KUTUKAN
6. Sebuah Kutukan Dimasa Lalu

16. INT/EXT. MOBIL - DAY -TRAVELING

Bayu mengendarai mobilnya keluar dari stasiun. Taufik duduk disampingnya. Risa dan Vina duduk dibelakang.

BAYU

Wajahmu pucat Ris, sakit?

(Bayu menatap Risa dari kaca spion)

TAUFIK

Diganggu lagi tadi dikereta.

BAYU

Kamu baik-baik saja kan?

RISA

Aku baik baik saja mas, sedikit shock saja.

Anak-anak bagaimana mas?

BAYU

Sama bapak dan ibu, juga beberapa keponakan aku suruh tidur menemani Aryo dan Bunga biar rame suasana.

(Risa menatap tajam kearah Bayu)

RISA

Lokasi rumah pak Ageng sudah aku kirim ke mas Taufik, nanti biar dipandu.

BAYU

Aku sudah cek in hotel jadi nanti kita tinggal masuk sorenya.

RISA

Terimaksih mas.

(Masih menatap tajam kearah Bayu)

(Vina memandang curiga kearah Risa yang menatap tajam kearah Bayu)

(Taufik memandu Bayu menuju rumah pak Ageng)

CUT TO

17. INT/EXT. RUMAH PAK AGENG- Day

Perjalanan menuju kerumah pak Ageng (60) memakan waktu satu jam. Rumah pak Ageng berada di kaki gunung lawu, namun tidak terpencil. Sudah cukup ramai dengam rumah-rumah penduduk. Risa,Vina,Bayu dan Taufik menyalami pak Ageng dan istrinya (60) begitu turun dari mobil. Lalu mereka dipersilahkan masuk oleh bapak Ageng dan duduk di ruang tamu yang sudah lengkap dengan makanan dan minuman.

PAK AGENG

Mbak Tiara sudah pernah datang kesini sendiri, saya kagum dengan keberaniannya.

(Semua menatap kearah pak Ageng)

PAK AGENG

Maaf sebelumnya ya mbak Risa, kalau bapak tidak bisa menjelaskan semuanya lewat telpon.

RISA

Tidak apa-apa pak. Kalau boleh tahu ada masalah apa ya pak, mbak Tiara datang menemui bapak?

(Pak Ageng menunjuk syal yang dipakai Risa)

PAK AGENG

Dia mengalami persis apa yang kamu alami.

(Pak Ageng menyalakan rokok tembakaunya)

PAK AGENG

Tidak hanya mbak Tiara, tapi anak-anaknya juga mengalami hal yang sama.

RISA

Lalu apa yang sebenarnya yang terjadi pada kami pak?

PAK AGENG

Saya akan menjawab persis seperti jawaban saya pada mbak Tiara.

(Pak Ageng diam sejenak menatap Risa)

PAK AGENG

Rumah kalian dikutuk, dan kutukan itu mengikuti kalian dan orang-orang yang pernah tinggal disana.

RISA

Dikutuk? Tapi kenapa? Dulu seingatku tidak ada hal-hal mistis yang aku alami, atau mungkin karena aku masih kecil jadi aku tidak memahaminya.

PAK AGENG

Atau memang ibu dan bapak kalian sengaja menutupinya.

RISA

Hanya memang ibu dan bapak melarang kami untuk medekati sendang di belakang rumah.

PAK AGENG

Saya dan mbak Tiara sempat mengunjungi rumah kalian, dan saya terkejut dengan aura kegelapan yang menyelimuti tidak hanya rumah kalian, tapi dusun dan juga sebuah sendang dibelakang rumah kalian.

RISA

Dusun? Apakah juga dikutuk pak?

PAK AGENG

(Menatap Risa tajam)

Mungkin

(Wajah Risa tampak terkejut)

VINA

Tapi kenapa rumah dan semua penghuninya dikutuk pak?

PAK AGENG

Kalian melanggar larangan penting dan membuat murka penungggu sendang, penungggu yang sudah berada disitu jauh sebelum keberadaan kalian atau para penduduk sekitar. Kalian membangun rumah ditempat yang tidak seharusnya dan yang lebih parah, rumah kalian membelakangi sendang yang sudah dikeramatkan oleh penduduk sekitar sejak mereka disana.

(Pak Ageng meminum secangkir teh didepannya)

PAK AGENG

Tidak ada rumah disekitaran sendang itu, hanya rumah kalian. Rumah terdekatpun agak jauh dari sendang itu dan semua rumah penduduk tidak membelakangi sendang, karena itu suatu larangan bagi mereka. Dan saya yakin, penunggu sendang marah dan mengutuk rumah kalian dan mengingikan kematian keluarga kalian.

BAYU

Termasuk anak-anak?

(Pak Ageng mengangguk dan menatap tajam Bayu lalu mengisap rokoknya untuk terakhir kali)

(Risa menitikkan air mata, Vina menengkannya)

RISA

Jadi semua kematian keluargaku, ibu, bapak dan mbak Tiara karena kutukan itu.

(Pak Ageng mengangguk)

PAK AGENG

Dan kejadian kejadian mistis itu tidak akan berhenti sampai kematian menangkap semua garis keturunan bapak dan ibu kalian, dan mendapatkan jiwa kalian.

TAUFIK

Tapi kenapa baru sekarang kejadian-kejadian mistis itu baru meneror Risa,Tiara dan anak-anaknya.

PAK AGENG

Karena selama ini ada yang menahan agar kekuatan jahat itu tidak mengganggu kalian. Cinta dari ibu, bapak, mbak Tiara dan juga anjing kalianlah yang menahan kekuatan jahat itu untuk sementara. Itulah sebabnya kenapa selama ini mbak Tiara atau mungkin juga mbak Risa tidak pernah bermimpi atau diberikan penampakan ibu dan bapak. Jiwa mereka masih terjebak didalam sendang dan tidak bisa menyebrang.

RISA

(Terisak)

Jadi suara suara yang aku dengar dan membantuku keluar dari semua teror mistis adalah suara keluargaku.

(Pak Ageng mengangguk)

VINA

Tidak bisakah semua ini dihentikan,kutukan ini?

RISA

Dan membebaskan jiwa ibu,bapak,mbak Tiara dan Miko.

PAK AGENG

Seperti yang saya bilang tadi, kutukan itu akan terus mengikuti dan kejadian mistis akan terus meneror kalian sampai penunggu sendang itu mendapatkan semua jiwa kalian.

RISA

Siapa penunggu sendang itu? Apakah hantu-hantu yang meneror kami? Bisakah pak Ageng melawannya?

PAK AGENG

Mahkluk-mahkluk yang menganggu kalian hanya pion yang digerakkkan seseorang, seperti keluarga mbak Risa, jiwa mereka terjebak didalam sendang dan tidak bisa menyebrang. Penunggu sendang itu adalah mahkluk yang sangat kuat, dan sayapun tidak mampu melawan kekuatannya.

TAUFIK

Sekuat apapun kekuatan jahat itu, pasti ada titik kelemahannya. Ingat, kita semua diciptkan oleh dzat yang sama, yang terkuat.

PAK AGENG

Benar.

TAUFIK

Kita diciptakan oleh Dzat yang sangat mencintai kita, lebih dari mahkluk apapun yang Dia ciptakan. Seperti kata pak Ageng tadi, cinta dari ibu,bapak bahkan Miko mampu meredam kekuatan jahat itu mengganggu Tiara dan Risa begitu lama. Mungkin kekuatan cinta dari dua dunia yang berbeda akan bisa mengalahkannya, dunia Risa dan dunia ibu,bapak dan Tiara.

PAK AGENG

Dan mungkin kita butuh sesuatu untuk melemahkan kutukan dan kekuatan penunggu sendang itu.

RISA

Maksudnya pak?

PAK AGENG

Beberapa jam sebelum kematian mbak Tiara, dia sempat menghubungi saya, dia bilang dia akan membakar rumah dan sendang itu. Saya tidak tahu darimana ide mbak Tiara, saat itu saya tidak bisa mengiyakan apakah dengan membakar rumah dan sendang itu akan mengakhiri kutukan itu.

RISA

Mbak Tiara mendapatkan ide itu dari mimpinya.

(Risa tersenyum)

Semenjak kita meninggalkan rumah itu, kita selalu dihantui oleh mimpi tentang hal yang sama, rumah itu. Mimpi tentang masa-masa bahagia dirumah itu yang akan berakhir dengan hancurnya rumah itu. Aku pikir itu hanya kerinduanku akan masa-masa bahagiaku dengan keluargaku saat masih lengkap, tapi ini mungkin sebuah pesan dan jawaban.

(Menatap pak Ageng)

PAK AGENG

Saya kira tidak akan mudah melakukannya ataupun sampai kesana.

(Tiba-tiba pak Ageng bangkit dan masuk kedalam, lalu kembali dan duduk)

(Pak Ageng menjulurkan tangannya yang tergenggam dihadapan Risa,Vina,Bayu dan Taufik, lalu membuka tangannya)

PAK AGENG

Kalian melihat sesuatu?

BAYU

Tidak ada apa-apa pak.

TAUFIK

Kosong.

VINA

Iya kosong tangannya pak.

(Pak Ageng menatap Risa diikuti oleh Vina, Bayu dan Taufik)

RISA

Merah, hijau dan biru. Tiga buah batu yang berkilau.

(Semua terkejut kecuali pak Ageng)

PAK AGENG

Sayak yakin mbak Risa pernah melihatnya.

(Risa terkejut sambil menatap Pak Ageng)

(Risa mengangguk)

VINA

Risa, batu ini bukan..

RISA

(Mengangguk pada Vina)

Cahaya yang pernah aku lihat, terbang seperti kunang kunang dihadapanku. Waktu itu dirumah simbah saat tengah malam, aku terbangun karena lampu padam dan gelap gulita. Saat terbangun aku terkejut mendapati tiga buah cahaya yang terbang seperti kunang-kunang dihadapanku, merah, hijau dan biru. Saya sangat takut saat itu dan memilih bersembuyi dan memejamkan mata dibalik selimut sampai saya tertidur lagi. Saya tidak akan pernah lupa kejadian itu.

(Pak Ageng tersenyum)

RISA

Makanya waktu mbak Tiara mengabariku kalau pak Ageng mengeluarkan tiga buah batu berwarna merah,biru dan hijau dalam tubuh simbah saat pembersihan, aku yakin simbah sudah pulih.

VINA

Kenapa batu itu tidak dihancurkan pak?

(Pak Ageng tertawa. Semua terkejut)

RISA

Karena perjanjiannya, tiga mahkluk itu keluar namun harus mendapatkan tubuh pengganti yaitu garis keturunannya.

VINA

Mahkluk?

RISA

Iya, mahkluk yang menempel dalam diri simbah sejak beliau berumur delapan tahun. Menempel tanpa sengaja saat dia menemani bapaknya yang seorang abdi keraton, bersih-bersih pusaka keraton.

PAK AGENG

Seekor harimau dan dua ekor kera, itulah mahkluk dalam batu ini. Saat mbak Tiara bercerita kalau mbak Risa pernah melihat batu ini, saya yakin mereka memilih mbak Risa.

VINA

Maksudnya, Risa..

RISA

Mungkin sudah jalannya.

VINA

Gila kamu Ris, buang jauh-jauh pikiran itu. Kamu lihat sendirikan efeknya pada simbahmu.

(Taufik dan Risa menenangkan Vina)

PAK AGENG

Hanya masalah waktu, mahkluk-mahkluk ini akan mencari penggenapan sebuah janji. Selama mereka bisa dikendalikan, tidak akan separah simbahmu, malah akan membuka mata batinmu.

VINA

Risa...

RISA

Aku akan baik-baik saja Vin, semoga dengan membuka mata batinku akan sedikit membantu menyelesaikan ini semua.

(Pak Ageng berdiri)

RISA

Apakah dengan hilangnya kutukan ini, keluargaku bisa lepas dan keluar dari sendang itu dan menyebrang?

(Risa dan Vina berdiri diikuti Bayu dan Taufik)

PAK AGENG

Bisa mbak, semua yang terjebak dalam sendang itu mungkin bisa bebas dan menyebrang. Semoga dengan membakar rumah dan sendang itu bisa menghilangkan kutukan itu. Tapi tetap meminta bantuan pada Sang Pencipta, karena semua takdir tetap ditangannya.

(Risa mengangguk)

PAK AGENG

Sudah siap mbak Risa?

(Risa mengangguk dan mengikuti pak Ageng masuk kedalam)

(Taufik memeluk Vina yang terisak)

(Bayu menatap Risa)

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar