Lakon
4. ACT 4 - JELUNGAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

ACT 4

11. EXT. DREAM SEQUENCES LARAS - PAGI

ESTABLISHING SHOT

Suasana perkampungan dan kali yang jernih.

CUT TO

Dua anak, satu perempuan dan satu lelaki, berlarian di tepi sungai.

Mereka saling bergandengan tangan. Perlahan genggaman mereka melonggar dan lepas.

CUT TO

12. EXT. AREA PERMAINAN JELUNGAN – MALAM

Cast : Laras, Talu, Cahya, Patra

Screen gelap.

Perlahan mata Laras membuka. Ia melihat bayangan seseorang yang tengah memanggilnya.

 

TALU (O.S)
Ras… Laras?
Laras
Ngh?


Penglihatan Laras yang kabur mulai menajam.

Laras terbangun di tempat misterius lagi.

Talu ada di sampingnya.

Laras
Talu?


Laras menengadah, mengedarkan pandangan.


Laras
Ini di mana lagi?
Talu
Aku kurang tahu.
Laras
Kepalaku masih pusing banget.


Laras memijit keningnya.


Laras
Kita disuruh ngapain di sini?
Talu
Sepertinya kita disuruh bermain permainan semacam petak umpet.
Laras
Terus?

Talu menggeleng.

Talu
Aku juga kurang paham detailnya.

  

Tiba-tiba terdengar debam menakutkan dari arah menara.

Talu dan Laras menoleh ke depan.

CUT TO

Laras dan Talu melihat sebuah menara seperti mercusuar berwarna gelap.

Suara misterius itu menggema dari arah menara lalu terdengar suara menakutkan melakukan hitung mundur.


Si buas
Satu...dua...tiga...empat...


Laras dan Talu saling bertatapan.


Laras
Kita harus cepat sembunyi!
Talu
Tidak! Saat dia berhitung dia tidak mencari kita. Lebih baik kita segera berlari ke arah menara. Saat hitungan delapan baru kita bersembunyi!
Laras
Oh. Oke!


Laras bangkit.

Mereka berdua berlari ke arah kegelapan malam.

CUT TO

MONTAGE

1. Laras dan Talu mendengar teriakan peserta lain.

2. Mereka bertemu salah satu peserta yang tiba-tiba tersandung dan tak dapat selamat.

3. Laras berlari dengan raut menyesal.

4. Laras bertemu Rizki dan Tara.

5. Rizki dan Tara kalah dalam permainan.

6. Laras membuka mata penuh determinasi.


Laras (O.S)
Kita adalah pemain utama dari kisah hidup kita. Tapi, dunia itu penuh pertaruhan dan kejutan. Banyak hal yang tak dapat kita sangka dan tak dapat kita atur. Semua itu tak lepas dari insting utama yang membentuk karakteristik dan keputusan hidup manusia. Bertahan hidup.

 

CUT TO

Talu dan Laras bersembunyi di balik reruntuhan.

Menara sudah dekat.

Talu melihat si buas tengah berhitung. 


Laras
Setelah hitungan selesai kita langsung lari?


Talu menggeleng.


Talu
Jangan. Kita lihat situasinya.


Talu melihat ke depan. Menunjuk sesuatu.


Talu
Di sana ada semak. Kita sembunyi di sana, jaraknya mungkin sekitar seratus meter dari menara. Kalau kau lari dengan cepat mungkin kita bisa mencapai menara sebelum setan itu kembali.


Hitungan selesai.

Si buas mencari ke sekitar.

Talu mencari waktu yang tepat.

Tedengar suara langkah kaki mendekat.

Satu peserta berlari ke arah menara.

Sedikit lebih jauh satu peserta lagi datang.

Peserta yang paling dekat berhasil meneriakkan Jelung dan menyentuh menara.

Peserta yang berhasil ditelan awan gelap.


Talu
Sepertinya semua aman. Ayo maju!


Talu dan Laras berlari menuju semak yang dituju.

Sedikit lagi mereka sampai.

Dari arah hutan Laras melihat Cahya datang menerobos perdu.


Laras
Cahya!
Talu
Laras! Sembunyi!


Si buas datang mengejar Cahya.

Cahya berteriak

Cahya
Aaaah! Jangan makan aku!
Laras
Cahya!


Laras tanpa pikir panjang berlari ke tanah lapang di sekitar menara. Berteriak sambil melambai-lambaikan tangan.


Laras
HOI! DI SINI!


Si Buas berbalik ke Laras.

Laras berlari sekuat tenaga menuju menara.

Saat si buas hampir dekat, tiba-tiba Patra menghentakkan kaki kuat-kuat dari arah yang lain.


Patra
HOIIII! Cahya! Laras berhenti!


Cahya dan Laras menoleh ke arah Patra.

 

Patra
Monster ini penglihatannya buruk! Dia mencari mangsanya dari suara langkah kaki!


Mereka seketika berhenti.

Si buas menoleh ke arah Patra.

Patra berlari menjauh sambil mengumpat.


Patra
Sini kau monyeeet! Sini sini!


Talu di balik semak lirih mengucap.


Talu
Langkah kaki? Getaran bumi?


Talu memanggil Laras.


Talu
Laras!
Laras
Apa?!
Talu
Berjalanlah dengan Cahya ke menara! Aku akan mengalihkan perhatian si monster itu dengan Patra.


Talu melompat dari persembunyian.

Talu berlari dengan menghentak kaki kuat-kuat.


Talu

Setan! Kemari!


Patra dan Talu bergantian mengalihkan perhatian si buas.

Laras dan Cahya bergandengan tangan.

Berjalan cepat, melebarkan langkah, meminimalisir suara tapak.

Patra dan talu kompak mengalihkan perhatian si buas.

Sedikit demi sedikit mereka berempat mendekat menara.

Laras dan Cahya sampai di menara dahulu.


Patra
Pegang menaranya dan teriakkan Jelung!
Cahya & Laras
Jelung!


Mereka berhasil menyentuh menara dan meneriakkan Jelung bersamaan.

Laras dan Cahya kemudian ditelan asap hitam.

Mereka kompak berteriak.

Layar menjadi gelap.

CUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar