THE SUN IS BLUE | SCRIPT
3. #3 KEPEDULIAN ( SCENE 11 - 22 )

11. INT. RUMAH RENDRA – RUANG TENGAH – SORE

CAST : RENDRA, PAK MAHER ( AYAH RENDRA )

Rendra menaruh kunci motornya di wadah kunci kemudian masuk kedalam rumahnya. Ia menyadari ayahnya yang tengah menatap ipad ditangannya dengan kacamata bacanya.

RENDRA

Sore pah

( masuk ke ruang tengah tempat ayahnya duduk )

PAK MAHER

Tumben jam segini pulang. Disuruh mama pulang cepet?

RENDRA

Iya pah. Rendra ke kamar dulu.

(Belum sempat beranjak ia menundukkan kepalanya dengan tangan menyatu.)

RENDRA ( CONT’D)

Rendra turun ke posisi 5

PAK MAHER

Rekor kamu kok turun lagi? Kamu gak serius?

RENDRA

Maaf, pah.

PAK MAHER

Harusnya sih begitu. Itu kan pilihan kamu.

(Rendra berbalik namun langsung berhenti. Kembali ke posisinya semula)

RENDRA

Rendra juga mau keluar dari tim golf... Rendra mau fokus ke kegiatan yang lain.

PAK MAHER

Tapi kamu sendiri yang minta masuk tim itu.

Ayah rendra menghela nafas, berdiri di depan Rendra yang menunduk. Menepuk bahu Rendra kemudian berjalan meninggalkan Rendra yang terdiam dengan tatapan kakunya.

CUT TO

12. INT. RUMAH NIKI - RUANG TAMU – MALAM

CAST : NIKI, NENEK & KAKEK NIKI

Niki berhenti di depan pintu kemudian menyangga tubuhnya di pintu dan tersenyum pada neneknya yang tengah melipat baju dan kakeknya yang tengah mengelap sepedanya di ruang tamu yang langsung tersambung dengan dapur bersekat kayu rotan.

SFX : SUARA TV.

NIKI

Aku pulang

( Niki berucap ceria diambang pintu kemudian masuk melepas sepatunya )

Emak ngga penasaran hari ini Niki kok bisa pulang malem kenapa?

NENEK

Emang kenapa?

( Tidak terdengar ingin tau )

NIKI

( Bersemangat ngeluarin buku gambar dari tasnya )

Tadi dapet kesempatan buat ikut kelas khusus pak Heru. Bagus gak mak gambaran niki?. Ini sketsa emak sama kakung. Terus ini ciri khas niki. Bunganya selalu beda setiap niki gambar.

NENEK

Oh, bagus gambarannya. ( Melirik sekilas )

(Senyum niki perlahan menipis)

KAKEK

Cepetan mandi. Nanti di ikutin setan.

NIKI

( Berdiri dan tersenyum lebar )

Siap pak bos.

( Tangan sikap hormat )

CUT TO

13. EXT. SIRKUIT LARI – PETANG

CAST : RENDRA, COACH HENDRA, ANGGIT ( EXTRA ), 8 PELARI (EXTRA)

Rendra dan pelari lain memutari lapangan sementara coach hendra siap menunggu mereka di pinggir lapangan.

ANGGIT

Gue denger uji coba kemarin, lo gak lari. Lo malah matung di garis start.

( menatap Rendra yang menghiraukannya dan terus berlari )

ANGGIT

Ah, gimana juga rasanya turun drastis ke urutan ke 5. Sadar diri lah ren, kemampuan lu sebenarnya gak bisa di samain sama kemampuan kita. Apalagi gak ada yang dukung lo. Anak orang kaya kayak lu gak usah deh rebut mimpi orang lain.

(rendra menghela nafas)

Biasain diri lo di urutan itu. Soalnya emang di situ tempat lo.

Rendra mulai melambat dan terpisah dari pelari lain. Dengan nafas terengah ia menundukkan kepalanya dengan tangan di pinggangnya. Ia menatap sepatunya yang sudah penuh dengan tanah basah.

CUT TO

14. EXT. SEKOLAH - RUANG OSIS – SIANG

CAST : NIKI, EVAN

Sfx = Pintu terbuka.

Evan yang tengah menulis sesuatu di laptopnya mendongakkan kepalanya. Niki yang membuka pintu sambil membawa kursi yang dengan susah ia bawa masuk.

EVAN

( Bangun dari tempat duduk )

Sini gue bantuin

NIKI

Gak papa, gue bisa sendiri

( Berjalan menenteng kursi lebih cepat )

Niki menaruh kursinya diujung kemudian menoleh ke arah Evan yang seperti masih mau membantunya.

EVAN

Kursinya kenapa?

NIKI

( Menggoyangkan salah satu anak kaki kursi )

Udah goyang. Makanya mau ambil kursi baru.

EVAN

Loh, bukannya belum lama ini lo pernah ambil kursi baru ya.

NIKI

(Tersenyum)

Iya, kayaknya gue badak makanya cepet rusak.

(pause)

Gue ambil ya. Lo terusin aja kegiatan lo. Makasih loh udah bikin gue baper gara-gara perhatiannya

Niki tertawa jenaka. Evan menatap Niki yang memilih kursi.

EVAN

Beneran ngga papa?

NIKI

( tersenyum tipis sambil membungkuk mengecek kursi )

Apanya sih?

EVAN

( duduk. Tangan merogoh isi tas. Mengambil lolipop rasa strawberry )

Kalo lu butuh sesuatu, bilang sama gue ya nik.

Niki terkekeh pelan sambil mengangkat kursinya. Setelah itu pergi sambil melambaikan tangan.

(Evan menatap lolipop ditangannya)

CUT TO

15. INT. RUMAH RENDRA - KAMAR RENDRA - MALAM

CAST : RENDRA, BU ANDIN ( MAMA RENDRA )

Rendra menulis hasil latihannya hari ini. Dari durasi, jenis latihan hingga kemajuan latihannya ketika mamanya masuk ke dalam membawa buah untuknya.

MAMA RENDRA

Gak usah di paksain dek. Kalo kamu sekarang sadar itu bukan passion kamu lebih baik kamu fokus ke pendidikanmu. (pause) Kamu tau itu lebih penting daripada kegiatanmu saat ini.

RENDRA

Rendra suka lari ma

(Bersandar pada sandaran kursi)

MAMA RENDRA

Terus kenapa rekor kamu turun?. Ini pertama kalinya lho mama lihat penurunanmu sedrastis ini.

( Mama rendra memegang kedua bahu rendra dari belakang )

Kalo rendra pikir sudah gak ada alasan lagi yang buat rendra seneng jadi pelari, itu waktunya rendra buat pikiran hal itu sekali lagi.

RENDRA

( Memegang tangan mama yang ada dipundaknya )

Iya mah, rendra tau kok

MAMA RENDRA

Rendra tau sendiri mama sama papa dukung semua yang kamu mau, dan itu wajar, Tapi rendra juga udah punya hak buat nentuin masa depan rendra sendiri. Seperti sampai saat ini papah biarin kamu ikut banyak club terus keluar pas kamu bosen.

RENDRA

Loh, papa masih peduli?

(Terdengar sarkas)

MAMA RENDRA

( Duduk di kasur Rendra )

Kan kamu tau papa gak bisa ngomong lembut. Cara papa nunjukin sayang dia ke kamu ya begitu.

RENDRA

Udah ah mah, rendra mau nglanjutin ini lagi.

( Mama menghela )

MAMA

( Menatap ragu-ragu )

Kakak ( pause ) ( Rendra memutar kursinya menghadap mama )

MAMA ( cont'd )

Akhir akhir ini kamu masih ngobrol sama kakakmu ngga ndra?

RENDRA

Engga sih ma, kakak pasti juga lagi sibuk.

RENDRA ( CONT'D )

Emangnya kenapa?

MAMA

( Menggelengkan kepala kemudian berdiri )

Ngga papa. cuman tanya aja. Lanjutin, mama tidur dulu. Jangan malem-malem ya.

RENDRA

Iya ma, ( Rendra memutar kursinya kembali )

Mama rendra menutup pintu sambil menatapnya sayu.

CUT TO

16. INT. GUDANG SEKOLAH – SIANG

CAST : RENDRA, MELA, ICA & RINI ( EXTRA )

Rendra masuk kedalam gudang penyimpanan dan mengangguk kecil pada 3 siswi yang tengah memberesi bola tenis. Ia berjalan ke arah luar membawa bola basketnya ketika mendengar mereka kembali bergosip.

MELA

Iya niki, biasalah caper.

MELA (CON’T D)

Sok bisa ini itu, tiba-tiba dateng sok kenal, bantuinlah. Gak banget sumpah

RINI

Apalagi pas sok akrab sama anak kelas lain, adek kelas juga. Udah kayak paling oke tuh anak.

MELA

Bener banget, pas dia tiba-tiba jawab omongan kita padahal dia gak diajak ngobrol. Kek dia tau segalanya

ICA

Lo pada liat kan waktu Evan pegang kepala dia. Sok manis banget anjing. Oke, gue tau dia juga anak osis, tapi biasa aja kali.

( pause )

Penjilat banget gak sih. Dulu pas masih kelas 1 juga pernah dilabrak kakak kelas kan, gara-gara disukain sama kakel. Sumpah bermasalah banget tuh anak.

RINI

Mana guru-guru suka sama tuh anak. Apa bagusnya sih tuh anak aneh?. Pinter juga gak pinter amat, ngeselin, dateng pas butuh.

(pause)

Lo tau kan dia dari keluarga broken home, pasti kurang kasih sayang dia

MELA

Aneh juga tuh anak. Gak ngerti sama sifatnya. Dari dimensi lain kali dia. Eh, lo tau kan nenek dia ngerokok, anjing lah emang rusak tuh anak

 (pause)

 Wajar sih kan dia kurang kasih sayang orang tua

(ketawa)

Rendra mengatupkan bibirnya. Menutup pintu pelan-pelan kemudian berjalan perlahan agar tidak ada yang sadar bahwa dia menguping.

CUT TO

17. EXT. KORIDOR SEBELAH GUDANG – SIANG

CAST : NIKI, RENDRA

Niki tersenyum kecil melihat Rendra yang berjalan keluar dari gudang sambil menundukkan kepalanya dengan tangan yang memijat leher.

NIKI

Abis dari gudang?

( Rendra hampir melewatinya tanpa sadar )

RENDRA

Iya.

( Menatap kikuk sambil melirik keranjang yang di bawa Niki )

NIKI

Gue duluan ya

( Membenarkan posisi keranjangnya )

Rendra berbalik menghentikan niki. Meraih keranjang niki.

NIKI

Ngapain?

RENDRA

Biar gue aja, gue lupa ambil nomer punggung

(Niki mengangguk menatap Rendra yang menghindari tatapannya)

Sana gih, bau matahari lo.

Niki berbalik sambil menyentuh telinganya. Belum jauh, ia berhenti. Berbalik dan menatap Rendra yang masih diposisi yang sama.

NIKI

Lo sadar kan gue gak bilang makasih?

RENDRA

Gue cuman lakuin apa yang pernah lo bilang. Gue gak masalah lo gak bilang makasih ke gue.

NIKI

Makasih buat bantuin balikin raketnya.

(Pause)

Tapi gue gak bisa bilang makasih buat bantuan lo yang cegah gue masuk ke gudang. Gue punya pendengaran yang cukup bagus kok. Kalo lo mau dapet ucapan itu, minta sama mereka aja. Mereka kan beruntung lo cegah gue mergokin mereka.

RENDRA

a..a...

NIKI

(tersenyum)

Gue duluan ya.

Rendra terpaku dengan ucapan niki yang tak terduga itu. Ia menatap punggung niki yang menghilang diantara anak-anak yang berhamburan diluar kelas.

CUT TO

18. INT. JEMBATAN PENYEBRANGAN TUA – SORE

CAST : NIKI

Niki berjalan menerobos pembatas yang digunakan untuk menutup jembatan penyebrangan tua yang ditutup. Ia berjalan melihat MRT baru yang berada disisi lain dengan tatapan kosong. Saat MRT lewat di depannya, Ia berteriak meskipun tertutup suara bising kemacetan dan mrt.

NIKI

(tangan meremat dan mata terpejam)

Kenapa semudah itu? ( suara pelan )

Ia menatap Matahari yang mulai terbenam. Ia memaksakan senyumnya kemudian menghela nafas lega.

CUT TO

19. INT. RUANG GYM PRIBADI – RUMAH RENDRA – MALAM

CAST : RENDRA

Rendra berlari di treadmill. Ia menghentikan treadmill-nya mendengar suara mobil papanya yang masuk ke garasi. Ia mengambil handuk kecil kemudian keluar menyambut papanya yang masuk.

PAK MAHER

Semangat latihannya. Papa istirahat dulu.

(Berlalu setelah menegur rendra)

Rendra menatap papanya yang naik ke lantai atas begitu saja setelah berbasa-basi. Handuk yang ada tangannya jatuh dari tangannya dan ia injak. Ekspresinya terlihat suram.

CUT TO

20. INT. RUMAH NIKI - RUANG TENGAH - MALAM

CAST : NIKI, NENEK, KAKEK

Niki tertawa bersama nenek dan kakeknya melihat acara di televisi. Nenek Niki melipat baju sementara kakeknya memoles pipa rokok dari gading koleksinya.

NENEK

Nik, uang sakumu masih?

( menghisap rokok dan menghembuskannya )

Kalo habis emak jualin beras dulu. Emak lagi gak ada uang soalnya.

NIKI

Masih kok mak.

KAKEK

Iya loh, Pak RT minta iuran buat benerin got. Udah mulai musim ujan, takutnya kena banjir lagi.

Niki terlihat berpikir lama sambil menatap layar ponselnya.

NENEK

Ana, anaknya pak hamdi itu sepantaran sama kamu ngga sih?

NIKI

Kakak kelas pas SMP.

NENEK

Tau ngga, sekarang ambil kuliah di kampus sebelah yang mahal itu. Padahal bapaknya cuman buka warung kecil. Nyusahin orang tua.

NIKI

Beasiswa kan banyak mak. Mungkin dia pinter. Ngga tau niki besok gimana.

KAKEK

Besok Niki kan enak, ada bapaknya. Ngapain ngomongin orang lain yang nasibnya bahkan lebih bagus dari Niki.

(Niki tersenyum masam)

CUT TO

21. INT. RUMAH NIKI - RUANG TENGAH - SUBUH

CAST : NIKI

Niki berjalan keluar kamarnya. Ia membuka tudung saji kemudian menaruh beberapa lembar uang 50 ribu disana. Ia menatap jam dinding sambil berdiri diambang pintu kamarnya.

CUT TO

22. INT. RUMAH RENDRA - RUANG KERJA PAPA RENDRA – MALAM

CAST : RENDRA, PAPA RENDRA

Rendra membuka pintu ruang kerja dan masuk masih dengan setelan training-nya. Ia menatap papanya yang tengah menelpon itu memberinya isyarat untuk menunggunya selesai dengan teleponnya dulu.

PAPA

( Menaruh ponselnya dan duduk di kursi kerja )

Ada apa ren? udah malem banget loh ini.

RENDRA

Seleksi tadi. ( beat ) Rendra gagal seleksi.

( Papanya terdiam sejenak )

PAPA

Ya udah gak papa. Udah waktunya kamu serius belajar. Kamu kan kelas 3. Lagi pula kamu ikut club olahraga lain. Golf misalnya. Itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahin kan?

Rendra terdiam melihat papanya yang bahkan tak menatapnya dan serius dengan layar laptopnya.

RENDRA

Rendra kan udah keluar dari Tim Golf. Rendra udah bilang itu beberapa hari lalu.

PAPA

Ah, papa lupa

RENDRA

Papa sebenarnya peduli atau engga sih ama apa yang rendra lakuin. Apa yang rendra suka dan benci. Apa papa sedikitpun ngga peduli kalo rendra menyerah sama lari?

PAPA

Ren, bisa kita omongin ini lain kali?. Papa lagi sibuk.

Rendra meremat tangannya kemudian berbalik. Menahan nafasnya yang tiba-tiba berat.

PAPA ( CONT’D)

( tanpa melihat rendra )

Jangan lupa pintunya ditutup.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar