Gadis
3. Masa remaja

11.INT. HALAMAN RUMAH NIRINA - SIANG

Title: Surabaya, 2011

ESTABLISH SHOT: Rumah-rumah yang ada di gang dan dekat dengan jalan raya.

GADIS (V.O)

Sejak hari itu, aku menutup diri dari keramaian, enggan menyapa siapa saja yang menjumpaiku lebih dulu bahkan menjauhiku karena sifatku yang tak terbuka.

Gadis (12) hampir sampai di depan teras dan melihat Alma (5) yang tengah bermain pasir bersama teman lain. Alma mendongak dan memeluk Gadis saat mencapai ambang pintu.

ALMA

Kakak!!! (teriaknya dengan banyak pasir di tangan)

GADIS

Alma!!! (teriaknya juga dan membalas pelukan)

Gadis memegang lembut rambutnya yang lebat lalu meninggalkan Alma bermain dengan temannya. Gadis membuka pintu rumah dan masuk ke dalam.

12.INT. RUMAH SAKIT KRIAN HUSADA - KAMAR INAP - DAY

ESTABLISH SHOT: Keramaian di rumah sakit dan pasien antre mengambil obat.

Title: Surabaya, 2014.

MONTAGE

  1. Gadis (15) berbaring di atas ranjang dengan Nirina duduk di sampingnya sambil memegang tangan pucat Gadis. Cairan infus tertempel di tangan kiri Gadis. Ia nampak tertidur pulas.
  2. Dokter dan suster bergantian memeriksa keadaan Gadis sembari mengganti makannya tiap sehari 3x.
  3. Tengah malam, terlihat dari kaca bening yang tidak tertutup gorden. Nirina tengah tertidur di ranjang kosong, di mana posisinya membelakangi Gadis. Dokter menemui Gadis yang tertidur pulas sambil meletakkan stetoskop di dadanya. Sambil celingukan ke kanan dan kiri, jemari sang dokter menggerayangi bagian intim Gadis.
  4. Gadis terbangun dan mengelabuinya dengan merintih pelan. Lambat laun, dokter itu pergi meninggalkan Gadis.
  5. Keesokan harinya, Gadis makan sendirian, sedangkan Nirina ke kamar mandi. Dokter masuk dan hendak melakukan hal senonoh dengan cara memijat kakinya dari lutut naik ke atas. Gadis menepis tangannya pelan sambil melihat ibu yang baru saja keluar dari kamar mandi.
  6. Gadis menunduk sambil memainkan sendok ke piring sedangkan dokter itu keluar dari kamar tanpa merasa bersalah.

END OF MONTAGE

GADIS (V.O)

Apa yang pernah kulalui sebelumnya adalah perjalanan yang menjengkelkan dan juga kebencian. Sebab pertanda itu adalah traumatik yang cukup menganggu masa depanku.

3 BULAN KEMUDIAN

Gadis hendak memasuki supermarket yang di seberang jalannya adalah letak Rumah Sakit Krian Husada berada. Tempat di mana ia pernah dirawat dulu. Pemandangan di depannya sekarang adalah demo masa dari para karyawan yang upahnya belum dibayar serta keramaian dan porak poranda dari suara orang-orang yang melayangkan komplain. Gadis tersenyum sinis lalu membuka pintu supermarket.

ESTABLISH SHOT: Keadaan orang-orang yang demo di depan Rumah Sakit Krian Husada

GADIS (V.O)

Di sinilah aku mencoba mengubur seluruh rasa yang tak ingin berkeliaran di otakku, dan juga itulah alasan mengapa aku lebih sering memeluk diri sendiri dibandingkan mempunyai pelindung yang nantinya membangkitkan trauma itu.

13.EXT. LAPANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA - DAY

Surabaya, 2017

ESTABLISH SHOT: Kampus sedang melakukan ospek pada mahasiswa baru.

Gadis (18) termenung sendirian dengan duduk bersila di atas rerumputan. Segala pernak-pernik dan aksesoris terpasang di badan dan rambutnya setelah mengikuti ospek terakhir. Mahasiswa lain berhamburan lari ke fakultas masing-masing sedangkan Gadis menopang dagu dengan kedua tangan. Ia masih betah duduk hingga senja terlihat di depan mata.

PANITIA OSPEK

(berlari dan menepuk pundak Gadis) He, ayo pulang! Malah duduk sendiri. Ayo sana balik ke kelas (mengusirnya dengan tangan)

GADIS

(mendongak dan menyipitkan mata)

Gadis mendengus kesal dan memukul-mukul pantatnya yang kotor terkena tanah rerumputan. Ia berjalan pelan keluar lapangan.

MATCH CUT TO

Surabaya, 2021

Gadis (22) berjalan pelan di tengah lapangan sambil menggunakan kebaya yang tertutup baju toga. Tentunya para mahasiswa lain juga sama sepertinya. Keadaan di kampus sangat ramai, namun Gadis masih bisa melihat Nirina dan Alma (14) menyambutnya hangat. Gadis menghampiri ibu dan adiknya lantas memeluk keduanya erat. Mereka tertawa bersama.

ESTABLISH SHOT: Penjual souvenir graduation, miniatur dan bucket bunga ikut meramaikan prosesi wisudawan.

14.INT. RUMAH NIRINA - KAMAR GADIS - MALAM

Gadis termenung sendiri di meja belajar. Di sisinya ada note army yang terbuka di bagian tengah dan buku yasin milik eyangnya terbuka di bagian susunan keluarga yang ditinggalkan. Tangan Gadis membuka laci dan mengeluarkan sebuah foto 3x4cm lalu meletakkannya di tengah-tengah buku yasin dan note army.

Gadis acapkali menggigit jari tangannya sambil meletakkan ponsel di telinga. Ia mendesah kesal lantas meletakkan ponsel. Ia mengetuk-ketukkan pena di meja lantas bersandar pelan.

GADIS

Ayah di mana sekarang? (lirihnya hampir tak terdengar)

Gadis beralih ke kasur dan membaringkan diri, menutup seluruh badannya dengan selimut.

INSERT: Di atas meja terdapat tiga benda yang terdiri dari:

1.Note army yang terbuka di bagian tengah tertulis kalimat,

Ayah ke mana?

Ayah kapan pulang?

Gadis kangen Ayah

Gadis pengin peluk Ayah

2.Buku Yasin yang terbuka di halaman susunan keluarga yang ditinggalkan, tertuliskan,

Anak : Aat Prawijaya

Cucu : Gadis Prawijaya

Alma Prawijaya

Faren Ahmad Prawijaya

3.Foto wanita ukuran 3x4cm memakai baju putih dengan background biru.

15.INT. RUMAH NIRINA - RUANG KELUARGA - KEESOKAN HARINYA

Gadis tengah memakan cemilan keripik pisang sambil menonton televisi. Nirina datang dan ikut duduk di sampingnya. Mereka serius melihat tv. Ragu-ragu Gadis membuka suara.

GADIS

Ibu, Gadis diterima kerja di Malang (melirik ke arah Nirina)

NIRINA

(membelalak lantas menatap putrinya) Oh ya? Bagian apa, nduk? Sesuai dengan jurusan kuliahmu kan?

GADIS

(menggeleng lemah) Gadis diterima sebagai kasir toko bunga.

NIRINA

(mematikan tv dengan remot lalu menghadap Gadis) Toko bunga, Dis? Kamu yakin?

GADIS

Toko bunganya gede kok, Bu. Punya cabang di mana-mana. Kan Gadis kuliah di Akuntansi. Sebagai kasir kan masih ada hubungannya (meraih tangan Nirina pelan)

NIRINA

Malang? Kamu yakin mau ke sana? (wajahnya berubah khawatir)

GADIS

Yakin, Bu (mengangguk pasti)

NIRINA

Kenapa nggak cari di sini-sini aja sih? Surabaya kan banyak. Kenapa harus ke malang? (menyandarkan badannya ke kursi)

GADIS (O.S)

Karena aku mau cari ayah, Bu. Aku mau cari keberadaan Ayah.

GADIS

Kan diterimanya di sana, Bu. Kalau Gadis diterima di Surabaya, Gadis mending di sini-sini aja, (terkekeh, berusaha mencairkan suasana)

NIRINA

Di Malang mananya? (nadanya berubah ketus)

GADIS

Daerah kota, Bu. Di sekitar suhat kok, tenang aja (mengacungkan jempolnya)

NIRINA

(berpikir keras sebelum memutuskan) Mau gimana lagi? Kalau ibu nolak, kamu tetep berangkat kan? (gaya mengejek)

GADIS

Hmmm, (mengangguk dengan yakin)

NIRINA

Kapan berangkat?

GADIS

Dua hari lagi, Bu.

NIRINA

(menarik napas panjang) Ya sudah, terserah kamu kalau gitu.

GADIS

Makasih ya, Bu (tersenyum senang lalu memeluk Nirina)

Dari balik tembok, Alma menangis diam-diam mendengar percakapan itu. Dia mengusap pipinya berkali-kali dan kembali ke kamar.

16.INT. RUMAH NIRINA - DAPUR - A MOMENTS LATER

Mina berjalan menghampiri Nirina yang sedang menggoreng ikan. Ia basa basi lalu mencuci sayur dan mengupasnya perlahan. Nirina melirik sekilas dan tetap melanjutkan aktivitas.

NIRINA

Tumben kamu, Min.

MINA

(terkekeh) Iyo, Mbak. Anak-anak wes podo budal sekolah. Aku gak onok penggawean sisan.
(Iya, Mbak. Anak-anaku sudah berangkat sekolah. Aku juga lagi nggak ada kerjaan)

NIRINA

Hmmm. Sayur e nggak usah akeh-akeh, titik ae.
(Hmmm. Sayurnya nggak usah banyak-banyak, sedikit aja)

MINA

Iyo-iyo (beat)
Eh, Mbak. Denger-denger Gadis berangkat ke Malang? Mau ngapain toh ke sana lagi?

NIRINA

Ya kerja, Min.

MINA

Mbak, yakin dengan keputusan Gadis? Mbak nggak takut sama kejadian dulu?

NIRINA

(menarik napas panjang) Aku percoyo Gadis nggak bakalan gegabah, Min.

MINA

Yo, semoga ae yo, Mbak.

NIRINA

Awakmu iki ngerti teko sopo Gadis kate nang Malang?
(Kamu ini tau dari siapa Gadis mau ke Malang?)

MINA

Yo, Alma, Mbak.

Nirina terdiam lalu mematikan kompor, ia lantas meletakkan ikan ke piring dan membawanya masuk ke dalam.

17.INT. RUMAH NIRINA - KAMAR GADIS - CONTINUOUS

Gadis mondar-mandir tak tentu arah sambil menatap ponselnya. Ia ragu akan menelepon seseorang. Ia akhirnya menekan tombol call dan meletakkan di telinga.

GADIS

Ha..halo? (langkahnya terhenti)

IMAM (O.S)

Halo. Ini siapa?

GADIS

Pakde...ini Gadis..
(beat) Pakde apa kabar?

Gadis memastikan pintu kamarnya sudah dikunci rapat. Tidak ada jawaban di seberang, hingga Gadis menarik napas panjang.

IMAM (O.S)

Gadis putrinya Aat?

GADIS

Iya, Pakde (terkekeh)

IMAM (O.S)

Ya ampun Gadis. Ke mana saja kamu selama ini. Sehat kalian sekeluarga, Nduk?

GADIS

Hm, sehat Pakde. Gadis kira nomor pakde sudah nggak aktif.

IMAM (O.S)

Masih-masih Gadis. Iya kenapa, Nduk?

GADIS

Hmmm anu (beat)
Ada yang mau Gadis tanyakan tentang Ayah.

CUT TO

18.INT/EXT. FIONA FLORIST - KASIR - PELATARAN - DAY

Seorang lelaki tengah memberikan uang pada kasir, sebagai gantinya ia menerima sebuket bunga lily berwarna putih.

KASIR

Terima kasih, Kak.

Eza mengangguk dan pergi dari tempat itu menuju mobilnya. Ia membuka pintu dan menutupnya rapat.

MATCH CUT TO

19.EXT/INT. UNIVERSITAS BRAWIJAYA - TEMPAT PARKIR - KORIDOR FAKULTAS - CONTINUOUS

Eza membuka pintu mobil dan menutupnya rapat. Di tangannya sudah ada sebuket bunga lily. Ia membawanya masuk ke gedung fakultas. Langkahnya menaiki anak tangga hingga mencapai di depan kelas. Senyumnya sumringah, ia membuka pintu dengan cepat.

Eza terperangah dengan apa yang dilihat, di dalam kelas ada Lili dan seorang cowok tengah bercumbu. Keduanya tersentak ketika Eza membuka pintunya kencang.

LILI

Eza? Sorry-sorry (menghampiri kekasihnya dan memegang tangan Eza)

Keduanya berbicara di ambang pintu. Eza membuang muka dan menatap cowok yang terdiam di bangku. Eza kemudian meletakkan bunga lily itu ke tangan Lili.

EZA

Sekarang, kita selesai.

Lili mengamati bunga pemberian Eza. Ia menyesal hingga mematung di depan pintu, tidak mengejar kepergian Eza.

20.INT. GERBONG KERETA API - SORE

Gadis duduk di samping jendela sambil sambil melihat foto keluarga. Anak, ibu dan ayah berada dalam satu frame. Air matanya mengucur dan menetes ke ponsel. Perlahan ia mengusap foto itu dengan hati-hati agar tak sobek.

FLASHBACK

21.INT. RUMAH NIRINA - KAMAR GADIS - CONTINUOUS

Setelah menelepon Pakde Imam, Gadis duduk di tempat tidur sambil melihat foto keluarga yang baru saja dikirim Imam. Ia menerawang jauh dan mencetak fotonya dari printer di samping laptop. Sekarang hasil cetakan itu di depan matanya.

INSERT: Foto Aat Prawijaya, Vita Anggraeni dan Faren Ahmad Prawijaya saat bayi.

GADIS

Aku harus ke mana buat mecahin teka-teki ini (ekspresi bingung dan putus asa)

BACK TO SCENE

22.INT. GERBONG KERETA API - SORE

Gadis mengusap sisa air mata di pipi. Ia menerawang jauh menatap hamparan sawah yang luas lalu digantikan oleh terowongan yang menutupi pandangan.

FADE TO BLACK

23.EXT/INT. PELATARAN KOS PELANGI - KORIDOR KOS - KAMAR - NIGHT

Gadis berdiri di depan kos semacam rumah susun dengan tulisan KOS PELANGI yang tiap hurufnya berwarna sesuai pelangi. Ia tersenyum dan berjalan ke arah ibu yang sedang duduk di kursi teras. Dua koper di tangan kanan dan kirinya membuat langkahnya terasa pelan.

GADIS

Permisi, Bu..
Saya Gadis, hmm saya bisa bertemu sama pemilik kos ini di mana nggih Bu?

BU RETNO

Oh iya, ada yang bisa ibu bantu, Mbak?

GADIS

Oh..ini (mengeluarkan ponsel dan menunjukkan pada Bu Retno)
Kemarin saya sudah booking kos di sini selama tiga bulan, Bu.

BU RETNO

Oh, Mbak Gadis. Saya kira datang besok, ayo ayo langsung tak antar ke atas kalau gitu (tersenyum ramah)

Bu Retno masuk ke dalam rumah dan keluar lagi membawa kunci. Bu Retno menuntunnya menuju anak tangga dengan Gadis di belakang.

BU RETNO (CONT'D)

Ayo, Mbak. Pelan-pelan naiknya. (beat) Oh ya, tadi siapa namanya?

GADIS

Gadis, Bu

Bu Retno membuka kamar yang berada di lantai dua dan mulai memasuki ruangan. Gadis memegang dadanya lega sambil membawa dua koper.

BU RETNO

Ini dia penampakannya, Mbak heheh. Gimana menurut Mbak Gadis?

GADIS

(mengedarkan pandang dan mengarah ke balkon) Bagus, Bu saya suka. Ada balkonnya juga (terkekeh)
BU RETNO
Mbak Gadis ini darimana toh?

GADIS

Surabaya, Bu

BU RETNO

Oalah, wong suroboyo ta.
Yowes nek ngunu, ibu tinggal dulu yo

GADIS

Iya, Bu Terima kasih banyak Bu.

BU RETNO

Iyo, nanti nek ada apa-apa Mbak Gadis langsung ke rumah saya aja (tangannya menunjuk ke bawah)
Rumah saya di bawah kamar ini hehehe

GADIS

(mengacungkan jempol)

Bu Retno meninggalkan Gadis sendirian. Ia duduk dan memukul pelan kasurnya yang empuk lalu tersenyum karena perabotan di kos itu cukup lengkap dengan kamar mandi dalam.

SFX: Telepon berdering

Gadis mengambil ponselnya di tas dan meletakkan di telinga

NIRINA (O.S)

Halo, Gadis? Gimana sudah sampai belum? Kamu kok nggak ngabari Ibu.

GADIS

(memukul pelan dahinya) Oh iya, ini Gadis baruuuuu aja sampai Bu. Alma sudah tidur kah Bu?

ALMA (O.S)

Belum, Kakkkkkkk! Kakak sekarang sudah di kos?

GADIS

(tertawa renyah) Sudah adikku. Baru sampai, nih. Capek banget!

ALMA (O.S)

Kakkkk! Kapan-kapan Alma nyusul ke sana ya. Aku belum pernah ke Malang lho.

GADIS

(terdiam dan bingung)

NIRINA (O.S)

Gadis...

GADIS

Ah, iya. Pasti-pasti, tapi nanti ya Alma.

Gadis, Nirina dan Alma masih mengobrol hingga tak terasa waktu di jam dinding sudah menunjukkan tengah malam.

ESTABLISH SHOT: Kos Pelangi di waktu malam hari.

24.INT. PELATARAN KOS PELANGI - PAGI

ESTABLISH SHOT: Kos Pelangi di waktu pagi hari.

Gadis menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan keluar dari area kos sambil berlari. Ia memegang tas selempangnya erat agar isinya tak terjatuh.

Ia menyeberang jalan setapak sambil memegang perutnya yang lapar.

25.EXT/INT. PELATARAN FIONA FLORIST - AREA DALAM (KASIR) - CONTINUOUS

Gadis berdiri di depan tulisan fiona florist dan membuka pintunya.

SFX: Lonceng bunyi saat pintu dibuka

Gadis tertegun dengan banyak bunga di pot dan keranjang, ia mencium aroma yang memenuhi ruangan lalu tatapannya beralih pada seorang gadis yang berdiri di anak tangga.

KATRINA

Halo...(melambaikan tangan)

GADIS

Pagi, Kak. Saya Gadis.

KATRINA

Iya, iya saya tau. Melamar bagian kasir bukan?

GADIS

(mengangguk lalu mengulurkan tangan)

KATRINA

Katrina (menjabat tangan Gadis)
Oh ya, di lantai dua ada anak-anak administrasi (menunjuk atas) kalau di lantai satu ini cuma ada dua orang. Nanti kamu nggak sendiri, tapi sama Khusnul ya. Dia di bagian ngerangkai bunga. Jadi kamu fokus pembayaran aja. Paham kan, Dis?

GADIS

Paham, Kak.

KATRINA

Nanti waktu jam istirahat aku kenalin sama anak-anak yang lain oke?

GADIS

(mengangguk)
KATRINA
Oke, sekarang aku bakal ajarin kamu ya. Udah pernah pegang mesin kasir belum?

Katrina menuju tempat kasir diikuti oleh Gadis.

GADIS

Pernah, Kak.

Katrina menjelaskan panjang lebar sebelum jam kerja dimulai.

JUMP CUT TO

Gadis ditemani makan siang oleh khusnul, mereka berdua bersenda gurau sesaat bunyi lonceng mengagetkan keduanya. Khusnul refleks berdiri diikuti oleh Gadis.

KHUSNUL

Selamat datang di Fiona Florist. Ada yang bisa saya bantu, Kak?

Gadis terpaku saat seorang pria berseragam melangkah maju menghampiri keduanya. Ia mematung melihat lelaki di sampingnya.

WILDAN

Halo, Kak. Bunga karangan ya. Diambil besok bisa kan?

KHUSNUL

Bisa, Kak. Silakan tulis catatannya di sini ya. (menyodorkan kertas kosong)

Wildan sesekali membenarkan topi baret hijau yang menutupi kepala, ia juga melirik Gadis yang berdiri tegak menatap lurus ke depan. Khusnul memberikan catatan kertas dari Wildan pada Gadis untuk diketik di komputer. Tidak ada respons, Khusnul menyenggol lengan Gadis.

Gadis tersadar sambil mengambil kertas dari Khusnul, ia mulai mengetikkan kode pesanan, jenis bunga dan nama pemesan.

GADIS

Pengambilan atas nama siapa, Kak? (Matanya bertatapan lalu turun ke arah nametag di seragam tentara)

Gadis tersentak dan terus menatap tulisan di nametag pria itu.

INSERT: WILDAN NARATAMA (tulisan di nametag)

Badannya seketika menegang lantas dengan cepat mengetik nama yang tertera di komputer. Wildan menaikkan alis, merasakan ketegangan Gadis.

WILDAN

Wildan, Kak.

GADIS

Totalnya Rp 580.000 Kak.

Wildan merogoh dompet di saku dan memberikan sejumlah uang Rp 600.000. Gadis dengan cepat memberikan kembalian Rp 20.000 beserta struk/nota lalu menelungkupkan kedua tangan di depan dada.

GADIS (CONT'D)

Silakan berkunjung kembali. Terima kasih

Gadis segera membalikkan badan agar tidak melihat wajah Wildan. Khusnul mengerutkan kening, menatap aneh tingkah Gadis. Wildan membaca struk tersebut sambil berjalan ke arah pintu. Ia menyipitkan mata saat melihat tulisan di paling bawah.

INSERT: GADIS PRAWIJAYA, Kasir Fiona Florist

Wildan menoleh hendak menghampiri tapi lonceng di pintu berbunyi dan segerombolan anak SMA berlari ke meja Gadis dan Khusnul. Wildan meminggirkan badan agar tidak bertabrakan dengan mereka.

Wildan menutup pintunya dan berjalan ke parkiran mobil. Ia masih menjangkau Gadis dari kaca bening dan mengernyit.

26.EXT. JALAN RAYA - SORE

Gadis berjalan gontai sambil mengingat kejadian saat bertemu Wildan. Ia menyeberang jalan setapak tanpa melihat kanan kiri, hingga tangan besar menarik paksa Gadis ke pinggir jalan.

EZA

Astaga! Gila! Kamu mau mati?

Gadis mencerna apa yang terjadi. Tangannya masih dipegang Eza kencang. Rambutnya berantakan, Eza melepas genggaman tangan Gadis.

GADIS

Hah? (ekspresi bingung)

EZA

Meskipun ini jalan kecil, kamu nggak bisa seenaknya nyebrang gitu aja! Kamu mau mati hah?? (berteriak)

Gadis terperanjat dibentak, ia menutup kedua kupingnya lalu berjalan meninggalkan Eza begitu saja.

GADIS (O.S)

Ternyata bertemu Mas Wildan, membuat duniaku cukup berantakan.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar