THE SUN IS BLUE | SCRIPT
6. #6 PARENTS ( SCENE 35 - 44 )

35. INT. JALANAN – PAGI

CAST : RENDRA

Rendra menutup gerbang rumahnya kemudian mulai berlari di jalanan yang masih gelap. Wajah tanpa ekspresinya berbanding terbalik dengan lagu yang terputar melalui earpods-nya.

( Lagu )

Rendra berhenti. Mengatur nafasnya kemudian melepas earpodsnya. Ia menatap ke sekeliling yang masih sepi. Ia menatap earpods ditangannya lama kemudian melepas earpods pasangannya dan memasukkannya kesakunya. Kembali berlari sambil sesekali memejamkan matanya. Tersenyum kecil mendengar suara-suara yang biasanya ia hiraukan.

SFX : SUARA BURUNG,ANGIN DAN JANGKRIK

CUT TO

36. INT. RUMAH NIKI – RUANG TENGAH – SIANG

CAST : NIKI, NENEK, AYU

Niki masuk dan melihat Ayu, kakak sepupunya, yang tengah makan dimeja makan dengan semua lauk kesukaannya.

NIKI

Loh, kok ngga bilang kalo hari ini dateng.

AYU

Mbak kemarin malem telpon emak sih, minta dibuatin gudeg krecek. Masakan emak ngga dijogja ngga di jakarta tetep aja paling enak.

NIKI

Oh.

(pause)

Kok ngga bareng sama mas anton?

AYU

Kerjalah. Gimana sih.

(pause)

Ah, udah mulai bimbingan buat milih kampus belum sih.

NIKI

Belum lah, tengah semester aja baru kemarin.

AYU

Nggak usah pilih universitas gede. Yang murah aja kalo bisa. Ambil jurusan yang bisa jadi pegawai negeri. Inget utang bapakmu, emak juga tuh banyak bisa biayain kamu sekolah sampai sekarang. Sekolahmu kan sekolah gede semua.

Niki berdiri didepan dispenser mengisi gelasnya dengan air dingin.

AYU

Gak usah manja, udah gede. Emak juga udah tua. Kasian emak kalo kamu masih nyusahin emak. Liat nih mbak, dari kecil juga sama emak, orang tuamu juga nasibnya sama kayak orang tua mba dan mba sukses-sukses aja tuh.

( Tangan niki yang mengisi air terhenti )

SFX : SUARA GALON

AYU (CONT’D)

Mbak liat buku sama kanvasmu banyak banget. Di kurangin deh, ngga usah buang waktu sama sesuatu yang masa depannya kurang jelas. Mimpi ngga usah tinggi-tinggi. Kita itu orang ngga punya. Cari kerja yang cukup hidupin sekeluarga.

NIKI

Oh, halo van.

Niki menaruh ponsel ditelinganya kemudian menaruh air itu didepan Ayu. Lalu berjalan masuk kekamarnya.

CUT TO

37.       INT. RUMAH NIKI – RUANG TENGAH – SIANG

CAST : NIKI

Setelah di dalam ia duduk di tempat tidur dan menurunkan tangannya yang berpura-pura mendapat telepon dari evan.

AYU (OS)

( suara samar )

Bapaknya dia kan sering nanyain gimana keadaan dia. Ya kali mak, ayu jawabnya anaknya tukang ngimpi terus males. Liat deh kamarnya, udah gelap, sempit kebanyakan barang gak guna.

Niki berbaring terdiam menatap langit-langit. Mendengar celotehan Ayu yang tak kunjung berhenti.

CUT TO

38. INT. RUMAH RENDRA – RUANG MAKAN – MALAM

CAST : RENDRA, MAMA, PAPA

Rendra mencuri pandang pada mama dan papanya yang fokus dengan makan malamnya. Ia mengulum bibirnya kemudian menarik nafas pelan.

RENDRA

Kemarin ada kejadian lucu di sekolah. Orang tua Hasbi harus ke sekolah gara-gara Hasbi malsuin tanda tangan mereka.

MAMA

Ngapain dia ngelakuin itu?

RENDRA

Nilai dia jeblok. Jadi dia takut buat ngasih tau orang tuanya. Sumpah deh mah, Hasbi sampe sembunyi selama orangtuanya ada disekolah.

PAPA

Nilaimu kan juga jelek. Kamu ngga ada rasa kecewa sedikitpun gitu.

RENDRA

Tapi papa juga ngga masalahin nilai akademik rendra kan selama rendra bisa jadi atlet

PAPA

Tapi kamu sendiri berhenti dari semua clubmu semaumu. Lalu apa yang bisa dibanggain dari kamu. Papa bebasin kamu lakuin apapun bukan berarti kamu hidup semaumu kan. Seharusnya kamu tau apa maksud papa dari semua itu.

RENDRA

Memangnya maksud papa apa?

PAPA

Kamu harusnya sadar kalo hidup itu punya pilihan. Kalo kamu sadar papa penuhin semua yang kamu mau, kamu balas dengan lakuin hal itu dengan serius. Kalo kamu sadar kamu ngga pinter setidaknya kamu harus kompeten.

RENDRA

Padahal rendra cuman mau ngobrol sama papa tentang keseharian rendra.

MAMA

Ren, kamu tuh kenapa sebenarnya. Akhir-akhir ini omonganmu begitu terus.

PAPA

Gitu aja terus. Lihat kakakmu, papa perlakuin kalian sama. lihat hasil yang ia tunjukin. Lalu kenapa kamu ngga bisa seperti dia.

(pause)

Emang, ngomong sama anak yang gak cukup dewasa kayak kamu susah. Kamu terlalu manja buat bisa nentuin hidup kamu sendiri.

 (Papa berdiri dan berjalan pergi)

RENDRA

Rendra memang belum dewasa pah. Memang apa yang papa tau tentang rendra. Rendra masih 17 tahun, gimana cara rendra tau gimana milih jalan hidup rendra kalo rendra sendiri gak ada yang nuntun. Rendra juga bisa buat salah.

PAPA

Kamu pikir berapa kali kesalahanmu yang papa biarin?

RENDRA

Papa seakan peduli dengan apa selama ini rendra lakuin. Padahal engga. Papa aja gak pernah tanya apa yang sebenernya rendra pengen.

( menghela nafas )

Untuk apa rendra terus menaruh harapan ke papa buat peduli. Gak ada gunanya.

CUT TO

39. EXT. KORIDOR SEKOLAH – PAGI

CAST : RENDRA, NIKI, EVAN, HASBI

Rendra yang baru saja sampai di sekolah berhenti ketika melihat Niki dan Evan yang berjalan bersama. Ia menatap Niki yang terlihat tertawa di sebelah Evan.

HASBI

Cepet amat jalan lo.

( Rendra menaruh plastik berisi roti pada Hasbi )

RENDRA

Buat lo aja.

HASBI

( Mengambil kembali plastik yang dikembalikan Rendra )

Mood lo ( beat ) jelek banget ya.

RENDRA

Kek mood lu bagus terus aja.

(pause)

Gak guna

HASBI

( tak terima )

gue?

CUT TO

40. INT. KELAS NIKI – SIANG

CAST : NIKI, ICA, MELA

Niki memasukkan bukunya kedalam laci kemudian mengecek ponselnya. Ia menepuk pundak Ica pelan. Ica yang tengah mengobrol dengan Mela berbalik dan menunggu Niki berbicara.

NIKI

Eh, gue hari ini gak makan ke kantin bareng kalian ya. Gue ada urusan soalnya.

(pause)

Gue duluan ya.

( Niki kemudian berlalu sementara Ica dan Mela bertukar pandang )

MELA

Emangnya kita ngajakin dia makan bareng?

CUT TO

41. INT. SEKOLAH – KAMAR MANDI – SORE

CAST : NIKI

Niki didalam kamar mandi menyelasaikan urusannya. Ia mendengar suara samar di luar kemudian mengurungkan niatnya mengguyur toilet. Saat ia yakin mereka pergi ia dengan segera mengguyur toiletnya. Saat ia mencoba membuka pintu, pintunya macet. Ia hanya menghela nafasnya kemudian duduk di toilet. Melirik ke bawah pintu toilet. Melihat tetesan air dari pel yang digunakan untuk mengganjal pintu toilet Niki.

CUT TO

42. EXT. LUAR KAMAR MANDI - SORE

CAST : RENDRA, NIKI

Rendra berjalan melewati kamar mandi. Niki keluar dan nyaris menabraknya

RENDRA

Woo ( berseru ) mata kakinya dipake dong

NIKI

( Menatapnya datar )

Nggak lucu.

(Niki berjalan terlebih dahulu. Mata Rendra menyipit. Rendra meraih tangan Niki yang memerah.)

RENDRA

( Menunjukkan niki tangannya yang memerah )

Ini kenapa? ( sedikit khawatir )

( Niki menarik tangannya )

NIKI

Nggak papa. ( pause ) Gue buru-buru. Gue duluan ya.

Rendra menatap Niki yang pergi begitu saja.

43. EXT. PINGGIR LAPANGAN BOLA - SORE

CAST : NIKI, EVAN, HASBI

Niki menyipitkan matanya melihat Hasbi yang diam-diam menyatukan tali sepatu Evan. Hasbi menyuruhnya untuk diam. Niki menahan tawa saat Hasbi pura-pura tak terjadi apa-apa.

EVAN

Kurang pemain nih. Rendra ngga lo ajak?

HASBI

Ngga tau. Dia lagi uring-uringan sama orang rumah kayaknya. Tapi dia juga bilang dia mundur dari pusat pelatihan juga sih.

Niki mengecek kembali pesan yang masuk ke ponselnya. Ia melihat bukti transfer dari bapaknya yang tinggal jauh darinya. Isi pesan antara dirinya dan bapaknya itu didominasi bukti transfer dan bapaknya yang bertanya apakah Nenek dan Kakek baik-baik saja. ia membuka profil kontaknya dan menatap foto keluarga dengan anak kecil yang terlihat lucu. Sebuah pesan masuk di ponselnya. Pesan dari toko aksesoris yang memintanya menyetok post-card lagi. Dibawah kontak itu ada nama kontak yang disimpan dengan nama 'AMOI'. pesan yang belum dibaca itu berisi saran untuknya menunda kuliah.

EVAN

Yok kita mulai.

Evan berdiri kemudian melangkah maju dan langsung tersungkur. Ia menatap kesal pada Hasbi dan bangkit. Ia terlihat kesusahan melepas tali sepatunya yang menyatu. Niki dan anak-anak lain yang melihatnya seketika tertawa terbahak-bahak.

EVAN (CONT'D)

Anjing lo.

( Melepas sepatunya paksa dan mengejar Hasbi )

Niki tertawa melihat anak lain mulai ikut masuk ke lapangan mencegah Evan yang terus mengejar Hasbi sambil menahan tawa. Tawa Niki tiba-tiba memelan ketika ia merasakan air mata turun dari matanya. Ia menghapus air matanya dan mencoba mengontrol ekspresinya.

CUT TO

44. INT. SEKOLAH - HALL TROPI – SIANG

CAST : RENDRA, NIKI.

Rendra berjalan melewati etalase besar yang penuh dengan tropi. Ia menatap pantulan wajahya di kaca etalase kemudian menoleh mendengar suara derap kaki. Niki berhenti ketika melihat Rendra yang melihatnya menghapus air matanya.

NIKI

Lo ngapain?, lagi liatin tropi lo yang berjajar rapi disini?

RENDRA

Tropi kosong sih menurut gue.

NIKI

Kenapa? Kan prestasi.

RENDRA

Karena buat dapetinnya gue gak nempatin gue sendiri di garis finish. Tapi rasa bangga yang bakal dirasain sama orang tua gue.

(pause)

Tapi gue udah mutusin buat berhenti. Gue udah gak ada alasan lain buat lari.

NIKI

Tapi lo bilang lo suka lari kan. Kalo udah gak ada alasan lain, ya lo tinggal bikin alasan baru buat lo lari. Menempatkan diri lo di finish yang lo maksud itu. Atau orang lain.

RENDRA

Gue ngga tau lagi lah.

NIKI

Kalo masalah lo sama orang tua lo

( pause )

RENDRA

Lo mau baca pikiran gue.

NIKI

Ya engga. Cuman kemarin Hasbi sempet bahas mood lo yang lagi jelek.

RENDRA

Dah kek mulut ibu-ibu komplek aja itu anak.

NIKI

(terkekeh) Gampangnya gini deh, cuman kurang komunikasi yang baik aja. Gue rasa orang tua pasti tau apa yang terbaik buat anaknya. Memang sih ngga sesuai dengan ekspektasi kita cara penyampaiannya, tapi ya seperti itulah mereka. Manusia rumit yang juga pernah ada diposisi kita. Cuman tinggal siapa yang mau mengalah lebih dulu untuk mendengar.

RENDRA

Udah, jadi motivator aja sana. Berat terus omongan lo. Kalo ngajak ngobrol tuh yang enak di denger gitu, Motivasi mulu kek Mario Teguh.

Niki terkekeh sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Rendra menatapnya ragu.

RENDRA

Lo belum jawab permintaan gue kemarin.

Niki mengulum senyumnya.

NIKI

Kenapa harus gue? ( Mendongak menatap mata Rendra )

RENDRA

Soalnya cuman lo yang ngga bandingin masalah orang lain dengan masalah lo. Biasanya kan orang-orang bandingin masalah mereka. Berkompetisi siapa yang lebih menderita.

NIKI

Ah, karena itu. (pause) Tapi sebenarnya gue ngga peduli dengan masalah lo. Gue cuman ngerasa gue harus omong disituasi seperti itu. Misal selama ini omongan gue bermanfaat buat lo, berarti omongan gue buat orang lain selama ini juga berguna.

RENDRA

Ya menurut gue, lo peduli. Lo banyak omong kayak kamus motivator. Padahal kalo di film horror biasanya orang yang banyak omong mati paling dulu.

NIKI

( Omong dengan nada serius )

Mungkin diantara kita, gue yang bakal mati duluan.

Niki kemudian terkekeh sambil menunjuk ekspresi terkejut Rendra.

RENDRA

Jadi mau dengerin ngga?

NIKI

Selama lo ngga tiba-tiba suka sama gue.

RENDRA

Lo kali yang bakal suka sama gue.

NIKI

Gue lahir februari kok.

RENDRA

Lo (pause) pertama, kasih tau gue sebenernya berapa banyak topeng yang lu pake?

RENDRA ( CONT'D )

Dari pertama kali gue ngobrol sama lo, gue tau lu nyembunyiin banyak hal. Gue pengen tau sosok mana yang lo pake buat gue.

( Niki menghela nafas panjang berpikir )

RENDRA

Lo gak harus kayak gitu kali. Kalo sedih ya bilang sedih, gak suka ya bilang gak suka. Kalo butuh sandaran ya bersandar.

NIKI

( menghela nafas )

Kalo ditanya berapa banyak topeng, gue gak tau. Selama gue ngobrol dengan orang lain, di otak gue penuh dengan skenario apa yang bakal terjadi. apa yang harus gue lakuin. Hal itu bikin gue berakhir dengan gue yang gak punya hubungan dalam dengan orang lain. Seperti sekarang.

RENDRA

Emangnya apa yang lo pikirin sekarang?

NIKI

Kenapa orang ini tau gue punya banyak topeng. Apa yang gue lakuin dengan situasi ngga terduga ini?. Kenapa orang ini ngga bisa cari jawaban masalahnya sendiri dan over-dramatic tentang keegoisan dia sendiri.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar