Kekasih Titipan
3. ACT 3. GUSTI DAN JURAGAN PAIMO

FADE IN:

EXT. JALAN DESA - DAY

Kita melihat pengendara sepeda motor, sepeda, dan buruh-buruh tani dengan cangkul di pundak lalu lalang di tepi jalan. Di antara mereka, ada Teguh yang berusaha mengejar Dyah saat berangkat sekolah.


TEGUH KECIL (CONT'D)
(ke Dyah)
Dyah!

Dyah berhenti menghadap Teguh.


TEGUH KECIL (CONT'D)
Kamu kenapa, sih, dari kemarin ngambekan?

DYAH KECIL (CONT'D)
Kamu itu nggak kasian, apa, sama Mbok?

TEGUH KECIL
Lho. Kok jadi bawa-bawa, Mbok?

Dyah menghantamkan tas selempangnya ke lengan Teguh dengan kesal.


TEGUH KECIL
(menghindar)
Aduh! (BEAT) Ampun, Dyah! Aku salah apa?

DYAH KECIL
Guh, kamu sayang Mbok?

TEGUH KECIL
Tentu saja. Mbok, kan, ibuku? Kenapa kamu ikut-ikutan Mbok mukul aku?

Teguh mengusap-usap lengannya.


DYAH KECIL (CONT'D)
Mbok itu sayang kamu, Guh. Dengar kata Mbok, jangan ke rumah Pak Bendi lagi!

TEGUH KECIL (CONT'D)
(bingung)
Kamu sama Mbok kenapa, sih?

DYAH KECIL
(marah)
Pak Bendi itu jahat, Guh!

TEGUH KECIL
(tertawa)
Kalau jahat, Pak Bendi nggak mungkin kasih aku uang, ajarin bikin sepatu--

DYAH KECIL
Dasar mata duitan!

Dyah berbalik cepat meninggalkan Teguh. Teguh berhenti tertawa, wajahnya tampak putus asa.


TEGUH KECIL (CONT'D)
(ke Dyah)
Dyah!

GUSTI KECIL (10/L), pakai seragam sekolah rapi berkilau dan tas mahal, lewat sambil naik sepeda. Ia menengok sekilas ke Dyah kecil saat melewati gadis itu, lalu menengok kesal pada Teguh kecil yang berusaha mengejar Dyah kecil.

LATER--Teguh kecil dan Dyah kecil tiba di depan sekolah. Dyah kecil berjalan beberapa meter di depan Teguh kecil. Teguh kecil berpapasan dengan Gusti kecil yang tiba-tiba muncul dan sengaja menabraknya dengan sepeda hingga jatuh. Teguh kecil tampak terkejut sambil memandangi Gusti kecil. Gusti kecil menatap Teguh dengan wajah benci, lalu meninggalkan Teguh.

TEGUH KECIL (V.O)
Gusti? (BEAT)

Teguh bangkit berdiri.

Hari ini, kok, semua orang benci aku?

FADE OUT.

FADE IN:

INT/EXT. RUMAH TEGUH, HALAMAN, RUANG TAMU - DAY (7 TAHUN KEMUDIAN)

Kita melihat rumah kecil. Ada dua tali jemuran yang diikat pada sepasang tiang kayu di halaman. Dyah (18/P), tinggi tubuh sedang, berisi, rambut lurus panjang, pakai baju kaus dan rok sederhana, sedang menjemur pakaian di tali. Muncul Pak Bendi dari arah jalan, berbelok ke halaman rumah. Dyah berdiri membelakangi, tidak menyadari kedatangan Pak Bendi. Pria itu menoleh sebentar memandang KAGUM pada punggung Dyah, menggeleng sambil berdecak, lalu menuju pintu rumah.


PAK BENDI
(memanggil)
Darmi.

Dyah menoleh mendengar suara Pak Bendi. Pekerjaannya terhenti, wajahnya langsung KECUT. Ketika Mbok Darmi muncul di pintu, Dyah dan Mbok Darmi bertatapan dalam jarak jauh. Mbok Darmi mempersilakan Pak Bendi masuk. Gerakan mata Dyah mengikuti laki-laki itu sampai hilang ke dalam rumah. Dyah buru-buru menyelesaikan pekerjaannya, lalu menyusul masuk rumah. Kita melihat Mbok Darmi dan Pak Bendi sedang duduk berseberangan. Wajah Mbok Darmi TEGANG menatap kedatangan Dyah, sedangkan Pak Bendi berbalik TERSENYUM ke arah Dyah.


MBOK DARMI
(ke Dyah, gugup)
Dyah ... Masuk!

Dyah masuk ke kamar di belakang ruang tamu dengan enggan. Diam-diam, ia menguping pembicaraan dari balik pintu.


MBOK DARMI (V.O)
Saya tidak mengizinkan Teguh ke Jakarta! Dia masih bisa bikin sepatu walau tinggal di kampung!

PAK BENDI (V.O)
Dari dulu sampean ini keras kepala, makanya utang sampean tidak lunas-lunas. Apa Mbok Darmi lebih senang kalau Dyah jadi bini muda Juragan Paimo?

Wajah Dyah tampak terkejut.


MBOK DARMI
Kata-kata Pak Bendi keterlaluan! Keluar dari rumah saya sekarang juga!

PAK BENDI
(geleng-geleng)
Mbok Darmi .... Sampean lupa makan dari duit siapa?

MBOK DARMI
(marah, menunjuk ke arah pintu)
KELUAR!

Pak Bendi memandang kesal ke arah kamar Dyah dan Mbok Darmi, lalu keluar. Mbok Darmi merosot ke lantai.


MBOK DARMI
(menangis meraung)
Duh, Gusti, Gusti ....

Dyah ke ruang tamu, menyongsong Mbok Darmi dengan panik.


DYAH (CONT'D)
(memeluk Mbok Darmi)
Mboook!

TEGUH (V.O)
Assalamu'alaikum--

TEGUH (17), berwajah tampan dan berbadan tegap dalam kaus dan celana lusuh serta arit di bahu, muncul. Ia bingung melihat Mbok Darmi menangis di lantai dalam pelukan Dyah.


TEGUH (CONT'D)
Ada apa ini, Mbok? Dyah?

Mbok masih tertunduk menangis. Dyah mendongak menatap Teguh.


DYAH (CONT'D)
(ketus)
Pak Bendi tadi datang. Katanya, kamu mau pergi ke Jakarta. Tega, kamu, mau ninggalin Mbok?

Teguh, Dyah, dan Mbok terdiam.

CUT TO.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar