I See You (Script)
8. Can't Live Without You

41 . INT. RUMAH ANETA - KAMAR ANETA - MALAM HARI - FLASH BACK

Setelah kepergian Dimas, Aneta hanya mengurung diri di dalam kamar, ia tidak mau sekolah, tidak mau makan, tidak mau keluar kamar. Hingga suatu ketika, Mamanya menemukan Aneta tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari pergelangan tangannya.

Aneta segera di larikan ke rumah sakit. Tetapi setelah sembuh, Aneta mencoba mengakhiri hidupnya kembali dengan menelan beberapa butir obat tidur sekaligus. Ia pun kembali di larikan ke rumah sakit dan nyawanya kembali tertolong.

Hingga suatu ketika Aneta bersembunyi-sembunyi membawa mobil Papanya pergi menuju tempat kejadian dimana Dimas meregang nyawa.

CUT TO:

42 . INT. MOBIL ANETA - MALAM HARI - FLASH BACK

Tidak jauh dari lokasi kejadian, Aneta menepikan mobilnya di sebuah persimpangan jalan yang di kelilingi oleh lautan di sisinya. Ia menarik nafas panjang, memegang stir mobil dengan kuat dan tanpa ada rasa ragu, ia menginjak pedal gas dalam-dalam.

Mobil yang Aneta kendarai pun menabrak pembatas jalan dan masuk ke dalam laut. Jantungnya berdegup kencang, nafasnya tidak teratur saat melihat air mulai membanjiri ke dalam mobil. Ia menarik nafas panjang, berusaha untuk tenang.

ANETA (V.O)

Ya Tuhan, tolong ambil nyawa ku. Aku sudah tak sanggup untuk hidup. Aku ingin bertemu dengan Dimas ke tempat ia berada sekarang, selalu bisa berada disisinya, melihatnya, menyentuhnya.

Mobil Aneta sudah tidak terlihat di permukaan. Air telah memenuhi isi mobilnya. Dadanya terasa sesak karena tidak bisa bernafas. Helai-helai rambutnya melayang, mengambang di dalam air, tetapi tubuhnya tetap duduk karena tertahan sabuk pengaman. Ia memejamkan mata dan berusaha untuk ikhlas meregangkan nyawanya.

CUT TO:

43 . INT. LORONG GELAP - MALAM HARI - FLASH BACK

Aneta berjalan disebuah lorong hitam panjang yang sangat gelap. Ia terus berjalan mengikuti arah lorong itu membawanya. Setelah cukup lama berjalan, ia melihat pintu yang sangat besar dihadapannya. Terlihat sebuah cahaya yang menyilaukan di ke dua sisi pintu itu.

CAHAYA 1

Belum saatnya kau berada disini.

ANETA

Aku ada dimana?

CAHAYA 2

Kau berada di depan pintu gerbang menuju dunia setelah kematian.

ANETA

Aku sudah mati?

Aneta mengucapkannya tanpa beban, seperti tidak ada rasa penyesalan.

CAHAYA 1

Benar, tapi kau masih punya kesempatan untuk kembali.

ANETA

Maksudnya?

CAHAYA 2

Kau bisa berjalan lurus kembali menuju tempat kau berada sebelum kau sampai disini, sampai kau melihat sebuah cahaya.

ANETA

Aku tidak ingin kembali.

CAHAYA 1

Kau akan menyesalinya, karena kau tidak akan menemukannya di sini.

Aneta terdiam sejenak, ia berbalik arah, lalu berjalan lurus kembali menelusuri lorong panjang itu, terlihat sebuah cahaya dari ujungnya. Hingga sampailah ia melewati cahaya dihadapannya.

DISSOLVE TO:

44 . INT. RUMAH SAKIT - RUANG OPERASI - MALAM HARI - FLASH BACK

ANETA

Hah...

Aneta terkejut sambil menarik nafas panjang. Ia melihat cahaya persis di hadapannya. Beberapa orang di sekitarnya sedang sibuk menyelamatkan nyawanya.

DOKTER

Ia sudah kembali.

Ucap salah seorang Dokter sambil kembali sibuk mengurus Aneta di bantu oleh perawat di sekitarnya.

CUT TO:

45 . RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN - PAGI HARI

Aneta membuka matanya perlahan, ia melihat Mama dan Papanya berdiri disisinya. Menatap ke arahnya dengan wajah sangat khawatir.

MAMA

Aneta!

Mama langsung memeluknya erat.

ANETA

Maafin Aneta ya Mah! Pah! (dengan suara yang pelan dan serak)

PAPA

Iya sayang. (berkaca-kaca)

Mama melepaskan pelukannya.

MAMA

Mama mohon, jangan tinggalkan Mama lagi ya sayang!

Aneta menganggukan kepala.

Saat Aneta menoleh ke arah berlawanan, ia langsung membelalakan mata karena ia di kejutkan dengan sesosok tubuh tanpa kepala berdiri di sampingnya.

ANETA

ARRGGHH... (histeris)

Dengan cepat Aneta bangun dari tidurnya. Ia semakin histeris saat menyadari di dalam ruangan itu penuh dengan mahluk halus dengan berbagai macam bentuk dan rupa.

MAMA

Aneta kamu kenapa sayang?

Mama khawatir bercampur bingung sambil memegangi pundak Aneta.

Tanpa menghiraukan pertanyaan Mamanya, ia segera beranjak dari tempat tidur. Mama dan Papanya menahan tubuhnya untuk berdiri.

ANETA

Keluarkan aku dari sini Mah! (panik)

MAMA

Kamu belum sembuh total sayang!

ANETA

Aku nggak mau berada di sini!

Ucap Aneta tegas sedikit berteriak karena sangat ketakutan.

Melihat keadaan Aneta, Papa segera keluar untuk memanggilkan Dokter. Mama yang berusaha menahan tubuh Aneta seorang diri pun tak kuasa menahannya. Aneta terlepas dari genggaman Mama dan segera berlari keluar kamar.

CUT TO:

46 . RUMAH SAKIT - LORONG RUMAH SAKIT - PAGI HARI - FLASH BACK

Aneta berjalan tak tentu arah, jalan yang sempoyongan dan wajah yang sangat ketakutan. Sesekali ia melihat dan melewati sesosok mahluk halus di hadapannya. Aneta membuang muka berusaha agar tidak melihat kehadiran mereka.

ANETA

Ah...

Aneta menabrak seseorang dihadapannya. Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya untuk melihat wajah orang tersebut.

ANETA (CONT'D)

Dimas? (membelalakan mata)

DIMAS

Hei, kamu kok keluar kamar? Kamu kan belum sembuh total.

Aneta terus memandangi wajah Dimas tanpa berkedip dengan mata yang berkaca-kaca.

ANETA

Dimas... (langsung memeluknya) Kamu kemana aja? Aku kangen banget sama kamu. (tangisnya pun pecah di dalam dekapan Dimas)

DIMAS

Aku nggak kemana-kemana sayang, aku ada disini kok. Kamu kembali lagi gih ke kamar! Istirahat yang cukup.

ANETA

Nggak, aku nggak mau! Nanti kamu tinggalin aku lagi. (merengek)

DIMAS

Nggak Aneta, aku ada di sini. (tersenyum kecil)

MAMA

Aneta, kamu mau kemana sayang?

Mama menghampiri didampingi seorang Dokter dan Suster.

ANETA

Mah... Dimas...

Aneta meronta-ronta dari genggaman Dokter dan Suster.

Dimas hanya tersenyum memandanginya.

Dengan cepat mereka mendudukan Aneta ke atas sebuah kursi roda, lalu menyuntikannya obat penenang. Perlahan Aneta pun memejamkan mata dan akhirnya terlelap.

CUT TO:

47 . INT. RUMAH ANETA - KAMAR ANETA - SIANG HARI - FLASH BACK

Aneta memasuki kamarnya, ia melihat seorang cewek berbaju terusan berwarna putih, tengah duduk di depan meja riasnya, cewek itu adalah Mimi. Aneta pun berusaha membuang muka, berpura-pura tidak melihat kehadiran mahluk di kamarnya itu.

Mimi memperhatikan Aneta dengan seksama, ia merasa aneh dengan sikap Aneta. Dengan sedikit ragu ia menghampirinya.

MIMI

Hei!

Mimi melambai-lambaikan tangan persis di depan wajah Aneta.

Aneta terdiam tidak menghiraukan Mimi, ia terus menyibukan diri merapihkan kamarnya yang sudah beberapa hari tidak ia tinggali.

MIMI (CONT'D)

Hei, Aneta! Lo bisa liat gue? (PAUSE) Ayolah, gue tau lo bisa liat gue.

Karena Aneta terus terdiam dan tidak menanggapinya, Mimi menyenggol sebuah botol plastik di atas meja hingga terjatuh ke lantai. Dengan wajah malas Aneta mengambil botol itu dan mengembalikannya ke tempat semula.

MIMI (CONT'D)

Tuh kan, lo nggak kaget. Biasanya kan lo histeris kalau liat benda jatuh sendiri karena gue senggol. Berarti lo bisa liat gue kan? (menunjuk wajah Aneta)

ANETA

Iya, gue bisa liat lo. Terus lo mau ganggu hidup gue? (menyibukan diri tanpa berpaling)

MIMI

Arrgghh... akhirnya gue punya temen. (girang sambil memeluknya)

ANETA

Ih... lo ngapain sih? (risih)

Mimi melepaskan pelukannya, lalu menyodorkan tangannya.

MIMI

Gue Mimi.

Aneta menarik nafas panjang sambil menatap ke arah Mimi.

ANETA

Lo pasti udah tau siapa gue kan? (membalas uluran tangannya)

Mimi hanya menganggukan kepala sambil tersenyum.

ANETA

Pasti lo juga merhatiin apa aja yang udah gue lakuin di dalam kamar.

Mimi kembali menganggukan kepala dengan senyuman yang semakin melebar.

Aneta hanya memasang wajah malas, karena banyak hal yang sudah ia lakukan di dalam kamar, yang pasti termasuk hal yang memalukan bila di lihat orang lain.

MIMI (O.S)

Sejak saat itu hari-hari Aneta kembali normal, karena ia fikir Dimas tidak pernah pergi meninggalkannya dan masih selalu ada disisinya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar