PENCURI REALITA
6. ACT II Sequence 6

ACT II SEQUENCE 6

63. INT. AREA ATAS KANTOR — MALAM

CAST: COCO, SISKA, BAGIAN KEUANGAN

Coco dan Siska sedang memberikan anggaran kepada seorang wanita dari bagian keuangan. Bagian Keuangan sedang melihat proposal dengan serius.

BAGIAN KEUANGAN
Kalau dari saya ini masi terlalu besar mas mba.
COCO
Kok bisa mba? ini kan sudah sesuai dengan standar perusahaan.
BAGIAN KEUANGAN
Iya saya tahu, tapi kalian belum punya track record disini. Jadi susah kalau ingin jalan dengan anggaran segini.

Siska yang sedang mencatat melihat ke arah bagian keuangan.

SISKA
Jadi bagaimana solusi-nya ya?
BAGIAN KEUANGAN
Kalau dari saya, lebih baik kalian turunin anggaran dulu, perkecil konsep kalian agar anggaran tidak membengkak.

Coco terlihat kesal.

COCO
Tapi kalau diperkecil gimana mau menang mba.
Siska memegang pundak Coco.
SISKA
Tenang dulu mas, kita dengerin dulu.

Bagian keuangan menatap serius Coco.

COCO
Kini ya mas, mas kan masi baru disini. Jadi mas sesuai-kan dulu sama pengalaman pertama ini. Pasti ini akan ada manfaat-nya kok.

Coco berdiri dari kursi dan meninggalkan Bagian Keuangan. Siska mengejar Coco.

SISKA
Mba Maaf, Co tunggu.

Bagian Keuangan Hanya tersenyum.

CUT TO

64. INT. AREA BAWAH KANTOR — SIANG

CAST: COCO, SISKA, PAK MALIK, IBU DEWI

Coco turun dari tangga dan terdiam, Siska di belakang-nya.

SISKA
Co tunggu, kenapa langsung pergi gitu aja sih?
COCO
Capek Sis, setiap orang disini sama aja bisa-nya cuman ngerendahin.

Siska memegang pundak Coco.

SISKA
Tapi-kan memang ada bener-nya Co. Lagian harus-nya kita pelan pelan dulu ngerjain ini.

Pak Malik melewati mereka ingin naik tangga. Ibu Dewi lewat dan melihat mereka dari jauh.

PAK MALIK
Bagaimana mas situasi terbaru-nya?

Coco terkejut dan terlihat menundukan kepala. Ibu Dewi menguping pembicaraan dari jauh.

COCO
Sejauh ini sudah aman cukup baik pak, iya kan sis.
SISKA
Iya pak sudah ada perkembangan.

Pak Malik tersenyum.

PAK MALIK
Wow di luar dugaan saya loh. Oke kontrak sudah menunggu yaa. Silahkan dilanjutkan.

Coco tertunduk. Ibu Dewi terlihat sinis mendengar pembicaraan.

COCO

Iya Pak, Mohon di tunggu.

Pak Malik meninggalkan mereka. Siska melihat Coco dengan bingung.

COCO
Kamu bakal dapet kontrak kerja? yang lain tahu?

Coco hanya mengangguk dan terlihat gugup.

CUT TO

65. INT. PERUSAHAAN #1 — SIANG

CAST: JEJE, RAFI, MANAGER #2

Jeje dan Rafi memasuki sebuah gedung dan mengarah ke meja customer servicr. disana ada seorang wanita yang merupakan CS #2 sedang telepon.

JEJE
Permisi mba, saya kemarin membuat janji disini, ini surat dari kantor. terima kasih.

Jeje menyerahkan surat kepada CS #2.

CS #2
Baik terima kasih, silahkan di tunggu dulu ya mba.

Jeje dan Rafi bergerak ke-arah kursi.

RAFI
Semoga proposal kali ini kita bisa dapet aktor yang cocok ya.
JEJE
Gw berharap juga gitu, tapi kalau gagal kita udah ga bisa dapet opsi lagi abis ini.
RAFI
Channel ini gw ga terlalu deket Je, jadi ga bisa handel banget. Gw harap lu bisa persuasif ya.

Jeje menarik nafas.

JEJE
Gw bakal usahain kok.

Tiba tiba terdengar suara telepon dari bagian CS. CS #2 mengangkat telepon. Sebelum menutup telepon CS #2 menunjuk sebuah lorong.

CS #2
Mas sama Mba nya silahkan ke ruang Manager yaa. Di ujung lorong itu.

Rafi dan Jeje berdiri dan menuju arah lorong. Jeje dan Rafi membuka pintu dan memasuki ruangan Manager #2. Manager sedang duduk menghadap laptop.

JEJE
Selamat Siang Pak, Maaf menganggu.
MANAGER #2
Oh iya silahkan masuk mba.

Jeje dan Rafi mendekati Manager dan berjabat tangan.

JEJE
Perkenalkan Pak saya Jeje dan ini Rafi teman saya.
MANAGER #2
Oh iya, mari silah-kan duduk. Boleh saya lihat proposal-nya?

Rafi mengambil proposal di dalam tas dan menyerahkan kepada Manager.

RAFI
Ini Pak, Silahkan di lihat.

Manager mengambil proposal dan membaca-nya. Rafi dan Jeje diam sambil tersenyum. Tiba tiba Manager #2 melempar Proposal ke tong sampah tidak jauh dari situ.

CUT TO

66. INT. DAPUR — MALAM

CAST: PAK NUR, IBU DEWI, ARIF

Pak Nur dan Ibu Dewi sedang duduk menikmati cemilan.

PAK NUR
Yang bener kamu Bu?
IBU DEWI
Iya bener, ini bisa kita manfaatin buat hambat kerjaan mereka.
PAK NUR
Ya itu saya setuju, tapi gimana cara-nya.

Tiba tiba Arif yang bersiap untuk pulang mengambil air di dapur.

IBU DEWI
Lihat ini ya. Mas kamu dari tim mas Coco ya?

Arif melihat kearah Ibu Dewi sambil meminum air.

ARIF
Iya Bu, ada apa?
IBU DEWI
Mari sini mas, ngemil dulu sebelum pulang. Kita belum kenalan loh.

Arif mengarah ke meja makan sambil minum. lalu dudk menghadap Ibu Dewi dan Pak Nur.

PAK NUR
Gimana mas project kalian, kok kalian serius sekali sampai ga ada waktu buat tanya tanya ke kita?
ARIF
Iya Pak, saat ini lagi sedang mengejar deadline, jadi kami benar benar ekstras sekali.
IBU DEWI
Ngomong ngomong, kamu kalau berhasil dengan project ini akan dapat apa mas?

Arif dengan percaya diri.

ARIF
Saya berharap bila ada project selanjut-nya bisa ikut lagi sih.

Pak Nur dan Ibu Dewi saling menatap bingung dengan licik.

PAK NUR
Hah berharap, memang kamu tidak tahu mas?
ARIF
Tahu apa ya?
IBU DEWI
Teman kamu Coco itu kalau berhasil menjalankan project, dia bakal dapet kontrak loh disini, emang mas engga?

Arif terlihat bingung.

ARIF
Hah kontrak, kontrak apa ya?
PAK NUR
Kontrak kerja mas, masa hanya satu orang aja yang dapet. Kalian kan kerja satu Tim.

Arif berfikir seketika.

ARIF
Oh iya, saya sudah tahu tentang itu. Wajar sih kalau Coco yang dapet, karena-kan dia yang narik kami kesini.
IBU DEWI
OH gitu, kalau menurut saya fair ya, kalian kerja rame rame tapi hanya satu orang yang dapat kontrak.

Arif berdiri dari kursi untuk bergegas pulang.

ARIF
Ya, gpp lah Mba. dapat kesempatan disini juga sudah cukup bagi kami. saya permisi pulang dulu ya.

Arif pergi dan wajah-nya berubah dari senyum palsu menjadi marah dan kesal dari apa yang dia dengar.

DISSLOVE TO

67. INT. RUANG KERJA — SIANG

CAST: COCO, SISKA, JEJE, RAFI, BING, ARIF

Coco berdiri dan marah marah kepada Bing, Jeje, dan Rafi. Siska terlihat diam sambil mencatat.

COCO
Kalian gimana sih? Timeline kita kacau tau ga. Masa di project ini kita ga bisa menjanjikan aktor siapa yang tampil?
JEJE
Jaman udah beda Co, ini juga ga kayak di BEM. dulu kita udah di cover senior yang udah berdarah darah duluan.
COCO
Alesan aja lu pada, memang kenapa sih kok proposal bisa sampe dibuang gitu?

INTERCUT

68. INT. PERUSAHAAN #1 — SIANG

CAST: JEJE, RAFI, MANAGER #2

MANAGER #2
Proposal kalian masi monoton sekali, sama sekali tidak menguntungkan kami. Kalian perlu saya ajarin dulu bikin proposal?

Jeje dan Rafi tertunduk malu.

RAFI
Tapi Pak, kami belum menjelaskan....

Manager #2 memotong.

MANAGER #2
Ga perlu saya udah bisa baca dari proposal kalian. Saya masi bisa terima kalian asal satu kalau kalian mau.
JEJE
Apa itu pak?
MANAGER #2
Kalian ganti konsep, ga mungkin menang kalian di tender sebesar itu dengan konsep yang kalian buat sekalian.

Rafi terlihat kesal.

RAFI
Pak kami rasa ini masi bisa di perjuang-kan. banyak anak mudah diluar sana yang terpaksa menjadi seperti yang mereka tidak mau karena kurang-nya kesempatan.

Jeje menenang-kan Rafi.

MANAGER #2
Saya hanya membicarakan fakta mas, mending coba di pertimbang-kan dulu saja sana.
JEJE
Baik Pak kami akan pertimbang-kan, terima masih kami permisi.

Jeje dan Rafi meninggalkan ruangan. Manager #2 menggeleng-kan kepala.

INTERCUT

69. INT. RUANG KERJA — SIANG

CAST: COCO, SISKA, JEJE, RAFI, BING, ARIF

Coco menggeleng kepala dan menunjuk Bing dengan kesal.

COCO
Jadi lu tuh bisa package proposal yang bener ga sih?

Bing berdiri dan terlihat kesal.

BING
Eh lu ga bisa hargain orang dikit apa? Lu pikir proposal cuman desain-nya yang diliat? Yang bikin isi-nya siapa? elu kan?

Arif datang memasuki pintu dan menguping.

COCO
Lah, tapi lu yang sama Arif yang ga bener kerj-nya.

Arif masuk mendobrak pintu dengan kesal.

ARIF
Kenapa nih baru datang nama gw udah di bawa bawa?
COCO
Lu bikin proposal bisa ga? Mana baru dateng lagi.

Arif mendekati Coco dan menarik kerah baju-nya.

ARIF
Eh lu dari dulu ga berubah ya? Ga bisa hargain orang sedikit apa.

Jeje berdiri dan menenang-kan suasana.

JEJE
Eh jangan gini dong, kita kan bisa bahas baik baik dulu.
ARIF
Eh lu pada ga tau apa? Ini orang kalau berhasil jalanin tender, bakal dapet kontrak dari sih Bos Malik itu.

Semua terlihat terkejut.

RAFI
Co lu yang bener?

Coco terlihat gugup.

COCO
Tunggu tenang dulu, gw bisa jelasin.
BING
Hahaha, apa yang mau dijelasin? Udah ketangkep basah lu.

Rafi berdiri dan mengarah ke Coco sambil mendorong-nya.

RAFI
Gw dah percaya sama lu dan nanti di akhir lu bakal buang kita lagi? Sialan lu emang gw cuman buang buang waktu. Mending gw bikin kopi dari kemarin.

Rafi pergi meninggalkan ruangan, Jeje mengejar.

JEJE
Fi, tunggu dengerin Coco dulu.

Jeje meninggalkan ruangan.

ARIF
Lu dari dulu masi egois, nyesel gw percaya sama lu.

Arif inging meninggal-kan ruangan, Coco menahan Arif dengan memengang tangan-nya.

ARIF
Rif tunggu, gw bisa jelasin sabar.

Bing berdiri dan mengarah ke pintu.

BING
Basi lu Co, dah capek gw dari dulu sama aja lu.

Bing meningal-kan ruangan. Arif melepas-kan tangan Coco.

ARIF
Harus-nya gw belajar dari pengalaman. Gw pikir lu udah berubah, tapi ternyata masi sama aja.

Arif pergi meninggalkan Coco. Coco duduk lemas dan Siska menghampiri Coco untuk menenang-kan diri-nya.

CUT TO

70. INT. CAFE — SIANG

CAST: RAFI

Rafi memasuki Cafe mengambil celemek barista dan mulai kembali bekerja dan melayanin customer.

CUT TO

71. INT. KAMAR BING — SIANG

CAST: BING

Bing memasuki kamar dan mulai menghubingi orang dari telepon untuk menawarkan jasah dengan wajah lesuh dan kesal.

CUT TO

72. EKS. KAMPUS — SIANG

CAST: ARIF

Arif terlihat dikampus dengan jaket hoodie dan kacamata hitam menawarkan jasah joki kepada sekitar mahasiswa disana.

CUT TO

73. INT. RUANG RAPAT — MALAM

CAST: COCO, SISKA, JEJE

Jeje terlihat menghubungi Rafi dengan telepon. Coco dan Siska hanya duduk kecewa.

JEJE
Ga diangkat juga lagi.
COCO
Je, kita bahas besok ya. Sekarang udah malem banget.

Jeje menghampiri Coco dan mendekat-kan wajah-nya.

JEJE
Eh lu kenapa? Lu mau nyerah sama masalah ini?
COCO
Ga gitu Je, ini juga salah gw ga bilang sama kalian dari awal.
JEJE
Co gw ga peduli lu dapet kontrak, yang lu harus yakinin cuman tinggal nikmatin proses kan, itu di awal tujuan lu kan?

Coco tersenyum dan sadar.

COCO
Thaks Je gw dah ngerti sekarang. Besok gw akan pikir-kan buat selesain ini.

Jeje hanya bingung melihat Coco.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar