Egg, Roll, Action!
2. Part 2

18. INT. KANTOR BIN. LORONG - DAY

Komandan berjalan diikuti oleh Para Agen, tampak Ega berada di paling belakang.

KOMANDAN
Kalian sudah mendengar apa yang harus kalian lakukan dalam misi kali ini, sekarang saatnya kalian mendapatkan apa yang kalian butuhkan untuk melaksanakannya.

Komandan berhenti di depan sebuah patung. Komandan menekan patung tersebut, patung bergesar. Tampak ada sebuah pintu rahasia di belakangnya. Para Agen tercengang kagum.

Komandan membuka pintu.

19. INT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - CONTINOUS

Pintu dibuka oleh Komandan. Para Agen tercengang.

Tampak suasana ruangan ala lab rahasia dengan berbagai teknologi canggih dengan PARA ILMUWAN melakukan eksperimen dan PEGAWAI lalu lalang.

JONI
(bergumam)
Gua baru tahu kita punya ruangan ini.

Komandan yang mendengar Joni, tersenyum bangga.

KOMANDAN
Ya memang ruangan ini untuk orang umum hanya fiktif belaka. Publik hanya tahu bahwa hal-hal seperti ini hanya ada di film-film.
(ke Para Agen)
Mari ikuti saya.

Ega, Joni, dan Beberapa AGEN Lainnya berbaris mengikuti Komandan yang berjalan di depan.

Mereka sampai di depan meja panjang yang di atasnya berderet koper silver. Komandan berhenti dan Para Agen berbaris tepat di masing-masing koper.

KOMANDAN
Semua yang kalian butuhkan untuk misi penyamaran ini ada di dalam koper ini. Silakan periksa koper kalian masing-masing.

Para Agen mendekat ke koper, tampak ada nama mereka. Lalu mereka membuka kopernya dan tampak berisi seragam guru lengkap dengan sepatu pantofel.

KOMANDAN
Tidak perlu dicoba, semua ukurannya telah disesuaikan dari data profil kalian. Jadi semuanya pasti pas.

Ega membuka kopernya, tampak isinya pakaian lusuh, lengkap dengan sendal jepit.

Ega melongo. Ega segera mengangkat tangannya.

EGA
Mohon izin, Komandan, mungkin koper saya ada kesalahan.

Komandan mendekati Ega, dan melihat isi kopernya.

KOMANDAN
Tidak, ini memang benar koper kamu. Ingat, Ega kamu punya pendekatan yang berbeda.

Ega terbengong.

KOMANDAN
(ke Para Agen)
Kalau sudah pastikan tidak ada yang kurang, mari kita lanjutkan.

Komandan berjalan, Para Agen mengikuti sambil membawa kopernya. Ega menyusul paling belakang.

Mereka berhenti di meja etalase penuh barang elektronik.

KOMANDAN
Ini peralatan penunjang untuk tugas kalian. Semua akan mendapatkan alat komunikasi...

Pegawai memberikan Handy Talkie kepada semua Agen.

KOMANDAN
...Tapi kalian akan mendapatkan barang lainnya disesuaikan dengan standard target sekolah kalian. Sekolah negeri, swasta, dan international, tentu berbeda. Hal ini agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Pegawai membagikan Handphone, ada yang dapat iPhone, ada yang dapat Smartphone Android kelas menengah. Para Agen yang dapat iPhone sumringah.

KOMANDAN
...Ingat! Itu adalah inventaris kantor, jadi jangan sampai rusak.

Pegawai memberikan Ega sebuah Smartphone Android jadul dengan layar retak. Ega menganga. Ega mau protes, tapi Komandan lanjut berjalan, para Agen mengikutinya. 

Mereka tiba di depan deretan kendaraan bermotor. Ada mobil mewah, menengah, sampai mobil tua. Begitupun motor, ada motor mewah, menengah, dan tua.

KOMANDAN
Sekarang bagian yang paling saya wanti-wanti. Biasanya para agen, khilaf di sini jadi camkan ini baik-baik. Yang akan kalian dapatkan ini adalah kendaraan dinas. Jangan dipakai untuk selain bertugas!

Para Agen terpukau melihat mobil dan motor tersebut.

KOMANDAN
Seperti tadi, kendaraan yang kalian dapatkan disesuaikan dengan penempatan tugas kalian.

Pegawai membagikan kunci kendaraan kepada Para Agen. Namun, Ega tidak mendapatkan apa-apa.

EGA
Mohon izin, Pak, apa saya tidak dapat kendaraan?
KOMANDAN
Oh, Ega, khusus buat kamu, saya bebaskan untuk pilih sendiri.

Ega sumringah.

EGA
Beneran, Pak?
KOMANDAN
Iya, tapi bukan yang di sini.
(menunjuk ke arah lain)
Yang di sana.

Tampak ada deretan berbagai macam gerobak dagangan terparkir.

Ega jatuh lemas hingga berlutut. Joni segera membantunya untuk bangkit berdiri.

KOMANDAN
Eh, tunggu, mungkin tidak semua gerobak tepat untuk tugas ini. Lebih baik saya pilihkan saja.

Komandan berjalan mendekati gerobak, Ega bangkit dengan lemas lalu berjalan mengikutinya. Mereka berjalan sambil mengamati gerobak.

Gerobak Sayur.

KOMANDAN
Ini sih buat di komplek, bukan buat sekolah.

Gerobak Kebab.

KOMANDAN
Terlalu mewah, kemahalan buat jajan anak SD.

Gerobak Wedang Ronde.

KOMANDAN
Ini sih jualannya malam, anak SD udah pada pulang.

Gerobak Batagor, Bakso, Siomay, dan gerobak lain yang biasa jualan di depan SD.

KOMANDAN
Nah, yang ini aman.
(ke Ega)
Silakan kamu pilih.

Ega mengamati gerobak-gerobak itu. Namun, Pegawai datang membisiki Komandan.

KOMANDAN
(kaget, marah)
Apa? Semuanya mau dipakai untuk misi pengintaian?

Pegawai mengangguk. Ega menatap Komandan, waswas.

KOMANDAN
(mengeluh kesal)
Ah, kenapa kita jadi harus mengintai orang-orang yang bikin masalah di media sosial? Bikin repot aja!
(ke Pegawai)
Gak ada lagi yang sisa?

Pegawai menggaruk kepalanya, mengingat-ingat. Lalu dia mengajak Komandan dan Ega berjalan mengikutinya.

Mereka bertiga berhenti tepat di sebuah gerobak, menghadap kita. Komandan mengangguk.

KOMANDAN
Ya, ini boleh.

Tampak gerobak di depannya adalah gerobak telur gulung.

Ega terbengong menatap gerobak itu.

KOMANDAN
(ke Ega)
Ya sudah, untuk misi kali ini, ini kendaraan dinas kamu. Dijaga baik-baik.

Komandan pergi. Pegawai ikut pergi. Sementara Ega masih terbengong menatap gerobak itu.

20. INT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - MOMENTS LATER 

Joni sedang mengeluarkan isi kopernya, seragam guru. Dia menatapnya takut.

JONI
Duh, kualat nih gua dulu sering ngerjain Pak Husein. Sekarang gua yang bakal dikerjain anak-anak sekolah deh.

Ega datang menghampirinya.

Ega
Jon, Jon, Lu gak mau jadi guru kan? Mau tukeran sama gua gak?

Joni kaget.

JONI
Emang boleh?
EGA
Ya kita coba ajuin aja bareng ke Komandan. Siapa tau dikasih. Gimana? Lu mau kan?

Joni menggaruk kepalanya. Dia melihat ke Komandan yang berdiri di kejauhan.

JONI
Tapi lu yang ngomong ya.
EGA
Iya! Ya udah ayo, sebelum Komandan pergi.

Ega menarik Joni untuk menghampiri Komandan.

Komandan berdiri mengawasi. Dia melihat Ega dan Joni datang mendekat. Begitu sampai di hadapan Komandan, Ega dan Joni langsung berdiri sigap.

EGA
Mohon izin bicara, Komandan.
KOMANDAN
Silakan.
EGA
Mohon dipertimbangkan untuk saya dan Agen Joni untuk bertukar misi. Karena Saya merasa saya bisa lebih baik menjadi guru dan Joni bisa lebih baik menjadi penjual jajanan.

Komandan menatap tajam ke Ega dan Joni.

KOMANDAN
Jadi, kalian anggap penilaian saya itu salah?

Ega dan Joni tegang.

KOMANDAN
Keputusan saya tidak bisa diganggu gugat.

Ega tersentak. Komandan berjalan mendekati Joni. Komandan menatap tajam ke Joni. Joni berkeringat dingin.

KOMANDAN
Saya tahu kamu cuma mendukung ide rekan kamu ini. Saya akan menganggap kamu tidak ikut menghadap saya, kalau kamu segera bersiap untuk misi kamu sekarang.
JONI
(panik)
Siap, Komandan!

Joni segera pergi, memberikan ekspresi, "sorry, Bro" ke Ega.

Komandan berjalan mendekati Ega. Dia menatap Ega. Ega tampak tegang.

KOMANDAN
Tidak perlu takut, saya sengaja menyuruh Joni pergi, agar kita bisa bicara berdua.

Ega terkejut. Komandan tersenyum.

KOMANDAN
Sekarang coba kamu jelaskan maksud kamu tadi.

Ega menelan ludah.

EGA
Maaf, Komandan, saya yakin saya bisa mengerjakan misi ini lebih baik kalau saya menyamar jadi guru. Kalau Komandan ragu, Komandan bisa lihat profil saya. Nilai ujian saya.

Komandan menghela napas, dia memegang bahu Ega.

KOMANDAN
Ega, justru karena saya lihat profil kamu makanya saya percaya kamu bisa menjalankan tugas ini dengan baik.

Ega terdiam, tidak mengerti.

KOMANDAN
Menyusup ke dunia para pedagang itu lebih sulit daripada menyusup ke lingkungan guru. Saya butuh Agen yang cerdas seperti kamu.

Ega mengerti, tapi masih terdiam. Komandan menatap Ega, seperti bisa mengetahui isi kepalanya.

KOMANDAN
Ega, menjadi agen intelijen itu bukan buat keren-kerenan. Tapi untuk mengabdi kepada negara. Menolong masyarakat. Kalau kamu berhasil menjalankan misi ini, maka kamu sudah menjadi keren.

Komandan tersenyum, Ega termenung.

KOMANDAN
Sekarang cepat kamu bersiap, kamu sudah ketinggalan oleh rekan-rekan kamu.

Ega memberikan hormat, lalu berjalan meninggalkan Komandan.

Ega disambut oleh Joni.

JONI
Gimana, Bro? Lu gak dipecat kan?
EGA
Nggak, sorry ya lu jadi kena juga.
JONI
Santai lah. Yang penting lu buruan deh, sebelum dimarahin Komandan lagi.

Ega melihat kopernya, dia membukanya.

21. INT. KANTOR INTEL. RUANG PERSIAPAN - MOMENTS LATER

Ega sudah memakai pakaian penyamarannya, kaos oblong, celana kargo usang, handuk tangan, topi, dan sepasang sendal jepit. Dia melihat refleksi bayangannya di cermin tampak seperti bapaknya.

Joni yang tampil seperti Guru Sekolah membawa berkas berjalan menghampiri Ega.

JONI
Aduh gak enak banget ini baju, sepatunya apalagi, pantes ya dulu guru gua di sekolah marah-marah mulu.

Ega menatap Joni dengan sinis.

JONI
Oh iya, tadi dibagiin berkas sekolah yang jadi lokasi untuk misi kita. Ini punya lu.

Joni memberikan berkas ke Ega. Ega membukanya dan terbelalak kaget.

EGA
Ini sih SD gua!
JONI
Wah, serius lu? Asyik dong?

Ega menatap Joni kesal.

EGA
Kalau ada yang ngenalin gua gimana?
JONI
Santai aja, Bro. Lu kan sekolah di situ udah belasan tahun lalu. Gak bakalan ada yang inget.

Ega tampak berpikir.

KOMANDAN
Perhatian semua, para agen.

Para Agen langsung berbaris rapi, tampak mereka sudah mengenakan pakaian penyamarannya. Ega terlihat mencolok dengan gaya pakaian yang berbeda sendiri.

KOMANDAN
Keluar dari sini kalian akan menghadapi resiok dari pekerjaan ini. Saya dan rekan-rekan di sini mendoakan keberhasilan dan keselamatan kalian. Selamat bertugas, saya menunggu kabar baik dari kalian.

Komandan memberikan hormat. Para agen membalas hormat.

Komandan menurunkan tangan, lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan. Para agen langsung bubar ke posisinya masing-masing.

JONI
(ke Ega)
Good Luck, Bro!

Joni menepuk bahu Ega, lalu pergi.

Pintu terbuka tampak cahaya dari luar. Para Agen mengendarai motor dan mobilnya ke luar. Joni keluar mengendari vespanya, melambaikan tangan ke Ega.

JONI
See you on top, Bro!

Ega mendengus kesal. Dia melihat sekitarnya. Tinggal dia sendiri di sana.

Ega menatap gerobak telur gulung dan bambu pikulan. Merenung.

22. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY - FLASHBACK

Ega Kecil sedang memainkan bambu pikulan seolah senjata melawan musuh khayalan. Bapak muncul dari dalam rumah.

BAPAK
Ega, jangan dimainin, Bapak mau berangkat.

Ega Kecil tertawa lalu mengaitkan bambu ke dua gerobak. Saat ingin meikulnya, Bapak lebih dulu mengambil posisi berjongkok di bawah bambu.

BAPAK
Berat, kamu gak akan kuat, biar Bapak aja.
EGA KECIL
Ega mau nyobain, Pak.

Ega Kecil mencoba merebut posisi Bapak, tapi Bapak tidak memberikannya kesempatan. Ega Kecil kalah.

BAPAK
Nanti aja kalau kamu udah gede.
EGA KECIL
Janji ya?
BAPAK
Nggak deh, kalau udah gede, Bapak mau kamu gak jadi kayak Bapak. Kamu harus sekolah yang pinter, biar jadi sukses.

Bapak mengelus kepala Ega Kecil.

BACK TO:

23. EXT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - DAY

Ega tersadar dari lamunannya, lalu berjongkok di bawah bambu pikulan. Dia lalu perlahan bangkit sambil memanggulnya hingga kedua gerobak ikut terangkat. Dia berjalan perlahan ke luar.

24. EXT. JALANAN - DAY

Ega berjalan memikul gerobak di bawah terik matahari. Dia kepanasan, menyeka keringatnya dengan handuk yang ia gantungkan di lehernya.

Ega berjalan memikul gerobak terlihat risih ketika ada orang yang melihatnya, walaupun mereka melihat dengan tatapan wajar. Dia langsung menunduk, atau melihat ke arah lain.

Ketika melewati ANAK-ANAK, Ega justru berjalan semakin cepat, bahkan sampai bersembunyi ke dalam gang, takut mereka beli.

25. EXT. DEPAN SD - DAY

Ega akhirnya tiba di depan SD-nya. Dia ngos-ngosan. Dia menatap ke sekolahnya yang kini sudah tingkat dan warna catnya sudah berbeda, lebih cerah.

EGA
Lama gak ketemu, udah gede aja nih sekolah.

Ega melihat ke sekitar, tampak beberapa Abang Penjual Jajanan. Ada Abang Cilok, Abang ayam tepung mini, Abang Es Kocok, dan Abang mainan. Mereka sibuk melayani anak-anak yang jajan.

EGA
Duh, kalau anak-anak pada beli, bisa repot gua. Cari tempat sepi aja deh.

Ega celingukan mencari tempat yang sepi. Para Penjual Jajanan memicingkan mata melihatnya. Ega tersenyum sambil mengangguk permisi.

Ega akhirnya menemukan tempat yang sepi, dia menurunkan gerobaknya.

EGA
Nah, sekarang gua bisa menyelidiki tanpa harus jualan. Gua harus pantau para penjual itu satu-satu.

Ega hendak melangkah pergi meinggalkan gerobaknya, tapi seorang MURID GEMUK (8) muncul menghadang. Ega tersentak, dia mau melewati Murid Gemuk, tapi Murid itu mengikutinya. Ega ke kiri, dia ke kiri. Ega ke kanan, Dia ke kanan.

MURID GEMUK
Jualan apa Bang?

Ega tersentak, mundur.

EGA
Eh... Jualan? Siapa yang jualan?
MURID GEMUK
Itu gerobak abang kan?

Murid Gemuk menunjuk ke gerobak di belakang Ega. Ada tulisan, 'telur gulung'.

MURID GEMUK
Telur gulung? Apaan tuh? Saya belum pernah nyobain. Beli dong, Bang!

Murid Gemuk menyodorkan uang Rp 2.000. Ega terdiam menatap uang itu. Murid Gemuk semakin maju sambil menyodorkan uangnya, sementara Ega berjalan mundur menghindarinya seperti itu beracun. Hingga akhirnya Ega menabrak gerobaknya.

Murid Gemuk menyodorkan uang ke wajah Ega, Ega mencoba memalingkan wajahnya.

MURID GEMUK
Abang beneran jualan gak sih? Kalau nggak, jangan di sini, Bang! Ngalangin! Saya aduin ke satpam biar abang diusir!

Ega tersentak, lalu langsung mengambil uang itu.

EGA
I-iya, abang jualan kok. Jangan diaduin ya. Tunggu ya.

Ega lalu duduk di antara gerobaknya. Dia memasukkannya ke dalam laci yang kosong. Lalu memperhatikan semua bagian gerobaknya. Murid Gemuk mengawasinya dengan curiga.

Ega lalu menyalakan kompor, memecahkan telur ke dalam teko, memberikan garam, lalu mengocoknya dengan sendok. Lalu menuangkan telur itu ke dalam minyak. Lalu mengambil stik dan mulai menggulungnya.

Murid Gemuk melihat itu melongo kagum.

MURID GEMUK
Wih keren!

Anak-anak lain jadi menengok ke arah Ega dan segera berkumpul mendekatinya. Mereka semua terkagum-kagum saat melihat Ega menggulung telur yang kedua.

CROWD
Beli, Bang! Beli, Bang! Beli, Bang!

Ega syok dikerumuni anak-anak. Pandangannya ke sekolah semakin lama semakin terhalang oleh Anak-anak.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar