Lingkaran Setan (Short Movie Script)
1. Episode 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. DEPAN LAUNDRY DIKE - MORNING

ADLAN (35) berjalan mendekati perusahaan laundry Dike Wash. Adlan mengenakan setelah jas, kemeja, dan sepatu pantofel. Ia melepas kaca mata hitam dan menatap gedung tempat ia bekerja nanti.

ADLAN

(gumam)

Oke, manajer operasional laundry ... gapapa, tahun baru awalan baru.

(mengembuskan napas)

Tenang, Lan, lo cuma harus mulai karir dari awal, cari cewek baik-baik, nikah, dan hidup jauh dari tindak kriminal apapun. (beat) Oke, gue pasti bisa.

Adlan berjalan masuk ke kantor.

BEGIN MONTAGES - TWO LOCATION - DAY

(17 tahun lalu)

A. Taman Kampus - Terlihat Adlan (18) menarik tangan pacarnya saat itu, Tasya (18), ke bangku taman kampus mereka. Wajah mereka sumringah, mereka bercanda seperti pasangan yang sedang dimabuk cinta. Sembari bercanda, Adlan membuka laptopnya.

B. Restoran - Adlan dan Tasya duduk saling berhadapan di salah satu restoran. Ada dua piring nasi goreng di meja mereka yang sudah hampir habis. Kita bisa lihat mereka sedang berbincang dan bercanda.

C. Taman Kampus - Adlan dan Tasya kembali duduk di bangku taman. Mereka berbincang, tapi fokus Adlan ke laptopnya.

D. Restoran - Ekspresi Tasya sangat antusias menceritakan sesuatu, tapi Adlan hanya memperhatikannya sambil memakan nasi gorengnya.

E. Taman Kampus - Adlan fokus dengan laptopnya, Tasya memainkan ponselnya. Sesekali Tasya memerhatikan sekitarnya. Mereka tidak berbincang. Tiba-tiba saja ada seorang senior, ALFI (23), yang berjalan melintasinya sembari tersenyum hangat. Tasya tersenyum balik, tapi buru-buru ia membuang mukanya. Adlan menyadari kalau Alfi memerhatikan pacarnya. Adlan hendak menghampiri Alfi, tapi Tasya menahannya.

F. Taman Kampus - Di bangku taman yang sama, Adlan dan Tasya terlihat sedang berdebat.

G. Taman Kampus - Adlan dan Tasya fokus dengan laptop dan ponsel masing-masing. Namun kemudian, Adlan mencubit pipi Tasya pelan. Mereka pun mulai saling melempar senyuman.

END MONTAGES

EXT. KAMPUS - TAMAN - DAY

Di taman yang sama, Adlan dan Tasya tertawa sumringah mengenakan toga. Bersamaan dengan mahasiswa lain yang berada di taman itu, mereka melempar topi bersama.

ADLAN

Akhirnya kita lulus, By.

TASYA

(mengangguk)

Iya, akhirnya.

Mereka berpelukan sebentar.

ADLAN

Jadi, abis ini rencana kamu apa?

TASYA

Aku mau kerja di hotel, pastinya. (tersipu, malu-malu) Abis itu...,

ADLAN

(memotong)

Bagus banget, By! Kalo aku sih udah gak sabar mau lanjut S2, abis itu daftar CPNS jadi calon hakim.

Tasya mengerutkan dahinya.

TASYA

Kamu mau apa?

ADLAN

Lanjutin S2, abis itu daftar CPNS jadi calon hakim.

TASYA

Aku kira setelah ini kita...,

ADLAN

(memotong)

Nikah?

Tasya terdiam.

ADLAN (CONT'D)

Babe, kamu kan tau impian aku masih panjang. Toh kita masih 23. Kamu bisa nunggu, kan?

TASYA

Ya gak selama itu juga.

ADLAN

Pokoknya aku janji sama kamu. Kalau aku udah sukses, pasti kita langsung nikah, punya anak, dan bahagia. (beat, menggoda) Itu kan impian kamu? Tenang aja, kamu percaya kan sama aku?

Adlan tersenyum, ia mencubit hidung Tasya.

ADLAN (CONT'D)

Yuk, kita foto dulu.

Tasya memaksakan senyumnya. Adlan pun memotret mereka berdua dari ponselnya.

INT. HOTEL/KANTOR - KORIDOR - DAY

(8 tahun yang lalu)

Adlan (26) berjalan di sepanjang koridor menuju pintu keluar, handphone-nya menempel di telinganya. Raut wajahnya terlihat kesal.

ADLAN

Maksud kamu apa sih, By? Aku baru selesai ikut tes CPNS, lho. Kalo ngambek liat-liat waktu dong!

(mendengarkan)

Apa? Kamu mau putus? Jangan ngada-ngada deh, By. Ini aku mau pulang, siap-siap ke kamu dulu.

Ekspresi Adlan berubah. Tatapannya kosong, ia menggertakan giginya. Wajahnya berubah geram, sesekali Adlan menggertakan giginya.

ADLAN (CONT'D)

Hah? Kamu udah pindah dari seminggu lalu? Kenapa? Kok gak bilang ke aku? Ah, lupain, kirimin alamat kamu sekarang.

ADLAN (CONT'D)

Apa? Kamu dilamar sama kating kita dulu? Siapa?!

(mendengarkan)

Alfi? Maksud kamu Alfi anak kedokteran yang dulu suka godain kamu?! (samar-samar) Bangsat.

(mendengarkan)

Apa?! Kamu mau nikah? Gila kamu, By. Tega banget.

Tangan kanan Adlan mengepal, ia meninju tembok. Ia ingin menangis.

ADLAN (CONT'D)

Pendidikan aku kelamaan? Karena itu kamu ninggalin aku?

(mendengarkan)

Apa?! Oke, aku akuin aku emang cuek dan terlalu fokus sama diri aku. Tapi kan aku gak pernah selingkuh dari kamu, belum tentu Alfi setia sama kamu.

(mendengarkan)

Gila. Jadi selama ini kalian nge-date di belakang aku? Selama aku fokus kuliah?

Adlan mengatur napasnya, nada bicaranya jadi lembut.

ADLAN (CONT'D)

Kamu bohong kan, By? Sumpah, kita pacaran udah lama, By, aku gak mau putus sama kamu. Aku bakalan maafin kamu yang udah selingkuhin aku, yang penting kamu tetep sama aku, ya? (beat) Kamu nggak perlu doain aku ketemu cewek yang lebih baik. Mana bisa aku terbiasa sama cewek baru? (beat) Sekarang kirimin alamat kamu yang baru, aku langsung berangkat ke kamu sekarang. Please, kita udah gak ketemu tiga bulan, aku kangen kamu.

Terdengar sambungan telepon diputus oleh Tasya.

ADLAN (CONT'D)

By? Babe?

Adlan melihat ponselnya, ia berusaha menghubungi Tasya, tapi Tasya tak kunjung menjawabnya.

Adlan kembali meninju dinding.

INT. RESTORAN - NIGHT

Adlan terduduk di restoran yang sama, tapi sekarang tidak ada Tasya di depannya. Adlan menangis.

CUT TO BLACK :

INT. KANTOR PENGADILAN - DAY

(5 tahun lalu)

Adlan (29) sedang duduk di sofa yang berada di kantornya bersama beberapa orang. Tepat di sampingnya ada sejawatnya, JENO (30) Ia membaca salinan dakwaan mengenai kasus pemalsuan invoice/bill dengan seksama. Namun tiba-tiba matanya menyorot satu nama yang familiar: Tasya.

ADLAN

Tasya?

JENO

Kenapa? Lo kenal? (beat) Lo harus mundur kalo lo punya atau pernah berhubungan.

Adlan terdiam, canggung, tidak ingin menjawab.

JENO (cont'd)

Sayang banget ya cewek ini, mana masih muda. Kenapa harus terlibat lingkaran setan?

ADLAN

Maksudnya?

JENO

Beberapa bulan lalu, temannya ketahuan. Lama-lama, satu persatu diusut, ternyata mereka semua menjual invoice fiktif ke pegawai sipil. Nah, sekarang giliran Tasya ini. Kalo gak salah dia supervisor-nya.

ADLAN

Oh, oke.

INT. KANTOR PENGADILAN - TOILET PRIA - DAY

Adlan membasuh wajahnya di washtafel. Jaketnya menggantung di bilik toilet. Ia termenung beberapa detik.

ADLAN

(bergumam)

Tasya, kenapa sih lo harus terlibat?

Adlan kembali membasuh wajahnya.

Pintu toilet pria terbuka, Jeno datang.

JENO

Kenapa lo?

ADLAN

Kayaknya gue mau mundur dari sidang.

JENO

Bentar lagi lho sidangnya!

Adlan mengambil jaketnya, lalu keluar dari toilet.

INT. KANTOR PENGADILAN - LORONG - DAY

Adlan berjalan ke ruang sidang dengan perasaan gundah. Tapi kemudian ia melihat Alfi, anak kecil berusia sekitar 1 tahun. Anak itu menangis, Alfi berusaha menenangkan anaknya. Tak lama kemudian seseorang mengatakan kalau sidangnya dimulai sebentar lagi, lalu seorang nenek datang dari arah toilet untuk menggendong anak kecil itu.

Adlan termenung, hatinya goyah. Adlan teringat impian Tasya yang ingin menikah dan memiliki anak. Adlan pun memutuskan untuk tidak mundur.

INT. KANTOR PENGADILAN - RUANG SIDANG - DAY

Tanpa suara, kita bisa lihat Adlan mengetukkan palunya. Tasya yang terduduk di kursi tersangka tersenyum, begitupun Alfi di belakangnya.

INT. KANTOR PENGADILAN - lorong - DAY

Adlan berjalan di lorong yang sepi, tapi kemudian seseorang menarik tangannya. Orang itu adalah Alfi.

ALFI

Thanks ya, Lan.

Adlan menarik tangannya.

ADLAN

Rahasiain ini.

Alfi mengangguk. Adlan pun berlalu pergi.

Tanpa Adlan sadari, Jeno melihat mereka dari kejauhan.

INT. KANTOR PENGADILAN - DAY

Adlan terburu-buru memasuki ruangan ketua.

CUT TO :

Tanpa suara, kita bisa lihat KETUA (58) sedang memaki Adlan dari balik mejanya. Ketua itu menunjukkan beberapa foto lama romantis Adlan dan Tasya saat wisuda.

KETUA (O.S)

Kamu tau kamu melanggar kode etik Hakim?! Terlebih lagi kamu meringankan hukuman untuk tersangka!

Adlan hanya menunduk pasrah.

FADE OUT.

ADLAN (V.O)

Hari itu juga, gue disidang. Yah, seperti yang kalian lihat, gue diberhentikan dengan tidak hormat. Gue cukup depresi selama lima tahun lamanya.

INT. LAUNDRY DIKE - LOBBY - DAY

Adlan memasuki area lobby tempat kerja barunya. Terlihat ada dua orang staf front liner (RIO (25), VINA (22)) yang sedang berbincang serius. Tubuh mereka membelakangi CCTV.

ADLAN (V.O)

Karena itu, gue bertekad untuk menata ulang hidup gue. (beat) Pertama, memulai karir dari awal.

Ketika melihat Adlan, Rio dan Vina langsung kaku. Tangan mereka berusaha memasukan uang ke dalam amplop dan menaruh amplop itu di bawah seragam yang masih di dalam plastik.

ADLAN (V.O)

Kedua, menikah dengan gadis sederhana dan unproblematic.

Dari arah lorong, datang karyawan wanita yang masih menggunakan baju hitam-putih. Ia adalah ALETHA (22). Mata Aletha dan Adlan bertemu. Aletha menunduk dan berjalan ke meja front liner.

ADLAN (V.O)

Ketiga, hidup lurus bebas kriminal.

Kamera shot ke belakang meja front liner. Adlan melangkah mendekat. Kita bisa lihat Vina menatap tajam Aletha sembari menyerahkan seragam barunya. Wajah Aletha berubah ketika tangannya memegang amplop yang berada di bawah seragamnya.

ADLAN

Pagi. Kalian semua staff di sini?

RIO

(menunjuk diri sendiri dan Vina)

Kita berdua staff, Pak. Saya supervisor-nya.

(menunjuk Aletha)

Kalo dia masih training.

ALETHA

Saya permisi dulu, ya.

Aletha melipat seragamnya agar amplop itu terhimpit dan tidak terlihat. Ia mundur selangkah, dengan cepat ia berbalik dan memeluk erat seragamnya.

ADLAN (O.S)

Katanya Vina masih kuliah, ya?

VINA (O.S)

Iya, Pak. Ngambil kuliah karyawan sih, bentar lagi sidang.

Terdengar suara tawa mereka off screen.

ADLAN (O.S)

Saya dengan Rio dan Vina sepupu, ya? Saya harap kalian bisa profesional, ya.

RIO (O.S)

Iya, Pak.

ADLAN (O.S)

Oke, oke. Soalnya saya akan sering bolak-balik kantor, jadi saya akan percayain kantor ke kamu, Rio. Nanti fail tanda tangan digital saya, saya kirim ke kamu ya.

Aletha melirik ke arah belakang sedikit dan menyengir. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar