Pejuang Amplop Cokelat
6. PERUBAHAN

60. EXT. JALANAN.

CAST. DWI

Dwi berjalan sendiri di bawah hujan, jalanan sepi.

Tasnya dijambret.

 

DWI

(Dwi mengejar jambret)

JAMBRET ! TOLONG !

Tidak ada yang menolong.

Dwi berhenti terengah-engah dan memutuskan untuk duduk di halte.

                 FLASHBACK CUT TO

61. EXT. HALTE BUS. NIGHT

CAST. YUNANDA. DWI.

YUNANDA

Kurang ajar banget tuh orang.

 

DWI

(menghela nafas)

 

YUNANDA

Ikut aku yuk...

 

DWI

Kemana ?

 

YUNANDA

Udah ayo...

 

DWI

(berjalan mengikuti NANDA)

 

YUNANDA

(membuka jok motor)

Ini jaketnya pakai. Ntar masuk angin.

 

DWI

(melihat Yunanda)

 

YUNANDA

Udah pakai aja, dan cepet naik.

 

CUT TO :

62. EXT. JALANAN IBU KOTA.

CAST. YUNANDA. DWI.

Dwi membonceng Yunanda, membuka kaca helm dan merasakan angin malam yang menghempas wajah.

 

DWI (V.O)

(mengamati sekeliling)

Hari ini aku merasa benar-benar terpuruk, sedih, aku merasa semua yang ku usahakan sia-sia. Rasanya kata-kata motivasi tak mampu mengembalikan semangatku. Aku lelah.

 

YUNANDA (V.O)

(melihat Dwi dari spion)

Kamu boleh lelah Wi tapi jangan menyerah ya.

CUT TO :

63. EXT. GEDUNG-GEDUNG PERKANTORAN. NIGHT.

CAST. DWI. YUNANDA.

Dwi berdiri dan bersandar di motor, melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang bangunan yang menjulang tinggi itu.

 

YUNANDA

(bersandar di samping Dwi)

Untuk membangun gedung pencakar langit ini perlu pondasi yang kuat kebayang gak sih kalau pondasinya lemah bisa hancur dalam hitungan detik.

         (beat)

Sama kayak kita Wi, kalau kita menginginkan sesuatu siapkan pondasi yang kuat dalam hati kita. 

 

YUNANDA (CONT’D)

Kegagalan selalu ada Wi tapi kamu harus percaya akan ada keberhasilan disetiap kegagalan-kegagalan yang kamu lewati.

 

DWI

(Dwi melihat Yunanda)

 

YUNANDA

(menyerahkan ice cream cokelat)

Katanya ice cream cokelat itu bisa mengembalikan mood jadi lebih happy.

 

DWI

(menerima ice cream)

Makasih.

 

YUNANDA

Ingat Wi enggak ada keberhasilan tanpa proses dan enggak ada kesuksesan tanpa kerja keras.

Kamu hanya perlu menyiapkan pundak agar lebih kokoh dan meyakinkan hati agar lebih kuat.

 

DWI

(tersenyum mendengar nasehat Yunanda)

CUT TO :

64. EXT. PINGGIR JALAN. NIGHT.

CAST. DWI. YUNANDA. OB.

Dwi melihat tumpukan amplop cokelat yang diletakkan OB di dekat tempat sampah.

 

DWI

Loh... Pak kok ini ditaruh sini ?

 

OB

Oh iya neng, enggak ada tempat buat naruh.

DWI

(melihat OB masuk ke dalam kantor)

(Dwi berkaca-kaca melihat tumpukan amplop cokelat di depannya)

 

YUNANDA

Kamu kenapa Wi ?

 

DWI

Orang itu tau enggak si gimana susahnya  para pencari kerja untuk mengumpulkan berkas-berkas yang ada di dalam amplop ini ?

 

YUNANDA

(terdiam melihat Dwi)

 

DWI

(Mengambil tumpukan amplop cokelat yang ada di depannya)

 

YUNANDA

Kamu mau ngapain Wi ?

CUT TO :

65. INT. RUANG TAMU. NEXT DAY.

CAST. DWI. YUNANDA. ANDRE. ADI.

Dwi membawa tumpukan amplop cokelat menuju ruang tamu.

Adi sedang sibuk bermain game.

Yunanda mengutak atik gitar.

Andre mengelap sepatu bola.

YUNANDA

Lo udah boleh jadi pelatih sepak bola ?

 

ANDRE

Boleh...

         (beat)

Kalau enggak ketahuan.

(cengingisan)

 

Yunanda melihat Dwi keberatan Dwi membawa amplop coklat.

 

YUNANDA

(Meletakkan gitar)

(membantu Dwi membawa tumpukan amplop cokelat)

Eh Wi sini aku bantuin.

 

DWI

Makasih mas Nanda.

                            (beat)

Eh... Mas Bejo mana ?

CUT TO :

66. EXT. TAMAN KOTA. DAY

CAST. BEJO. NELA.

Bejo dan Nela duduk di taman.

 

BEJO

Aku disini bersamamu...

         (beat)

Kamu jangan menangis to...

 

NELA

Kita putus ya mas...

 

BEJO

Kenapa Dewi, kenapa kamu tiba-tiba putusin aku. Kalau mas Bejomu ini punya salah mbok ya dimaafkan, jangan langsung diputusin.

 

NELA

Maaf mas ndak bisa.

 

BEJO

Aku bisa terima kok kamu bohongin aku masalah nama, aku sudah memaafkan itu.

 

NELA

Makasih mas, tapi...

 

Mirna, melihat Nela dan memanggilnya.

 

MIRNA

NELA... AYO...

 

NELA (V.O)

Tapi Ibukku ndak menerima kebohonganku mas, Ibu juga ndak menerima alasanku berbohong.

Nela berjalan meninggalkan Bejo.

 

BEJO

(melihat Nela pergi)

Owalah tego kowe Nel... Nel...

(Tega kamu Nel...Nel...)

CUT TO :

67. INT. RUANG TAMU. DAY.

CAST. DWI. YUNANDA. ANDRE. ADI.

Andre dan Adi bingung melihat Dwi membawa tumpukan amplop coklat.

ANDRE

Lo ngapain buat lamaran kerja sebanyak itu ?

 

DWI

Ini tuh bukan punyakku.

        (beat)

Aku butuh bantuan kalian.

 

Yunanda, Andre dan Andi melihat Dwi.

 

TALKING HEAD YUNANDA, ANDRE, ADI

 

YUNANDA, ANDRE, ADI

Apa ?

 

DWI

(mengangguk)

 

YUNANDA

Maksud kamu, kamu mau kembalikan semua lamaran kerja ini ke pemiliknya ?

         (beat)

Ini kan banyak Wi...

 

ANDRE

Udah gila lo ya !

         (beat)

Lo tuh kayak orang enggak punya kerjaan ya.

 

DWI

Kan emang aku enggak punya kerjaan Ndre.

Kita sama lo....

 

ADI

Eh Dwi... lo tuh ngapain sih repot-repot ngumpulin kertas-kertas yang udah kayak sampah gini.

Enggak ada gunanya.

 

DWI

(berdiri)

Apa, mas Adi bilang ? Sampah ?

         (beat)

Oke enggak apa-apa kalau mas Adi bilang ini sampah, itu karena kamu enggak tau gimana susahnya untuk ngumpulin berkas-berkas yang ada di dalamnya.

 

DWI (CONT’D)

(menatap Adi tajam)

Disini itu ada perjuangan para pencari kerja mas, mereka udah mencurahkan waktu, tenaga, uang dengan harapan mereka bisa diterima.

         (beat)

Udahlah percuma aku jelasin orang kayak kamu enggak akan ngerti.

 

ADI

(berdiri di depan Dwi)

Maksud lo apa ?

 

DWI

Kamu enggak akan ngerti tentang perjuangan kami karena kamu belum pernah merasakan gimana susahnya mencari kerja, gimana sedihnya dihina orang karena belum dapat kerja, gimana rasanya-

 

ADI

Tapi kalian juga enggak akan pernah ngerti gimana rasanya jadi gue.

         (beat)

Lo... (menunjuk Dwi)

Lo itu cuma orang baru yang datang ke dalam hidup gue, jadi jangan pernah lo bersikap seolah-olah lo tahu semua tentang gue !

 

ANDRE

(Andre mencoba melerai)

Di, jangan kasar dong ngomong sama cewek.

 

ADI

(mendorong Andre)

 

Adi mengambil tas dan jaket di kursi kemudian pergi.

 

YUNANDA

Biar gue kejar Adi.

CUT TO :

68. EXT. BALKON LANTAI 2.

CAST. DWI. ANDRE.

Dwi menangis.

Andre datang.

 

DWI

(menangis)

Niat aku baik kok Ndre.

 

ANDRE

Terkadang niat baik memang enggak diterima dengan baik Wi.

 

DWI

Maaf ya Ndre, kamu jadi berantem sama mas Adi.

 

ANDRE

Enggak apa-apa, santai aja.

         (beat)

Andre memang orangnya keras tapi dia baik kok, keadaan yang buat dia jadi orang yang temprament.

 

DWI

(melihat Andre)

 

ANDRE

Ngomongin tentang perjuangan, Adi adalah orang yang gigih. Adi itu orang yang gigih memperjuangkan mimpinya. Tapi mimpinya bertentangan dengan impian orang tuanya.

         (beat)

Itu alasan kenapa dia lebih milih jadi mahasiswa abadi, dia lebih milih di DO.

Padahal Bokap Nyokapnya dosen. 

 

FLASHBACK

 

6.9 INT. LOBI KAMPUS. DAY.

CAST. DWI. ADI. PRAM. DYAH

Dwi berjalan menuju ruang HRD.Tanpa sengaja melihat Adi dengan kedua orang tuanya.

Dwi mengintip.

PRAM

Kamu itu anak satu-satunya Di, kamu harus bisa bikin Papah bangga.

 

ADI

Pah, Adi bisa buat Papah bangga dengan cara Adi sendiri. Kasih kesempatan Adi buat membuktikan semuanya.

 

PRAM

Enggak. Kamu harus melanjutkan mimpi Papah.

 

DYAH

Nak nurutlah sama Papah, ini yang terbaik buat kamu.

 

ADI

Terserah Papah sama Mamah.

FLASHBACK CUT TO :

70. EXT. JALANAN

CAST. YUNANDA. ADI.

Yunanda mengejar Adi.

 

YUNANDA

(mengikuti langkah Adi)

Adi... Adi... ayolah Di jangan kayak gini

Lo kenapa sih ?

 

ADI

Enggak usah ikutin gue !

 

YUNANDA (V.O)

Kalau Adi udah ngomong kayak gini percuma juga gue ikutin.

Mending gue balik aja lah.

Ngomong sama Adi juga kayak ngomong sama batu.

CUT BACK TO :

71. EXT. BALKON LANTAI 2.  

CAST. DWI.

Dwi membaca pesan dari Nela.

 

DWI

Wi... Ibukku udah tau tentang semuanya.

Hari ini Ibu tiba-tiba datang dan dia minta aku pulang setelah tau pekerjaanku sebenarnya.

Kamu benar Wi caraku salah.

Selamat berjuang Wi, semoga kamu sukses dan Dewi Fortuna berpihak kepadamu.

Dwi terdiam.

CUT TO :

72. EXT. CAFE.

CAST. YUNANDA. DWI

Dwi mencari Yunanda di Cafe biasa dia menunggu pelanggan.

 

YUNANDA

                 (berjalan ke arah Dwi dari belakang)

Permisi, ada yang bisa saya bantu ?

 

DWI

(menoleh ke belakang)

Mas Nanda ngagetin aja !

 

YUNANDA

Maaf...Maaf...

Tumben kamu kesini cari aku ?

Ada apa ?

CUT TO :

73. EXT. JALANAN. DAY

CAST. YUNANDA. DWI

Dwi membonceng Yunanda

DWI

Mas makasih ya... Udah mau bantu Dwi.

YUNANDA

Sama-sama Wi.

 

Dwi mengembalikan 100 amplop coklat ke pemiliknya.

Dwi dan Yunanda pergi ke beberapa alamat rumah dan diam-diam meletakkan amplop cokelat di depan rumah.

CUT TO :

74. EXT. KUCINGAN KAKI LIMA.

CAST. YUNANDA. DWI

Yunanda sedang menikmati nasi kucing.

Dwi memesan minuman.

 

YUNANDA

 Oh iya Andre kok enggak ikut ?

 

DWI

Andre udah sibuk mas, dia udah jadi pelatih sepak bola.

 

YUNANDA

Udah boleh sama orang tuanya ?

 

DWI

Keadaan mas yang mengijinkan, Ibunya si sebenarnya masih keberatan.

 

YUNANDA

Emang hal yang paling berat itu melawan gengsi yang ada dalam diri kita.

         (beat)

Terus rencana kamu selanjutnya apa Wi ?

 

DWI

Aku mau pulang kampung mas...

 

YUNANDA

(tersedak)

Pulang kampung ?

 

DWI

Iya...aku pikir ngapain aku lama-lama disini Mas.

Tasku juga sudah dijambret mas.

Aku harus ngurus ulang semua surat yang hilang karena dijambret kemarin.

 

75. EXT. HALAMAN RUMAH.

CAST. INTAN DAN IBUNYA.

IBU

Intan ! Ini ada surat buat kamu !

 

INTAN

(keluar)

Surat dari siapa bu ?

 

IBU

(menyerahkan amplop cokelat)

Enggak tau !

 

INTAN

COBA LAGI !

Terimakasih untuk kamu yang tidak pernah lelah untuk berjuang. Bulatkan tekad untuk tetap berjuang ! Aku yakin kamu pasti bisa !

 

Salam

Pejuang Amplop Cokelat

 

76. INT. KAMAR

CAST. LAKI LAKI

Lelaki itu baru saja di PHK ketika baru saja sebulan bekerja.

Lelaki itu menangis.

LAKI-LAKI

(membuka amplop cokelat)

Ini kan lamaran kerja yang dua bulan lalu gue kirim. Kenapa dibalikin ?

 

LAKI-LAKI (CONT’D)

COBA LAGI !

Tidak ada jalan yang mulus dan lurus sekalipun itu jalan tol. Tetap semangat ya meskipun terkadang hidup rasanya tidak adil, tapi percaya Tuhan itu Maha Adil. SEMANGAT !

SALAM

PEJUANG AMPLOP COKELAT

 

LAKI-LAKI (CONT’D)

(Tersenyum)

Semangat Reza ! Semangat ! Lo pasti bisa !

CUT TO :

77. EXT. TERAS RUMAH. DAY

Seseorang mengambil amplop cokelat yang tergeletak di teras rumah.

Orang itu tersenyum membaca kata-kata motivasi yang tertulis di kertas.

CUT TO :

78. EXT. STASIUN GAMBIR. MORNING

CAST. YUNANDA. ANDRE. DWI. NINGRUM. JOKO

Yunanda, Andre, Ningrum, Joko mengantar Dwi ke Stasiun.

 

YUNANDA

Wi, hati-hati di jalan ya... Senang bisa kenal sama kamu dan semoga kita masih bisa menjalin silaturahmi.

DWI

Iya Mas Nanda, aku juga seneng bisa kenal sama Mas Nanda.

 

ANDRE

Kamu yakin Wi mau balik ? Ntar sampai sana kamu pengin balik ke Jakarta karena kangen aku !

 

SEMUA

(tersenyum)

 

NITA

PD kamu Ndre, yang ada Dwi itu males inget sama kamu ! Dia nek...

 

ANDRE

Mamah gitu banget sama anaknya.

 

DWI

Aku bakal kangen sama kalian semua...

 

JOKO

Hati-hati ya nduk. Salam kanggo Bapak dan Ibumu.

 

DWI

Siap Pakde...

Dwi pamit ya...

Assalamualaikum...

 

SEMUA

Waalaikumsalam

 

Dwi masuk ke dalam kereta.

CUT TO :

79. INT. KERETA. MORNING.

Dwi melambaikan tangan ke luar.

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar