1. MARU
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

“MARU”

By Rafi Abdurrahman, Mutiara Elwa Husein 

1 EXT. JALANAN - AFTERNOON 1

BEGIN MONTAGE:

Jalan-jalan besar di kota Jakarta.

END MONTAGE.

Kamera dari luar kaca cafe, dalam frame Bara seorang pria muda dengan rambut pendek tebal yang hitam keriting, berpakaian kemeja linen broken white motif garis, serta celana corduroy cokelat lusuh, dilengkapi sepatu converse putih, kacamata bulat, tas laptop dari kulit, dan jam tangan di tangan kirinya. Maru seorang wanita muda berambut hitam pendek setengah leher dengan Sweater warna aqua marine, celana pendek linen berwarna putih, kalung berlayer, dilengkapi kacamata tined bulat.

Bara dan Maru duduk dalam café di kursi Panjang menghadap ke kaca. Di background ada musisi (kakaknya Maru) lagi main di panggung kecil. Bara yang lelah sedang merokok, Maru mengupas biji jeruk. Kemudian Bara melihat Maru dengan wajah bingung. Maru masih asik mengupas biji jeruk. Bara mematikan rokoknya dan Maru melihat-lihat sekitar. Bara menyeruput kopinya dan maru melihat ke arah bara.

MARU

(Excited)

Eh bagi rokoknya boleh yaa?!?!?!?!

Bara dengan gelas yang masih di mulutnya melihat wajah Maru dengan bingung dan heran. Bara meletekan gelasnya.

BARA

(Bingung)

I..iyaa boleh…

Bara menyodorkan bungkus rokoknya ke Maru. Maru dengan energic dan tersenyum mengambil rokok itu.

MARU

(Senang)

Makasih yaa

Bara masih dengan wajah heran menyodorkan koreknya ke Maru.

Maru memakai koreknya dan mengembalikan ke Bara. Bara menyalakan rokok.

CUT TO:

2 INT. CAFE - AFTERNOON 2

Maru menyodorkan tangannya ke Bara.

MARU

(Excited)

MARU!!!

Bara melirik ke arah Maru, lalu menjabat tangan Maru sambil menghisap rokoknya.

BARA

(Datar)

Bara

Bara yang bosan melihat ke langit-langit sambil menghembuskan asap rokoknya. Bara memperhatikan Maru yang Kembali mengupas biji jeruk.

BARA

(Penasaran)

Ngapain sih?

MARU

(Senang)

Hah? engga, tau gak sih biji jeruk bisa dibelah?

BARA

(Bingung)

Oh iya?

MARU

(Excited)

Iyaaa, nih liat deh Maru memperlihatkan biji jeruknya yang sudah terbelah.

BARA

(Bingung namun tersenyum)

Bener lagi bisa dibelah

MARU

(Excited)

Iyalah masa bohong, nah makanya dia dikotil

BARA

(Tersenyum)

Gabut banget ya? Nyampe tau ginian hahaha

MARU

(Malu)

Ih gak gabut ya, nyari kesibukan aja ini tuh

BARA

(Tersenyum)

Iya itu gabut kan namanya

Maru hanya terdiam malu. Bara bingung dan merasa tidak enak.

BARA

(Tidak enak)

Bercanda tadi

MARU

(Tersenyum)

Tau kok, santai

Suasana canggung Bara diam kebingungan dan menyalakan rokoknya lagi. Maru melihat Bara, lalu memutar badannya mneghadap Bara dan melihat ke kotak rokok Bara.

MARU

(Excited)

Eh merem deh

Bara bingung melihat Maru.

MARU

(Bercanda)

Ih serius merem, after you just hurt me like that, it’s the least you can do

BARA

(Tersenyum)

Iya tapi kenapa harus merem?

MARU

(Excited)

Jadi nama game-nya “merem”, kalo pas buka mata semua masih ada, berarti emang takdirnya itu buat lu, tapi kalo gak ada berarti itu bukan buat lu

BARA

(Tersenyum)

Okay-okay menarik, gua ikutin

Maru tersenyum dan Bara menutup matanya. Maru mengambil rokok Bara satu batang dan merokok.

MARU

(Tersenyum)

Udah buka matanya

Bara membuka mata.

BARA

(Meledek)

Yaelah kalo mau bagi bilang aja hahaha

Maru hanya membalas dengan senyum lebar dan tulus. Bara ikut melanjutkan rokoknya.

MARU

(Tertawa kecil)

Makasih loh ya

Maru menunjukan rokok di tangannya kepada Bara. Bara hanya mengangguk. Dapat terlihat mereka berdua menikmati rokoknya masing-masing.

MARU

(Senyum kecil)

Hebat ya

Maru memperhatikan rokok yang sedang dia putar di tangannya sambil tersenyum.

BARA

Hebat apanya?

MARU

Ya rokok

BARA berwajah heran.

BARA

Rokok? Kenapa emang?

MARU

Ya cuma gara-gara rokok jadi bisa interaksi sama orang gak dikenal, jadi nambah kenalan

BARA

(Tertawa)

Eh gak usah nyari pembelaan minta rokok orang deh hahaha

MARU

(Tertawa)

Ketahuan ya? hahaha

Bara tersenyum menggelengkan kepala sambil mematikan rokoknya, lalu menyeruput kopi di depanya. Bara mengambil sebatang rokok baru. Maru mendekatkan kursinya ke bara, menghadap Bara dan tersenyum.

MARU

(Tersenyum)

Berasa di film ya? Ngerokok kayaknya keren gitu hahaha

BARA

(menyidir)

Mau?

Bara menyodorkan kotak rokoknya. Maru hanya tersenyum lebar dan mengambil sebatang.

BARA

Suka nonton?

MARU

(Excited)

Suka banget!!! Genre favorit lu apa?

BARA

(Bercanda)

Kok sotoy? Emang kata siapa gua suka nonton?

MARU

Gak mungkin lu nanya gitu kalo lu gak suka, udah deh jawab aja

BARA

Psychological thriller, lu?

MARU

(Excited)

Sci-fi dong

BARA

(Menyindir bercanda)

Gak seru ah gak realistis

MARU

(Menyindir bercanda)

Genre lu tuh dark banget, pantes stress

MARU

(Excited)

Eh iya jadi inget, gua lagi nulis cerita tau, mau denger gak?

BARA

Tentang apa tuh?

MARU

(Excited)

Tentang anak kecil pengen banget tinggal di luar angkasa. Dia tergila-gila banget sama yang namanya bintang, menurut dia setiap bintang yang nyala tuh punya nyawa sendiri.

BARA

(Tertawa kecil, sarkas)

Oh iya? Terus? terus?

MARU

(Excited)

Iya, terus dia yakin banget suatu saat dia bisa nyampe sana

BARA

(Sarkas, tertawa kecil)

Oh gitu yaa?

MARU

(Kesal)

Ih nyebelin banget sih, kalo gamau denger bilang aja

Maru melanjutkan rokoknya.

BARA

(Tertawa)

Abis ngayal banget ceritanya, kayak dengerin bocah tau gak hahaha

Maru menghadap ke Bara dan menghembuskan asap rokok di mukanya Bara.

MARU

(Kesal bercanda)

Kan cerita emang bukan buat realistis Bara

Bara hanya tersenyum dan melanjutkan rokoknya. Maru memegang asbak Bara.

MARU

Gila ya, gua perhatiin lu gak ada berentinya. Emang Heavy smoker ya?

Bara tersenyum dan menghisap rokoknya.

BARA

(Bercanda ironis)

Lagi stress tau gak? Hahaha Maru mendekatkan kursinya ke Bara.

MARU

(Serius dan tertarik)

Oh ya? Stress kenapa?

Bara menghisap rokoknya.

BARA

(Tertawa Kecil)

Ya adalah, baru kenal masa langsung curhat

MARU

(Serius)

Ih sok banget, kaku tau gak? gapapa lagi

Bara memperhatikan maru sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

MARU

(Tersenyum)

Justru karena baru kenal, penilaiannya masih murni tau

BARA

(Tertawa)

Oh gitu ya? Hahaha

MARU

(Excited)

Gua tebak ya, pasti ada sesuatu yang gak sesuai sama rencana deh

BARA

Ya bisa dibilang gitulah Bara menghisap rokoknya.

MARU

(Tersenyum)

Kebiasaan terencana ya... Makanya hidup tuh nikmatin aja gak usah direncanain sebegitunya

BARA

(Serius)

Mana bisa

MARU

(Serius)

Bisalah

BARA

(Menyindir)

Gak mungkin ada orang di dunia ini yang gak merencanakan hidupnya Maru

MARU

(Teasing)

Kata siapa? Prinsip gua hidup gak boleh direncanain

Bara melihat wajah maru dengan heran dan tidak yakin. Seorang pelayan mendekat membawa minuman yang sudah dibungkus.

PELAYAN

(Ramah)

Permisi, es kopi tata surya-nya ya kak

MARU

(Excited)

Wih mantap nih, makasih ya kak

PELAYAN

Sama-sama

Pelayan menyerahkan minumannya lalu pergi meninggalkan meja.

Bara memperhatikan Maru.

BARA

(Penasaran)

Kenapa gitu?

MARU

Apanya yang gitu?

BARA

Kenapa gak boleh direncanaain?

MARU

(Meledek bercanda)

Oh, Yaa biar gak kayak lu gini

Bara melihat sinis.

MARU

(Serius tapi tersenyum)

Hidup tuh jalanin aja, semua udah ada yang ngatur, udah ada jalurnya, kita tinggal nikmatin aja

BARA

(Tertawa kecil dan menyindir)

Gila… free spirit banget ya ceritanya

MARU

(Tertawa kecil)

Loh tapi bener kan? Contohnya kayak main “merem” tadi, lu beli rokok buat lu tapi entah karena energi cosmos kek, jalur takdir kek, apalah itu disebutnya, rokok lu itu gua yang pake kan

Bara mematikan rokok.

BARA

(Tersenyum)

Itu bukan takdir Namanya, itu namanya berbagi

MARU

(Tersenyum)

Ya bisa dibilang berbagi emang, tapi lu ketemu gua kan bukan kita yang rencanain

Bara heran dan takjub memperhatikan Maru.

BARA

Ya bolehlah

MARU

(Menyindir)

Yaudah, ini kok jadi gak cerita ya?

BARA

(Tertawa)

Hahaha sengaja emang

Bara hanya tersenyum sambil menyalakan rokok baru.

MARU

Yaudah gak maksa

Bara tersenyum melihat Maru. Seorang Bapak-bapak menghampiri.

BAPAK 1

(Ramah dan sopan)

Sorry mas ganggu, boleh pinjam koreknya?

BARA

(Ramah)

Oh iya pak pake aja

Bara menyodorkan koreknya ke Bapak itu. Bapak itu menyalakan rokoknya.

BAPAK 1

(Ramah dan sopan)

Makasih mas

Bapak 1 mengembalikan korek Bara. Bara Kembali merokok. Maru masih memperhatikan Bara.

MARU

(Kesal bercanda)

Yaudah kalo beneran gamau cerita

BARA

(Tertawa)

Hahaha nanti aja diceritainnya, jangan sekarang

MARU

(Exaggerating)

Yaudah berarti kita liat gimana takdirnya ya, karena sekarang takdir kita bertemu sudah sampai ujungnya, karena gua harus cabut hahaha

Maru merapihkan barang-barangnya.

BARA

(Senang dan teasing)

Oalah mau cabut, eh tapi menurut gua takdir tuh bisa dikontrol, gak bisa dipasrahin gitu aja, contohnya nih, gua minta nomer lu dong, nanti jadi bisa di “takdirkan” ketemu lagi

Maru tertawa dan menggelengkan kepalanya. Maru beranjak dari kursi.

BARA

(Serius)

jadi?

Maru berjalan ke pintu keluar.

MARU

(Senang)

See you when I see you

Maru meninggalkan café. Bara terduduk diam sambil tersenyum, lalu memutar kusinya melihat Maru melalui jendela di depannya, kemudian Bara melanjutkan merokok.

CUT TO:

3 EXT. KOSAN BARA - NIGHT 3

Shot bird eye view, Bara dengan mengendarai motornya masuk ke dalam parkiran kosan, kemudian Bara masuk ke dalam rumah kosannya.

CUT TO:

4 INT. DAPUR KOSAN BARA - NIGHT 4

Still shot dari dalam dapur memperlihatkan Sebagian dapur dan Lorong akses masuk ke dapur. Di dalam frame terlihat Bara di lorong gelap sedang berjalan sambil menguap, dan seorang pria yang terlihat seumuran dengan Bara di dalam dapur dengan pakaian rumah sedang mencuci piring. Pria ini mencoba mengintip ke lorong namun tidak terlihat lalu dia melanjutkan mencuci piring.

PRIA

(Berteriak)

Bar?

BARA (Pre.Lap)

(Lemas)

Hmm jangan teriak-teriak udah malem

Bara masuk ke dapur, membuka kulkas untuk mengambil sebotol air putih, kemudian dia berlalu di belakang temannya yang sedang mencuci dan menyelepet punggung bawah pria ini dengan tangannya.

PRIA

(Berteriak)

AAAA……Bangke lu bener-bener

BARA

(Meledek)

Ssttt udah malem jangan berisik

Bara tertawa dan pria ini sibuk membersihkan dapur.

PRIA

Darimana lu?

BARA

Mana lagi? kerajaan fir’aun abis jadi budak bantu bangun istana

PRIA

(Tertawa)

Hahaha, kena semprot ya lu?

Bara bergumam sambil menyalakan rokoknya, lalu menawarkan

Pria ini. Sang pria mengambil sebatang, menyalakannya,

kemudian bersandar di meja kabinet. Bara menghembuskan asap rokoknya lalu melirik pria ini.

BARA

(Menyindir)

Baju masih sama kayak tadi pagi tuh gua liat-liat

PRIA

(Bercanda)

Namanya juga pengangguran Bar, gak perlu mandi jadinya, ya gak?

BARA

(Sinis)

Najis, gak ngaruh status kerjaan sama kebersihan. Lagian udah tau pengangguran, ya cari kerjalah Egi

PRIA

(Malas)

Iye-iye, sebulan lagilah masih enak gak ngapa-ngapain

Bara menggelengkan kepalanya, lalu menghisap rokok lagi.

BARA

(Datar dengan penekanan di kata mandi)

Udah ah masuk gua, mau “mandi” gua bukan bukan Egi soalnya.

EGI

(Sebal)

Belagu banget budak fir’aun

Bara hanya tersenyum, mematikan rokoknya di asbak. Egi dengan rokok di mulutnya, membuka kabinet atas. Bara yang melirik ke kabinet melihat sesuatu di dalamnya dan tersenyum.

BARA

(Excited)

Eh bagi jeruknya dong!!!

Egi mengambilkan jeruk untuk Bara dan mengambil apel untuk dirinya sendiri, kemudian jeruk itu diberikan ke Bara.

EGI

Tumben lu mau jeruk, biasanya rebutan apel sama anak-anak lain

Bara menerima jeruk itu dengan senyuman. Egi bingung melihat hal itu.

EGI

(Penasaran)

Kenapa lu? Gak pernah liat jeruk apa gimana?

BARA

(Tersenyum)

Gapapa

EGI

(Menyindir)

Hmm tau nih gua, urusan gondrong nih biasanya kalo udah senyum-senyum sendiri.

Bara kemudian menarik kursi dan duduk sambil mengupas jeruknya.

BARA

(Tersenyum)

Tadi gua ketemu cewek

Egi memutar matanya ke atas dan membuang nafas dalam. Bara melihat egi dengan tatapan sinis.

BARA

(Menyindir)

Ape woy? orang tuh duduk dulu, dengerin, baru nge-judge

Egi menarik kursi di dekat Bara dan duduk disebalahnya. Suasana sunyi tanpa suara dan mereka hanya melihat satu sama lain.

EGI

(Emosi)

Et buruan cerita, biar bisa gua judge lu, mumpung lagi gak ada kerjaan nih bisa dengerin

BARA

(Bercanda meledek)

Kan emang gak ada kerjaan lu

EGI

(Tertawa miris)

Gak usah dipertegas gitu dong hahaha udah ah buruan cerita

Bara tersenyum, lalu menggigit jeruknya.

BARA

(Excited)

Gua ketemu cewe tadi

EGI

Iya tau, lu udah ngomong, terus?

BARA

(Excited)

Dia tuh apa ya? Hmm bingung gua deskripsiinnya

EGI

Yaudeh, ketemu dimana deh?

BARA

(Tersenyum)

Di presisi, ada deh café gak jauhjauh banget dari kantor

EGI

(Menyindir)

Hmm gimana gak disepron fir’aun lu, disuruh kerja malah nyari gondrong

BARA

(Penekanan)

Ketemunya gak sengaja, setan, bukan di niatin

EGI

(Meledek)

Iye-iye, terus apa? Cerita kemanamana sih lu udah kayak orang penting

BARA

Iya awalnya dia minta rokok gitu terus jadi ngobrol

EGI

Terus?

BARA

(Tersenyum)

Ya yaudah, anaknya seru aja, unik gitu

EGI

(Menyindir)

Udah gitu doang kisah asmara lu? Ngapain gua duduk kalo gitu

BARA

(Sinis)

Asmara, asmara, ngomong jangan ngasal

EGI

(Bercanda)

Ah udahlah basi banget ceritanya hahaha

Egi pun bangun dari kursi, dan keluar frame meninggalkan dapur. Bara hanya memperhatikan Egi, kemudian Egi masuk ke dalam frame lagi untuk mengambil sebatang rokok Bara.

BARA

(Menyindir)

Ye setan

Egi berjalan keluar frame, Bara hanya tersenyum memperhatikan biji jeruk, kemudian Bara teringat sesuatu dan segera bangun dari kursi.

BARA

(Teriak)

Gi bagi shapo!!!

Bara keluar dari frame.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar