JETLAG! (Script Ver.)
3. 3. CHECK IN: Test Day

SEQUENCE 3 - TEST DAY

1.  I/E. RUMAH NAIRA – HALAMAN DEPAN - SORE

Mobil Naira berhenti di halaman dalam rumah, Naira turun dari mobil dan masuk ke dalam rumahnya

2.  INT. RUMAH NAIRA – KAMAR – SORE

Naira melempar tasnya ke atas meja belajar, membuka sepatunya asal dan dilempar ke sembarang arah dengan mengibaskan kaki nya. 

Naira duduk di meja belajarnya dan membuka sebuah laci putih. Ia mengambil secarik foto.

BUNYI PINTU TERBUKA. 

Tiba-tiba Mama Naira masuk ke dalam kamar. 

MAMA (O.S)

Nairaaa. Kamu tuh mesti nyampe rumah ga cuci tangan, ga makan, langsung ngamar.

Naira yang panik melihat mama nya datang, terburu-buru menaruh foto itu di laci kembali.

NAIRA 

Iya mah… entar aja, sekalian makan malem.

MAMA 

Yaudah. Jangan lupa itu kamarmu bersihin ya, anak gadis masa kamarnya berantakan

NAIRA

(nada malas) Yaaa…

Mama Naira keluar dari kamar.

Naira mengelus dadanya.

NAIRA 

Hampir aja ketauan.

Naira bangkit dari kursinya, dan membanting tubuh

nya ke kasur yang dipenuhi boneka.

NAIRA

Haah akhirnyaaa bisa tidur juga

Naira menutup matanya, mencoba tidur dengan pakaian seragam lengkap.

CUT TO:

3.    EXT. BUKIT – DI BAWAH POHON SAKURA – DAY - DREAMS

Naira tertidur di hamparan rumput hijau yang di lapisi dengan tikar. 

Sebuah bunga sakura terjatuh di atas kepalanya. 

Naira terbangun. Kemudian duduk dan meregangkan badannya. Matanya terbuka perlahan. Ia menyipitkan matanya, menyadari ia telah berada di tempat yang sangat asing. Bangunan ala-ala Jepang dan pohon sakura dimana-mana. Tapi tak ada seorang pun di sekitarnya.

NAIRA

Hah.. dimana ini?

Naira kembali melihat sekeliling. Ia baru saja menyadari, dia berada di gunung dengan hamparan rumput hijau yang di alasi oleh tikar dengan berbagai macam makanan di atasnya, serta di naungi oleh sebuah pohon sakura besar.

NAIRA (V.O)

Gue piknik sama siapa?

Naira semakin bingung ketika melihat stroller bayi di sebelahnya.

Tak lama, seorang laki-laki yang sedang menggendong bayi perempuan cantik menghampiri Naira. Laki-laki itu duduk di sebelahnya.

NAIRA

Mas Bira? Dia kenapa ada disini? Gue mimpi kan?

Naira menepuk pipinya berulang kali, tak percaya.

MAS BIRA

Udah, jangan di tampar-tampar pipinya. Ga bakal bikin pipi mu jadi tirus (menggoda)

Mas Bira menyenggol bahu Naira. Naira cengengesan dan tersipu malu.

NAIRA

Ini anak siapa? 

(lugu)

Anak kamu?

MAS BIRA

Anak kita. Kamu gimana sih?. Baru ditinggal 10 menit udah hilang ingatan.

NAIRA 

(tak percaya) Anak kita?

MAS BIRA

Iya... anak kita. Anak kamu sama aku.

Naira memutar matanya, mengingat-ingat

MAS BIRA (CONT’D)

Nah, kebetulan kamu udah bangun, kita foto bareng yuk.

(beat)

Buat kenang-kenangan.

Naira mengangguk senang.

Mas Bira mengambil kameranya dan menyetel timer otomatis. Ia meletakkannya di hadapan mereka bertiga. Mereka berpose, Mas Bira memeluk pundak Naira dengan tangan kirinya dan bayi mereka di letakkan di pangkuannya. 

Naira menatap Mas Bira

NAIRA (V.O)

Akhirnyaaa gue bisa sedeket ini sama Mas Bira!

Jadi ibu dari anaknya lagi

Timer kamera masih berjalan dan tiba tiba kamera berdering cukup kencang. Naira panik.

NAIRA 

Eh.. kok bunyi-bunyi 

Ia panik dan menatap Mas Bira dan bayinya yang masih tetap berpose seakan tidak ada apa-apa. Waktu terasa berhenti bagi Naira dan pandangannya lama-lama menjadi buyar.

CUT TO:

4.  INT. RUMAH NAIRA – KAMAR – NIGHT

Suara handphone berdering

NAIRA

(terbangun dan teriak)

Mas Biraaaa!

NAIRA (CONT’D)

Ah sialan, cuma mimpi lagi.

(beat)

Ini siapa lagi gangguin gue mimpi Mas Bira

Naira mengambil handphone yang berada di meja sebelah kasurnya dan menatap layar handphonenya. Tertulis panggilan kontak dari Yoda. Dengan kesal dan terpaksa Naira mengangkat telepon.

NAIRA (CONT’D)

Halo?

CUT TO:

5.  INT. RUMAH YODA – KAMAR – NIGHT

YODA

Eh Nai

INTERCUT TO:

6.   INT. RUMAH NAIRA – KAMAR – NIGHT

NAIRA

Ah Yodaaaa! Lo ngapain sih telepon telepon?

Gue lagi piknik sama Mas Bira nih!

YODA

Nai, lo punya catetan materi Minna no Nihongo Shokyu II yang minggu kemaren ga?

NAIRA

(mengucek-ngucek matanya)

Hah? Enggalah, kan gue bolos sama lo waktu itu. Gimana sih. 

YODA

Oh iya.

Mintain ke Deva dong materinya.

NAIRA

Heu, enak aja lo, minta aja sendiri.

Lagian.. buat apa sih Yod? 

YODA

Buat ujian besok Nai

NAIRA

Ujian apa?

YODA

Ujian seleksi. 

NAIRA

(menggali kesadaran)

Hah? Apa?

YODA

UJIAN SELEKSI SCHOLARSHIP  NAIRAAA.

BESOK PAGI! (setengah berteriak dan kesal)

Naira terdiam dan berusaha mencerna. Kemudian ia membuka matanya lebar

NAIRA

HAHHH! UJIAAAN? MAMPUUSS (teriaknya)

Naira terkejut dan duduk di atas kasur. Ia menepok jidatnya kencang.

NAIRA (CONT’D)

Serius Yoddd? Lo ga ngeprank gue kan?

YODA

Yaa enggalah (malas)

NAIRA

Aduh gimana nih Yod, gue belum belajar apa-apa lagi.

YODA

Ya terserah. Udah ya Nai, gue mau belajar, bye (menutup sambungan telepon)

NAIRA

Yod? Yoodddddd?!

Naira menatap layar telepon yang sambungannya sudah terputus. Ia menggaruk kepalanya

NAIRA (V.O)

Aduh Yodaa mesti, kalo di mintain tolong langsung pergi. Ujian gue gimana nih?

Naira beranjak dari kasurnya. Berjalan bolak-balik dari satu sisi kamarnya menuju sisi lainnya.

NAIRA (V.O)

Gimana caranya belajar belajar semua materi ujian dengan waktu singkat?

Naira berhenti dan melihat ke meja belajar yang berantakan.

NAIRA

Oh gue tau! Beresin meja belajar, mandi,  siapin coklat hangat, dan cemilan-cemilan. 

(beat)

Pintar Naira!

Naira berjalan menuju meja belajarnya yang terdapat banyak tumpukan buku, tas, kertas yang berserakan, dan alat tulis dimana mana. Kemudian, Naira menggeser semua barang di atas mejanya hingga barang berserakan di lantai kamarnya. Naira tersenyum puas dan menepuk-nepuk tangannya. Puas atas usahanya membuat meja menjadi bersih dan kinclong.

Naira mengambil handuk dan ke kamar mandi.

7.   INT. RUMAH NAIRA – DAPUR – A MOMENTS LATER

Naira mengambil gelas dan mengisinya dengan sebungkus plastik bubuk cokelat instan, kemudian mengambil berbagai macam cemilan. Ia bersenandung ria. 

Suara teko/ceret air panas berbunyi

Naira dengan sembrono mengangkat gagang teko air panas yang terbuat dari besi dengan tangan kosong. Naira berteriak kepanasan.

NAIRA

(kepanasan)

AAAAAAAAA!!!

Naira menjatuhkan teko ke lantai dan melompat sedikit kebelakang menghindari percikan air panas yang jatuh.

Tak sengaja menyenggol gelas berisi bubuk cokelat hingga gelasnya terjatuh dan pecah berserakan di lantai.

MAMA NAIRA (O.S)

NAIRAAAAAA!

Mama Naira berlari mendekati Naira. Ia terkejut dengan suasana dapur yang berantakan. 

Mama Naira menatap tajam. Naira hanya tersenyum memperlihatkan giginya.

NAIRA 

He he he maaf mah, ga sengaja.

Ceretnya nakal tadi, pegang-pegang tangan Naira

Mama Naira berdengus singkat.

MAMA NAIRA

(berteriak)

Bik Inaah, minta tolong beresin dapur yaa

Mama Naira kembali menatap Naira yang memasang ekspresi tak bersalah

MAMA NAIRA (CONT’D)

Kamu kalo mau bikin cokelat panas minta tolong Mama atau Bik Inah ya.

NAIRA

Iyaa maaf, kan pengen nyoba sendiri. Siapa tau bisa.

Mama Naira tersenyum tipis ke anaknya, lalu membuat cokelat panas baru untuk Naira. 

Naira memperhatikan setiap detail langkah-langkah membuat cokelat panas. Mulai dari mengambil gelas yang baru, memasukkan bubuk cokelat instan, mengisi air panas dengan dispenser, lalu mengaduknya dengan sendok. 

NAIRA (V.O)

Nairaa bodoh! Kenapa tadi ga ngambil air panas di dispenser aja?

Mama Naira menyerahkan cokelat panas kepada Naira. Naira menyeruput cokelat panasnya.

MAMA NAIRA

Kamu mau ngapain Nai ngambil banyak snack?

NAIRA

Besok ujian bahasa jepang mah

MAMA NAIRA

Oh pertukaran pelajar itu?

Naira mengangguk

MAMA NAIRA (CONT’D)

Yaudah, yang piner.

(beat)

Tapi jangan menang ya.

NAIRA

Yah kok gitu sih ma

MAMA NAIRA (CONT'D)

Emangnya kamu bisa nanti kalo 2 bulan disana sendirian?

Segala pengen kuliah ke Jepang juga. Nyari apa, sih?

Kan nanti mama jadi sendirian dirumah.

Papa sering bolak-balik ke taiwan.

NAIRA

Bisalah, ma! Masa gitu aja ga bisa.

Ya justru itu biar keren, kayak Papa hehe. Lagian kan ada Bik Inah, ma.

(ke Bik Inah)

Ya kaaan, Bik.

Naira mengangkat semua bawaannya untuk dibawa ke kamar

NAIRA (CONT'D)

(sambil berlari ke tangga)

Mah, Naira ke atas ya, mau belajar

doain Naira menang pokoknyaa!

MAMA NAIRA

Eh eh, makan duluu!

NAIRA

Engga ah, udah kemaleman.

Nanti ga sempet belajar

MAMA NAIRA

Yaudah nanti mama bawain makanan ke atas ya

Naira mengangguk dan beranjak pergi dari dapur seraya membawa gelasnya dan camilan yang ia taruh di kresek putih

8.   INT. RUMAH NAIRA – KAMAR – A MOMENTS LATER

Naira meletakkan cokelat panasnya di meja belajar dan satu kresek snack ia taruh di lantai dekat meja belajarnya. Ia mengambil buku tulis kelas tambahan dan beberapa buku tebal.

Naira membolak-balikkan satu persatu halaman. Berusaha mengingat dan menghafal. Tapi semua materi tersebut mental dari otak Naira. Ia berdengus kesal.

NAIRA (V.O)

Otak gue kayanya butuh motivasi

Naira membuka laci yang bertuliskan “Rahasia. Jangan Dibuka!” dan mengambil secarik foto. Foto Mas Bira dengan latar kota Jepang yang Naira dapatkan dari salah satu postingan instagram Mas Bira.

NAIRA

Hai Mas Bira sayang. Naira besok mau ujian pertukaran pelajar kesana. Supaya Naira bisa ketemu Mas Bira terus kita pacaran deh. Kaya mimpi Naira tadi siang, kita bisa punya anak perempuan lucu deh

Naira mengusap-usap foto tersebut.

NAIRA

Doain Naira ya supaya Naira pinter belajar hari ini.

Trus bisa cepat nyusul.

Love you!

Naira mengambil foto tersebut dan menciumnya, lalu ia taruh hadapannya.

NAIRA

Naira pasti bisa!

Naira belajar dengan serius. Membaca semua bukunya dengan seksama. Beberapa kali ia berputar-putar dengan kursi berodanya. Walaupun kursinya sempat tersandung barang yang berserakan di lantai.

Memperlihatkan kamar Naira yang berantakan dan Naira yang tengah belajar serius.

 

9.   INT. RUMAH NAIRA – KAMAR – A MOMENTS LATER

Mama mengetuk pintu. Membawa makan malam.

Mama membuka pintu kamar dan masuk kedalam. Mama terkejut melihat kamar Naira yang semakin berantakan, seperti kapal pecah-cah

MAMA NAIRA

NAIRAA! Kamu habis ngapain nak? (teriak histeris)

NAIRA

(dengan lugu)

(menunjukkan buku yang ia baca)

Lagi belajar Ma. Nih 

MAMA NAIRA

Astagfirulloh, ini barang, sampah, berserakan dimana mana

Mama Naira meletakkan makan malam di atas lemari belajar dan mengambili beberapa barang dilantai

NAIRA

Oh itu, abis beresin meja belajar Ma

MAMA NAIRA

Beresin? Makin berantakan iya

Naira hanya diam tetap terpaku pada bukunya sambil merapal tanpa suara.

MAMA NAIRA (CONT’D)

Nairaaaa!

Naira menengok sedikit. Mama semakin kesal.

MAMA NAIRA (CONT’D)

Makin pening kepala Mama.

Ini makan malemnya, dimakan jangan lupa.

(beat)

Sama itu seragam buat besok mana?

NAIRA

Di jemuran, Naira setrika besok aja

MAMA NAIRA

Besok besok, nanti lupa lagi, terus gelabakan pagi-pagi

NAIRA

Enggaaaa, percaya sama Naira

Mama Naira berdengus kesal. Ia sangat hapal dengan kelakuan anaknya, karena sudah pasti tidak akan dikerjakan. Mama Naira pun turun, pergi meninggalkan kamar Naira.

CUT TO:

10.    INT. RUMAH NAIRA – KAMAR - DAY - NEXT DAY

Naira terbangun dari tidurnya. Ia tertidur di meja belajarnya yang penuh dengan buku dan berbagai sampah bungkus snack. Ia yang tak peduli dengan keadaan kamarnya yang seperti kapal pecah langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah mandi, ia mencari seragamnya. Ia mencari di setiap lemari dan sudut kamarnya. Tetapi tidak ada. Ia pun turun dan mencarinya di segala sudut rumahnya, mulai dari jemuran, keranjang setrika, kamar orang tuanya, kamar pembantunya, dapur, hingga ke garasi mobil. Tapi tak kunjung ditemukan. Ia kembali ke kamarnya dan mencoba mencarinya lagi, yang tentunya sembari membuatnya kamarnya semakin berantakan.

NAIRA

(berteriak)

Seragam Naira manaaaaa sihh

Ia membalikkan badan dan terkejut dengan Bik Inah yang tiba tiba ada di belakangnya.

BIK INAH

Nyari ini non?

Bik Inah mengangkat seragam Naira lengkap yang sudah rapi, kinclong, dan wangi

NAIRA

Hahh sama bibik ternyata! Daritadi Naira cariin

(memeluk Bik Inah)

Saranghae, Bik!

Bik Inah hanya diam dengan ekspresi polos. Naira mengambil seragam yang di pegang Bik Inah.

NAIRA

Naira mau ganti baju dulu, bibik keluar yaa.

Naira mendorong badan bibiknya pelan, menutup pintu, berganti baju, lalu siap menghadapi ujian hari ini.

CUT TO:

11.     INT. RUMAH YODA – KAMAR- DAY

Suara alarm Yoda yang berada di samping kasurnya

Yoda yang masih setengah sadar mematikan alarmya. Ia mengambil kacamatanya dan melihat jam di alarm.

YODA

Jam tujuh lebih lima belas menit… oh.

Dia meletakkan kembali alarm, menarik napas, dan mengucek-ngucek matanya.

YODA

Sebentar .. tunggu ..

Hah, udah mau jam setengah delapan?

Mampus gue telatt!

Yoda yang sangat terkejut langsung cepat bangun dan mengambil handuknya dan ke kamar mandi.

CUT TO:

12.    INT. RUMAH YODA – DEPAN KAMAR MANDI – DAY

Pintu kamar mandi tertutup rapat. Yoda menggedor-gedor pintu kamar mandi. Yoda berteriak

YODA

Kaak! Gantiaaan dong! Gue udah telaat.

Yoda tidak mendapat jawaban apapun dari dalam kamar mandi. Ia hanya mendengar suara kran air yang arus airnya sengaja di perbesar agar suaranya terdengar hingga keluar.

YODA (V.O)

Haduuh, ada si Ian lagi. Lama kalo nungguin dia kelar

Ia melihat jam dinding lalu melihat pintu kamar mandi berisi kakaknya berkali-kali.

YODA (V.O)

Apa gue gausah mandi ya? (mencium bau badannya). Badan gue masih wangi sih, udah lah berangkat!

Ia berlari ke kamarnya.

CUT BACK TO:

13.    INT. RUMAH YODA – KAMAR - A MOMENTS LATER

Dikamarnya, Yoda memakai seragam dengan buru-buru. Tak lupa memberi parfum 8x semprotan ke seluruh badannya. Ia tersenyum puas dengan kondisi badannya yang sudah sangat wangi itu. Yoda keluar kamar

14.    EXT. RUMAH YODA – HALAMAN - A MOMENTS LATER

Ia mengambil sepedanya untuk ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolahnya sekitar 15 menit jika mengebut dengan sepedanya. Dan dengan adanya toleransi 15 menit keterlambatan dari sekolah, mungkin Yoda bisa selamat hari ini.

 

15.     EXT. JALAN KOMPLEK - A MOMENTS LATER

Yoda bersepeda dengan cepat, mengerahkan semua tenaga yang ia punya. 

Yoda menabrak ibu-ibu dengan tas belajanya hingga sayurnya terjatuh. Yoda tidak peduli. Jika ia berhenti, ia pasti mendapat amukan massa ibu-ibu, lalu akan terlambat dan tidak bisa mengikuti ujian.

CUT TO:

16.    EXT. SEKOLAH – DEPAN GERBANG - A MOMENTS LATER

Yoda sampai di depan gerbang sekolah.

Terdapat Triple Kill Monsters. Menunggu di depan, berdecak dengan kedua tangan, dan memasang pose wajah yang galak minta ampun.

Yoda memberhentikan sepedanya. Berpikir bagaimana caranya supaya dia tidak terkena celotehan Triple Kill Monsters.

Ia mempunyai ide. 

YODA (V.O)

Saatnya showtime

Ia mengangkat satu alisnya, membenahi posisi kacamatanya, dan mempererat tasnya. Lalu ia beraksi seperti idenya barusan. Mengendarai sepeda seperti tayangan Motor GP yang selalu ia lihat. Mengendarai sepedanya dengan cepat melewati Triple Kill Monster. Gerakan zig-zag, lihai menghindari mereka.

Triple Kill Monsters berteriak memanggil Yoda. Yoda tidak peduli. 

Ketika berhasil melewatinya, Yoda tertawa lebar melihat ke belakang dan bergaya berdiri dari sepedanya lalu mencium tangannya dan melambaikan tangannya, seperti jumpa fans.

Saat melakukan selebrasi ala Rossi, ia hampir menabrak Pak Kepala Sekolah.

YODA (V.O) (CONT’D)

Lahawla wala quwwata illa billah! Eh, Astaghfirullah!

Yoda cepat turun dari sepedanya dan menyalami tangan Bapak Kepala Sekolah.

YODA

(dengan cepat)

Eh, pak. Pagi. Assalamu'alaikum.

Kaki Yoda sudah gatal ingin kabur lagi. Pak Kepala Sekolah hanya diam keheranan melihat siswanya.

 

TRIPLE KILL MONSTERS #1

Itu pak! Mau kabur dia!

 

YODA

(ke Kepala Sekolah)

Maaf pak, saya permisi!

Yoda menenteng sepedanya dan memakirkan sepedanya cepat. Segera berlari dengan kecepatan maksimal. 

Yoda tersenyum lega karena berhasil melewati gerbang neraka itu.

CUT TO:

17.    EXT. SEKOLAH – DEPAN LABORATORIUM BAHASA - DAY

Memperlihatkan jam dinding menunjukkan pukul 07.35.

Naira berdiri dan melihat kebawah lapangan atau lantai 1. Ia mengurai rambutnya hari ini. Sesekali angin bertiup dan mengacak lembut rambut indah itu. 

NAIRA

Yoda kok belum dateng, ya?

Ia hanya menatap pepohonan dan jejeran atap kelas lantai 1 dari pinggir balkon lantai 2. Naira meletakkan sikunya sembari menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipinya. 

DEVA

Yoda? Ga usah ditanya!

Paling telat dia, bangun kesiangan, atau,

NAIRA

Atau apa?

DEVA

Atau keracunan diare gara-gara mie lidinya Pak Tono ha ha.

Deva terkekeh tanpa mengalihkan pandangannya dari buku di pangkuannya. 

NAIRA

(dahi mengernyit)

Mie lidi Pak Tono tuh enak tau, ga bakal bikin diare.

DEVA

Lo ga belajar? Ini udah H-berapa menit. Lo mau ga lolos?

NAIRA

Yaelah Dev, meledak nih otak gue lama-lama.

Mumpung diluar, udara segar, cuaca juga bagus.

Lihat yang ijo-ijo sama biru-biru. 

(beat)

Kalo gue terus-terusan natap hitam-putih itu (melirik ke buku Deva)

bisa buta warna gue lama lama.

Naira menghampiri Deva dan mengintip sedikit-sedikit apa yang dipelajari temannya itu. Deva melirik tajam

DEVA

Katanya ga mau belajar?

NAIRA

He he he ya siapa tau tiba-tiba keluar yang lo baca.

Deva mengeleng-gelengkan kepalanya dan Naira merebut buku yang Deva baca karena sebenarnya ia juga panik belum belajar sepenuhnya materi untuk ujian nanti.

Seorang laki-laki berlarian ngos-ngosan ke arah Lab Bahasa. Naira dan Deva menatapnya.

SISWA 2

Gais, itu tadi sense- (Guru)

Naira memotong pembicaraan dengan semangat

NAIRA

Apaa? Sensei (Guru) rapat terus ujiannya gajadi?

PAK ROBY (O.S)

Kata siapa ujiannya gajadi?

Naira menoleh dan melihat kedua gurunya berdiri di depannya. Pak Roby tersenyum nakal

NAIRA

Eh.. Pak Roby, Sensei Vita.

(beat)

(salah tingkah)

Ini Pak, kata Deva ujiannya gajadi, he he

DEVA

Lah asal nuduh nih anak.

Bukan Pak, saya daritadi diem belajar Pak

 

Pak Roby tertawa dan menepuk-nepuk pundak Deva. Sensei Vita tersenyum tipis

PAK ROBY

Gimanaa belajarnyaa?

Sudah siapkah dengan salah satu ujian hidup hari ini?

Semua murid-muring menyeringai

PAK ROBY

Hoo.. kalian ini memang. Ditanya malah senyam senyum.

Ya sudah, Bapak buka dulu yo ruangannya.

Pak Roby mencari-cari kuncinya di dalam saku baju dan celananya, yang sepertinya ia tidak menemukan apa-apa. Pak Roby panik.

PAK ROBY (CONT’D)

Lho, halah dalah.

Kuncinya neng endi yo? (kuncinya dimana, ya?)

Sensei Vita tersenyum geli melihat Pak Roby yang sibuk mencari kuncinya.

PAK ROBY (CONT’D)

Loh kamu kenapa ketawa Vit? Kamu sembunyikan ya? Hayoo ngaku!

SENSEI VITA

Ha ha ha, engga Pak Roby, tadi kuncinya bapak taro di tas bapak.

Saya ingat betul.

Pak Roby langsung mencari kuncinya dan mengkobok-kobok tasnya. Mengeluarkan seluruh tasnya untuk mencari  dua buah kunci di tasnya. Tak lama mencari, Pak Roby menemukan kuncinya, menepuk jidatnya, dan tersenyum bahagia bagaikan menemukan harta karun.

PAK ROBY

Hoiyaaa, ternyata bener ada di tas bapak! Ha ha ha makasih yo Vit sudah diingatkan

Pak Roby membereskan isi tasnya, tetapi di halangi oleh Sensei Vita.

SENSEI VITA

Udah Pak, biar saya saja yang beresin. Bapak buka pintunya saja, kasian anak-anak sudah lama menunggu di luar

Naira tertawa kecil melihat interaksi Pak Roby dan Sensei Vita yang menurutnya romantis.

NAIRA

(bisik-bisik)

Pak Roby sama Sensei Vita so sweet banget ga sih Dev.

Saling melengkapi dan membantu, gemess.

PAK ROBY

Naira Naira, bapak denger loh apa yang kamu bilang barusan.

Sahut Pak Roby yang diiringi oleh tawa Sensei Vita

NAIRA

Eh maap Pak, Sensei, he he he

 

Pak Roby membuka pintu Laboratorium. 

Ruangan kedap suara yang sangat tertutup dengan segala alat-alat pembelajaran digital yang sangat lengkap itu, sangat cocok untuk mengasingkan murid-murid ini dari dunia luar agar berkonsentrasi pada ujian. Meja-meja nya pun cukup besar yang diatur melengkung membentuk huruf U tanpa putus. Jarak setiap kursi siswanya cukup jauh, diharapkan murid-murid terhindar dari tindakan contek-mencontek. 

CUT TO:

18.    INT. SEKOLAH – LABORATORIUM BAHASA – DAY

Ujian baru saja dimulai, dan suasana laboratorium kini sudah benar-benar hening. Hening sekali hingga ketukan jam dinding terasa sangat bising. Dan suara hentakan kaki sensei yang mondar-mandir mengawasi juga terdengar.

Duk .. duk .. duk ..

Suara dentuman kaki semakin keras tanpa jeda terdengar mendekati Lab. Bahasa.

DUK .. DUK .. DUKDUKDUKDUK

Naira menoleh. Ia melihat kedepan dan merasa suara dentuman itu bukan berasal dari highheels gurunya. Ia pun menoleh ke pintu Lab Bahasa yang tertutup rapat

BUNYI PINTU YANG TERBANTING

Pintu laboratorium terbuka. Yoda muncul dari balik pintu. Ia segera melepas sepatunya, menutup kembali pintu laboratorium hati-hati. Dengan keadaan yang masih ngos-ngosan ia menghampiri kedua gurunya dan native jepang yang ada. 

YODA

Gomennasai, ne, Sensei! (B. Jepang; mohon maaf, guru)

maaf saya terlambat.

SENSEI VITA

Sudah cepat duduk dan ujian

Yoda langsung meletakkan tasnya di depan dan mengambil kotak pensilnya sergap tanpa dijelaskan panjang lebar. Yoda seperti sudah mengerti apa-apa saja yang harus dilakukan.

Yoda berjalan menuju kursi ujian. Ia celingukan mencari nomor kursinya.

Naira melambaikan tangannya, berusaha memanggil Yoda tanpa membuat keributan.

NAIRA

Yod, disini! Mejamu disini

Naira menunjuk kursi disebelah kirinya. 

Yoda duduk di tempat yang Naira tunjuk dan bersiap melaksanakan ujian.

YODA

Udah berapa menit?

Yoda berbisik, menoleh dan mencondongkan kepalanya kepada Naira.

NAIRA

Lima atau 10 menit kali. Ya ngga baru-baru juga tapi

Yoda melemaskan dirinya ke senderan kursinya beberapa detik, lalu segera menegakkan kembali tubuhnya dan mulai mengerjakan ujian.

Naira menengok sebentar pada Yoda dan kembali melihat kertas ujiannya. Ia membaca setiap soal dari halaman pertama hingga kedua dan ia tersenyum.

NAIRA (V.O)

Ahh ini gampang, sama kaya materi kemarin, ga sia-sia gue belajar

Kemudian ia melihat halaman-halaman berikutnya.

NAIRA (V.O) (CONT’D)

Oke lah no problem, standar.

Namun ketika Naira melihat soal dari halaman tengah menuju halaman terakhir, Naira menggaruk-garukkan kepalanya, menunjukkan ekspresi tidak senang serta kebingungan.

NAIRA (V.O) (CONT’D)

Mampus, ini apaan? Gue ga pernah liat materi kayak gini

Naira yang semakin panik terus melihat-lihat halaman soal lainnya dengan penuh emosi yang menyebabkan timbulnya suara gesekan kertas yang kencang.

Deva yang merasa terganggu melihat kebelakang dan menatap tajam Naira

DEVA

Nairaaa jangan berisik tolong. Ganggu konsentrasi gue!

Naira mengintip Deva dari balik layar komputernya dan tersenyum bersalah

Deva kembali berkonsentrasi pada lembar ujiannya. Dan Naira pun begitu.

Secara tak sengaja, Naira menjatuhkan mouse komputer di hadapannya dan juga peralatan tulisnya, yang lagi-lagi menimbulkan kegaduhan. Naira yang kaget dan kebingungan mencoba mengambil barang yang jatuh dengan buru-buru, yang mengakibatkan kepalanya terpentok meja.

Deva yang kesal, memukul mejanya. Ia berteriak kesal.

DEVA

Nairaaaaaa!

Semua siswa dan guru menoleh kepada Naira, sumber dari kegaduhan. 

Naira mengangkat kedua tangannya dan cengengesan.

 

NAIRA

Naira ga sengajaa. Tangan Naira nakal tadi he he

Naira mengelak, tidak mau disalahkan, sambil menepuk tangannya.

NAIRA (CONT’D)

Nih udah Naira marahin he he

Mereka menggeleng-gelengkan kepalanya. Termasuk Yoda juga. Ada-ada saja Naira.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar