Detektif Partitengil
3. ACT 2.1.

22. INT. KANTOR POLISI, RUANG PENGAMATAN - SIANG

POLISI #3 sedang berdiri di depan semacam jendela dengan kaca besar satu arah sehingga bisa mengamati AMING dan TORA di ruang interogasi tanpa terlihat oleh sebaliknya. 

Pintu dibuka dari luar, POLISI #1 masuk. 

POLISI #3

Bagaimana? Sudah dapat apa saja? 

POLISI #1

Cerita mereka sudah dikonfirmasi olek Pak Didu, pak... 

POLISI #3

Catatan kriminal? 

POLISI #1

Dua tahun yang lalu Aming pernah ada kasus kekerasan dengan sajam. Korban sesama preman, luka ringan dengan lima jahitan... 

POLISI #3

Tora? 

POLISI #1

Selain mabuk dan judi, informasi tentang Tora lainnya hanya kenakalan biasa...

POLISI #3

Apa lagi?

POLISI #1

Hasil intel, mereka diasuh dan dibina oleh Pakde Indro... 

POLISI #3

Pakde Indro? 

POLISI #1

Mantan preman pemilik bengkel motor yang sudah insaf... dia orang yang disegani oleh warga... 

(beat)

Dia juga yang memberi rekomendasi untuk Aming dan Tora kerja jadi satpam... 

Pintu dibuka dari luar, POLISI #2 masuk membawa map.

POLISI #3

(ke Polisi #2)

Ada perkembangan? 

POLISI #2

Laporan awal olah TKP ditemukan sidik jari Aming di pintu hotel. 

POLISI #1

(kaget/heran)

Tadi ceritanya hanya motret dari jauh, kan? 

POLISI #2

(mengangguk)

Siap! Benar. 

POLISI #3

Hanya Aming? 

POLISI #2

Iya pak, sidik jari Tora tidak ada. 

POLISI #3

Ada saksi? 

POLISI #2

Bagian kebersihan hotel melihat Aming berlari dari pintu kamar...

Polisi #3 berjalan menuju pintu. 

POLISI #3

Kita tunggu hasil final olah TKP dan otopsi... 

Polisi #3 keluar meninggalkan Polisi #1 dan Polisi #2 yang lalu memperhatikan Tora dan Aming di ruang interogasi dengan lebih seksama. 

23. INT. KANTOR POLISI, RUANG INTEROGASI - SIANG

AMING duduk menangkupkan telapak tangan di wajah seperti sedang berpikir keras. TORA merengek. 

TORA

Pulaang... mau pulang... huwaa... 

(beat)

AMING! Puulaangg... 

AMING

Brisik!

TORA

Kangen Jontor... 

Aming menggaruk mata kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu boot yang ternyata aromanya sangat menyengat dan membuat Tora terganggu. 

TORA (CONT’D)

(menahan muntah)

UWOK!

(menutup hidung)

Bau apaan nih? 

Aming terdiam, berpikir, lalu berdiri di belakang Tora untuk memijat bahunya. 

TORA (CONT’D)

Ngapain?!

AMING

Gue pijetin, biar santai... 

Pijatan Aming yang lembut membuat Tora senang. 

TORA

Enak banget, eeeuuu... terus Ming, ya gitu Ming... eeuu... 

AMING

Jangan eu-eu mulu, bau mulut lo! Tahan napas... 

Tora menahan napas, Aming sedikit membungkuk untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang lalu dipegangnya. 

TORA

(suara tercekik)

Gue nggak tahan... 

AMING

Ya udah, sekarang boleh napas. 

Tora menghirup napas kuat-kuat dan panjang, saat yang sama Aming membekapkan kaos kaki di mulut/hidung Tora. Tora mual. 

TORA

Uwok! Uwok!

Tora berusaha menahan muntah. Aming malah memijat leher belakang Tora sehingga mual Tora semakin parah. 

TORA (CONT’D)

Gue mau muntah, Ming! Gue udah nggak kuat lagi!

AMING

Muntahin aja, Tor! 

Saat yang sama, pintu dibuka dari luar, POLISI #2 masuk. Aming menggeser tubuh Tora hingga menghadap Polisi #2.  

TORA

(muntah)

UWOOK!

Muntahan Tora mengenai celana Polisi #2 yang lalu terkejut dan reflek mundur. 

POLISI #2

Ah!

AMING

Maaf pak, teman saya sakit! 

Tora hendak muntah lagi. 

POLISI #2

Cepat bawa ke toilet!

AMING

Tahan Tor! 

Aming (yang tidak berkaos kaki dan sepatu) membopong Tora keluar sementara Polisi #2 sibuk membersihkan muntahan Tora di bagian depan celananya dengan sapu tangan. 

24. INT. KANTOR POLISI, TOILET - SIANG

AMING masuk membopong TORA dan mengarahkannya ke washtafel sehingga Tora bisa bebas muntah di sana. 

TORA

Uwok, uwok... 

Aming tak hiraukan lagi kondisi Tora, ia melihat ke segala sudut toilet. Ketika melihat jendela yang terbuka, Aming menemukan ide. Ia lalu mengambil uang kertas dari kantong lalu meremas dan melemparnya ke lantai bawah jendela. 

Tora sudah bisa mengendalikan diri.  

AMING

Ada duit, Tor! 

TORA

Mana? 

Aming menunjuk gumpalan uang kertas di lantai bawah jendela. 

Tora berlutut untuk mengambil uang. 

Aming langsung naik ke punggung Tora lalu memanjat jendela yang ada di atasnya dan keluar. 

TORA (CONT’D)

(kaget)

Ming?!

Aming yang sudah di atas, luar jendela, mengulurkan tangan untuk membantu Tora. 

AMING

Buruan naik! 

Tora meraih tangan Aming. Aming menarik tangan Tora hingga akhirnya berhasil memanjat jendela dan keluar. 

25. EXT. KANTOR POLISI, HALAMAN BELAKANG - SIANG

AMING dan TORA melompat dari jendela. Begitu melihat BEBERAPA POLISI yang sedang berjalan melintas, mereka merapatkan punggungnya di dinding. 

AMING

Awas Tor! 

TORA

Ngapain kita? 

AMING

Lo ikut gue aja!

POLISI WANITA melintas, Aming merapatkan punggungnya ke dinding. Tapi Tora malah keluar dari persembunyiannya, Aming berusaha mencegah. 

AMING (CONT’D)

Tora! 

TORA

Selamat pagi, bu... 

POLWAN #1

Pagi... 

TORA

Ibu cantik deh... 

POLWAN #1

Makasih... 

Polwan pergi, Tora tersenyum pada Aming yang lalu menariknya dan membawanya kabur menjauhi kantor polisi. 

26. INT. KANTOR POLISI, TOILET - SIANG

Pintu dibuka dari luar, POLISI #2 masuk lalu kaget melihat toilet kosong. Polisi #2 melihat ke arah jendela yang terbuka lebar. Polisi #2 panik langsung lari keluar. 

27. INT. KANTOR POLISI, KORIDOR - SIANG

POLISI #2 berlari menuju ruang interogasi, tapi sebelum sampai, ia bersirobok dengan POLISI #1. 

POLISI #2

LAPOR DAN! TAHANAN KABUR!

Polisi #1 ambil HT lalu mengumumkan bahwa ada tahanan kabur. 

POLISI #1

ELANG SAKTI! ELANG SAKTI! Ada tahanan kabur! Semua tim diminta untuk mengejar! 

POLISI #2

Kayaknya masih di belakang, Dan!

POLISI #1

Tahanan kabur dari jendela toilet, kemungkinan ada di halaman belakang! 

Polisi #1 dan Polisi #2 berlari ke pintu belakang, BEBERAPA POLISI bergabung untuk ikut mengejar. 

28. EXT. LAPANGAN - SIANG

AMING dan TORA berlari menyeberangi lapangan menuju perkampungan di depan sana. 

BEBERAPA POLISI yang baru keluar dari halaman belakang Kantor Polisi berlari mengejar Aming dan Tora yang jaraknya cukup jauh. 

29. EXT. JALANAN - SIANG

AMING dan TORA yang baru keluar dari lapangan, berlari di jalanan yang cukup besar. 

BEBERAPA MOTOR dan MOBIL POLISI mengejar. 

AMING

Masuk gang!

Aming dan Tora masuk ke gang sempit yang hanya bisa dilalui manusia, sehingga Motor dan Mobil Polisi yang mengejar tak bisa masuk lalu menghentikan kendaraannya masing-masing dan mengejar dengan kaki. 

30. EXT. GANG KE GANG #1 - SIANG

AMING dan TORA berlari dari gang ke gang. 

BEBERAPA POLISI berlari mengejar Aming dan Tora. 

Aming dan Tora berlari melintasi IBU-IBU yang sedang menjemur pakaian. 

IBU #1

Heh! Kurang ajar! 

Beberapa Polisi kemudian datan melintasi ibu-ibu yang sedang menjemur pakaian. 

IBU #2

Ini lagi ikut-ikut! 

(beat)

Eh, maaf pak, maaf... 

Aming dan Tora berhenti, Polisi sudah tidak terlihat lagi. 

AMING

Kita pisah! Lo ke sana! Gue ke sini!

TORA

Lo udah nggak suka sama gue? Lo mau kita pisah? 

AMING

Untuk sementara, Tora. Nanti kita ketemu di kontrakan. 

TORA

Gue nggak mau pisah sama lo, Ming! Gue nggak bisa hidup tanpa lo!

AMING

(kesal)

Ya, udah! 

Aming kembeli berlari, Tora mengikuti. 

Polisi sudah terlihat di belakang, berlari sekuat tenaga. 

31. EXT. GANG BUNTU - SIANG

BEBERAPA POLISI berlari sampai ke jalan buntu. Sampai di depan dinding, mereka berhenti. Beberapa Polisi mencari-cari, tapi yang dicari tak ada. 

Polisi #4 melihat ke atas atap rumah warga, tampak AMING dan TORA sedang melompat dari satu atap ke atap rumah warga yang lain. 

Beberapa Polisi mengalihkan pengejaran. Mereka memanjat dinding untuk naik ke atap rumah warga dan mengejar Aming dan Tora. 

32. EXT. ATAP PERUMAHAN PADAT - SIANG

AMING dan TORA berlari dari satu atap rumah ke atap yang lain. 

Di belakang, di atap rumah yang lain, BEBERAPA POLISI mengejar. 

Aming dan Tora terus berlari dan melompat menjauh dari Polisi. 

Beberapa Polisi terus berlari dan melompat mengejar polisi. 

Jarak antara Aming dan Tora dengan Beberapa Polisi semakin dekat. 

Aming dan Tora sampai di ujung atap perumahan. Mereka melihat ke bawah, ternyata posisi mereka terlalu tinggi untuk melompat. Aming dan Tora bingung. 

TORA

Gimana, Ming? 

Polisi di belakang Aming dan Tora semakin dekat. 

AMING

Loncat, Tor!

Aming memegang tangan Tora lalu siap untuk melompat sama-sama. 

TORA

Serem, Ming! 

AMING

Lo mau ditangkep polisi lagi? 

TORA

Tapi, Ming... 

AMING

Gue itung ya, satu, dua, ti... 

TORA

Tidak! 

Tora melepaskan tangan Aming. 

AMING

Apa lagi? 

TORA

Ada tangga, hehe... 

Tora jongkok, lalu turun melalui TANGGA yang ternyata ada di bawahnya. Aming tersenyum kaget, senang lalu ikut turun. 

Polisi sampai di pinggir atap, mereka melihat ke bawah, Aming dan Tora dengan santainya menurunkan tangga sehingga mereka tidak bisa turun. Mau melompat pun tidak mungkin karena terlalu tinggi. Alhasil mereka hanya berdiri sambil melihat ke bawah.  

Aming dan Tora berjalan menjauh sambil membawa tangga. 

AMING + TORA

Bebas euy! 
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar