Yang Muda Yang Meninggal
3. Bagian 3

36. INT. KELAS MARSHA - PAGI

Ini hari pertama Marsha kuliah. Dia masuk kelas yang berisi 32 orang mahasiswa baru. Marsha kursi paling belakang bagian tengah, Marsha memakai setelan hitam putih dan jas almamater. Di depannya, ada sepasang kakak pembimbing yang duduk di meja dosen dan Pak Rega yang berdiri di tengah.

PAK REGA

Selamat pagi anak-anak yang gagal masuk negeri.

MAHASISWA BARU

(Tertawa lalu menjawab Selamat pagi, Pak!)

PAK REGA

Perkenalkan, nama saya Rega. Kebetulan saya ditakdirkan jadi rektor kampus ini. Saya ucapkan selamat datang untuk kalian semua. Dan percayalah, saya paham kalau kalian nggak terlalu bersemangat karena terpaksa kuliah di kampus yang sama sekali nggak kalian harapkan.

MAHASISWA BARU

(menyimak Pak Rega)

V.O KETUA YAYASAN

(Speaker yang ada di atas papan tulis mendadak berbunyi)

Halo halo... Cek... Cek... Ehm. Saya Dikdik, ketua yayasan kampus ini. Saya mau ngucapin selamat datang aja buat mahasiswa baru. Udah sih itu aja, bye!

PAK REGA

Nah, itu ketua yayasan kita. Orangnya introvert banget. Tapi nanti kalian pasti bakal sering menemui beliau di ruangannya.

MAHASISWA BARU

(menyimak dengan raut wajah bingung, sebagian mengerutkan kening, sebagian lain mulai merasa salah memilih kampus.)

PAK REGA

Oke, sekarang saya mau tahu apa sih hal-hal keren yang ada di kampus ini. Saya mau lihat alumni-alumni kampus ini yang sekarang sukses. Coba kakak pembimbing, tampilin slide nya! Ya itu!

Di papan tulis, terpampang foto gedung perkantoran.

 MAHASISWA 1

Itu perusahaan punya alumni kampus sini Pak?

PAK REGA

Bukan, gedungnya. Lihat tukang gerobak cilok di depan gedung itu? Nah itu alumni kampus sini.

MAHASISWA 2

Yaelah, kalau jadi tukang cilok doang ngapain kuliah!

PAK REGA

Jangan salah! Dia saya bilang sukses karena sebelum dia kuliah di sini... Dia itu begal! Waktu dia keluar penjara, saya langsung kasih beasiswa untuk kuliah di sini. Lihat dia sekarang, dagang cilok!

MAHASISWA BARU

(Sebagian besar tertawa malu-malu semacam ingin tertawa tapi takut dosa)

PAK REGA

Di kampus ini, yang akan kalian pelajari bukan cuma ilmu-ilmu eksak dan hal-hal yang teoritis. Tapi, kalian juga bakal belajar bagaimana cara hidup dan menghidupi sepenuh hati. Kami nggak berorientasi pada nilai yang tertulis di atas kertas, tapi kami lebih fokus ke nilai yang tertanam di dalam hati.

Marsha yang lagi fokus menyimak disikut seseorang di sebelahnya.

MAHASISWA 3

Pssssttt. Psssttt.. Kenalan dong!

MARSHA

Gue Marsha.

IVAN

Gue Ivan.

MARSHA

Lo angkatan berapa? Kok tua banget muka lo?

IVAN

Gue nganggur dulu lima tahun, baru kuliah. Eh, instagram lo apa? Gue mau follow dong.

Ivan memberikan ponselnya ke Marsha. Marsha memberikan akun instagramnya.

IVAN

Lo... Lo kok difollow Bianca?

MARSHA

Dia sahabat gue.

IVAN

Serius lo? Anjrit, gue suka banget sama dia! Kenalin dong!

MARSHA

Ogah, gue yakin dia nggak bakal suka sama lo.

CUT TO:

37. EXT. PARKIRAN KAMPUS BIANCA - SIANG

Bianca berjalan menuju mobilnya. Waktu dia sampai di mobil dan hendak membuka pintu, dia melihat ada coretan merah di bagian kanan mobilnya. Coretan itu bertuliskan. "MOBILNYA MAHAL, YANG PUNYANYA MURAH." Bianca cuma mendengus lalu masuk ke mobil.

 

CUT TO:

38. INT. MOBIL BIANCA - SIANG

Di dalam mobil Bianca mencengkram setir erat sekali. Lalu, dia memukul-mukul setir dengan mata yang terpejam. Ponsel Bianca berbunyi. Bianca mengangkat telepon dan menyetel loudspeaker.

BIANCA

Ya Mbak?

MANAJER BIANCA

Lo di mana Bi?

BIANCA

Oh gue masih di kampus.

MANAJER BIANCA

Masih lama nggak lo? Kira-kira bisa photoshoot nggak hari ini?

BIANCA

Belum selesai sih, tapi gue cabut ajalah nggak apa-apa. Gue ke studio sekarang aja ya?

MANAJER BIANCA

Serius nggak apa-apa? Agak sorean nggak apa-apa kok?

BIANCA

Sekarang aja deh, Mbak. Gue udah nggak mood di kampus.

MANAJER BIANCA

Ya udah kalau gitu, gue tunggu di studio yah sekarang.

Bianca memutus telepon. Dia menyalakan mobil dan tancap gas meninggalkan kampus.

CUT TO:

39. INT. KLINIK BUNDA ASTI - SIANG

Sambil makan bersama dua orang asistennya, Bunda Asti menonton video upacara pembukaan di kampus. Bunda langsung meloncat ke bagian Asti yang dipilih sebagai perwakilan mahasiswa baru untuk menerima jas almamater.

ASISTEN 1

Itu anaknya Dokter ya Dok?

BUNDA ASTI

Iya, anak saya dipilih karena termasuk salah satu lulusan terbaik nasional yang masuk ke kampus itu.

ASISTEN 2

Ngambil kedokteran gigi juga dok?

BUNDA ASTI

Nggak dia kedokteran umum. Nantinya mau jadi spesialis anak.

Bunda tersenyum bangga melihat Asti di layar.

CUT TO:

40. INT. RUANG TENGAH APARTEMEN BIANCA - MALAM

Bianca lagi rebahan di sofa ruang tengah. Marsha datang langsung menghampirinya.

MARSHA

Lo abis kerja ya Bi? Emang nggak ada acara di kampus?

BIANCA

Ke kampus dulu gue tadi pagi, setengah hari langsung cabut. Rusak mood gue, baru hari pertama.

MARSHA

Kenapa emang? Lo dikerjain ya?

BIANCA

Ya biasalah, senior cowok pada caper, senior cewek pada nyinyir.

MARSHA

Sabar ya Bi.

Marsha mengelus kepala Bianca yang terlihat sangat lelah. Matanya terpejam, Bianca mengangkat kepala dan pindah tiduran di paha Marsha.

BIANCA

Udah biasa, Sha. Emang itulah yang terjadi kalau lo kece parah, terkenal, dan bergelimang harta.

Marsha menjitak manja kening Bianca.

BIANCA

ANJRIT!

MARSHA

NAJIS LO! GELI GUE! HAHAHAHA! Eh, gue nginep sini ya! Males pulang gue.

BIANCA

Iya, iya, suka-suka lo deh. Apartemen ini punya 3 kamar kan, lagian lo udah gue kasih kartu akses juga kan. Anggap aja apartemen sendiri Sha. Kalau lo beli masih lama sih kayaknya. Ini mahal banget soalnya

Marsha menjitak Bianca sekali lagi, keduanya tertawa bersama.

CUT TO:

40. RUANG MAKAN RUMAH ASTI - MALAM

Bunda terlihat sumringah menyuapi adik Asti yang masih kelas 3 SD. Dia makan sambil main ipad, sementara Ayah dan Asti terlihat lelah. Mereka makan dalam hening.

ADIK

WAH INI KAKAK ASTI YA?

Adik memperlihatkan layar ipadnya ke Asti. Terpampang sebuah foto dan sebuah artikel yang memberitakan kalau kampus Asti sudah melaksanakan upacara pembukaan mahasiswa baru. Di foto itu Pak Rektor berdiri di tengah satu orang perwakilan mahasiswa dan satu orang perwakilan mahasiswi. Asti cuma tersenyum dan mengangguk.

ADIK

Bapak-bapak ini siapa Bunda?

BUNDA

Itu rektor, semacam kepala sekolah kalau di sekolah Ade.

ADIK

Kok kakak bisa foto sama rektor? Emang semua orang harus foto sama rektor kalau mau masuk kuliah?

BUNDA

Ya nggak, Kakak kan lulus SMA nya masuk terbaik nasional, jadi dipilih buat wakilin mahasiswa baru.

ADIK

Oh gitu, kalau ade lulusan terbaik juga nanti, ade juga foto?

BUNDA

Iya dong, emang ade bisa jadi lulusan terbaik kayak kakak?

ADIK

Bisa dong, ade kan sama pinternya sama kakak!

Diam-diam Ayah mengamati raut wajah Asti.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar