Janitra Asvathama (Putra Putri Matahari)
4. Kegiatan di Alam

CUT TO:

32 INT. FISIP UNIVERSITAS BIRU - SEKRE MAPALA BARA — MALAM

Ola, Epan, Pita, Ina, Dhafin, Tegar, dan Juan berkumpul di dalam sekre. 


INA
Malam teman-teman. Malam ini aku bakal ngejelasin proker dari diklatbang. Kalau ada masukan dipersilakan ya!
(pause)
Nah, seperti tahun-tahun sebelumnya, akan ada 4 divisi yang kalian (angkatan 2015) jalankan.
(Ina menulis Caving di papan tulis)
Divisi pertama yaitu caving yang akan kita lakukan di Minggu ini. Karena awal tahun curah hujan masih tinggi, jadi kita hanya akan latihan caving di Jembatan Babarsari. 


DHAFIN
Emang seberapa bahaya kak kalau caving di musim hujan?

INA
Bahaya banget karena air hujan bisa masuk ke gua dan bisa jadi kita gak bisa keluar gua. Ingat ya guanya vertikal bukan horizontal.

DHAFIN
Wah iya sih ngeri. Hari Minggu jam berapa kak?

INA
Jam 7 pagi udah kumpul di sekre, gimana? Soalnya kalau siang, makin panas.

Ola, Dhafin, Tegar, dan Juan menyanggupinya. 


TEGAR
Besok Minggu latihannya sama kayak di Taman Shiro ya?

INA
Iya betul, tapi pastinya lintasannya akan lebih tinggi.


CUT TO:

33 EXT. JEMBATAN BABARSARI — PAGI

Juan baru selesai turun dan naik jembatan menggunakan SRT. NAKA (25 th), senior caving Mapala Bara, turut membantu juniornya berlatih SRT.


NAKA
(nada sengak)
Gimana rasanya turun naik jembatan?

JUAN
Pas turun serem banget asli. 
Pas naik capek, kayak gak nyampe-nyampe. 

NAKA
Kakinya gemeteran tuh haha. Lumayan tinggi sih ini 20 meteran. Biasanya kalian latihan di taman Shiro paling cuma 5 meter. Ayo gantian, Ola buruan pakai alatnya. 


Ola mencoba mengingat cara memakai alat-alat srt.


NAKA
Udah lupa? Kan baru kemarin latihan.

OLA
Hehe iya mas.


Naka membantu Ola memasang alat-alat SRT.


NAKA
Dah, coba Juan bantu Ola body check.


Juan melakukan body checking dan mengencangkan tali webbing yang terpasang di badan Ola.


NAKA
Udah?

JUAN
Sudah aman sepertinya mas.

NAKA
(sedikit galak)
Kalau berkegiatan di alam harus yakin karena taruhannya nyawa. 
(pause)
Selain, memastikan tali webbing tidak longgar, cek juga alatnya sudah terpasang semua dengan benar atau belum. Ada yang tertinggal atau enggak.

Naka melakukan body check alat-alat yang terpasang di tubuh Ola. 


NAKA
Dah aman, ayo turun Nduk.


Ola perlahan bergerak mencapai posisi yang pas untuk turun jembatan. Iya menarik napas panjang dan siap untuk mengulurkan tali. Ia turun perlahan dengan kaki masih bisa menapak di dinding jembatan.

 

NAKA
Hadap sini Nduk.


Ola melihat ke atas lalu Naka memotret wajah tegang Ola.


OLA (V.O)
Astaga mukaku.

NAKA
Dah lanjut lagi.


Ola perlahan turun. Ia berteriak saat kakinya sudah tidak bisa lagi menapak di dinding jembatan. Perlahan Ola turun hingga menyentuh tanah.


NAKA
STOOP! Jangan sampai nyentuh tanah. Kunci, terus persiapan naik!


Ola menarik napas panjang dan beristirahat sebentar. Sementara, teman-temannya melihat dari atas jembatan. Ola lalu mempersiapkan diri untuk naik dan perlahan dia kembali ke atas jembatan. Dengan kaki yang gemetar, Ia berusaha melepas alat-alat di badannya.


DISSOLVED TO:

34 INT. FISIP UNIVERSITAS BIRU - SEKRE MAPALA BARA — MALAM


EPAN
Kalau latihan di jembatan mah terang, gak kayak di gua.

INA
Iya betul, tapi harus tetap hati-hati. 
(Ina menulis Climbing di papan tulis)
Divisi yang kedua itu climbing atau panjat tebing.

PITA
Biasanya kita manjat di Pantai Siung, Gunung Kidul.

INA
Iya betul, karena tebing di Pantai Siung itu relatif mudah dipanjat untuk pemula. Tenang sebelum kalian melakukan kegiatan langsung di alam, pastinya ada latihannya dulu.



CUT TO:

35 EXT. PANTAI SIUNG GUNUNG KIDUL — PAGI

Ombak laut menabrak karang. Salim, Ina, Ola, Dhafin, Tegar, Juan, Epan, Pongki, Krisna,dan NADA (22 th) berjalan menuju tebing. Ada mapala lain yang juga sedang persiapan panjat tebing.


SALIM
Misi mas


Ina dan anggota Mapala Bara di belakangnya ikut mengucapkan “misi mas mbak” kepada mapala lain.


PONGKI
Dari mapala mana mas?

ANGGOTA MAPALA GUNA
Dari Mapala Guna, Univ Sentosa. Masnya dari mapala mana?

PONGKI
Kita dari Mapala Bara, Universitas Biru mas. Monggo dilanjut mas

ANGGOTA MAPALA GUNA
Iya mas, monggo-monggo keburu panas.


CUT TO:

36 EXT. PANTAI SIUNG GUNUNG KIDUL - TEBING — PAGI

Alat-alat panjat sudah terpasang di tebing. Salim sudah memakai alat untuk climber. Pongki sudah siap sebagai belayer. Ina, Ola, Dhafin, Tegar, Juan, Epan, Krisna, dan Nada duduk di rerumputan menghadap tebing.


SALIM
Okey, kalian kan beberapa kali sudah latihan manjat di wall atau bolder. Hari ini, kalian bakal manjat di tebing beneran.
(pause)
Nama olahraga ini adalah rock climbing.


PONGKI
Kenapa namanya rock climbing?
Karena manjat batu hahaha


KRISNA
Freak koe pong!


SALIM
Iya tapi bener, karena yang dipanjat adalah tebing batu.
(pause)
Okey kalian perhatikan ya, gimana jadi climber dan belayer.


Salim mulai memanjat tebing. Pongki mengulur tali agar Salim leluasa naik. Saat sudah mencapai 10 meter, Salim kesusahan menemukan pijakan. Akhirnya ia terjatuh. Pongki segera menarik tali agar Salim tidak terpental jauh. Perlahan Pongki mengulurkan tali agar Salim turun.


INA
Ayok siapa yang mau naik?

JUAN
Kak Ina lah.

INA
Idih aku mah udah pernah. Kamu aja sini buruan pakai alatnya.

JUAN
Tegar dulu. Dia udah penasaran katanya.

TEGAR
Iya penasaran, tapi lu dulu aja Ju. 

INA
Udah ih, Juan buruan nih pakai.


Juan telah memakai alat dan dengan cepat ia berhasil naik. Tepat di posisi Salim terjatuh, Juan meminta bantuan.


JUAN
(nada sedikit panik)
Ini lewat mana?

PONGKI
Naik dulu kaki kanan mu, itu di situ ada lubang.


Kaki kanan Juan mencoba mencari lubang. Namun, sayangnya kedua tangannya mulai berkeringat dan tidak kuat menahan beban. Akhirnya ia terjatuh tepat di tempat Salim terjatuh.


Krisna penasaran, kenapa pada terjatuh di tempat yang sama. Ia mencoba naik dengan jalur berbeda, tak jauh dari jalur yang dilewati Salim dan Juan. Sayangnya, ia terjatuh juga dengan ketinggian yang sama. 


JUAN
Kamu sana coba! 

OLA
(nada kesal)
Apa sih nyuruh-nyuruh mulu.

INA
Giliran ola, yuk dipakai alatnya.

JUAN
Tuh kan dibilangin juga.

OLA (V.O)
Paling juga jatuh nanti di tempat yang sama.


Dengan peralatan yang lengkap, Ola mulai memanjat tebing. Tepat sesuai prasangkanya, Ia terjatuh di tempat yang sama dengan Salim dan Juan.


OLA
(teriak sambil menutup mata)
Aaaaaahhhhhh!!

PONGKI
Buka matanya La. Kakinya tendang ke tebing biar badanmu gak kebating.


Ola membuka mata. beberapa kali kakinya menendang tebing agar tubuhnya tidak bertabrakan dengan tebing. Hal itu membuat tubuhnya tak tentu arah. Ia melihat laut dari ketinggian dan kejauhan.


OLA (V.O)
Wah enak bangeet, anginnya sepoi-sepoi. Bagus banget pantainya.


Ola menikmati dirinya perlahan turun hingga menyentuh tanah. 


CUT TO:

37 EXT. PANTAI SIUNG GUNUNG KIDUL — SORE

Juan, Tegar, dan Dhafin melempar batu-batu kecil ke pantai. Mereka berlomba melempar batu sejauh mungkin. Salim datang dan ikut melempar batu ke pantai. Batu yang dilempar Salim menyentuh air dua kali.


TEGAR
(penasaran)
Weh kok bisa mas?

SALIM
(sombong)
Bisalah.


Salim melempar batu lagi. Juan, Tegar, dan Dhafin memperhatikan. Ola dan Ina bermain air dan menuliskan BARA di pasir menggunakan kayu. 


Epan dan Pongki duduk jauh dari bibir pantai. Epan memotret anggota Mapala Bara yang sedang bermain di pantai. Krisna dan Nada menikmati satu kelapa utuh dengan dua sedotan layaknya sepasang kekasih.


Matahari perlahan turun. Cahaya sore waktu itu lumayan bagus. Krisna datang ke pantai.


KRISNA
Dah sore ayo siap-siap balik.


Langit berubah menjadi gelap. Matahari terbenam dengan sempurna.


DISSOLVED TO:

38 INT. FISIP UNIVERSITAS BIRU - SEKRE MAPALA BARA — MALAM


INA
Selain ke pantai untuk climbing, kita juga akan main air di sungai. 
(Ina menulis Rafting di papan tulis)
Divisi ketiga yaitu rafting atau arung jeram. 


JUAN
Kalau rafting, kita latihannya di mana?

INA
Kalau rafting sih biasanya kita latihan di lembah.

PITA
Bisa bareng mapalanya mbak Rawit juga tuh kalau latihan.

TEGAR
Raftingnya di sungai mana mbak?

INA
Biasanya sih kita rafting di Sungai Elo atau Sungai Progo.


CUT TO:

39 EXT. SUNGAI ELO MAGELANG — PAGI

Ola, Dhafin, Juan, Tegar, Epan, Pongki, dan Naka sudah siap melakukan rafting. Mereka menggunakan helm dan jaket pelampung. Sementara, Salim dan ERI (24 th) sebagai tim darat bertugas sebagai penyelamat dan pendokumentasi.


NAKA
Sebelum rafting pakai perahu, kalian jadi sampah dulu. Belajar caranya berenang menggunakan dayung. 
(pause)
Coba praktekin pan, di sini aja. 
Gak usah ke arus dulu.


Epan masuk ke sungai yang masih dangkal. Epan merebahkan badannya ke sungai. Kedua tangannya memegang dayung di dada. T-grip di bagian kiri dan blade di bagian kanan. Ia menggerakkan tangannya seolah mendayung di arus. Kakinya seolah mengayuh sepeda.


NAKA
Nah, kurang lebih seperti itu. Ingat jangan panik dan pandangan ke depan. Pastikan kalian tidak menabrak pillow atau batu-batu di sungai ini.
(pause)
Yuk siapa yang mau duluan?


Ola, Dhafin, Juan, dan Tegar saling menunjuk temannya. 


EPAN
Hompimpa aja.


Ola, Dhafin, Juan, dan Tegar melakukan hompipa. Dhafin dapat giliran pertama. Ola giliran kedua. Juan giliran ketiga. Tegar giliran terakhir. 


NAKA
Oke, Dhafin duluan. Ambil posisi ya fin. Jaraknya pendek aja. 
(menunjuk Salim dan Eri yang jaraknya 50 meter)
Sampai ke Salim dan Eri yang ada di sana.


Ola, Dhafin, Juan, dan Tegar satu persatu berhasil berenang menggunakan dayung. Mereka berkumpul di pinggir sungai.


NAKA
Tadi masih pada tegang dan sedikit panik. Ingat ketika renang dayung, kalian itu sampah. Jadi, ikutin aja arusnya. 


CUT TO:

40 EXT. SUNGAI ELO MAGELANG - DI ATAS PERAHU — PAGI

Ola dan Dhafin duduk di thwart pertama. Tegar, duduk sendirian di thwart kedua. Epan dan Juan duduk di thwart ketiga. Pongki dan Naka duduk di steam atau ujung perahu.


PONGKI
Yok dayung pelan-pelan. 
Kudu kompak. Dah siap? 


OLA, DHAFIN, TEGAR, EPAN, JUAN
Siap!

PONGKI
Daaa..yuuung
(pause)
dayung
(pause)
dayung
(pause)
Ayo pada bersuara semua!

Semua orang di perahu bekerja sama agar perahu bisa melaju ke depan dengan benar. Ketika akan melewati arus deras, Naka memberi arahan.


NAKA
Dayung munduuuuurr!
Jangan sampai kita masuk ke arus deras itu.

Ola, Dhafin, Juan, dan Tegar panik dan bingung.


NAKA
Dayuung munduuur woooy!

Semua orang yang ada di atas perahu mendayung mundur. Mereka terlihat berusaha sekuat tenaga melawan arus. Tak berapa lama, Naka dan Pongki membiarkan juniornya saja yang mendayung mundur.


PONGKI
(gaya mengejek)
Hahaha dikira have fun apa rafting mapala?

Sekitar lima menit melakukan dayung mundur. Naka memberikan arahan kembali untuk dayung maju. Mereka mendayung maju perahunya. 


PONGKI
(gaya mengejek)
Mau yang seru lagi gak?

TEGAR
Apa tuh mas?

PONGKI
Yuk pada turun dari perahu terus naik lagi!

Ola, Dhafin, Juan, Tegar, dan Epan turun dari perahu. Mereka sekuat tenaga naik lagi ke perahu. Mereka memegang tali penambat di perahu, lalu melakukan pull up. Epan, Juan, dan Dhafin berhasil naik. Tegar kemudian menyusul.


NAKA
Ayo Ola. Kalau butuh rest, 
rest dulu. Kumpulin tenaganya.

Ola mencoba berkali-kali, namun gagal.

 
NAKA
Gimana udah nyerah?

OLA
Udah mas

NAKA
Dah balik badan. Mepet ke perahu.

Naka menarik pelampung Ola dari belakang, lalu menariknya ke dalam perahu. 


Mereka kembali mendayung melewati berbagai arus. Saat di arus tenang, mereka belajar untuk membalikan perahu dengan teknik flip flop. Semuanya turun dari perahu. 


PONGKI
Siapa yang mau nge-flip perahu?

JUAN
Aku mau coba deh mas

PONGKI
Gaasskan!

Juan sekuat tenaga mencoba membalikan perahu dengan dayung. Setelah percobaan kedua, akhirnya dia berhasil. 


PONGKI
Yok siapa yang mau coba lagi?

JUAN
Kamu ih La, coba.

OLA
Gak kuat deh kayaknya.

PONGKI
Coba dulu.


Ola mencoba membalikan perahu, namun tenaganya tak cukup kuat. Akhirnya, Pongki membantu Ola. Mereka kompak melakukan gerakan. Perahu yang menghadap atas, perlahan terbalik. Ola dan Pongki terjatuh ke sungai.


DISSOLVED TO:

41 INT. FISIP UNIVERSITAS BIRU - SEKRE MAPALA BARA — MALAM

TEGAR
Kayaknya seru tuh rafting kalau lihat video-video di youtube.

EPAN
Ya nanti coba sendiri aja.

OLA
Kita bakal naik gunung lagi kapan ya mas mbak?

INA
Paling awal tahun juga. Cuma ya siap-siap aja basah.

PITA
Eh pada tau gak nih, kenapa angkatan kalian dikasih nama Janitra Asvathama?

JUAN
Emang ada nama angkatan ya mbak?

PITA
Aduh Juan, pas pembacaan SK diksar nyawamu ke mana? Ada lah masa gak ada

JUAN
Oh iya mbak? hahaha

PITA
Jangan-jangan yang lain juga gak tau nih.

OLA
Tau mbak, cuma gak tau artinya.

PITA
Artinya putra-putri matahari.

JUAN
Kenapa gitu?

PITA
Lha wong selama 5 hari di hutan blas gak ada hujan. Padahal lagi musim hujan. Selain itu, harapannya kalian bisa bermanfaat seperti matahari.

TEGAR
(keceplosan)
Waduh berat

PITA
Haha gak berat kok kalau dipikul bareng. 


CUT TO:

42 EXT. GUNUNG MERBABU - CAMP POS 4 — MALAM

Rintik hujan membasahi tenda. Ola, Dhafin, Juan, Tegar, Ina, Salim, Epan, Krisna, JIO (23 th), dan RIKI (23 th) berkumpul di antara dua tenda yang dipayungi flysheet. Makanan sudah siap untuk disantap. Satu piring nasi lengkap dengan telur dan sayur dibagi untuk dua orang. Mereka menyantap makanan bersama. 


Terdengar suara beberapa orang pendaki yang baru datang di camp.


KRISNA
Untung kita udah sampai sore sebelum hujan. Repot kalau malam-malam hujan dan belum ndiriin tenda.

JIO
Ini nih Riki bikin lama, seharusnya siang dah nyampe.

RIKI
Apaan siang, cheetah lu bisa lari kenceng?

Ada satu orang pendaki yang bertamu ke tenda Mapala Bara.


PENDAKI 1
Misi mas, ada yang bawa sleeping bag lebih gak yaa?

SALIM
Wah nggak e mas.

PENDAKI 1
Oh iya mas makasih. Ini ada satu teman saya yang lupa bawa.


Pendaki 1 pergi dari tenda Mapala Bara.


SALIM
Kelakuan kayak gitu tuh yang bahaya di gunung dibanding bahaya karena makhluk halus.

KRISNA
Ingat kata mas Kunco: there is no bad weather, only bad preparation.

JIO
Wiih gokil Krisna. Dengerin Ki.

RIKI
(nada kesel)
Iya Ji iya, gue terus sasarannya.


Satu persatu anggota Mapala Bara masuk ke dalam tenda dan beristirahat.


CUT TO:

43 EXT. GUNUNG MERBABU - CAMP POS 4 — PAGI

Ola membuka pintu tenda. Salim dan Epan sudah di luar tenda.


SALIM
Weh gimana ini, katanya mau lihat sunrise. Jam 6 baru pada bangun.

EPAN
Bangunin la, temenmu yang lain

OLA
Udah mulai pada bangun tuh mas.

EPAN
Yuk siap-siap kita naik.


Ola, Dhafin, Tegar, Juan, dan Ina siap-siap untuk mendaki puncak. Salim, Krisna, Jio, dan Riki memilih untuk stay di tenda.  


EPAN
Udah pada bawa sarapan? Bawa aja tuh roti, susu, air, sama snack.

JUAN
(melempar roti dan susu)
Nih masukin tas La.

OLA
Gak usah dilempar kali Juan. Makanan loh ini.

JUAN
Biar cepet ih.

OLA
Ya kamu bangunnya lama.

INA
Iih ni bocah berantem mulu.


Ola, Dhafin, Tegar, Juan, Ina, dan Epan mulai mendaki.


CUT TO:

44 EXT. GUNUNG MERBABU - BEBATUAN — PAGI

OLA
Masih jauh mas puncaknya?

EPAN
Enggak, tuh udah kelihatan. Aku di sini aja ya menikmati nutrisari.

TEGAR
Weh minta mas.

EPAN
Gak boleh.Hindari ya minta-minta di gunung walaupun sama teman sendiri. Itu artinya manajemen makanan kalian kurang oke.

TEGAR
(suara kecil)
Yah malah diceramahin.

INA
Dah sana pada naik.

OLA
Kak Ina gak ikut?

INA
Gak, aku di sini aja. Kita tunggu di sini ya. Jangan pada ilang. Saling jaga teman-temannya.


CUT TO:

45 EXT. GUNUNG MERBABU - DEKAT PUNCAK — SIANG

Ola duduk di bawah pohon, Dhafin dan Juan menghampiri.


DHAFIN
Udah istirahatnya?

OLA
Belum, aku di sini aja ya.

DHAFIN
Ih dikit lagi nyampe itu.


JUAN
Iya iih udah kelihatan itu mah. Tinggal jalan aja gak nyampe 5 menit

OLA
Udah capek, aku di sini aja ya.


Tegar baru saja datang. Dia berteriak memanggil Dhafin, Juan, dan Ola. Tegar, Dhafin, dan Juan naik ke puncak. Diam-diam Dhafin dan Juan memperhatikan Ola dari jauh.


CUT TO:

46 EXT. GUNUNG MERBABU - PUNCAK TRIANGULASI — SIANG

TEGAR
(bangga dan bahagia)
Fotoin gue cuy.

DHAFIN
Pakai hape lu lah, hape gue dah mau sekarat.


Setelah berfoto, Tegar, Dhafin, dan Juan kembali menghampiri Ola dan mengajaknya turun.


CUT TO:

47 EXT. GUNUNG MERBABU - DEKAT PUNCAK — SIANG

JUAN
Ih sayang banget! Padahal tinggal bentar lagi nyampe puncak.

OLA
Iya gapapa lah. Capek tau.

JUAN
Bentar doang juga, sayang dah sampai sini.

OLA
Kalau aku pingsan, mau gendong aku?

JUAN
(nada mengejek)
Emang kamu mau digendong?

DHAFIN
Dah ayo turun, dah ditungguin sama mas Epan dan Kak Ina.


CUT TO:

48 EXT. GUNUNG MERBABU - CAMP POS 4 — SIANG

Salim, Krisna, Jio, dan Riki sedang menikmati pemandangan di depan camp. Ola, Dhafin, Juan, Tegar, Ina, dan Epan datang dari arah puncak Merbabu.


SALIM
Dah datang nih, sampai puncak gak?

TEGAR
(menunjuk Dhafin dan Juan)
Nyampe dong mas,kita bertiga doang.

SALIM
Laaah..Dah tuh pada makan siang.
Ada bubur kacang ijo juga.


Ola, Dhafin, Juan, Tegar, Ina, dan Epan masuk ke tenda dan makan hidangan yang sudah disiapkan. Ola memakan bubur kacang hijau sambil melihat pemandangan di depan camp. Scene ini diakhiri dengan shoot pemandangan di depan camp Merbabu.


DISSOLVED TO:

49 INT. FISIP UNIVERSITAS BIRU - SEKRE MAPALA BARA — MALAM

DHAFIN
Wah sayang juga kalau udah naik gunung, tapi hujan dan gak sampai puncak.

PITA
Yang penting mah selamat Fin.
Puncak itu bonus. Tujuan naik gunung itu pulang dengan selamat, bukan puncak.

DHAFIN
Hehe iya mbak.

INA
Okey itulah proker dari diklatbang. Proker ini gak akan jalan tanpa kalian, terutama angkatan 2015. Jadi mohon bantuannya ya! Sekian. Selamat malam.

EPAN
Eh udah jam 10 aja. Yok pada balik.

JUAN
Aku masih nunggu temanku nih. Aku nunggu di sini aja dulu

PITA
Oke, hati-hati loh. Nanti ada ibu-ibu gila yang suka nginep di sekre.

JUAN
Asal jangan setan gila aja mba hahaha.


CUT TO:

50 EXT. PARKIRAN FAKULTAS FISIP - UNIVERSITAS BIRU — MALAM

Epan dan Pita menaiki motornya. Ola, Dhafin, dan Tegar menaiki sepedanya.


EPAN
Balik duluan ya!

PITA
Aku juga duluan ya!
Dhafin dan Tegar jagain Ola

OLA, DHAFIN, TEGAR
Oke mas mbak. Hati-hati.


Epan dan Pita pergi dengan motornya. Ola, Dhafin, dan Tegar mulai mengayuh sepedanya beriringan menuju Fakultas Kehutanan. Mereka melewati gerbang kecil yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan pesepeda.
















Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar