Pacar Masa Lalu
6. Part 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO:

14. INT. RUANG KELUARGA- MALAM.

Swilia

Tapi kenapa secepat ini maa? Dan orang itu, kenapa dia bisa kenal kita?

Nita

Kamu gatau? Dia orang penting di kota ini. Dia bisa tau semuanya kalau dia udah niat. Lia, ini demi masa depan kamu juga. Dia itu orang terpandang dan terkenal di kota kita. Masa depan kamu akan cerah kalau menikah sama dia.

Swilia

Kenapa sih mama tega? Aku bahkan belum mikirin nikah ma. Aku masih mau nikmati masa mudaku. Mama bilang, aku harus belajar keras supaya diterima di universitas terbaik. Tapi kenapa sekarang mama malah suruh aku nikah? Aku.. masih banyak hal yang mau aku lakuin ma.. (Terisak) Aku ga mau nikah sama orang itu

Nita

Lia, jangan bikin malu mama. Kamu tau kan..

(Swilia berlari ke kamar tanpa mau mendengarkan penjelasan Nita lagi. Ia menangis pilu di kamar. Tangisannya berhenti ketika mendengar bunyi motor Stelios. Swilia mengintip dari balik kaca. Ternyata Stelios sedang memanaskan motor. Ia melihat ada wanita lain di sana. Tak lama kemudian mereka berdua pergi berboncengan. Swilia sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Hari ini adalah hari sial baginya. Ia duduk sendiri di pojokan kamar dengan tatapan kosong)

CUT TO

15. INT. KAMAR VENDERLY- PAGI

Venderly

Lia, lo beneran ga ikut ke sekolah?

Swilia

Bilangin gue sakit.

Venderly

Ini serius nyokap lo gatau kalo lo ke sini subuh-subuh?

Swilia

Gue ga peduli. Dan dia juga pasti ga peduli sama gue.

Venderly

Yaudah gue ke sekolah duluan. Kalo lo butuh apa apa bilang sama bibi.

Swilia

Andai bokap gue masih ada. Pasti hidup gue ga bakal gini.

Venderly

(Memandang iba tanpa bisa berkata apa apa)

(Swilia hanya tidur di kamar Venderly sampai pukul 10 pagi. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang)

FADE IN.

Sampai di rumah, gerbang terkunci. Swilia memanggil Pak Adit tapi tidak ada respons. Swilia balik badan. Ia mendengar suara dan langsung kembali melihat ke arah rumah. Ternyata Pak Adit yang langsung bersembunyi. Swilia yakin, ini ulah ibunya.

Swilia

Pak Adit.. kenapa aku ga dibukai gerbang? Pak Adit..

(Swilia akhirnya pergi tanpa tahu arah tujuan. Langkahnya terhenti ketika sebuah moge menyalipnya dan berhenti tepat di depannya. Pengendara moge itu membuka helm dan menatap Swilia.)

Swilia

Stelios?

Stelios

Ikut aku.

Swilia

Enggak. (Swilia menghindar. Stelios menghadang langkah Swilia)

Stelios

Kenapa kamu berubah?

Swilia

Aku bukan pelakor. Jangan deketin aku lagi. Urus pacarmu. Huss..

Stelios

(Memegang lengan Swilia) Kok kamu ngusir aku kaya kucing? Kamu kenapa? Pelakor apa Lia?

Swilia

Bukannya semalam pacar kamu dateng ke rumah?

Stelios

Pacar? Kamu salah paham Lia. Dia bukan pacar aku. Namanya Erika.

(Seketika Swilia merasa aneh. Nama Erika seperti tidak asing. Bayangan otaknya seperti menunjukkan seorang perempuan yang bernama Erika)

Swilia

Terserah kamu.

Stelios

Jangan marah. (Stelios mencium kening Swilia. Membuat Swilia sontak terdiam)Kamu harus percaya. Karena aku ga bohong. Dia bukan pacarku Lia. Sekarang, ikut aku. Aku tau kamu laper.

CUT TO:

16. EXT. FOOD COURT- SIANG.

Stelios

Muka kamu kusut banget.

Swilia

Hmm..

Stelios

Orang tua punya cara yang berbeda buat mendidik anak mereka. Nanti pasti mama kamu bakal cariin kamu.

Swilia

Kamu ga ngerti Lios. Ini tentang..

Drrtt (Hp berdering)

Swilia

(Mengambil hpnya dan membaca pesan) Aku harus ke sekolah.

Stelios

Aku anter kamu.

Swilia

Bukannya kamu ada kelas?

Stelios

Nanti malam kok. Yuk ke motor.

L.S.

(Swilia dan Stelios menuju parkiran motor dan berangkat)

Stelios

Ada kegiatan apa di sekolah?

Swilia

Ada latihan drama buat anniversary sekolah.

Stelios

Wah, kamu jago akting dong sampai dipilih.

Swilia

Aku kan calon aktris

Swilia dan Stelios

(Tertawa bersama)

(Stelios menarik tangan Swilia agar gadis itu memeluknya. Swilia melingkarkan kedua tangannya di perut Stelios sambil malu-malu kucing. Dan lagi, bayangan muncul lagi. Ia seperti pernah bergoncengan dan memeluk Stelios seperti ini)







Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar