SATU SAYAP UNTUK BAPAK
3. Bagian 3 - Scene 24-31

Fade in

24. INT. RUANG TV — PAGI

Terdengar suara seseorang mengucapkan salam dari luar.

YUSUF
Wa'alaikusalam! Bu, lanjutkan dulu, biar bapak lihat ke depan.

Yusuf pergi, Almira mematikan loudspeaker. 

ALMIRA
Kamu ... Lagi sama cowok itu, Nak?
NAYRA
Iya, Bu.
ALMIRA
(menghela napas)
Cepat pulang ya, Nak. Jaga diri. Ingat, kamu itu perempuan berhijab yang terlahir dari seorang ayah seorang ustadz. Ibu minta, tolong jaga nama baik Bapak ya, Sayang.
NAYRA (S.O)
Iya, Bu.
ALMIRA
Ya sudah, Assalammu'alaikum.
NAYRA (S.O)
Wa'alaikumsalam.

Almira mengakhiri panggilan telepon, menunduk sedih, namun kembali tersenyum saat Yusuf kembali. 

YUSUF
Lho, udah selesai? Kok uda dimatikan teleponnya? Nayra langsung pulang, kan?
ALMIRA
Nayra masih ada urusan di kampus, mungkin agak sorean pulang.
YUSUF
Ya sudahlah, masak yang enak ya, Bu, biar kita rayakan nanti malam.
ALMIRA
(mengangguk)

Yusuf pergi kembali ke kamar, sedangkan Almira terlihat menyesali semua kebohongan yang dia lakukan.

CUT TO:

25. EXT. INT MOBIL BRYAN — PAGI

Nayra terdiam, menatap handphonenya sedih. 

BRYAN
Ada apa? Ibu ngomong apa sama kamu?
NAYRA
(menggelengkan kepala)
Setelah ini, kita langsung pulang ya.
BRYAN
Kita gak jadi jumpai Pak Neo buat minta tanda tangan? Janjinya kan jam satu ini.
NAYRA
(menggeleng)
Aku mau pulang aja, gak apa-apa, kan? Kamu bisa kan sendirian? Kalau soal berkas punya aku, biar besok aku atur jadwal lagi.
BRYAN
(tersenyum)
Ya sudah kalau gitu.

Nayra kembali tertunduk menatap handphone di tangannya.

26. EXT. PEMAKAMAN UMUM KRISTEN — PAGI

Bryan menekuk kedua kaki, di hadapan makam kedua orang tua angkatnya. Nayra berdiri di sampingnya.

BRYAN
Mami, Papi, kenalkan, ini Nayra.
NAYRA
(canggung, membungkukkan tubuh)
Hai, Tante, Om. Perkenalkan saya Nayra.
BRYAN
Pacarnya Bryan.

Nayra tersipu malu, Bryan tersenyum. 

BRYAN
Kedatangan Bryan ke sini selain mau ngasih tau kalau Bry sudah lulus kuliah, Bry juga mau minta izin menikah dengan Nayra.
(melihat ke Nayra sesaat)
Bry mau jumpain kedua orang tua Nay dalam waktu dekat. Doain Bry dari sana ya, Mi, Pi. 
NAYRA
(kaget)
Kamu serius, Bry?

Bryan berdiri, berhadapan dengan Nayra, sembari menganggukkan kepala.

BRYAN
Aku sudah berjanji sebelumnya pada diriku sendiri, kalau aku lulus, aku akan menemui kedua orang tua kamu untuk minta restu.
NAYRA
(terharu)
Berarti kamu sudah putuskan untuk jalan kamu selanjutnya?
BRYAN
(mengangguk)
Aku udah ambil keputusan, Nay. Aku yakin semua akan baik-baik aja. Jangan khawatir.

Nayra menghela napas lega, tersenyum membalas senyuman tulus Bryan. 

27. INT. RUANG TAMU — SORE

Yusuf duduk bersama Bryan di ruang tamu, sedangkan Almira dan Nayra berdiri di belakang sofa Yusuf.

YUSUF
Nayra itu anak saya satu-satunya. Apa pun yang membuat Nay bahagia, kami akan penuhi.

Bryan tersenyum lega, Nayra pun tersenyum. Sedangkan Almira semakin tampak gelisah.

BRYAN
Terima kasih, Om. Saya pasti akan menjaga Nayra. 
YUSUF
Jangan terlalu yakin dengan janji yang kamu ucapkan. Katakan Insya Allah, karena semua yang terjadi atas izin Allah, termasuk janji yang kamu ucapkan.

Bryan terdiam, Nayra menarik tatapannya ke Almira yang menatapnya gelisah.

ADZAN ASHAR BERKUMANDANG.

YUSUF
Alhamdulillah, kalau begitu, kita shalat dulu, setelah itu kita bicarakan tentang tanggal pernikahan kalian.
(berdiri)
Kamu jadi imam shalat ya, Bry. Hitung-hitung belajar.

Yusuf tersenyum, berbalik berniat melangkah. Almira dan Nayra saling berpandangan.

BRYAN
Saya bukan seorang muslim, Om.
(berdiri)
YUSUF
(kaget, berbalik)
BRYAN
(mengangguk)
Saya ... Tidak pernah percaya adanya Tuhan, Om.

Yusuf semakin kaget. Nayra meneteskan air mata, sedangkan Almira tertunduk sembari beristighfar. 

28. INT. KAMAR NAYRA — SORE

Nayra duduk di tepi tempat tidur, tertunduk menangis. Almira duduk di samping Nayra sembari mengusap punggungnya. Yusuf di kursi kayu di hadapan keduanya. 

YUSUF
Kamu sadar, kamu melemparkan dua kabar suka dan duka sekaligus ke wajah kedua orang tua kamu, Nay? Coba kamu kasih tau kami, apa sekarang kami harus tertawa bahagia, atau terluka?
NAYRA
Itu bukan kabar duka, Pak.
(terisak)
YUSUF
Menikah dengan lelaki yang tidak percaya adanya Tuhan, kamu bilang bukan kabar duka?

Nayra menangis, Almira mencoba menenangkannya.

NAYRA
Tapi Bapak dengar sendiri kan, kalau Bryan mau masuk islam. Kenapa Bapak malah tetap menolaknya.
YUSUF
Dia memilih islam karena kamu, bukan karena dia benar-benar sudah percaya sama Allah!
NAYRA
Tapi semua itu bisa belajar, Pak.
YUSUF
Cukup, Nay! Kalau kamu gak mau sama pilihan Bapak yaitu Adam, Bapak juga gak bakalan setuju sama pilihan kamu. Titik!

Yusuf ke luar dari kamar dengan kedua mata berembun. 

CUT TO:

29. INT. KAMAR YUSUF — SORE

Yusuf duduk di tempat tidur sembari menangis. Terdengar suara Nayra berteriak memanggilnya dari kamar Nayra. 

NAYRA (S.O)
Bapak! Bryan lelaki baik, Pak. Nayra mau Bryan, Nayra gak mau sama yang lain! BAPAK!!!

Yusuf menutup wajahnya dengan kedua tangan.

YUSUF
Ya Allah, dosa apa yang sudah aku lakukan sampai anakku memilih jalan seperti ini.
(terisak)
NAYRA (S.O)
Bapak!! Nayra mau Bryan!

Yusuf mencoba beristigfar.

BACK TO:

30. INT. KAMAR NAYRA — SORE

ALMIRA
(memeluk Nayra)
Usst, jangan begini, Nak. Kamu tidak boleh membentak bapak seperti ini. Istighfar, Sayang.
NAYRA
Bapak gak ada sama Nay, Bu. Kenapa Bang Raihan dikasih izin menikah dengan pilihannya, tapi kenapa Nay enggak!
ALMIRA
Tenang dulu, Nay. Jangan emosi begini. Kamu gak akan bisa berpikir tenang kalau emosi kayak begini, Nak. Malam ini, kita istirahat dulu ya. Soal Bapak, nanti ibu coba bicarakan. Ya?

Nayra menggenggam kedua tangan Almira, menatapnya dengan linangan air mata.

NAYRA
Tolongi Nay. Bu. Nayra cuma mau sama Bryan, Nay gak mau sama yang lainnya, Bu.
ALMIRA
Iya, Sayang. 
(mengusap pipi Nayra)
Tenang dulu ya, istirahat. Nanti kalau situasi sudah membaik, kita bicarakan lag. Ya?

Nayra mengangguk. Almira melangkah ke luar dan menutup pintu dari luar.

CUT TO:

31. INT. KAMAR YUSUF — SORE

Almira masuk, berlutut di hadapan sang suami, menggenggam tangannya. 

ALMIRA
Mas ....
YUSUF
(menarik lendir di hidung)
Mungkin aku ada salah di masa lalu sampai Allah menegurku seperti ini.
ALMIRA
(menggeleng)
Jangan menyalahkan diri sendiri, Mas. Mas tidak pernah salah. 
YUSUF
Aku bukan tidak adil pada kedua anakku, Al. Tapi situasinya yang berbeda. Raihan sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, sedangkan Nayra, hanya makmum yang harus mengikuti imamnya. Aku tidak ingin dia malah terpaksa mengikuti jalan yang dipilihkan lelaki itu saat keduanya berada di pertengahan jalan nanti. 
ALMIRA
Mira ngerti maksudnya kamu, Mas.
YUSUF
Anakmu yang tidak mengerti!

Almira menempelkan keningnya di kedua lutut Yusuf.

YUSUF
(terisak)
Aku tau, niat anak itu baik untuk mengikuti islam dan menikahi Nayra. Tapi aku takut, kalau di pertengahan jalan kelak, dia sebagai imam malah kembali goyah dan akhirnya menjerumuskan Nayra.

Almira bangkit, memeluk Yusuf yang semakin terisak. 

YUSUF
Aku gak ingin kehilangan satu sayapku, Al. Aku gak ingin. 

Almira mengangguk, mengusap kepala Yusuf lembut. Membiarkannya meluapkan emosinya melalui air mata.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar