Putra Putri Korporasi
J
4. Thank God It's Friday

INT. LOBBY GEDUNG - DAY

JANI berjalan menuju lift. Kaki jenjangnya dibalut Boyfriend jeans dengan converse model high top warna kuning, logo band di kaosnya sama dengan logo di 3 paperbag yang dijinjingnya.

INT. LIFT - LATER

JANI mengenali salah satu orang di dalam lift.

JANI
Pagi Pak!
DIRGA
Hai Jan, bawa apaan nih banyak banget?
JANI
Nanti sore ada acara fanclub, Pak.
DIRGA
Fanclub Band Korea yang kamu suka itu ya?
JANI
Betul, Pak.
DIRGA
Itu kalau acara fanclub gitu kalian ngapain aja biasanya?
JANI
Kadang kumpul-kumpul biasa aja, kadang nobar, sesekali kita bansos juga.
DIRGA
Masih normal lah, ya.

Dahi JANI sedikit mengernyit mendengar itu, tapi akhirnya dia hanya tersenyum kecil, memilih tidak memancing percakapan lebih jauh.

INT. AREA TIM 1 - LATER

JANI meletakkan paperbag di bawah mejanya, dia mengedarkan pandangannya dan menangkap GALANG dan LOUIS berbicara di seberang ruangan. JANI memperhatikan keduanya agak lama.

KINAR menghampiri kubikelnya dan mengikuti arah pandangan JANI dan menemukan GALANG.

KINAR
Jan, lo ngelihatin apaan?

JANI menoleh dan tersenyum lebar.

JANI
Pagi Kinar! Cantik banget sih.

KINAR merasa ada yang aneh, dia berusaha bertanya lebih jauh tapi dering telepon landline milik JANI memotongnya. JANI mengangkat telepon itu.

INT. RUANG KERJA DIRGA - DAY

DIRGA dan GALANG duduk berhadapan.

DIRGA
Saya tadi denger dari orang OG proposal yang tadi kamu presentasikan udah bagus.

GALANG seperti mencari kata-kata.

GALANG
Hmm...tadi memang feedbacknya bagus, Pak. Cuma setelah saya cek lagi, ada elemen biaya yang saya miss gak itung. Jadi tadi nilai investment yang kita tawarkan sedikit lebih murah dari yang seharusnya... dan gak sesuai target margin keuntungan kita.

DIRGA terdiam mencerna.

DIRGA
Kalau gak salah ada satu proposal lagi yang lagi kita siapin buat OG?
GALANG
Betul Pak, yang pegang Tim Mba Sheila.
DIRGA
Jani atau Kinar yang pegang?
GALANG
Kurang tahu, Pak. Nanti bisa saya cek.
DIRGA
Kok gak tahu, bukannya Jani itu mantan kamu?
GALANG
Hmm....bukan Jani, Pak. Kinar.

(BEAT)

GALANG berubah sedikit canggung. DIRGA tiba-tiba melihat Jani yang kebetulan melintas di depan ruang kerja itu.

DIRGA
Jani!

JANI berhenti dan menengok ke dalam ruangan.

JANI
Iya, Pak?
DIRGA
Yang pegang proposal OG itu kamu apa Kinar?
JANI
Saya Pak, memang kenapa Pak?
DIRGA
Nah, kebetulan. Sini masuk.

JANI masuk, melirik ke arah GALANG, dan duduk di kursi kosong di samping GALANG.

DIRGA
Jadi gini Jan, Galang salah ngitung nilai investment buat proposal OG yang udah dipresent tadi. Dia bikinnya kemurahan. Biar kita bisa tetep nyampe target keuntungannya, I need you to adjust your proposal.
JANI
... Tapi nanti proposal saya jadi mahal Pak. Jadi kurang kompetitif.
DIRGA
Itu kalian pikirin bareng lah, tambahin apa gitu di metodologinya biar kelihatan worth it dengan harga sedikit lebih mahal. (Kepada Galang) Kamu bantuin Jani. Kan itu salah kamu.

INT. AREA TIM 3 - LATER

DEON menegak botol minumnya dan ekor matanya menangkap JANI dan GALANG yang berdiri di seberang kubikelnya.

JANI menggeleng-geleng pelan, tidak yakin bagaimana memulai diskusi ini. Sisa-sisa canggung karena percakapan terakhir mereka yang berakhir dengan ciffhanger masih terasa. GALANG berdiri di depannya bersiap-siap untuk the worst case scenario.

KINAR yang baru dari area Pantry juga melihat adegan ini dari ujung ruangan, dia berjalan pelan berusaha tidak menarik perhatian.

JANI
Gw bingung aja, kenapa lo yang salah tapi gw harus ikutan repot...
(Dengan nada tak percaya) Padahal kita bahkan gak satu tim lho.
GALANG
Sorry banget, gw kurang konsen kemarin.
JANI
Masalahnya adalah proposalnya harus gw kirim buat dicek Mba Sheila malam ini dan hari ini gw harus pulang cepet, gw gak ada waktu buat ini semua.
GALANG
Lo gak ada waktu sekarang?

JANI mengecek HP-nya, menggeleng.

JANI
Pokoknya Jam 5 teng gw udah harus pulang, gw ada acara SUPER penting. Ini gw udah ditunggu meeting yang lain. WA gw lo maunya gimana.

Tanpa menunggu jawaban, JANI berbalik dan berjalan pergi.

GALANG menghela napas dalam.

EXT. SMOKING AREA ROOFTOP - DAY

KINAR berjalan ke area smoking area dan otomatis berusaha berbalik arah ketika melihat satu-satunya orang disitu, tapi GALANG yang mendengar derit suara pintu dibuka sudah terlanjur menoleh dan melihatnya.

GALANG
Hei.

KINAR akhirnya berjalan mendekati Galang, dan duduk di sampingnya, GALANG menoleh, kemudian mengeluarkan lighter untuk menyalakan rokok KINAR. Body languange keduanya menyiratkan keduanya sudah terbiasa melakukan ini.

GALANG
Merokok dapat menyebabkan kanker dan gangguan kesehatan lainnya.

KINAR tertawa tipis.

KINAR
Kalau gw kena kanker gara-gara ngerokok, lo yang harus tanggung jawab. Gw kan belajar ngerokok di SMA dari lo.
GALANG
Eh, gw gak pernah ngajarin ya.

Keduanya kemudian terdiam.

GALANG
Dulu ngerokok gara-gara peer pressure, kecanduannya sampai sekarang.

GALANG memainkan rokok di tangannya.

GALANG
Untung dulu kita pacaran gara-gara peer pressure gak keterusan juga sampai sekarang.

Ekspresi Kinar berubah sedikit muram.

KINAR
Males ah ngomongin itu. Btw, ngomongin soal PEER PRESSURE, lo sama Jani ada apa sih? Dia cerita soal proposal OG, tapi... dia udah agak off sebelum itu.
GALANG
Jani gak cerita sesuatu soal Louis?
KINAR
Louis? Emang Louis kenapa?

GALANG menghembuskan asapnya sedikit lebih pelan, mencerna apa yang dikatakan Kinar.

GALANG
Lo tahu lah Kin, gw dari dulu kan emang bukan anak pinter. Kalau Dipta gak rajin ngajarin gw, gw pasti kena remedi terus. Masalahnya udah kerja gini, ya gw ga bisa ngandalin Dipta terus.

KINAR terlihat bingung

KINAR
Gal, LITERALLY kemaren lo dipuji Pak Sunak dan SEMUA orang ngelihat langsung di depan mata mereka.

Mendengar itu, GALANG terlihat lebih tertekan dari sebelumnya.

GALANG
Gw sekarang sadar, gw mending satu sekolah tahu gw anak lemot daripada kayak sekarang.

Meski kebingungan, KINAR tak merespon, berharap GALANG akan berbicara lebih banyak

GALANG
Btw, lo gimana?

GALANG menoleh, sekarang menatap KINAR.

KINAR
Hah?
GALANG
Lo apa kabar? Physically, Mentally...
KINAR
Gw...baik-baik aja.

GALANG tersenyum, muram yang dari tadi membayangi matanya juga hilang.

GALANG
Gw seneng banget dengernya.

Kita melihat punggung keduanya yang duduk bersisian, suara percakapan keduanya tak lagi terdengar.

INT. CAFE OMBAK K - NIGHT

Establish shot sekeliling cafe kecil yang sedang didekorasi. Wajah laki-laki Korea dengan berbagai pose ditempel, dipasang, dipajang di setiap sudutnya.

GALANG dengan lengan kemeja dilipat dan dahi sedikit berkeringat berjinjit di atas kursi berusaha memasang garland dengan foto-foto laki-laki korea.

GALANG
Disini udah ok?

GALANG menoleh ke bawah, dimana JANI mengacungkan jempolnya.

JANI
Abis itu, bantuin masuk-masukin photocard ke holder satu-satu.

JANI berjalan ke sudut kafe yang lain, membetulkan posisi standing banner yang miring.

GALANG turun dari kursi dan duduk di meja dengan puluhan photocard bergambar laki-laki korea berserakan. Dia menoleh ke sampingnya, untuk pertama kalinya kita melihat DEON dengan topi ulang tahun di kepalanya, siap dengan perayaan event malam itu, memasukkan satu persatu photocard ke holder. GALANG memperhatikan DEON sebentar dan mencoba menirunya.

DEON
Eh, eh, eh. Lap dulu tangan lo. Ini tuh gak boleh kotor sama sekali.

DEON meraih sebungkus tissue basah dan memberikannya kepada GALANG. GALANG menurut.

GALANG
Gw baru tahu lo suka band ini juga.
DEON
Hmm. Tapi Jani gak ada lawannya sih.

Keduanya melihat Jani yang sedang berdiskusi serius dengan anggota fanclub yang lain.

GALANG
Ternyata acara SUPER penting itu ini... Gimana caranya gw curi-curi waktu buat diskusi proposal?

INT. CAFE OMBAK K - NIGHT

CAFE itu sepi, posisi kursi-kursi tak beraturan, seorang waiter membereskan gelas-gelas dan piring kosong.

JANI memeriksa sesuatu di laptopnya, terdiam fokus di pojok Cafe. Dia mengangguk-ngangguk kecil, kemudian mengangkat pandangannya dan menemukan GALANG dengan topi ulang tahun masih bertengger di kepalanya melepaskan berbagai dekorasi dan dengan sangat hati-hati merapikan dan memasukkannya ke dalam paperbag. Anggota fanclub lain sudah pulang.

Ujung bibir JANI naik ketika GALANG dengan wajah serius membersihkan sebuah poster dengan tissue. Dahinya keriting, gerakannya sangat hati-hati, lipatan dan kotoran tidak bisa ditoleransi di wajah-wajah tampan itu.

GALANG tiba-tiba balik menatapnya. Mata mereka bertemu.

GALANG
Udah selesai ngecek proposalnya?
JANI
Udah, looks REALLY good.

GALANG berjalan mendekati JANI

GALANG
Beneran?
JANI
Iya, ini mau gw kirim, semoga di-approve.
GALANG
Beneran?

GALANG masih belum percaya. JANI jadi bingung.

JANI
Ngapain gw bohong? Tadi kan abis kita diskusi lo lama juga ngerevisinya.
GALANG
Let's just say, gw gak selalu PD sama kerjaan gw.
(beat) Dekorasi udah gw lepas semua, ada lagi yang perlu dirapihin?

JANI mengedarkan pandangannya.

JANI
Udah kayaknya. Thanks ya.
GALANG
Kalau gw gak messed up, lo harusnya gak perlu ngecek kerjaan jam segini. Ini hal paling minimal yang bisa gw lakuin.
JANI
Semua udah beres, kalau mau pulang silakan lho.
GALANG
Lo kenapa gak pulang?
JANI
Gw mau nebeng Deon. Nanti dia kesini lagi abis nganterin beberapa anak fanclub. BTW, kalo lo sesuka itu, boleh banget topinya dibawa pulang.
GALANG
Hah?

JANI menunjuk topi ulang tahun bermotif Laki-Laki Korea yang masih dipakai Galang. GALANG menganga

GALANG
Jadi dari tadi...

JANI tertawa

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar