya, padahal sedikit lagi bisa nih 4.

MAMA

Kurang ajar banget itu ibu-ibu.

BIANCA

Rese banget kan? Emang nyebelin tuh Bundanya Asti.

MAMA

Emang susah ya hidup di keluarga terpandang. Aturannya banyak banget.

BIANCA

Ya begitulah, kelihatannya sih enak jadi Asti, punya segalanya. Padahal mah nggak punya apa-apa. Kepercayaan diri nggak punya, mimpi nggak punya, dukungan moral dari orang tua apalagi.

CUT TO:

65. INT. RUANG TENGAH APARTEMEN BIANCA - PAGI

Marsha, Bianca, dan Asti sudah rapi semua. Mereka duduk di ruang tengah.

 BIANCA

Bentar ya, gue mau bikin konten dulu, baru berangkat.

Bianca memasang ponselnya ke tripod lalu berdiri di depannya.

BIANCA

Selamat pagi ibu-ibu kecintaanku? Gimana nilai kuliah anaknya? Udah dibandingin sama tentangga belum? Kalau belum coba bandingin dulu, anaknya udah nungguin tuh, udah kebal kok dia. Nggak usah bilang makasih kalau nilai anaknya bagus, jatohin aja lagi pake petuah-petuah klasik semacam, sayang yah, kok masih ada B nya sih. Nggak apa-apa anak ibu udah biasa kok dibacok pake lidah.

Bianca langsung memposting konten yang dibuatnya.

BIANCA

Itu spesial buat lo As. Meskipun nyokap lo nggak follow gue, gue yakin, pasti nyampe kok ke grup WA nyokap lo yang bertanduk itu.

Bianca dilempar bantal sama Asti.

ASTI

Aku juga nggak follow kamu kok, Bi. Sesekali aja buka profil kamu.

 

BIANCA

Lo beneran nggak follow instagram gue ya As?

ASTI

Nggak Bi, aku nggak sanggup bacain komentar orang-orang di postingan kamu. Kamu mungkin udah biasa, tapi aku suka nangis sendiri kalau lagi buka instagram kamu.

BIANCA

Hahaha lo sayang banget ya As sama gue?

MARSHA

Dia mah emang gitu, yang disakitin siapa, yang nangis siapa.

BIANCA

Eh, bentar. Gue bikin konten satu lagi ya, buat besok. Mumpung masih anget inspirasinya.

Bianca memasangkan ponselnya ke tripod.

BIANCA

Pagi ini gue nggak mau nyapa ibu-ibu ah, sekali-kali nyapa anak muda aja. Selamat pagi wahai anak muda yang jalan hidupnya ditentukan oleh ketakutan-ketakutan ibunya! Semangat ya, semoga kalian terus kuat karena kayaknya ibu-ibu kalian nggak akan pernah nyadar. hahahahahah.

Selesai merekam, Marsha melempar bantal kursi ke Bianca

MARSHA

Yang itu buat gue, kan? Bangsat emang lo

BIANCA

Hahahahaha nggak loh, inspirasi tetap gue selalu Bundanya Asti. Dia best of the best sih kalau soal bahan roasting.

CUT TO:

66. EXT. MAKAM BAPAK - SIANG

Marsha, Bianca, dan Asti mengelilingi makam Bapak. Marsha mengetuk-ngetuk nisan Bapak.

MARSHA

Tok. Tok. Tok. Pakeeeeet!

Bianca dan Asti menabur bunga.

MARSHA

Kami kangen banget sama Bapak.

BIANCA

Bundanya Asti tambah jahat Pak.

ASTI

Bianca makin sering dihujat, Pak.

MARSHA

Bapak kenapa harus meninggal sih. Kalau Bapak masih ada, pasti Bapak yang dimarahin ibu kalau nilai aku jelek.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar