Egg, Roll, Action!
6. Part 6

58. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - MORNING

Ega duduk termenung menatap TV. Bapak hendak berangkat berjualan, melihatnya sedih.

BAPAK
Ga, kamu gak jualan?
EGA
Nggak, Pak. Ega udah gak jualan lagi.

Bapak terlihat mau bertanya, tapi tidak berani.

BAPAK
Yaudah, Bapak duluan ya, Ga.

Ega hanya diam. Bapak pergi.

Ibu keluar dari ruang tengah, menatap Ega, sedih.

IBU
Ga, udah hampir seminggu loh kamu diam aja gini. Kenapa sih?
EGA
Maaf, Bu, Ega gak bisa cerita.

Ibu menghela napas.

IBU
Ibu tuh sekarang sampai gak percaya, kayaknya mending lihat jualan telur gulung daripada kayak gini.

Ega hanya diam.

IBU
Terus kalau kamu udah gak jualan lagi, rencana ke depannya mau gimana? Terus sama si Nathya gimana?

Ega tersentak. Dia langsung memeriksa HP-nya, tapi HP-nya mati total. Ega baru ingat.

EGA
Pasti gara-gara jatoh waktu itu.
(ke Ibu)
Sekarang hari apa, Bu?
IBU
Hari Sabtu, kenapa?
EGA
Ega lupa ada janji sama Nathya!

Ega segera bangkit dan masuk ke kamar. Ibu tersenyum melihat itu.

59. EXT. GEDUNG PERNIKAHAN - DAY

Ega yang sudah memakai jas berlari panik menuju gedung pernikahan. Dia berpapasan dengan mobil-mobil yang melaju keluar dari area gedung.

Ega melihat di depan gedung, karangan bunga ucapan selamat mulai diangkut oleh para Petugas. Di dekat tangga, ada Nathya dengan gaun cantiknya sedang duduk menunduk sedih.

Ega segera berlari mendekati Nathya.

Ketika sudah dekat Nathya, Ega berjalan perlahan. Ega cemas.

EGA
Nat...

Nathya mendongakkan kepalanya, melihat ke Ega. Tampak mata Nathya sembab akibat menangis lama.

Ega tertohok, merasa bersalah melihatnya.

EGA
Maaf, Nat, aku terlambat.
NATHYA
Aku udah coba hubungin kamu sampai puluhan kali, tapi gak ada yang nyambung.
EGA
Maaf, Nat, HP aku rusak.
NATHYA
Kenapa gak bilang? Kamu kan hafal nomor aku, tau medsos aku, kamu bisa pinjem HP orang, chat aku, ngabarin aku.

Ega tersentak.

EGA
Maaf, Nat. Aku lagi stres seminggu ini. Aku gagal jalanin misi aku. Aku gagal jadi keren, Nat.

Nathya menghela napas kesal.

NATHYA
Kamu dari dulu alasannya itu terus. Mau keren. Siapa yang minta, Ga? Aku gak pernah nuntut kamu jadi keren.
(beat)
Aku gak peduli sama kerjaan kamu, aku mau sama kamu karena aku percaya kamu orang baik. Aku percaya kamu kerja apa aja juga pasti hasilnya baik.

Ega tersentak.

EGA
Kamu bisa bilang gakpapa, tapi nanti papa mama kamu pasti masalah.

Nathya bangkit marah.

NATHYA
Gimana kamu tahu pasti masalah, kalo ketemu aja belum?!

Ega terdiam.

EGA
Ya kayak gitu aku gak perlu ketemu juga udah tahu. Kamu dari keluarga berada, mana mau terima keluarga aku.
NATHYA
Kamu takut papa mama aku nge-judge kamu, tapi nyatanya kamu yang nge-judge papa mama aku. Cara mikir kamu itu bermasalah!

Ega terdiam.

NATHYA
Kamu lupa kenapa dulu aku nerima kamu? Karena kamu ngasih aku hal kayak gitu.

Nathya menengok ke karangan bunga ucapan selamat di belakangnya. Ega ikut melihatnya.

NATHYA
Kamu beda sama yang lain. Kamu keren. Tapi kalau kamu tetap mikir diri kamu gak keren, ya aku gak bisa apa-apa.

Nathya tertawa sesak. Mata Ega berkaca-kaca.

NATHYA
Mungkin kamu memang gak perlu ketemu papa mama aku... Kamu gak perlu ketemu aku lagi juga... Kita putus.

NATHYA melangkah pergi dengan cepat seraya menyeka air matanya meninggalkan Ega yang terpaku. Tampak di belakang Ega, karangan bunga ucapan selamat itu diangkut pergi oleh Petugas.

Ega termenung sendiri.

60. EXT. JALANAN - DAY

Ega berjalan menunduk lemas. Dia melihat ada penjual jajanan sedang melayani anak-anak. Anak-anak tersenyum riang, mendapatkan jajanan itu.

Ega kembali berjalan lemas.

61. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY

Ega melihat gerobak telur gulung yang terparkir di depan rumahnya. Ega berjalan mendekati pintu, dia hendak membukanya, tapi pintu terkunci. Ega mengetuknya.

EGA
Bu! Bu!

Namun, tidak ada jawaban. Ega mencoba mengintip ke jendela, terlihat tidak ada siapa-siapa. Ega bergeser untuk mengintip lebih luas, dia menabrak gerobaknya. Dia menengok ke gerobak, ada secarik kertas disangkutkan di sana. Ega mengambilnya. Membacanya.

Ega terbelalak kaget.

62. EXT. RUMAH SAKIT - DAY

Halaman depan rumah sakit, ada papan nama rumah sakit, mobil ambulance terparkir. Ega muncul dari jalanan dengan berlari menuju pintu masuk.

63. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT - DAY

Ega berlari masuk ke ruangan. Tampak Ibu duduk di samping kasur, dan Bapak terbaring di atas kasur, tidak sadarkan diri. Ega syok.

Ibu melihat Ega langsung memeluknya.

EGA
Bapak kenapa, Bu?
IBU
Bapak pingsan pas jualan. Asam uratnya kambuh. Ada temennya yang bawa ke sini. Terus ngabarin Ibu. Karena kata kamu HP kamu rusak, jadi Ibu tinggalin surat aja.

Ega menatap Bapak.

EGA
Bapak punya asam urat? Kalau gitu, kenapa Bapak suka jualan jauh-jauh? Sampe malam juga. Kan bahaya, Bu!

Ibu menarik napas dalam, lalu menatap serius ke Ega.

IBU
Ega, ada yang mau ibu kasih tau ke kamu.

Ega yang menyender perlahan mendekati ibunya, lalu duduk di sebelah ibu.

IBU
Kamu masih inget dulu Bapak pernah mau jualan topeng?

CUT TO:

64. EXT. RUANG DEPAN - FLASHBACK

Bapak duduk mengamati topeng di tangannya. Terdengar SUARA PIRING PECAH dari ruang belakang. Bapak menengok ke belakang, perlahan bangkit lalu berjalan hendak ke ruang belakang.

EGA (O.S.)
Ya abisnya kenapa ibu mau nikah sama Bapak yang gak keren gitu?

Bapak menghentikan langkahnya tepat di depan tirai.

IBU (O.S.)
Emang Bapak gak keren ya? Menurut Ibu, Bapak itu keren banget loh.

Bapak tersenyum, tangannya meraih tirai, hendak membukanya.

EGA (O.S.)
Keren apanya? Bapak kerjanya cuma jualan telor gulung di sekolah.

Tangan Bapak terhenti, senyumnya hilang.

IBU (O.S.)
Ya kan keren itu bukan cuma soal pekerjaan. Bukan soal luarnya, tapi soal dalamnya. Hatinya.
EGA (O.S.)
Ah hati mana bisa dipamerin ke temen-temen. Pokoknya Bapak ituĀ gak keren! Aku gak mau jadi kayak Bapak, Kalo udah gede aku mau punya kerjaan yang keren!

Terdengar suara LANGKAH KAKI Ega menuju ke arahnya, Bapak langsung buru-buru kembali duduk. Ega keluar dari tirai dengan berlari dan terus berlari ke luar rumah.

Sementara Bapak masih duduk terdiam. Punggungnya mulai berguncang. Perlahan kita mendekatinya, lalu memutarinya hingga akhirnya kita melihat Bapak yang menangis.

Ibu keluar dari tirai, melihat ke luar mencari Ega, lalu melihat ke Bapak yang sedang duduk terguncang. Ibu langsung sadar dan segera memeluknya dari belakang.

IBU
Bapak denger?

Bapak mengangguk. Ibu memejamkan mata mencoba tak ikut menangis.

IBU
Jangan dimasukkin hati ya, Pak. Ega belum ngerti.

Bapak berhenti menangis, tubuhnya berhenti berguncang.

BAPAK
Mulai besok Bapak gak akan jualan di sekolah Ega lagi, Bu. Bapak akan cari sekolah lain.

Ibu tersentak, menatap tajam Bapak.

IBU
Gak perlu kayak gitu, Pak. Si Ega tinggal dijelasin, pasti ngerti kok. Sekolah lain kan jauh, Pak.

Bapak tersenyum.

BAPAK
Gakpapa, Bu. Siapa tau rejekinya juga lebih baik. Tapi Ibu janji ya jangan kasih tau soal ini ke Ega.

Ibu masih menatap tajam Bapak, ragu. Bapak mengusap tangan Ibu, menatapnya dalam. Ibu akhirnya luluh dan mengangguk.

BACK TO:

65. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT - DAY

Mata Ega berkaca-kaca.

IBU
Itu kenapa Bapak gak pernah jualan di SMP kamu, di SMA kamu. Di daerah sekitaran sekolah kamu.
(mulai sesak)
Bapak pilih cari tempat lain yang jauh, biar gak ketemu kamu sama temen-temen kamu.
(menangis)
Biar kamu gak malu punya Bapak kayak Bapak.

Ega menangis. Dia memeluk Bapak yang terbaring pingsan.

EGA
(menangis)
Maafin, Ega, Pak...

Ibu mengusap kepala Ega, lembut, ikut menangis.

66. INT. RUMAH SAKIT. LORONG - DAY

Ega dan Ibu berdiri di depan pintu kamar.

IBU
Yaudah, Ga, kamu pulang aja. Lagian cuma boleh satu orang yang jagain.
EGA
Hati-hati, Bu. Besok Ega ke sini lagi.

Ega salim pada Ibu, lalu berjalan pergi. Ibu kambali masuk ke kamar.

Ega yang tengah berjalan, berpapasan dengan Farhan yang tengah bersama anaknya. Ega syok. Farhan syok.

67. INT. RUMAH SAKIT. RUANG TUNGGU - DAY

Ega dan Farhan duduk sebelahan. Tampak di depan mereka, Anak Farhan sedang bermain mobil-mobilan.

FARHAN
Maaf, gua udah mukul lu. Udah nyalahin lu.
EGA
Gapapa, gua paham kok. Yang penting anak lu udah gak kenapa-napa.

Tampak Anak Farhan menunjukkan mobil-mobilannya ke Ega dan Farhan seraya tersenyum. Farhan dan Ega membalas tersenyum.

FARHAN
Iya, tapi ada yang mesti lu tau, Ga.

Farhan menengok ke Ega. Ega menengok ke Farhan.

EGA
Apaan?
FARHAN
Anak gua bilang selain makan telur gulung dari lu, hari itu dia juga dapet permen dari seseorang

Ega memicingkan matanya.

EGA
Siapa?
FARHAN
Dia gak kenal, katanya bukan guru, atau pun orang yang biasa di sekolah. Yang dia inget orangnya pakai cincin batu akik warna-warni di seluruh jarinya.

Ega tersentak.

EGA
Gua tahu orangnya.

Farhan terkejut.

FARHAN
Beneran? Siapa, Ga?!
EGA
Tenang, biar gua yang urus, gua pastiin dia bakal dapat hukumannya. Lu mendingan temenin anak lu aja. Dia lebih butuh lu ada di sampingnya.

Farhan menengok ke anaknya. Ega menatap tajam serius.

68. EXT. MUSHOLA SEBERANG SD - DAY

Tampak Para Penjual Jajanan kini mangkal di sini, dan sepi pembeli.

IPUL
Anak-anak gak akan lewat sini. Paling yang udah gede aja, yang pada bisa nyeberang.

Dari kejauhan tampak Ega berjalan mendekat. Semua melihatnya, lalu berkumpul mendekat. Ega berhenti di hadapan mereka.

UDIN
Ngapain lu? Mau bikin kita diusir dari sini juga?
EGA
Saya minta maaf atas semua yang terjadi, saya gak maksud begitu. Saya juga jadi korban, seperti kalian dulu diusir dari kantin.

Semua saling pandang lalu melirik tajam ke Ega.

DENI
Maksud lu apa?
EGA
Penjahat sebenarnya masih berkeliaran. Dia yang udah bikin kalian diusir. Dia yang tega ngeracunin anak-anak dan dia sekarang menguasai kantin sekolah.

Semua tersentak kaget.

IPUL
Kan gua bilang juga apa! Ini pasti konspirasi!
UDIN
Kita harus balas dendam! Kita obrak-abrik kantin mereka!

Udin hendak berlari ke sekolah, tapi ditahan Ega.

EGA
Sebentar, kita lakuin ini bukan buat balas dendam, tapi buat menyelamatkan nyawa anak-anak dari ancaman penjahat.
UDIN
Ya terserah, pokoknya asal bisa ngehajar, gua ikut!

Udin menjulurkan tangannya.

DENI
Gua juga ikut.

Deni menjulurkan tangannya, di atas tangan Udin.

Ipul tersenyum dan langsung ikutan menjulurkan tangannya.

IPUL
Gua jelas ikut.

Ega tersenyum, dan menaruh tangannya di atas tangan Ipul.

Semua menatap ke Abah Mo.

ABAH MO
Kamu anaknya Rohman kan?

Ega terkejut. Abah Mo tersenyum. Dia hendak menaruh tangannya, tapi dipegang oleh Udin.

UDIN
Duh, Abah gak usah ikutan deh. Mau perang nih, Bah. Nanti malah keinjek.
EGA
Udah gakpapa, Bang. Nanti Abah ikut awasin dari jauh aja.
DENI
Iya, kasian lu, masa gak diajak sendiri.
UDIN
Yaudah, sini, Bah, tangannya.

Abah Mo menaruh tangannya di atas tangan Ega.

UDIN
Jajanan!
SEMUA
(mengangkat tangan ke udara)
Bersatu!

Semua bersorak semangat.

IPUL
Eh, tapi ini gimana rencananya?

Semua menatap ke Ega. Ega memberikan kode untuk mereka mendekat. Mereka mendekatkan wajah mereka.

EGA
Oke, jadi begini...

69. INT. RUMAH - RUANG DEPAN - DAY

Ega melihat ke dua buah berkas yang dia ambil dari ruangan Kepala Sekolah. Dia membuka keduanya.

EGA (V.O.)
Saya sudah ada bukti tertulis bahwa hal ini konspirasi. Tapi saya masih barang bukti dan juga saksi atau pengakuan langsung dari pelakunya.

Ega membuka rak meja TV dan merogoh mencari sesuatu.

EGA (V.O.)
Karena itu kita akan serang langsung mereka besok di acara reuni akbar. Tapi kita gak bisa masuk gitu aja. Saya akan bawakan 'tiket masuk' untuk kalian.

Ega mengeluarkan kotak usang, dia membukanya, tampak isinya adalah Topeng buatan Bapak dulu.

70. EXT. DEPAN SD - THE NEXT DAY

Ega dan Para Penjual Jajanan tampak sudah mengenakan topeng, berbaris ke samping, berjalan dengan gaya, diiringi MUSIK AKSI.

Mereka berhenti di depan gerbang. Di atas gerbang tampak ada spanduk, "Reuni Akbar", "Tema: Pesta Topeng". Tampak banyak orang masuk dengan memakai topeng. Ada Satpam berdiri mengawasi di depan gerbang.

Udin terlihat gelisah. Deni menyenggolnya.

DENI
Jangan panik, Bang! Nanti ketahuan.
UDIN
(panik)
Siapa yang panik? Gua biasa aja!

Ega mendekati Abah Mo.

EGA
Bah, Abah jaga di luar aja ya. Kalau ada apa-apa, hubungin saya pakai ini.

Ega memberikan Handy Talkie pink.

IPUL
Biar kata keliatannya kayak mainan, tapi itu beneran berfungsi, Bah. Itu produk kebanggan dari Ipul.

Abah Mo mengangguk.

EGA
(ke yang lain)
Yaudah, kalian siap?

Semua mengangguk.

EGA
Ayo kita masuk.

Kecuali Abah Mo, semua menarik napas dalam, lalu menghembuskannya. Lalu mereka melangkah bersamaan menuju gerbang.

Satpam melihat mereka, Udin berusaha tidak panik. Akhirnya mereka bisa masuk.

EGA
Oke, saatnya beraksi!
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar