Detektif Partitengil
9. ACT 3.2.

82. EXT. KANTOR POLISI, HALAMAN - SORE 

Di depan pintu kantor polisi tampak BEBERAPA WARTAWAN sedang menunggu. 

Mobil pejabat polisi memasuki halaman lalu berhenti tepat di depan kantor polisi. Pintu belakang mobil dibuka dari dalam, lalu POLISI #3 turun. Beberapa Wartawan mewawancarinya (door stop). 

WARTAWAN #1

Selamat siang pak. Bagaimana perkembangan kasus pembunuhan Hotel Mawar?

POLISI #3

Kami masih mengumpulkan informasi dan bukti. Lengkapnya nanti akan ada press conference. 

POLISI #1 dan POLISI #2 yang baru keluar dari kantor polisi mengawal proses wawancara. 

WARTAWAN #2

Apakah benar suami korban yang menjadi dalang pembunuhan? 

POLISI #3

Kita melihat kemungkinan seperti itu, tapi masih terbuka kemungkinan yang lain. 

WARTAWAN #3

Apakah benar pelakunya satpam komplek bernama Aming dan Tora? 

WARTAWAN #1

Di mana sekarang Aming dan Tora? 

Tiba-tiba di halaman terlihat MOTOR yang dikendarai TORA dan diboncengi AMING datang dengan kecepatan tinggi, lalu ngepot dan berhenti dalam keadaan jatuh. 

SFX (O.S.)

NGEENG... SEROSOOT, GUBRAK! 

Untungnya Tora dan Aming sudah siap dengan “pendaratan” ekstrim tersebut sehingga mereka jatuh dalam kondisi berdiri. Tora dan Aming mendekati kerumunan wartawan dan Polisi. 

TORA

Pak, tolong pak, tangkap saya, Pak!

Wartawan dan Polisi kaget melihat Tora dan Aming mendekat. 

POLISI #1

Lho? Aming? 

POLISI #2

Tora?!

POLISI #3

Cepat amankan!

Polisi #1 dan Polisi #2 sigap melaksanakan perintah dengan menangkap Tora dan Aming. Wartawan memanfaatkan kesempatan ini untuk mewawancarai Aming dan Tora. 

WARTAWAN #1

Aming dan Tora, apakah benar anda yang membunuh Bu Didu dan Rocky Brumbrum? 

AMING

Bukan, bukan... bukan kami yang membunuh... 

WARTAWAN #2

Lalu kenapa anda menyerahkan diri? 

TORA

Soalnya itu, pak... kita dikejar geng motor... 

Saat yang sama, di gerbang kantor polisi, datang beberapa motor ITEM BLACK dan beberapa motor WHITE COLOR. Geng Item Black dipimpin oleh LELAKI JAKET HITAM (LJH), TEMAN LJH dan IB #1 (bermotor hitam dengan nomor 1313 dan helm fullface yang tidak pernah dibuka), sedangkan geng White Color dipimpin oleh KETUA WHITE COLOR (Ketua WC) dan LELAKI TAMPANG BENGIS (LTB). 

LJH dan Ketua WC kaget, mereka baru sadar sedang berada di mana. 

LJH

Sial! Kita dijebak ke kantor polisi!

KETUA WC

Tenang saja, kita nggak salah. 

Tiba-tiba mata Aming tertuju pada motor yang ada di samping LJH, yaitu motor IB #1 yang berwarna hitam dengan nomor 1313. IB #1 mengenakan helm fullface yang tidak pernah dibuka. 

Polisi #1 dan Polisi #2 menggiring Aming dan Tora ke kantor polisi tapi terhambat oleh kerumunan wartawan yang ingin mewawancarai Aming dan Tora. 

WARTAWAN #3

(ke Aming)

Apakah anda tahu siapa yang membunuh Bu Didu dan Rocky Brumbrum. 

Aming masih diam, berpikir keras, sehingga Tora terpaksa menjelaskan. 

TORA

Saya saja yang jawab...

(beat)

Menurut pelenyidiki, eh pedinyiliki, eh penyelidikan kami, pembunuhnya adalah Pak Didu... 

Aming yang masih menatapi IB #1 tiba-tiba teriak. 

AMING

BUKAN!

Semua orang terdiam, termasuk polisi yang tadinya hendak membawa Aming dan Tora masuk ke kantor polisi. 

AMING (CONT’D)

Pembunuhnya bukan Pak Didu... bukan juga saya dan Tora... tapi DIA! 

Aming menunjuk IB #1. 

AMING (CONT’D)

Orang yang pakai motor hitam dengan nomor 1313...

Pernyataan Aming mengagetkan LJH dan IB lainnya. 

LJH

Dia anak buah saya, anggota Item Black... nggak mungkin dia bunuh Rocky Brumbrum, ketua Item Black... 

Ketua WC tersenyum sinis atas pernyataan Aming. 

KETUA WC

Paling ngaco lagi, kayak tadi... 

WC + IB

Hahaha... 

AMING

Saya memang pernah salah... tapi kali ini nggak mungkin salah... saya tahu dia siapa, saya tahu gimana dia ngebunuh Rocky Brumbrum dan Bu Didu... saya juga bisa nunjukkin bukti yang tidak terbantahkan... 

KETUA WC

Inget ya, tadi lo nuduh White Color yang ngebunuh, itu fitnah, dan itu bikin gue marah...

LJH

Sekarang lo tuduh Item Black sendiri yang ngebunuh, kalau salah lagi, lo nggak akan selamat dari kita... 

Polisi #1 dan Polisi #2 mendorong Aming dan Tora menuju pintu. 

POLISI #1

Sudah. Nggak perlu ditanggapi... 

Tiba-tiba Aming teriak lagi. 

AMING

GUE AMBIL RESIKO ITU! 

Polisi #3 memberi kode kepada Polisi #1 dan Polisi #2 agar membiarkan Aming bicara. 

AMING (CONT’D)

Karena kali ini gue nggak akan salah. 

(menunjuk IB #1)

Dia adalah... 

83. EXT. GUDANG KOSONG, HALAMAN - MALAM (FLASHBACK)

Setting waktu adegan ini adalah antara SCENE #1 dan SCENE #2 setelah adegan sabung ayam (judi). 

AMING (O.S.)

Si Kribo! 

SI KRIBO sedang membuka kunci jok motornya ketika AMING dan TORA (membawa JONTOR dalam tas ayam rotan) melintas. 

TORA

Wuidih, adu ayamnya kalah terus, tapi motornya baru...

SI KRIBO

Iya, dong... gue kan punya gaji... 

AMING

Bilang aja kredit... 

SI KRIBO

Tahu aja, lo... 

Terlihat plat nomor motor Si Kribo bernomor 1313. 

BACK TO SCENE: 

Aming menunjuk IB #1. 

AMING

Buka helmnya!

LJH memberi kode pada Teman LJH yang lalu memaksa dan membantu IB #1 untuk membuka helmnya. Lalu terlihat rambut kribo Si Kribo mengembang setelah terlepas dari jepitan helm. 

AMING (CONT’D)

Si Kribo kerja di Hotel Mawar sebagai satpam... dia punya akses ke semua tempat, dia tahu tempat mana saja yang berada dalam pengawasan kamera CCTV, dia juga punya akses langsung ke ruang kontrol untuk merusak atau menghilangkan video CCTV koridor lantai tiga tempat kejadian perkara... 

Polisi #1 dan Polisi #2 mengangguk-anggukkan kepala seolah menyetujui omongan Aming. 

WARTAWAN #1

Tapi itu nggak membuktikan bahwa dia melakukan pembunuhan... 

WARTAWAN #2

Apakah anda melihat atau menyaksikan pembunuhan itu? 

AMING

Tidak. Tapi saya tahu dia yang membunuh... 

84. EXT. HOTEL MAWAR - SIANG (FLASHBACK)

AMING keluar dari lobby hotel sambi mencari-cari. Ia terlihat gugup dan panik karena baru saja melihat dua mayat di kamar Bu Didu. 

AMING (O.S.)

Sewaktu saya menemukan Rocky Brumbrum dan Bu Didu dalam keadaan mati di Hotel Mawar, saya cari Si Kribo di tempat dia biasa berjaga untuk melapor. 

Aming menghampiri DOORMAN yang sedang berjaga di depan pintu. 

AMING (CONT’D)

Mana Si Kribo? 

Doorman mengangkat bahu. Aming semakin gelisah. Ia ingin melakukan sesuatu, tapi ragu, hingga akhirnya ia berniat untuk pergi. 

AMING (O.S.) (CONT’D)

Tapi sewaktu saya mau pergi, Si Kribo muncul... 

SI KRIBO menghampiri Aming sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. 

SI KRIBO

Ming! Lo cari gue...?

Aming menatapi Si Kribo dengan ekspresi penasaran, penuh tanda tanya. 

BACK TO SCENE: 

Semua menunggu kelanjutan cerita Aming. 

AMING

Waktu itu rambut Si Kribo kempes, sepertinya dia baru keramas... 

WARTAWAN #3

Lalu?

AMING

Itu artinya dia baru selesai mandi. Sebuah aktivitas yang tidak lazim dilakukan pada siang bolong yang panas terik... 

WARTAWAN #1

Bentar, bentar... ini belum ada hubungannya sama pembunuhan... 

AMING

Pertanyaan besarnya adalah, kenapa dia mandi? 

TORA

Ya kali aja kegerahan... 

BEBERAPA IB

Bener, bener... 

IB #2

Gue juga mandi kalo kegerahan. 

AMING

Tapi dia ganti baju... 

TORA

Ya kalo kegerahan kan keringetan, pantas aja ganti baju... 

Aming kesal dengan celetukan Tora lalu bicara dengan suara hampir berbisik. 

AMING

Lo jangan lawan omongan gue, dong... 

TORA

Oh iya, iya... sori... 

AMING

Si Kribo mandi, lalu ganti baju karena ingin menghilangkan jejak pembunuhannya. 

(beat)

Korban mati dibunuh dengan pisau belati, darahnya berceceran di lantai, karpet, dinding dan... pastinya kena tangan, baju, muka dan rambut Si Kribo... 

KETUA WC

Masuk akal... 

LJH kaget mendengar komentar Ketua WC yang sebelumnya ia kira membela Item Black. 

LJH

Itu cuma spekulasi. Nggak ada buktinya... 

WARTAWAN #1

Berarti ini baru dugaan, benar kan, Pak Polisi? 

POLISI #3

Ya sudah, kita lanjutkan saja nanti di dalam. 

(ke Polisi #1 dan #2)

Bawa ke dalam. 

WARTAWAN #3

Tadi katanya anda punya bukti yang tidak bisa dibantah...? Apa itu? 

AMING

Saya tidak akan sembarangan menuduh kalau tidak punya bukti yang kuat...

85. EXT. GUDANG KOSONG, HALAMAN - MALAM (FLASHBACK)

Setting waktu adegan ini adalah antara SCENE #1 dan SCENE #2 setelah adegan adu sabung ayam. Setelah SCENE FLASHBACK dua scene dari scene ini. 

TORA ajak AMING pergi. 

TORA

Padang yuk, laper nih... 

AMING

Sunda aja deh... 

TORA

Gue yang nraktir masa lo yang nentuin, sih? 

AMING

Iya deh, iya... 

Aming melihat SI KRIBO yang mengeluarkan PISAU BELATI dari bagasi motornya. 

AMING (CONT’D)

BO! Ikut makan, yuk?!

SI KRIBO

Nggak deh, malam ini gue mau masak sendiri... sayang... biar nggak mubazir... 

Si Kribo memperlihatkan SITEM ayam jagonya yang mati karena kalah diadu beberapa waktu yang lalu. 

BACK TO SCENE: 

Aming melihat Si Kribo yang mulai gelisah. 

AMING

Pisau belati itu masih menyimpan bercak darah pada beberapa bagian, padahal belum digunakan untuk memotong ayam jagonya... 

(beat)

Tolong bapak polisi untuk memeriksa bagasi motor Si Kribo... 

Polisi #3 memberi kode kepada Polisi #2 untuk melaksanakan permintaan Aming. 

Polisi #2 menghampiri Si Kribo yang lalu dipaksa turun dari jok motornya. Polisi #2 memutar kunci bagasi motor lalu membuka bagasinya, memasukkan tangannya ke dalam bagasi, lalu mengangkat PISAU BELATI dengan menggunakan ujung telunjuk dan jempolnya agar tidak merusak barang bukti. 

Semua orang terkejut melihat hal ini. 

LJH tak dapat menyembunyikan kemarahannya.

LJH

ANJING! 

LJH hendak menghajar Si Kribo, tapi Teman LJH, dan IB lainnya mencegah dengan memegangi tubuh dan tangan LJH. 

Beberapa Polisi segera berlari untuk menghampiri dan mengamankan LJH yang emosi dan terutama Si Kribo yang hendak kabur. 

86. INT. KANTOR POLISI, RUANG TAHANAN - SORE 

PAKDE INDRO dan PAK DIDU sedang duduk, tiba-tiba pintu dibuka dari luar, dari balik jeruji, tampak POLISI #3 dan POLISI #4 mengawal AMING dan TORA yang lalu di masukkan ke ruang tahanan. 

TORA

(sedih)

Pakde! 

Tora bersujud di kaki Pakde Indro. 

TORA (CONT’D)

Maafin Tora, Pakde... Tora janji nggak nakal lagi... 

Pakde Indro menepuk-nepuk bahu Tora yang lalu menangis. 

TORA (CONT’D)

Huwaaa... 

Aming duduk di samping Pak Didu yang menyambutnya dengan pelukan sedih. 

87. INT. KANTOR POLISI, RUANG PENGAMATAN - MALAM

POLISI #3 sedang mengamati POLISI #1 dan POLISI #2 yang sedang meng-interogasi SI KRIBO di ruang interogasi melalui kaca besar satu arah. 

88. EXT. KANTOR POLISI - PAGI

ESTABLISHING SHOT: Kantor polisi, mobil polisi, motor polisi dan POLISI-POLISI. 

89. EXT./INT. GERBANG KOMPLEK, POS KAMLING - PAGI

TFC (Tora Fans Club yang terdiri dari ART #1, ART #2, ART #3, BABY SITTER #1 BABY SITTER #2) sedang menonton TV di pos kamling. 

ON TV: PEMBACA BERITA membacakan berita hari itu. 

PEMBACA BERITA (V.O.)

Kasus pembunuhan di Hotel Mawar dengan korban sepasang kekasih akhirnya terungkap. 

(beat)

Pelaku utama adalah anak buah korban yang merupakan ketua geng motor. 

INSERT: SI KRIBO sedang digiring POLISI dengan tangan terikat. 

WARTAWAN #1

Apa motif anda membunuh teman sendiri? 

SI KRIBO

(lemah)

Ditoyor...

WARTAWAN #1

Bisa diulang sekali lagi?

SI KRIBO

(emosi)

DITOYOR!


ART #3

Astagfirullahaladzim, cuma ditoyor aja sampe bunuh orang. 

ART #1

Sst! Dengerin... 

WARTAWAN #1

Maksudnya? 

SI KRIBO

GUE SAKIT HATI DITOYOR SAMA BAJINGAN ITU DI DEPAN BANYAK ORANG DI TEMPAT KERJA GUE! 

PEMBACA BERITA (V.O.)

Kasus ini terungkap berkat penyelidikan yang dilakukan oleh satpam komplek yang awalnya dijadikan tersangka yaitu Aming...

INSERT: Adegan AMING di halaman kantor polisi ketika menuduh SI KRIBO di depan banyak orang termasuk wartawan. 

AMING

Pelakunya adalah Si Kribo. 

CUT TO:

AMING (CONT’D)

Si Kribo kerja di Hotel Mawar sebagai satpam... dia punya akses ke semua tempat...

CUT TO:

AMING (CONT’D)

Tolong bapak polisi untuk memeriksa bagasi motor Si Kribo... 

CUT TO:

POLISI mengangkat PISAU BELATI dengan menggunakan ujung telunjuk dan jempolnya agar tidak merusak barang bukti. 

ART #1

Wah, Bang Aming hebat... 

BABY SITTER #1

Kok tiba-tiba Bang Aming jadi ganteng, ya?! 

PEMBACA BERITA (V.O.)

Dengan terungkapnya kasus pembunuhan di Hotel Mawar ini, suami korban, Pak Didu, saksi, Pakde Indro dan terduga Aming dan Tora dibebaskan dari tahanan. 

ART #2

Hore! Bang Aming sama Bang Tora bebas! 

BABY SITTER #1

Kita harus bikin upacara penyambutan! 

ART #2

Ayo, ayo, ayo!

TFC berlari ke lima arah yang berbeda. Tak berapa lama, TFC datang lagi dalam keadaan bingung. 

BABY SITTER #1

Mau ngapain sih, kita? 

90. EXT. KANTOR POLISI, HALAMAN - PAGI

AMING, TORA, PAKDE INDRO dan PAK DIDU keluar dari pintu kantor polisi. 

TORA

Bebas euy!

Tora mengangkat tangan tinggi-tinggi, Aming dan Pakde Indro tersenyum melihatnya. 

Pak Didu tampak terharu lalu memeluk Aming, Pakde Indro dan Tora bergantian. 

Tiba-tiba Aming, Pakde Indro dan Tora bersamaan memeluk Pak Didu yang terlihat sangat bahagia, meskipun dalam hatinya masih ada sedikit rasa duka. 

91. EXT. GERBANG KOMPLEK - SIANG

TFC tampak bosan menunggu. 

ART #3

Jam berapa sih, datangnya? 

ART #2

Aku belum masak nih... 

BABY SITTER #2

Baby aku udah kepanasan... 

ART #1

Bubar aja, yuk... 

BABY SITTER #1

Ya udah, kalian pulang aja, biar aku yang tunggu sendirian di sini... 

ART #1

Enak aja! 

ART #2

Aku mau nungguin pahlawan aku... 

TAKSI ONLINE berhenti di depan gerbang. Pintunya dibuka dari dalam lalu TORA turun.  

ART #1

Itu mereka! 

TORA

Halo... 

AMING, TORA, PAKDE INDRO dan PAK DIDU turun dari mobil. TFC histeris lalu berlari ke arah Tora. 

Tora merentangkan tangan, tapi ternyata TFC malah memeluk dan mencium Aming yang ada di belakang Tora. 

ART #2

Bang Aming, pahlawanku... 

Tora heran karena TFC mengabaikannya. 

TORA

Tora Fans Club kok gitu? 

ART #2

Maaf Bang Tora, kami sekarang jadi AFC... 

ART #2 membuka gulungan poster yang bertuliskan “AFC, AMING FANS CLUB”. 

AFC terus-terusan mengelu-elukan Aming, sementara Tora hanya bengong. 

ART #1

Bang Aming aku kirim puisi ya... 

ART #2

Bang Aming aku kirim PAP foto ya... 

ART #3

Bang Aming aku kirim gopay, ya... 

Baby Sitter #1 (Tutri) mendekati Aming. Tora terlihat cemburu. 

TORA

Tutri... dia mah nggak suka sama cowok jelek... 

BABY SITTER #1

(ke Aming)

Bang Aming aku punya skin care untuk kamu... 

Tora semakin kesal dan cemburu melihat semua orang mengelu-elukan Aming. 

Pakde Indro dan Pak Didu tersenyum melihat semua ini. 

92. EXT./INT. GERBANG KOMPLEK, POS KAMLING - SIANG

TORA sedang baca komik Detektif Conan ketika AMING datang. 

AMING

Tumben lo baca buku-buku gue... 

TORA

Gue mau jadi detektif, Ming... 

AMING

Jangan yang itu bacanya.. 

Aming mengambil novel-novel tebal dari laci meja. 

AMING (CONT’D)

..yang ini aja... 

Aming memberikan beberapa novel Sherlock Holmes dan Hercule Poirot (Agatha Christie) ke Tora. 

TORA

(bingung)

Ini gimana lihatnya? 

AMING

Ini novel, dibaca, bukan dilihat hahaha... 

FADE OUT.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar