KUTUKAN
3. Drag Me to Hell 1

8. EXT. BUKIT BINTANG - NIGHT

Bimo dan Risa berada di sebuah restoran di Bukit Bintang Jogja. Mereka telah selesai makan malam.

BIMO

Hari ini semua baik-baik saja sayang?

RISA

(Tersenyum dan mengangguk)

Syukurlah hari tidak ada kejadian seperti kemarin mas.

BIMO

Aku takut terjadi sesuatu padamu.

RISA

Aku bisa menjaga diriku mas, yang aku takutkan sekarang adalah Aryo dan Bunga.

BIMO

(Terkejut)

Kenapa dengan anak-anak Tiara, apa ada hubungannya dengan kejadian yang kamu alami?

(Risa menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan anak-anak Tiara pada Bimo)

(Risa dan Bimo saling berpandangan)

RISA

Mas percaya padakukan?

BIMO

Pertanyaan macam apa itu sayang? Tentu aku percaya padamu.

(Bimo mencium kening Risa lalu memeluknya)

RISA

Terimakasih mas, aku tidak bisa membayangkan mbak Tiara bertahan dari teror dan mencoba memecahkan misteri ini seorang diri.

(Risa menitikkan air mata dan Bimo mengusapnya)

BIMO

Aku mencintaimu , Aku berjanji...

RISA

Aku mencintaimu mas Bimo. Aku mecintaimu.

(Bimo terdiam menatap wajah Risa yang sangat dekat dengannya)

RISA

Kenapa?

(Bimo tersenyum dan menggeleng)

BIMO

Tidak apa apa, hanya saja...

RISA

Mas tidak percaya dengan ucapanku baru saja.

BIMO

(Tersenyum dan tertawa kecil lalu tiba-tiba mencium bibir Risa)

Biarkan aku menikmati moment terbahagiaku sebentar.

(Risa tertawa, lalu mencubit perut Bimo yang hanya bisa meringis kesakitan dengan manja)

BIMO

Kamu tidak akan sendirian, ada aku,Vina, Andre dan Bayu.

(Bimo diam sebentar)

Tapi kenapa Bayu tidak membantu Tiara dan membiarkan Tiara sendirian.

RISA

Mbak Tiara memang sengaja menutupi semuanya dari mas Bayu, ibu juga menutupi kondisi anak-anak dari mas Bayu , seperti permintaan mbak Tiara.

BIMO

Tapi kenapa? Aneh bukan, dan tidak biasanya Tiara juga sangat tertutup padaku.

RISA

Mungkin karena mas Bimo dekat denganku juga, jadi takut nanti mas Bimo cerita padaku.

Tapi aku juga heran ibu bisa menyimpan rahasia mbak Tiara begitu lama pada mas Bayu,padahalkan mas Bayu anaknya sendiri.

(Bimo menatap Risa, seperti menyembunyikan sesuatu)

(Risa menangkap keresahan Bimo)

RISA

Ada apa mas?

BIMO

Sebenarnya Bayu bukan anak kandung ibu Erni, dia diadopsi dari panti asuhan sejak umur setahun.

(Risa terkejut)

RISA

Darimana mas Bimo tahu?

BIMO

Bayu yang menceritakan padaku dan Tiara.

(Tersenyum)

Aku dan Tiara sempat berniat untuk membantu Bayu menemukan orang tua kandungnya, tapi Bayu menolak karena dia sudah menyayangi orang tua angkatnya sekarang, dan tidak ingin mencari tahu masa lalunya atau orang tua kandungnya.

(Bimo mencium kening Risa).

BIMO

Terlepas dari rasa cemburuku pada Bayu karena kamu, aku dan Tiara menyayangi Bayu karena apa yang kami milki lebih dari ikatan pertemanan biasa.

(Risa mengangguk)

BIMO

Mungkin Tiara mengetahui sesuatu yang kita tidak tahu, dan itu mungkin untuk kebaikan Bayu.

RISA

Maaf mas kalau aku membuatmu merasa cemburu dengan ...

(Bimo mencium bibir Risa)

BIMO

Aku cemburu dengan semua pria yang mendekatimu.

RISA

(Tersenyum)

Dan aku tidak bisa cemburu padamu, karena aku tahu kamu sangat mencintaiku.

BIMO

Jadi kamu ingin cemburu...

RISA

Mas, jangan macam-macam.

BIMO

(Tertawa)

Nah, cemburu...

(Risa memukul paha Bimo)

BIMO

Mungkin aku bisa mencari tahu sedikit tentang masa lalu Bayu.

(Risa mengangguk)

RISA

Kalau ternyata hasilnya bukan sesuatu yang penting, biarlah kita simpan untuk diri kita sendiri mas.

(Bimo tersenyum dan mengangguk)

CUT TO

9. INT/EXT. MOBIL BIMO - NIGHT

Mobil Bimo berhenti di depan rumah kontrakan Risa. Mesin dimatikan oleh Bimo.

Risa Tampak melamum, dan terkejut saat Bimo membelai pipinya.

BIMO

Yakin tidak mau ditemani malam ini?

RISA

(Memegang lembut tangan Bimo)

Mas kan piket malam ini, nanti kena tegur lagi.

(Tersenyum)

Vina juga lagi didalam, nggak enak.

(Bimo mengintip rumah dari jedela disamping Risa)

BIMO

Kamu yakin Vina didalam?, gelam semua sayang.

(Risa menatap rumahnya sambil menghembuskan nafas kesal)

RISA

Ketiduran pasti.

(Menatap Bimo dan mencium tangannya)

(Risa keluar dari mobil dan memandang Bimo dari jendela mobil)

RISA

Hati-hati dijalan mas, besok pulang piket langsung kesini.

BIMO

(Senyum menggoda)

Kangen ya?

RISA

(Mengangguk dan tersenyum)

Lontong sayur Mandalakrida jangan lupa mas, buat sarapan.

BIMO

Ada udang didalam lontong sayur ternyata.

(Pura-pura kecewa lalu meninggalkan Risa yang tertawa)

(Risa membuka pintu pagar, menutupnya dan berjalan menuju pintu rumahnya)

(Suasana gelap membuat Risa sedikit kesulitan mencari kunci pintu)

(Setelah berhasil masuk segera dinyalakan lampu depan dan lampu redup ruang tengah)

(Risa melewati kamar Vina yang pintunya terbuka sedikit. Kamar Vina dan Risa hanya dipisahkan oleh kamar mandi besar, dan pintu kamar mereka saling berhadapan)

(Sekilas Risa melihat Vina sedang tidur menghadap tembok, membelakangi pintu. Risa membiarkan Vina tidur dan memutuskan tidak mengganggunya)

(Risa langsung masuk kedalam kamarnya, menghidupkan lampu tidur dan merebahkan dirinya diatas kasur. Dia mencoba memejamkan mata. Semua nampak tenang dan hening, hanya suara kipas angin didalam kamar Risa)

(Suara getar dan pesan masuk dari HP Risa membangunkan dirinya yang sempat terlelap beberapa menit)

(Mata Risa berusaha fokus dengan cahaya handphone disuasana yang remang- remang dikamarnya, dan berusaha membaca pesan whatsapp yang baru saja masuk)

(Sebuah pesan dari Vina membuat Risa terkejut dan bingung lalu dia terduduk)

Ris, aku tidur ditempatnya Andre, dia lagi sakit.

(Jantung Risa berdetak kencang,tangannya mulai bergetar yang membuat handphonenya hampir terlepas dari tangannya setelah membaca pesan dari Vina)

(Bayangan tentang sosok yang tidur dikamar Vina mulai membuatnya merinding)

(Risa segera menghubungi Vina untuk memestikan kebenarannya)

VINA

Halo Ris...

RISA

(Berbisik)

Kamu dimana sekarang Vin?

VINA

(Bingung)

Kamu kenapa bisik-bisik?

RISA

Kamu dimana sekarang Vin?

VINA

Kan sudah aku kirim pesan kalo aku...

RISA

Kamu seriuskan Vin? ,nggak bohong.

VINA

Kamu kenapa sih Ris?

(Detak jantung Risa semakin kencang dan tampak mulai pucat dam lemas karena ketakutan)

RISA

Aku tadi lewat didepan kamarmu dan aku lihat seorang perempuan yang mirip kamu tidur ranjangmu, aku pikir itu kamu?

VINA

(Terkejut)

Serius Ris?

RISA

Iy...

(Telpon terputus dan Risa gagal menghubungi Vina beberapa kali atau Bimo)

(Risa memutuskan untuk segera keluar dari kamarnya dan meninggalkan rumah. Hatinya sedikit ciut saat sadar harus melewati kamar Vina untuk menuju pintu depan)

(Risa nekat, perlahan dia keluar dari kamarnya sambil mengawasi kamar Vina, lalu berjalan perlahan melewati kamar Vina dan Risa bisa melihat perempuan itu masih tidur dengan posisi yang sama. Setelah melewati kamar Vina, Risa segera berlari menuju pintu depan, namun dia panik saat pintu terkunci dan tidak menemukan kunci tergantung dipintu. Risa mencari diarea ruang tamu,namun tidak menemukannya. Risa menatap kearah pintu yang merupakan akses satu-satunya untuk keluar karena semua jendela diteralis besi)

(Risa mencoba menghubungi Vina dan Bimo namun gagal)

RISA

(Lirih terucap)

Sial.

(Risa ragu apakah harus kembali kekamarnya untuk mencari kunci itu disana, dan akhirnya dia berjalan perlahan menuju kamarnya. Risa mencoba untuk tidak menatap kearah kamar Vina, namum sesuatu yang berkilau dikegelapan di meja tidur Vina menarik perhatiannya. Kunci yang dicarinya tergeletak dimeja tidur Vina persis disamping perempuan itu. Sedikit heran)

(Jantung Risa berdetak kencang, dia tidak punya pilihan, dia harus mengambil kunci dan keluar daripada harus diam dikamarnya dan menunggu sesuatu yang buruk menimpannya)

(Dengan mengendap endap dan menahan nafas, Risa berjalan masuk menuju kamar Vina. Risa mencoba untuk fokus menatap kunci itu dan tidak menatap kearah perempuan disamapingnya. Semakin dekat dengan kunci, semakin cepat pula detak jantungnya dan keringat mulai membasahi tubuhnya)

(Risa berhasil meraih kunci, dan saat hendak menarik tangannya, tiba tiba sebuah tangan mencengkram erat tangannya. Tangan itu busuk dan basah hingga meneteskan air dan mengeluarkan bau menyengat, ular ular kecil mulai menjalar memenuhi tangan perempuan itu dan mulai berpindah ketangan Risa)

RISA

(Berteriak)

Aaaaahhh....

(Meronta untuk melepaskan diri dari cengkraman, Risa menoleh kearah perempuan itu dan terkejut saat wajah perempuan itu sudah sangat dekat didepannya dengan membuka mulutnya lebar lebar seolah olah berteriak namun tidak ada suara yang keluar, hanya ular-ular kecil yang keluar dari dalam mulutnya)

(Sekuat tenaga Risa menarik tangannya dan berhasil lepas dari cengkraman dan jatuh tersungkur. Risa segera bangkit berdiri untuk keluar, namun pintu tertutup dengan kerasnya. Dia terkejut saat kunci yang dia ambil tadi berubah menjadi ular ular kecil ditangannya dsn segera melemparnya. Risa menarik narik pintu agar terbuka karena ular ular itu mulai merayap kekakinya dan perempuan itu mulai mendekat kerahanya. Akhirnya Risa berhasil membuka pintu dan segera keluar. Namun bukannya dia berada diruang tengah rumahnya, tapi Risa berada ditempat yang asing. Kejadian didepan cafe dua hari lalu terulang kembali)

(Perlahan Risa menoleh kearah kamar Vina, dan itu bukan lagi kamar Vina, berganti dengan sebuah kamar anak-anak dan perempuan itu telah menghilang. Risa memandang sekeliling ruangan, dia berada disebuah ruang keluarga lengkap dengan tv, kursi pajang dan karpet serta meja kerja didekat jendela. Risa berjalan menuju ruang tamu yang diapit kamar utama dan kamar anak-anak lagi. Risa terdiam sesat, lalu berjalan berbalik arah menemukan sebuah ruang makan. Jantungnya berdetak kencang dan wajahnya pucat, segera dia berlari kepintu belakang melewati kamar mandi dan sebuah sumur lalu berhenti disebuh bukit kecil. Risa menutup mulut dengan tangannya ,terkejut melihat sesuatu sesuai dugaannya, sebuah sendang yang dia lihat dua hari lalu. Risa membalikkan badannya dan meneteskan air mata saat melihat rumah masa kecilnya. Bukan rumah tua yang tidak terawat yang berada didepannya,tapi rumah yang masih sama seperti 22 tahun yang lalu. Ketakutannya tiba-tiba hilang digantikan dengan kabahagiaan akan kerinduan yang terobati, kerinduan untuk bisa kembali ke masa-masa bahagia saat dia masih kecil dirumah ini bersama ayah dan ibunya serta kakaknya Tiara)

(Tiba-tiba Risa melihat sosok perempuan yang Risa rindukan berdiri disamping sumur dengan rambut panjang dan gaun putih. Ibunya berdiri dan tersenyum padanya, lalu melambaikan tangannya pada Risa. Ibunya berjalan masuk kedalam rumah, dan Risa segera menyusulnya. Keterkejutan Risa bertambah saat menemukan Tiara dan bapaknya duduk dimeja makan yang sudah penuh dengan hidangan sambil tersemyum dan menatapnya. Ibunya ikut menatap dan tersenyum padanya lalu duduk. Risa perlahan berjalan kekursi disamping Tiara lalu duduk dan menatap bapak dan ibu didepannya. Semuanya diam, tidak berbicara sepatah katapun hanya menatap Risa sambil tersenyum)

(Risa hendak berbicara namun tertahan dimulutnya karena dia mendengar seperti orang berteriak dari kejauhan memanggil namanya)

BAPAK (VO)

Risa

(Risa menatap bapak karena suara tadi terdengar mirip bapaknya, namun sosok didepannya hanya tersenyum tidak berteriak)

BAPAK (VO)

Risa

(Risa masih menatap bapaknya)

(Suara anjing menyalak)

(Risa terkejut dengan suara anjing menyalak disampingnya, dan lebih terkejut saat Miko, anjingnya yang telah mati ketika dia masih kecil berada disampingnya dan menyalak kembali dengan keras, membuat Risa berpaling pada bapak dan ibunya. Dia terkejut saat melihat kedua orangtuanya berubah menjadi sosok yang menyeramkan, sosok mayat basah dan membusuk dengan ular yang merayap dimana mana. Hidangan dimejamakan menjadi busuk dan penuh belatung, rumahpun sudah berubah menjadi rumah tua yang tidak terawat. Tiba-tiba sosok disampingnya yang juga sudah berubah menjadi mayat busuk,mencekiknya dengan kuat hingga membuat mereka terjatuh dilantai)

(Risa berusaha melepaskan cekikan mahkluk yang berada diatas tubuhnya, namun terlalu kuat. Ular-ular mulai merayap keseluruh tubuh dan wajahnya)

BIMO (VO)

Risa

(Risa mencari sumber suara masih dengan meronta)

BIMO (VO)

Risa sadar.

(Risa melihat Miko mendekat kearahnya wajahnya, lalu Miko menyalak dengan keras yang membuat dia tersadar dan kembali ke rumahnya sekarang)

(Risa dengan nafas terengah engah dan masih memegang lehernya mulai mengenali tempat dia berada sekarang dan sosok Bimo didepannya)

(Bimo membimbing Risa duduk disofa sambil menyodorkan minuman)

(Dengan masih syok Risa minum segelas air, Bimo menenangkan dengan mengusap lembut wajah dan rambut Risa)

(Risa menatap Bimo sambil memegang wajahnya dengan tangan gemetar)

BIMO

Ini aku sayang.

(Menaikkan bajunya sedada ,membimbing tangan Risa ke sebuah bekas luka didadanya)

(Risa menangis dipelukan Bimo setelah yakin itu benar kekasihnya)

BIMO

Kamu sudah aman sayang.

RISA

(Melepas pelukannya)

Bagaimana...?

BIMO

(Mengusap airmata Risa)

Tadi Vina menghubungiku dan memintaku untuk segera mengecek keadaanmu, karena dia tidak bisa menghubungimu, begitupun aku tidak bisa menghubungimu.

(Menunjuk kearah pintu masuk)

Aku dobrak karena kamu tidak menjawab panggilanku.

Apa yang terjadi? , terulang lagi kejadian kemarin?

(Risa mengangguk)

(Bimo terkejut saat ada lebam hitam bekas cekikan di leher Risa dan menatap Risa tajam)

BIMO

Lehermu?

(Risa tampak bingung dan meraba raba lehernya)

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar