Cincin Tunggal (Script Version)
6. Jealous Is The Answer

1.   INT. SEBUAH CAFE – CAFE TARIA – SIANG HARI

Amora tampak menikmati Ice Cappucinonya, lalu tak lama ada sedikit keributan dari pelanggan lain di cafe itu, yang menyita perhatiannya.

PEREMPUAN DI CAFE 1 (MIMI)

Mana perempuan tadi itu!!!

 

Teriakan Mimi membuat pria itu (Aplhi) kaget, saking kagetnya dimsum yang dia gigit jadi ketelen semua.

Mimi meraih gelas berisi es teh manis dan menyiramkannya ke wajah Alphi.

MIMI

Akhirnya, ketangkap basah juga kamu!

 

ALPHI

Emang konsep tertangkap basah itu harus beneran basah gini ya?

 

Ujar Alphi sambil mengusapkan tisu ke wajahnya.

MIMI

Ternyata bener ya kata temen-temen aku! Kamu tuh buaya darat yang berhidung belang dan bermata keranjang!

 

ALPHI

Temen-temen kamu yang mana sih yang mendeskripsikan aku kayak siluman aneh gitu??? kamu tenang dulu dong Mi. Aku nggak selingkuh!

 

MIMI

Eh, jangan karena kamu nggak bisa Silat Cimande, sekarang kamu mau coba bela diri dengan silat lidah, gitu? nggak percaya ya Pi.

 

ALPHI

Kamu tenang dulu dong, nggak malu apa diliat orang.

ALPHI (CONT'D)

Mi, sini dulu lah, kita omongin pelan-pelan. Aku gak selingkuh, yang tadi tuh cuma temenku. Maafin aku kalo aku bohong tadi pas kamu WA, plis Mi, maafin aku ya.

 

Alphi berdiri, mencoba menarik tangan Mimi dan mengajaknya duduk.

MIMI

Aku nggak akan percaya lagi sama kamu Pi

 

Dan tak jauh dari situ ada Perempuan lain (Beby) berdiri, melihat mereka. Beby kembali ke meja Alphi untuk mengambil charger handphone yang masih tercolok di dinding di dekat meja mereka tadi.

BEBY

Oh my God, aku nyangka ternyata kamu udah nikah Alphi. Aku nggak mau difitnah sebagai pelakor.

 

Beby mengambil chargernya kemudian berlalu. Alphi terbengong terpaku.

 

INSERT

Tampak dua orang host reality show yang sedang memonitar dari dalam mobil van, lalu salah satu dari mereka berbicara lewat HT

 

HOST COWO

Carlos, Carlos, monitor Carlos, bilang sama sih cewe 1, ini saat yang tepat untuk, Katakan "Mampus", Katakan "Mampus"!

 

MIMI (KE ALPHI)

MAMPUS!

 

Kemudian Mimi ikut meninggalkan Alphi. Saat Beby membuka pintu cafe, ia berselisih dengan Alice yang masuk ke Cafe, dan di dalam cafe Alphi masih berusaha memanggil Beby.

 

ALPHI

Beb, nama dia Mimi Beb, bukan panggilan papi-mami. Nama Lo kan juga Beby. Kok Lo marah sih? Kan kita belum jadian. Woy Beb!

 

Alice melihat ke arah Alphi, lalu saat menyapu pandangannya di cafe itu, ia melihat Amora yang melambaikan tangan, memanggilnya.

Alice tersenyum dan menyambangi meja Amora.

 

ALICE

Ada apa sih tadi itu Mbak?

 

AMORA

Itu tadi ada cowo yang ketauan selingkuh, tapi mereka semua Drama banget, agak geli aja ngeliatnya.

 

ALICE

Kalo drama gitu ya settingan Mbak, buat reality show di TV

 

AMORA

Ohh, iya, iya, Gue tau, acara Katakan Mampus kan?

 

Alice mengangguk.

 

AMORA (CON’T)

By the way, kamu kok tiba-tiba ngajak ketemuan? Ada apa?

Harvey kenapa?

 

Alice sedikit tersenyum.

ALICE

Aku sama Harvey udahan Mbak

 

Amora Tampak terkejut.

 

ALICE (CONT’D)

Udah mau sebulan ini lah Mbak,

aku sama dia udah beda prisip Mbak.

 

AMORA

Ohh... iya susah emang, yang satu prinsip aja bisa pisah, apalagi yang beda.

 

Alice sempat bingung bagaimana menanggapi kata-kata Amora.

 

ALICE

Terus setelah putus dari Harvey, Mama ngenalin aku ke anak temennya Mbak, dan belakangan aku tau, kalau dia temen kuliahnya Mbak Mora. Namanya Rio Mbak.

 

AMORA

Mario Chandra?

 

Alice mengangguk semangat.

 

AMORA (CONT’D)

Iya dia temen kuliah gue, dan sebentar lagi bakal jadi partner bisnis gue.

 

Amora tak kalah semangat saat menyebut Rio akan jadi partner bisnisnya.

 

ALICE

Iya Mbak, Mas Rio ceritain projectnya dia sama OutFIT-U, makanya aku bisa tau ternyata kalian temenan.

 

AMORA

Terus, terus, kamu sama Rio gimana?

 

ALICE

Itu dia Mbak, kita tuh kenal belum sebulan Mbak, tapi sejak kenalan, kita komunikasinya intens banget.

Dia juga orangnya seru kalo diajak ngobrol.

Menurut Mbak Mora, Mas Rio emang sebaik itu nggak Mbak?

 

Amora meminum Ice Capucinnonya sebelum menjawab pertanyaan Alice.

 

AMORA

Sebenernya, waktu dulu zaman kuliah, Gue tuh nggak deket sama si Rio, tapi yang Gue inget, dia orangnya rajin.

Gue tau orang tuanya dia tajir, tapi dia di sana tuh bener-bener serius belajar, bukan pamer priviledge dan ngabisin uang ortu. Terus, ya dia baiklah, dulu kan Gue sempat kerja part time di cafe, nah kebetulan Rio yang jadi customernya, dia pesan makanan dan minuman, minumannya 2, satunya dikasi ke Gue.

 

ALICE

Dia sempat naksir sama Mbak Mora ya?

 

AMORA

Ya enggaklah,

Emang lagi promo aja, beli satu gratis satu minumannya. Kebetulan aja Gue yang nganter pesanannya, makanya gue yang dikasi.

 

Alice tersenyum

 

AMORA(CONT’D)

Tapi menurut Gue, dia beneran baik. Sekarang kita banyak ngobrol ngomongin project, ngomongin apapun, dan Gue ngerasa dia bukan cowo bastard, Kamu ngerti maksud Gue kan, mungkin dia punya sifat jelek, tapi bukan yang satu itu.

 

Alice mengangguk-ngangguk mendengar Amora berbicara.

 

AMORA (CONT’D)

Kamu kan masih baru kenal,

ya lanjut aja dulu, nanti juga makin paham sama sifatnya.

Kalo jodoh pasti jadi Al.

 

ALICE

Aku sempat percaya kalo jodohku itu Harvey Mbak,

like, I once thought that he is the one, ternyata bukan.

 

CUT TO:

 

2.   INT. APARTMENT DANVEY – MEJA MAKAN - MALAM HARI

Dengan perasaan yang masih kesal, Harvey berbicara pada Danvey, menceritakan kejadian tadi siang dia melihat Alice bersama pria lain.

HARVEY

Ya gimana gue bisa berjodoh sama Alice coba?

kita tuh pisah belum sebulan lho, tiba-tiba udah muncul aja nih si Rio rio.

Danvey memandang Harvey bingung.

 

DANVEY

Tapi Gue beneran nggak kenal sama si Rio rio itu.

 

HARVEY

Lo pasti tau, dia lulusan NYU juga.

 

DANVEY

Ya nggak satu universitas Gue tau semua kali Bro

 

Harvey terdiam

 

DANVEY (CONT’D)

Lagian udahlah, Lo sama Alice kan udah putus hubungan, ya itu haknya Alice lah, dia mau dekat atau jalan sama siapa aja, itu terserah dia.

 

HARVEY

Ohh gue baru inget!

 

Danvey agak terkejut melihat Harvey tiba-tiba berteriak dan bangkit dari duduknya

 

HARVEY (CONT’D)

Gue pernah ketemu si Rio rio ini bareng sama Amora, lagi makan berdua aja di tempat Lo, di Nice To Meat You.

 

Raut wajah Danvey berubah seketika, ingin tidak peduli, malah jadi kepikiran.

DANVEY

Kapan tuh?

 

HARVEY

Kayaknya sekitar seminggu yang lalu, waktu Lo lagi di Bali.

 

Danvey terdiam, sambil berpikir siapa Rio yang dimaksud Harvey.

 

HARVEY (CONT'D)

Tapi ya haknya Amora sih, dia mau dekat atau jalan sama siapa aja, itu terserah dia.

 

Sindir Harvey. Danvey hanya melengos.

CUT TO:

 

3.   INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA - SIANG HARI

 Derris masuk ke ruang kerja Amora.

 

DERRIS

Ra, udah siap Lo?

 

Amora mengambil MacBooknya.

 

AMORA

Mereka udah pada dateng?

 

DERRIS

Udah, udah pada duduk manis di ruang meeting.

 

Derris lalu melihat ke jam tangannya.

 

DERRIS (CONT’D)

Masih ada sepuluh menit lah,

Eh, Lo pake parfum ya?

 

AMORA

Tiap hari Gue pake parfum Ris.

 

DERRIS

Ya tapi aromanya gak tajam kayak gini Ra,

 

AMORA

Kemaren-kemaren idung lho kesumbat kali

 

Derris mengernyit bingung.

 

AMORA (CONT’D)

Rio mana?

 

DERRIS

Rio sih, tadi gue liat udah dateng, bareng timnya juga.

 

Tak lama ada suara ketukan pintu, lalu Rio membuka pintu ruang Mora.

DERRIS

Nah ini dia

 

RIO

Guys, sorry ya, tadi gue ke toilet dulu, agak nervous nih.

 

DERRIS

Santai aja Bro, ini cuma mau ngejelasin isi proposal kok, bukan mau nge-propose gebetan

 

Rio tersenyum.

AMORA

Iya Ri, kayak kemaren Lo presentasi ke Tim Gue aja.

 

Rio mengangguk.

RIO

Ada berapa orang investor yang dateng?

 

DERRIS

Ada lima, termasuk Danvey.

 

RIO

Ohh, mantan Lo ya Ra?

Makin gugup deh Gue

 

AMORA

Apaan sih, nggak perlu ahh Ri,

ntar Gue bantu jelasin kok.

 

CUT TO:

4.   INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG MEETING - SIANG HARI

Amora, Rio dan Derris memasuki ruang meeting, para investor, tim OutFit-U dan TrendZone memerhatikan mereka, termasuk Danvey. Amora melirik Danvey sepersekian detik lalu meoleh ke arah Rio.

AMORA

Selamat siang rekan-rekan kerja saya dan para investor yang saya hormati, terima kasih sudah memenuhi undangan kami hari ini, untuk mendengarkan penjelasan mengenai project yang akan kami lakukan, yaitu collaboration project antara OutFIT-U dengan TrendZone. Sebelumnya, terkait TrendZone, akan dijelaskan oleh partner saya, Mario Chandra selaku CEO dari TrendZone.

 

Danvey melirik Rio, Rio berdiri dari duduknya.

RIO

Selamat siang semuanya, saya Rio, saya tau diantara rekan-rekan sekalian pasti ada yang belum tau atau have no idea TrendZone itu apa, jadi TrendZone itu kind of e-commerce yang saya bentuk khusus buat cowo, karena saya cowo tuh nggak banyak yang paham belanja, yang jago milih outfit yang cocok buat diri dia sendiri, makanya lewat TrendZone, saya membentuk fitur Try-on, di mana user bisa memilih model atau avatar dengan range yang sesuai body size mereka, dan bisa Try-on virtual produk-produk yang mereka suka. Jadi bisa keliatan, cocok aja atau enggak, warnanya matching atau enggak, semacam itulah...

 

Amora tersenyum melihat Rio menjelaskan dengan tenang, Danvey melirik Amora, lalu melirik Rio juga yang sesekali melihat ke Amora saat presentasi.

 

CUT TO:

 

5.   INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA – SORE HARI

 Rio dan Amora mengobrol setelah selesai meeting.

 

RIO

Ra, Gue bener-bener nggak nyangka, kita langsung dapat approval Ra, dari para investors kamu.

 

Amora tersenyum tak kalah girang.

 

AMORA

Gue juga happy banget sih, nggak sabar mau mulai garap project ini.

RIO

Ini kita butuh selebrasi nggak sih? Party di mana gitu, reserve tempat.

 Atau ntar aja sewaktu launching projectnya?

 

Mora terkekeh

AMORA

Yaampun Lo lucu banget ya kalo lagi happy,

kalo menurut Gue sih, ntar aja sewatu peresmian kita bikin party yang agak hype gitu Ri, terus kita undang seleb dan influencer juga.

 

CUT TO:

 

6.   INT. KANTOR OUTFIT-U – DI DEPAN RUANG KERJA AMORA - SORE HARI

Danvey berdiri bersandar ke dinding, di samping pintu depan ruangan Amora, menunggu Rio keluar dari sana, Tamara dari meja kerjanya diam-diam memantau gerak-gerik Danvey yang menunggu dengan wajahnya yang kusut.

 

CUT TO:

 

7.   INT. KANTOR OUTFIT-U – DI DEPAN RUANG KERJA AMORA - SORE HARI

Rio keluar dari ruangan Amora, Danvey bersiap untuk masuk, Rio ingin tersenyum namun Danvey tidak peduli, bahkan tidak menatapnya. Tamara ingin cepat-cepat berlari ke depan pintu namun tak cukup waktu. Danvey sudah masuk ke ruangan Amora. Rio menghentikan langkahnya, lalu berbalik, menatap pintu yang sudah tertutup itu.

 

CUT TO:

 

8.   INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA - SORE HARI

Amora sempat mengira kalau Rio yang kembali ke ruangannya, namun dia agak kaget, ternyata Danvey yang saat itu berdiri di depannya.

Lalu dengan emosi yang sudah ditahan-tahan sejak tadi, Danvey mulai berbicara dengan nada tinggi

 

DANVEY

You’re about to do a big project and you didn’t tell me?

 

AMORA

Jadi barusan kita meeting itu apa namanya Dan?

Lagian kamu tadi juga udah setuju.

 

DANVEY

Ohh, jadi saya cuma sebatas investor bisnis kamu aja?

Saya bahkan nggak paham apa latar belakang kamu mau collabs sama brand lain, dan saya juga nggak kenal sama calon partner bisnis kamu, dan ini di-decide kurang dari sebulan? Apa sih yang dilakukan si Rio rio itu makanya kamu bisa langsung percaya sama dia?

Dan Kamu pikir saya bakal segampang itu setuju?

 

Amora terdiam menatap Danvey.

 

AMORA

Rio itu teman kuliahku dulu Dan, I know him.

Aku juga udah liat langsung kantor dan bisnisnya dia di Surabaya, dan aku—

 

Danvey memotong Amora berbicara,

 

DANVEY

Dan kamu pergi ke Surabaya nggak bilang ke saya?!?

 

Amora terkejut, kini Danvey membentaknya dengan suara yang lebih keras. Amora hanya mundur selangkah, lalu berpegangan pada pinggiran meja kerjanya.

 

DANVEY (CONT’D)

Ra, saya pergi ke Bali aja pamit lho ke kamu, dan ke mana pun saya pergi jauh, saya akan tetap bilang, karena saya ninggalin anak saya di kamu.

 

Amora tidak berani menatap Danvey, dia hanya melihat ke sudut lain sambil menahan air matanya setengah mati.

 

DANVEY (CONT’D)

Saya mau kamu pamit ke saya, karena kamu ibu dari anak saya, saya berhak tau kamu berada di mana.

Air mata Amora mulai mengalir, yang langsung cepat diseka dengan telapak tangannya sendiri. Danvey masih ingin berbicara namun melihat Amora yang sudah menangis ia memilih untuk pergi dari situ.

9.   INT. KANTOR OUTFIT-U – DI DEPAN RUANG KERJA AMORA - SORE HARI

Derris terlihat berjalan ke arah ruangan Amora, Tamara yang melihatnya berlari untuk menghentikan Derris.

 

TAMARA

Mas Derris, tunggu mas, jangan masuk dulu Mas

 

Derris keheranan, ia pun berhenti melangkah karena Tamara berdiri di depannya menghalangi

 

DERRIS

Ada apa sih?

 

Danvey lalu keluar dari ruangan Amora, membuka pintu dengan kasar, masih dengan ekspresi wajah yang kesal.

Derris dan Tamara kaget, Danvey tidak memerdulikan keberadaan mereka, ia hanya berlalu dengan langkah cepat 

Derris melihatnya bingung, ia lalu langsung membuka pintu ruangan Amora, melihat ke dalam

Saat ia melihat Amora menangis, ia pun masuk ke ruangan itu.

Tanpa tanya, tanpa berbicara apa-apa, Derris selalu menjadi Derris yang seperti biasa saat menghadapi Amora yang terluka.

Ia hanya menghampiri, mendekat, mengusap-usah bahu Amora.

Amora semakin terisak, lalu perlahan menyandarkan kepalanya ke dada Derris.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar