THE SUN IS BLUE | SCRIPT
9. #9 ZONA BIRU ( SCENE 59 - 71 )

58. INT. RUMAH NIKI - KAMAR NIKI - MALAM

CAST : NIKI, NENEK

Niki berbaring menghadap tembok. Menutupi wajahnya dengan guling saat neneknya masuk dan duduk dibelakangnya. Neneknya mengelus punggung Niki pelan.

NENEK

Gak usah khawatir. Diusahain bisa kuliah kok, meskipun nanti di kampus kecil. Masalah bapakmu yang berantem hebat (beat) ya emang hebat sih nik. Bapakmu sampai disuruh pergi dari rumah kalo kamu jadi ambil sekolah itu. Kamu harus masuk ke sekolah itu? Gak ada yang lebih murah? (beat) Emak gak masalahin kok kalo niki mau ambil jurusan apa, yang penting masa depannya terjamin. Kalo emak sama kakung gak ada kan niki tinggal hidup sendiri.

Nenek Niki menepuk niki pelan kemudian keluar dari kamar.

NIKI ( halusinasi )

Seharusnya lo omong itu semua. Bukannya cuman dibayangin. Ngapain juga dihapus, kan emang bener temen-temen minta di post. Bukan salah lo kalo lo juga pengen sekolah itu. (beat) Whatsapp amoi juga udah lo baca kan. ( mengejek ) Jangan minta-minta uang ke papiku. minta sana ke mamak kau. ( pause ) Lo mau menyerah? Lo aja gak tau caranya nangis gimana. Muter film sedih gih, biar paling gak air mata lo keluar.

Niki meremat sepreinya. Air matanya mengalir dari matanya tapi ekspresinya biasa saja. Ia kemudian terlihat berteriak tanpa bersuara.

CUT TO

59. EXT. DEPAN KELAS NIKI - SIANG

CAST : RENDRA, NIKI, ICA, EXTRA

Rendra berdiri didepan pintu kelas Niki sambil mencari Niki yang tak kunjung ia lihat. Ica berjalan keluar kemudian menepuk bahu Rendra.

ICA

Hp Niki rusak. Jadi dia gak bisa dihubungin.

RENDRA

Ah, dia lagi dimana?

ICA

Pamitnya tadi sih ke kamar mandi cuci muka.

( Rendra mengangguk mengerti kemudian kembali menatap layar hpnya )

ICA (CONT'D)

Habis les nanti lo kemana? Makan bareng mau ngga?

RENDRA

Gue les lagi lah diluar. (beat) Ah, lo gak perlu pura-pura jadi temen niki didepan gue. Biasa aja kayak pas ngomonin dia sama geng lo.

NIKI

( memasang wajah tidak tertarik )

Ngapain?

RENDRA

Oh, Gue mau minta maaf.

NIKI

Gak usah dipikirin.

Niki kemudian masuk ke kelas. Rendra menatap menyesal

CUT TO

60. EXT. LAPANGAN FUTSAL

CAST : EVAN, RENDRA

Evan memukul Rendra hingga Rendra tersungkur.

EVAN

Lucu banget ren. Lucu.

Rendra berdiri sambil mengusap ujung bibirnya.

EVAN ( CONT'D )

Lo udah tau serapuh apa anak itu dan lo masih nyakitin dia. Beraninya lo bilang itu.

RENDRA

Tapi ngga salah kan.

EVAN

Berhenti berpikir elo orang paling menderita di dunia dan berpikir orang seperti Niki cuman orang lewat yang kebetulan bikin lo sadar bahwa lo bukan siapa-siapa.

EVAN ( CONT'D )

Masih untung dia bantuin lo sadar.

Rendra menghela nafas sambil mengusap darah diujung bibirnya.

CUT TO

61. EXT. TAMAN BELAKANG SEKOLAH - SIANG

CAST : NIKI, RENDRA

Rendra menarik Niki kemudian melepaskannya. Rendra menghela nafasnya kemudian berjalan. Niki berjalan dibelakang Rendra dengan tangan disaku jaketnya.

NIKI

Gue gak sakit hati sama omongan lo jadi biarin gue pergi.

Rendra kemudian berjalan mundur. Niki meneliti ekspresi Rendra.

RENDRA

Gue udah omongin hal itu sama papa gue. (pause) Semalem Kak rangga juga nelpon gue. Dia nanyain kabar gue dan cerita panjang lebar sampe gue gak tidur. Kita sampe ngomongin astronomi gara-gara bingung mau ngobrolin apa. Tau gak kalo di sistem tata surya, lo itu kaya matahari. Nerangin gue banget. Baik banget ke gue.

NIKI

Tapi menurut gue, gue itu bulan. Lebih deket, tapi dibanding Matahari, bulan jauh lebih kecil. Padahal kalo diliat, ukurannya sama aja. Dan lagi, bulan gak bisa bersinar sendiri. (Suara kecil) Kalaupun matahari, mataharinya beku.

RENDRA

Heh?

Niki menggoyangkan tangannya memintanya mengabaikan perkataannya itu.

RENDRA

Pokoknya makasih banget. Lo bener-bener kek penerang gue banget. (beat) gue malu akuin ini, tapi gue ampe nangis semalem.

Niki tertawa kecil mendengarnya.

NIKI

Gue bakal serius sama ujian gue. Jadi jangan sering-sering cari gue.

RENDRA

Iya sih, padahal asik ngobrol sama lo. (beat) Ah, Gue masih penasaran satu hal. Lo beneran pernah pacaran sama Evan?

NIKI

(langsung mengangguk)

Gak ada orang yg tau sih, tapi emang bener.

Rendra tampak kecewa mendengarnya.

NIKI

Lo mau dengerin cerita gue gak? Gantian.

RENDRA

Tapi Evan bilang gue gak boleh tanya masalah lo.

NIKI

Tapi kan gue ngasih tau tanpa lo tanya.

RENDRA

Ngga ke Evan aja?. Dia lebih berhak kan?

NIKI

Karena terakhir gue cerita ke dia, dia bilang gue punya kemungkinan bisa bunuh diri kapan aja. ( beat ) Bukan karena gue gak percaya ke dia, gue gak mau bikin dia sandaran utuh buat gue. Karena saat dia pergi, gue gak mau kehilangan rumah untuk kesekian kalinya. Karena gue paket salah di alamat yang benar.

RENDRA

Lalu kenapa harus gue?

NIKI

Karena lo liat gue di jembatan waktu itu. Makanya lo bisa tanya berapa topeng yang gue pake. Anggap aja kita bertemu diwaktu yang nggak tempat. Makanya gue buat lo jadi kapsul ruang angkasa yang nampung cerita gue saat ini.

RENDRA

Lo tau? (pause) (curiga) lo gak cerita karena mau ndorong gue pelan-pelan kan?

NIKI

Selama lo mau dengerin ini.

RENDRA

Selama lo gak mutusin pergi dari dunia ini.

NIKI

(tertawa)

Engga lah, Gue dikasih hidup, makanya gue bertahan. Kalaupun iya, Itu bukan lagi jadi kesalahan gue, tapi orang lain karena gak mampu nyelamatin gue. (pause) Nggak, itu jadi salah gue karena bikin mereka berpikir seperti itu.

RENDRA

Kenapa lo gak cerita kalo itu terlalu berat.

NIKI

Karena masalahnya di gue. Bukan orang lain.

CUT TO

61. INT. TEMPAT LES - SORE

CAST : RENDRA, EXTRA

Rendra memutar pulpen ditangannya sambil melihat instagram Niki yang ia cek banyak bersi komentar 'fake' dari akun yang sama. Ekspresinya terlihat kalut setelah mendengar cerita Niki. Ia berdiri mengambil tasnya kemudian berjalan keluar.

RENDRA

(menelpon)

Pak, bapak belum pulang kan. Barang saya ketinggalan di perpus.

62. INT. STASIUN MRT - PETANG

CAST : NIKI, EXTRA

SFX : SUARA MRT.

Niki berdiri didepan jalur pembatas menatap kosong rel didepannya. Saat MRT itu berhenti didepannya ia hanya diam dan membiarkan MRT itu kembali berjalan. Ia berbalik pergi.

63. EXT. DEPAN SEKOLAH - PETANG

CAST : RENDRA

Rendra menelpon Evan berulang kali dengan gusar. Sesekali berjalan berputar.

RENDRA

Lo sekarang dimana. (beat) Niki kayaknya ngga baik-baik aja. Lo tau gak dia dimana biasanya?

Rendra kemudian menghentikan taxi yang lewat didepannya.

CUT TO

64. INT. BUS TRANSJAKARTA - PETANG

CAST : NIKI, EXTRA

Niki masuk kedalam bis. Ia kemudian duduk didekat jendela dan melihat keluar jendela.

NIKI ( Halusinasi )

Lihat nih, ada cewek goblok yang muter-muter jakarta sambil ngeringin bajunya yang basah.

Niki memegang ujung roknya yang masih basah.

NIKI ( halusinasi )

Masih untung sih ngguyurnya ngga pake air bekas pel.

NIKI

Gue sebenarnya kenapa sih? Salah gue dimana sih? Padahal kalo gue tanpa sengaja nyakitin orang lain, tinggal bilang aja. Gue pasti langsung minta maaf.

NIKI ( halusinasi )

Lo kan saking gampangnya minta maaf jadi mereka lakuin itu ke elo. Berhenti melakukan hal bodoh itu. Kenapa persepektif orang lebih penting sementara lo gak bisa cintai diri lo sendiri. Mengalah gak selamanya benar.

NIKI

Tapi kan gue bisa belajar dan intropeksi dari itu.

NIKI ( halusinasi )

Yakin?, tapi kok gue cuman liat cewek tolol yang pura-pura baik-baik aja padahal benci sama dirinya sendiri.

NIKI ( halusinasi )

Lalu sampai kapan kamu mau mengorbankan mental lo sampai akhirnya menerima kenyataan dan mencintai dirimu sendiri?

NIKI

Ayo berhenti.

NIKI ( halusinasi )

Benar, ayo berhenti berusaha membunuh diri kita sendiri dari dalam.

CUT TO

65. EXT. JALANAN - MALAM

CAST : RENDRA, EVAN

SFX : Dramatic background sound.

SPLIT SCREEN

a. Evan sedang berlari di jembatan penghubung baru.

b. Rendra berusaha menyebrang jalan raya.

CUT TO

66. EXT. JEMBATAN TEMPAT NIKI BERTERIAK - MALAM

CAST : RENDRA

Rendra menaiki tangga dengan susah payah. Ia berhenti dengan nafas tersengal dan berkacak pinggang. Ia mengeluarkan hpnya dan ada 2 misscall dan 1 pesan dari Evan.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS PLACE

A. Kantor guru - Angin membalik lembar kertas di meja pak Andi.

B. Kantin - sepi dan hanya ada ibu kantin yang membereskan meja.

C. Ruang kesenian - siswa-siswi yang melukis, angin meniup gordain jendela. seorang siswa menutup jendela.

D. Hall piala yang sepi.

E. Kursi tempat Rendra dan Niki duduk yang tertutup daun.

F. Tangan yang meraih buku Niki di rak paling bawah.

END MONTAGE

CUT TO

67. INT. PERPUSTAKAAN - PAGI

CAST : RENDRA, PENJAGA PERPUS

Rendra berjalan kearah rak tempat ia bertemu Niki. Ia menatap sendu buku yang sudah tidak ada disana kemudian berjalan keluar setelah membungkuk pelan pada penjaga perpus yang melambai padanya.

CUT TO

68. EXT. KORIDOR SEKOLAH - PAGI

CAST : RENDRA, NIKI

Rendra turun dari tangga dan berbelok. Ia tersenyum kecil ketika melihat Niki yang tersenyum sambil melambai kecil padanya dari kejauhan. Niki berjalan ke sisi koridor lain sementara mata Rendra mengikuti arah jalan Niki.

RENDRA ( VO )

Sesuai dugaan gue, setelah hari itu dia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

FLASHBACK TO

69. EXT. JEMBATAN TEMPAT NIKI BERTERIAK - MALAM

CAST : NIKI, EVAN

Niki duduk meringkuk. Tangannya menyilang membentuk butterfly hug. Niki mengangkat kepalanya ketika merasakan seseorang berdiri didepannya.

NIKI

( tersenyum kecil )

Lagi-lagi lo yang nemuin gue.

EVAN

Lo kemana aja, Rendra bilang lo ngilang. Lo gak papa kan?

NIKI

Gue gak papa, serius.

EVAN

Terus kenapa lutut lo bisa berdarah. (memegang pundak niki) Cepet bilang.

NIKI

Tau gak, gue tadi masuk ke stasiun MRT itu. Selama ini gue cuman liat dari jauh, setelah liat dari deket ternyata biasa aja.

EVAN

Lo ngomong apa sih.

NIKI

Gue takut sama tempat itu. Setelah gue datengin ternyata gak semenakutkan itu. (beat)(tersenyum bodoh) Gue malu. Rasanya lebih buruk daripada rasa takut gue sama diri gue sendiri.

EVAN

Please, omong ke gue. Lo gak perlu lagi mikirin gimana reaksi gue.

NIKI

Gue suka ketika lo gak tanya apapun tentang itu. Lo sangat berharga sampe gue gak mau cerita apapun ke elo. Tapi setelah lo tanya ( tersendat ) Kenapa hidup gue seberantakan ini? Kenapa gue harus terlahir jika sejak awal gue gak pernah dapet kebahagiaan yang didapetin anak lain.

(pause) (suara tersendat)

Memangnya gue minta lebih. Gue bahkan cuman mimpi biar bisa kayak anak-anak lain. Gue bahkan sekali aja gak pernah bilang gue lelah sama hidup gue. Selama ini gue berusaha jadi anak baik ke semua orang. Berusaha banggain semuanya, gak nyusahin orang, berusaha bersikap sedewasa mungkin.

EVAN

Lo cuman hidup. Berusaha sebisa lo menjadi manusia yang hidup.

NIKI

( Nafas yang tidak beraturan - anxiety attack )

Gue pengen nangis. Tapi gak tau kenapa gue harus nangis karena hal ini (beat) Gue harus gimana. Gue cuman pengen bahagia. ( kehabisan nafas ) Sepertinya gue udah kehilangan diri gue sendiri.

Evan menatap Niki dengan prihatin. Niki merintih kesakitan dengan tubuh bergetar. Evan memeluknya sementara Niki tetap memeluk dirinya sendiri dengan butterfly hug.

CUT TO

70. EXT. JEMBATAN TEMPAT NIKI BERTERIAK - MALAM

CAST : RENDRA, EVAN, NIKI.

Rendra mengeluarkan hpnya. Mengecek cepat pesan Evan sambil berjalan.

EVAN ( teks )

Gue udah nemu dia. Makasih udah ngabarin gue.

Ia berhenti. Tangan rendra jatuh. Ia menghela nafasnya lega. Ia kemudian mengusap rambutnya melihat dari kejauhan Evan yang berdiri didepan Niki yang meringkuk.

FLASHBACK END

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar