Thole Golek Susuh Angin (Thole Mencari Sarang Angin)
9. 9
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. JALAN PEMATANG SAWAH - AFTERNOON

THOLE berjalan di pematang sawah sambil diikuti AYA yang mengenakan baju serba kuning, AGUS mengenakan baju serba merah, BOMBOM baju serba hitam, dan TRIYO baju serba putih. yang jingkrak-jingkrak menyanyi-nyanyi lagu London Bridge is Falling Down dengan lirik yang di modivikasi untuk mengejek THOLE.

Kita mengikuti perjalanan THOLE dengan sliding ke kanan. Di jalan petak sawah itu IBU-IBU berdiri seperti pagar bagus menghadap ke THOLE. Dengan posisi BU INAH mengenakan pakaian serba putih paling kiri, lalu BU SUPIAH dengan pakaian serba kuning, lalu BU AMAH memakai pakaian serba merah dan BU LAWA memakai pakaian serba hitam. Ketika BU INAH sudah out frame ia ke kiri, ia muncul lagi dari kanan frame di sebelah kanan BU LAWA, begitu juga BU AMAH ketika ia sudah out frame ke kiri ia muncul lagi di kanan disebelah kanan BU INAH dan begitu seterusnya.

ANAK-ANAK

Hee!! Tenyom e mlayu, Tenyom e mlayu
Hee!! Monyetnya lari, monyetnya lari
(Bernyanyi)
Nyooom, Tenyom tenyom tenyom tenyom tenyom
Nyeet, monyet monyet monyet monyet monyet

BOMBOM

(Menyanyi)
Tenyom angel ditata!
Monyet sulit diatur!

ANAK-ANAK

(Menyaut)
Nduwableg nduwableg!
Sangat nakal sangat nakal!

INAH

Sabar le

AGUS

(Menyanyi)
Tenyom kancane setan
Monyet temannya setan

ANAK-ANAK

(Menyaut)
Ancene setan! Suwetan!
Memang setan! Sangat setan!

AMAH

Ngene iki lo dadine kandel e kupingmu!
Begini ini jadinya karena tebalnya kupingmu!

AYA

(Menyanyi)
Tenyom koyok silite wajan!
Monyet seperti pantatnya wajan!

SUPIAH

Eeeeee, ancene Tenyom gudhigen
Eeeee, memang monyet kudisan

ANAK-ANAK

(Menyaut)
Bokonge wajan! Uwireng!
Pantatnya wajan! Sangat hitam!

TRIYO

(bernyanyi)
Te-te-te-te-te-Tenyom!
Mo-mo-mo-mo-mo-Monyet!

ANAK-ANAK

Tuwenyom! Tuwenyom!
Sangat monyet! sangat monyet!

BU LAWA

Lha iya ancene setelan urip hina
Lha iya memang pawakan hidup hina

THOLE terus berjalan dengan menahan kemarahan yang sudah mendidih dan siap untuk diluapkan. Lalu ada DUA IBU-IBU berjalan berpapasan dengan THOLE.

IBU 1

Ate nangdhi Le? Pak Munco sehat a?
Mau kemana Le? Pak Munco sehat a?

THOLE

(Berbicara pada dirinya sendiri)
MBUH OJOK KAKEHAN OMONG!!
Gak tau jangan kebanyakan ngomong!

IBU 2

Apa'a arek iki?
Kenapa anak ini?

ANAK-ANAK tertawa-tawa. DUA IBU-IBU melanjutkan perjalanan meninggalkan THOLE. Tawa anak-anak semakin kencang.

THOLE

(FRUSTASI)
HWAAAAAAA!!!!!

THOLE melihat pohon pisang lalu memukulinya bagaikan samsak dengan penuh kemarahan. ANAK-ANAK dan IBU-IBU kecuali BU INAH mengejek THOLE.

ANAK-ANAK DAN IBU-IBU

TENYOM E MLAYU! TENYOM E UCUL! TENYOM NYATHEKAN! GUDHIGEN! NULARI PENYAKIT! PENYAKIT GAK KENEK DITATA!
(Terus berulang)
MONYETNYA LARI! MONYETNYA LEPAS! MONYET SUKA MENYAKAR! KUDISAN! MENULARKAN PENYAKIT! PENYAKIT TIDAK BISA DIATUR!

INAH

Ya Allah Gusti…
(Mengelus dada)
Astaghfirullah…
(Mengelus dada)
Nyuwun pitulungane Gusti…
Minta pertolongannya Gusti

MUNCO datang dari belakang THOLE dan menepuk pundaknya.

MUNCO

Le…

ANAK-ANAK lalu lari ketakutan outframe dan IBU-IBU kemudian berhenti mengejek THOLE, dan memperhatikan MUNCO dengan prihatin. THOLE berbalik dan melihat ayahnya dengan muka teduhnya.

THOLE

Pak…

(Kemudian ia memeluk Bapaknya dan menangis tersedu-sedu)

MUNCO hanya memeluk THOLE dan membelai rambutnya. Lalu ia berkata

MUNCO

Ayo mulih Le, dienteni emak
Ayo pulang Le, ditunggu ibuk

THOLE hanya mengangguk, lalu ia digendong MUNCO pulang. IBU-IBU mengikuti mereka sambil saling menyalahkan dengan gestur. THOLE tetap menangis tersedu-sedu.



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar