Putra Putri Korporasi
J
3. OVERLAP
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. KIOS ROKOK - NIGHT

AMIR (28) melayani seorang pelanggan.

PELANGGAN
Garpit setengah bungkus berapa bang?
AMIR
Setengah 17, sebungkus 27
PELANGGAN
Jauh banget bedanya
AMIR
Ya namanya juga jualan
PELANGGAN
Yaudah sebatang aja

AMIR sedikit menggerutu, sebatang rokok dan uang lembaran berpindah tangan.

GALANG
Mild setengah bungkus, Bang.
PELANGGAN
Mending beli sebungkus Mas, lebih murah, jauh!

GALANG tersenyum, menyerahkan uang dan menerima rokoknya.

AMIR
Ye, Pak Galang sih gak boke kayak lo, dia mah gak perhitungan.
PELANGGAN
Kalau gak boke sih ya beli sebungkus aja,kagok banget
AMIR
Dia yang beli, kenapa lo yang sewot?
GALANG
Gak apa-apa Mas, saya duluan

GALANG menyalakan sebatang rokok, kemudian berdiri di bawah sebuah pohon di ujung barisan pedagang kaki lima di belakang gedung kantor Insignia.

EXT. KIOS JUS - LATER

JANI memicingkan matanya, mengamati sesuatu di kejauhan.

PEDAGANG JUS
Neng! Neng! Ini jusnya udah jadi.

JANI menoleh kaget, tapi refleks memberikan uang yang sudah dia siapkan dan mengambil jus mangga pesanannya.

JANI kembali mengecek objek yang dia amati dari tadi, kini sambil menyeruput jus nya. GALANG masih merokok di posisinya yang tadi. Mata Jani membelalak ketika GALANG mematikan puntung rokoknya dan berjalan ke arahnya. GALANG berjalan ke arah kios jus dan akhirnya melihat JANI, dia otomatis tersenyum. JANI semakin kaget menyadari GALANG melihatnya, lalu membalas senyuman GALANG dengan anggukan kecil dan beranjak meninggalkan kios jus itu. Beberapa langkah kemudian sayup-sayup dia mendengar suara Galang di belakangnya.

GALANG
Jus wortel kayak biasa ya, Bu.
PEDAGANG JUS
Pake jeruk dua biji, ya.
(Kepada suaminya) Pak, potongin wortel buat jus pesenan Mas Galang

EXT. WARMINDO - LATER

JANI menggigiti sedotannya sambil melamun.

PENJAGA WARMINDO
Pesanan kayak biasa, Bos?
GALANG
Iya Mas, sama sayurnya banyak-

GALANG baru sadar JANI di kios itu juga setelah menyebut pesanannya.

JANI otomatis berhenti menggigiti sedotannya ketika mendengar suara itu. Seluruh badannya membeku, beda dari kejadian di pedagang jus, kali ini dia tidak bisa melipir pergi dengan mudah.

GALANG muncul dari belakangnya dan mengambil tempat duduk di ujung warung.

PENJAGA WARMINDO
Agak kesini Boss duduknya. Banyak genangan abis hujan.

Menyadari dia tidak punya pilihan lain, JANI akhirnya buka suara.

JANI
Di sini kosong kok.

JANI menoleh ke arah GALANG dan menunjuk deretan bangku di depannya. GALANG tersenyum dan duduk berhadapan dengan JANI.

GALANG menyadari JANI menatap pakaiannya dengan sedikit heran.

GALANG
Baju gw aneh kah?
JANI
Gw kayaknya gak pernah lihat lo pakai pakaian secasual ini. Pas Casual Friday aja biasanya lo masih rapi.

GALANG menengok hoodie dan celana kargo pendek yang dipakainya.

GALANG
Oh, gw habis futsal.
JANI
Oh...
GALANG
Lo kayaknya orang paling sibuk di kantor ya, jadi kita jarang ngobrol.
JANI
Lo pikir gw Ansos?

GALANG menggeleng cepat.

GALANG
Enggak-enggak. Gak sama sekali. Gw pikir lo keren.
JANI
Keren?
GALANG
Mba Sheila itu kan terkenal manager paling perfectionist, kalau dia mercayain banyak kerjaan sama lo ya berarti lo secapable itu.

JANI mengernyit tidak yakin harus bereaksi seperti apa.

GALANG
Plus gw tahu tahun lalu lo salah satu Employee of the Year.
JANI
Lo tahu darimana?
GALANG
Well, anak-anak yang bilang.

JANI mengerjap-ngerjap bingung dengan arah pembicaraan ini.

JANI
Tapi sekarang level gw jauh lah dibanding lo. Gw gak pernah sampe dipuji Pak Sunak.

Telunjuk JANI menyentuh bibirnya, dia sendiri kaget dia terdengar sesinis itu.

Dua mangkuk Indomie dihidangkan di hadapan mereka, wangi kuah yang menyeruak menggelitik hidungpun tak berhasil menarik perhatian mereka. JANI melihat perubahan ekspresi GALANG yang menegang ketika dia melempar perkataan itu. Beberapa saat kemudian senyum kecil kembali menghiasi bibir GALANG, tapi beda dari sebelumnya, matanya tetap sayu.

GALANG
Lo pasti benci ya sama gw?

Mata JANI membesar.

GALANG
Gw juga bakal mikir yang aneh-aneh sih kalau jadi lo.
(beat) Gw tahu lo waktu itu di coffee shop juga pas gw ngobrol sama Louis.

GALANG terdiam menimbang apakah dia harus menjelaskan semuanya.

GALANG
Mie nya nanti ngembang, makan yuk.

GALANG memilih melahap mie-nya. JANI mematung, dia tak suka percakapan itu menggantung tanpa konklusi, tapi dia juga tidak yakin dia mau memaksakan kelanjutannya.

INT. "RUMAH GALANG" - LATER

GALANG menutup pintu masuk dan mengetuk pintu kamar depan. Dari balik pintu terdengar suara laki-laki menggumam tak jelas.

GALANG membuka pintu kamar itu dan melongokkan kepalanya.

INT. KAMAR DIPTA - LATER

DIPTA (26), parasnya memiliki banyak kesamaan dengan GALANG. Dia berhenti membaca buku tebal di meja kerjanya ketika dia melihat GALANG. GALANG masuk dan meletakkan kunci mobil di meja Dipta.

DIPTA
Udah gw bilang, kuncinya gak perlu lo balikin tiap hari. Repot amat.
GALANG
Mulai besok gw pake motor aja.
DIPTA
Kalau pergi-pergi ke kantor klien enakan bawa mobil lah biar bisa bareng orang kantor sekalian.
GALANG
Itu gampang lah.
DIPTA
Ya kan sayang aja, mobilnya jarang gw pake juga.
GALANG
Lo gak bosen di kamar melulu?
DIPTA
INI jauh dari kata bosen

DIPTA mengangkat buku tebal yang sedang dibacanya. GALANG tersenyum. Dinding ruang kerja itu memang dipenuhi rak buku dan entah berapa piagam sertifikat Best Seller Fiksi dan Non Fiksi.

GALANG
Yaudah kalau gitu, monggo lanjutin bacanya.

GALANG beranjak keluar.

DIPTA
Gal, are you OK?

GALANG berbalik kembali menghadap DIPTA dan tersenyum pahit.

DIPTA
You are NOT OK.

GALANG mengedikkan bahu.

GALANG
My crush fuckin' hate me.
DIPTA
OH NOOO!

DIPTA terkekeh setengah mengejek, tapi dia menutup buku yang dibacanya ketika GALANG duduk di kursi baca.

BI IYEM (47) masuk ke kamar itu membawakan buah potong.

BI IYEM
Lah, Galang udah pulang. Udah makan?
GALANG
Udah, Bu.

BI IYEM memperhatikan wajah Galang.

BI IYEM
Kamu kok kayaknya agak kurusan ya? Kamu gak sakit kan?

DIPTA menahan tawa sambil mengunyah sepotong mangga.

GALANG
Aku baik-baik aja, Bu.

BI IYEM mengambil tas galang.

BI IYEM
Jangan sampe terlalu kecapekan kerja. Tas nya Ibu taro di kamarmu, ya.
(Kepada Dipta) Cep Dipta, mau bibi bawain apa lagi?
DIPTA
Minta tolong bawain soda ya, Bi. Sama popcorn kalau ada.

GALANG mendengus.

JUMP CUT TO:

INT. KAMAR DIPTA - LATER

DIPTA mendekap sekantong keripik kentang di kursi kerjanya. GALANG duduk di kursi baca di hadapannya meneguk sekaleng coke.

DIPTA
What's her name?

DIPTA bertanya di sela kunyahan mulut yang penuh keripik.

GALANG
Jani.
DIPTA
Cute.

CUT TO:

INT. AREA TIM 3 - DAY (FLASHBACK)

GALANG mengeryitkan dahinya kebingungan, PAK DIRGA menghampirinya meletakkan dokumen di mejanya.

DIRGA
Itu projek baru ya, Gal. Proposalnya saya tunggu hari Senin.
GALANG
Sorry Pak, ada waktu buat diskusi report study ini?

GALANG menunjuk slide di laptopnya. DIRGA melihat slide itu sekilas

DIRGA
Coba cari report yang dibuat Jani buat contoh.

DIRGA beranjak pergi setelah mengatakan itu.

CUT TO:

INT. LOBBY GEDUNG - DAY (FLASHBACK)

GALANG dan DEON berjalan bersisian. GALANG menunjukkan sesuatu di layar HP nya.

GALANG
Ini klien request analisa ini, maksudnya apa ya?
DEON
Hmm, kayaknya Jani pernah ngeshare contohnya, nanti gw cek.

CUT TO:

EXT. SMOKING AREA ROOFTOP - DAY (FLASHBACK)

LOUIS menghisap rokoknya dalam-dalam.

LOUIS
OG is scary client for everyone. You know the person who never complain about them?

GALANG menggeleng dan menghembuskan asap rokoknya pelan.

LOUIS
Jani, that girl is crazy.

CUT TO:

INT. KANTOR INTERVIEWER - DAY (FLASHBACK)

GALANG masuk sambil menyeimbangkan kuesioner, tablet, dan tas laptop di tangannya.

SUPERVISOR 1
Briefingnya jam 3 ya, Mas. Sekarang ruangannya masih dipakai briefing Mba Jani.
GALANG
Iya, Mba.

GALANG menengokkan kepalanya ke dalam ruangan itu dari pintu di belakang ruangan. JANI berbicara dikelilingi para interviewer.

JANI
Mba-mba dan Mas-mas tahu kan prinsip utama saya apa kalau ngerjain riset? Trash in, Trash out. Kalau data yang masuk sampah, gak peduli mau sejago apapun saya analisanya, bahkan kalau Pak Sunak ikutan turun tangan pun, hasilnya akan tetap sampah. Itulah kenapa walaupun saya tahu semua yang ada di sini udah jago interview, setiap briefing saya akan bawel terus. Jangan bosen-bosen ya.
SEMUA INTERVIEWER
Iya, Mba Janiiii

Melihat itu, GALANG otomatis tersenyum. GALANG menyadari dirinya tersenyum tanpa alasan, lalu dia berpikir sesaat dan tak lama dia kembali menatap JANI dan semuanya terasa masuk akal.

END OF FLASHBACK SEQUENCE

INT. KAMAR DIPTA - LATER

DIPTA
Cewek workaholic gitu punya waktu buat pacalan kah?
GALANG
Boro-boro mikirin itu, kan udah gw bilang dia BENCI sama gw.
DIPTA
Dia bilang gitu?

GALANG tidak menjawab.

DIPTA
Udah gw duga, itu lo aja yang bikin kesimpulan sendiri.
GALANG
Gw juga berharap gw salah.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar