Cincin Tunggal (Script Version)
5. You Can Lie But Love Never Does

1. INT. ALL IS BLOOM (TOKO BUNGA ALICE) – PAGI HARI

Harvey tiba di toko bunga Alice, saat memasuki toko ia disambut oleh salah satu pegawai.

PENJAGA TOKO

Selamat siang, welcome to All is Bloom.

Lihat All is Bloom, penuh dengan bunga, ada yang putih ada yang merah bermacam-macam warnanya, setiap hari, dirawat semua, mawar, melati, lily, krisan, daisy, ada semua di sini.

 

Harvey nyegir keheranan dengan tingkah penjaga toko bunga Alice.

HARVEY

Wow! Sounds familiar ya kata-katanya.

 

Si Penjaga Toko tersenyum nyegir.

 

PENJAGA TOKO

Masnya mau cari bunga apa? Di sini lengkap lho Mas, cuma bunga tidur yang ga ada haha!

 

Harvey kembali terkekeh melihat tingkah penjaga toko yang makin mirip banci cara berbicaranya.

 

HARVEY

Sama Bunga uang kali ya, yang ga ada?

 

PENJAGA TOKO

Eh, jangan nuduh Mas, kita juga ada dong Bunga Uang.

 

Penjaga Toko melangkah sedikit ke Rak bunga yang berada di samping kanannya, lalu mengambil dan menunjukkan ke Harvey buket bunga uang pecahan seratus ribu yang sudah dirangkai rapi.

 

PENJAGA TOKO

Nih, bunga uang, cakep kan? Perempuan mana pun pasti doyam nih mas.

 

HARVEY

Iya tapi saya bukan mau beli bunga Mas.

 

PENJAGA TOKO

Lho, orang ini toko bunga kok ke sini nggak beli bunga, aneh ahh.

 

HARVEY

Saya mau ketemu Alice.

 

PENJAGA TOKO

Ohh, Mbak Alice.

 

Kemudian muncul penjaga toko lainnya yang sebelumnya sudah pernah melihat Harvey beberapa kali datang.

 

PENJAGA TOKO 2 (KE PENJAGA TOKO 1)

Heh, disuruh ngambil Bunga Mawar, malah nggangguin temennya Mbak Alice.

PENJAGA TOKO 1

Ihh, gue kira kan customer sih.

 

PENJAGA TOKO 2 (KE HARVEY)

Mas, maaf, Mbak Alicenya belum datang.

 

HARVEY

Ohh gitu? biasanya jam segini udah sampe sini kan ya?

 

Penjaga toko 1 melihat mobil Alice yang datang.

 

PENJAGA TOKO 1

Iya mas, kebetulan hari ini Mbak Alicenya telat. Tuh, baru nyampe.

 

Harvey balik badan, melihat Alice keluar dari mobilnya, kemudian tetap berdiri di situ, sementara kedua penjaga toko tadi melanjutkan kerjaannya. Lalu Alice masuk ke dalam toko, melihat Harvey yang telah menunggunya, memandanginya.

 CUT TO:

2. EXT. TERAS TOKO BUNGA ALICE – PAGI HARI

Alice dan Harvey duduk berdua, Alice hanya diam menatap Harvey, menunggu Harvey berbicara.

HARVEY

Al, aku ke sini mau minta maaf.

 

Alice tetap menatap Harvey.

 

ALICE

Kenapa harus minta maaf?

 

HARVEY

Karena aku nggak mau pisah.

 

ALICE

Kamu nggak mau pisah

Tapi kamu juga nggak mau nikah?

Aneh banget sih.

 

HARVEY

Al, pernikahan juga nggak bisa menjamin perpisahan nggak akan terjadi kan?

 

ALICE

Iya benar memang, tapi nggak ada ya Har, dua orang yang saling sayang mau nikah dengan tujuan untuk berpisah.

 

ALICE (CONT’D)

Har, udah lah, dari kemaren pembicaraan kita muter-muter di situ-situ aja.

 

HARVEY

That’s why we should talk to figure it out.

 

ALICE

Apa lagi yang mau diomongin Har? Ini perbedaan prinsip Har, nggak bisa dipaksa.

 

    Harvey hanya diam, terlihat bingung.

 

ALICE (CONT’D)

Ada banyak banget pasangan yang galaunya kayak kita, tapi salah satu dari mereka ngalah demi pasangannya, akhirnya terpaksa ngelakuin sesuatu demi bikin pasangannya seneng. Aku nggak mau begitu Har, aku nggak mau kamu begitu.

 

Harvey menatap Alice dengan tatapan sedih, tersirat ketidakrelaan saat ia melihat Alice berdiri dan beranjak pergi.

 

CUT TO:

 

3.   EXT. PARKIRAN NICE TO MEAT YOU – SIANG HARI

Amora melihat ke arah pintu masuk restoran. Masih berada di dalam mobil bersama Rio. Lalu ia menoleh ke Rio.

 

AMORA

Ini beneran kita mau makan siang di sini?

 

Rio terlihat bingung.

RIO

Emang kenapa Ra? Kamu nggak suka? Enak lho, aku sering makan di sini.

AMORA

Hah? Kamu sering ke sini?

RIO

Ya bukan ke sini, bukan di Jakarta. Kan di Surabaya ada Ra.

AMORA

Ohh iya, gue lupa.

 

RIO

Kamu vegetarian ya? Nggak makan daging?

AMORA

Bukan, gue sih omnivora.

 

Rio tersenyum mendengar jawaban Amora.

AMORA (CONT’D)

Ini tuh restorannya Danvey.

RIO

Ohh. Yaudah nggak papa kok kalo kita mau cari tempat lain.

 

Mora tiba-tiba teringat kalau Danvey lagi di Bali.

AMORA

Eh, tapi nggak papa kok, di sini aja. Ntar lama kalo harus cari tempat lain.

 

Amora lalu melepaskan seatbeltnya.

RIO

Yakin lo? Sebelumnya Lo udah pernah muncul bareng cowo lain belum Ra di depan mantan Lo? Gue nggak mau jadi objek kecurigaan mantan Lo nih.

AMORA

Udah, Lo tenang aja, kita nggak bakal ketemu dia kok.

 

CUT TO:

4.   INT. RESTORAN NICE TO MEAT YOU – SIANG HARI

Pesanan makanan Amora dan Rio sudah terhidang, Rio yang sudah lapar langsung mulai menyantapnya.

Dari tempat Amora dan Rio duduk, terlihat Harvey datang dari pintu masuk, lalu saat ia melintas, tak sengaja ia melihat Amora.

HARVEY

Eh Ra,

 

Amora agak kaget melihat kehadiran Harvey.

AMORA (KE HARVEY)

Hey..

Rio menoleh ke Harvey.

HARVEY (KE RIO)

Halo

 

Sambil tetap mengunyah, Rio mengangguk dan tersenyum ke Harvey.

HARVEY

Udah lama ya Kamu nggak makan di sini, kangen ya?

 

Harvey terseyum jahil, Amora menahan ekspresi sebalnya. Rio melirik amora

HARVEY (CONT’D)

Kangen menunya yang enak-enak maksudnya.

  Amora memaksakan diri untuk tersenyum ke Harvey.

AMORA (KE HARVEY)

Kalau belum makan siang, boleh bergabung kok

  Harvey menoleh ke Rio. Rio berhenti mengunyah seketika.

HARVEY (KE AMORA)

Thanks Ra, tapi aku lagi buru-buru, ke sini mampir, mau ngambil berkas.

 

HARVEY (CONT’D)

So, lanjut deh kalian. Sorry udah ganggu.

 

Harvey tersenyum ke Rio. Rio membalas senyumnya sambil mengangguk.

 

HARVEY (KE AMORA)

Talk to you later, Ra.

 

AMORA (KE HARVEY)

Okay.

 

Harvey kemudian berlalu.

 

RIO

Lo bilang kita nggak bakal ketemu dia.

 

AMORA

yang tadi itu bukan mantan Gue Ri.

 

RIO

Ohh iya? Tapi kok kayaknya mirip ya?

 

AMORA

Iya itu abangnya Danvey

 

Rio mengangguk-ngangguk.

RIO

Mantan juga sih namanya, mantan ipar.

 

RIO (CONT’D)

Tapi Lo tadi keliatan agak gugup gitu, gue perlu khawatir nggak nih?

 

AMORA

Udah nggak usah dipikirin, nggak penting juga.

 

Rio dan Amora tetap melanjutkan kegiatan makan siang mereka.

 

AMORA (CONT’D)

Ohh iya, dari cerita Lo tadi tentang TrendZone, Gue jadi kepikiran deh, gimana kalo kita collabs?

 

Rio berhenti mengunyah, lalu meneguk air putih.

RIO

Hah? Are you serious?

 

Amora tersenyum meyakinkan sambil mengangguk.

 

AMORA

Lo kan tadi bilang, Lo mau nyari tempat buat warehouse di sini. Warehouse gue tuh luaaasss banget. I don’t mind kalo harus menyediakan space buat Lo.

 

Rio terlihat senang dan tertarik dengan ide Amora.

 

RIO

Ya tapi bentuk collabsnya gimana nih Ra?

kok Gue nggak kepikiran ide apa-apa ya?

 

AMORA

Gue juga baru kepikiran ide kasarnya doang sih, kalo Lo beneran mau nih TrendZone collabs sama OutFit-U, nanti gue pikirin detailnya, terus kita janjian buat meeting untuk bahas ini lebih lanjut, sama tim kita.

 

RIO

Ya pastilah Gue tertarik Ra,

Kapan nih mau dipresentasiin ke Gue?

 

AMORA

Sabar dong,

Secepatnya ya Ri. Gue juga semangat banget nih.

 

Rio tertawa melihat ekspresi Amora yang yakin banget dengan idenya.

 

RIO

Iya, abisin dulu nih, ini kok nggak Lo makan sih? Tadi katanya omnivora.

 

Amora tertawa.

 

CUT TO:

 

5.   INT. KANTOR THE OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA - SIANG HARI

Amora berbicara dengan Tamara, menyusun jadwal serta agenda kerja dalam dua minggu ke depan

 

AMORA

Untuk dua minggu ini kayaknya Gue bakal fokus untuk merancang konsep collabs yang tadi gue bilang sih, jadi yang nggak terlalu urgent, dipending aja dulu. Yang penting Lo jangan lupa ingentin Gue aja, tentang schedule yang udah Lo susun, ntar Gue takutnya lupa.

 

TAMARA

Ohh, oke baik Mbak.

 

Tamara pun bangkit dari duduknya, bersiap untuk meninggalkan ruangan Amora.

 

AMORA

Eh, Tam, tolong panggilin Derris ya.

 

TAMARA

Oke Mbak.

 

CUT TO:

6.   INT. KANTOR THE OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA - SIANG HARI

Amora brainstorming berdua dengan Derris. Amora memperlihatkan layar MacBooknya ke Derris, lalu menyampaikan maksud dan idenya.

 

AMORA

Nah, Lo bayangin ya Ris, jadi nanti kira-kira kalo di TrendZone, mereka bakal nambah satu fitur menu lagi,

let us say “Find Your OutFIT” tapi udah pake logo atau moodnya OutFIT-U. Nah kalau mereka klik itu, itu artinya mereka masuk ke lamannya kita.

 

Derris mendengarkan Amora dengan fokus sambil sesekali mengangguk-ngangguk

 

CUT TO:

 

7.   INT. KANTOR THE OUTFIT-U – RUANG MEETING - MALAM HARI

Ada tujuh orang yang mengikuti meeting untuk membahas project collabs dengan TrendZone. Kali ini Derris yang sedang bebicara pada Tim.

DERRIS

Nah, karena kita kemungkinan besar, akan menggunakan fitur Try-on seperti yang kalian liat di TrendZone, jadi mungkin kita perlu photoshoot khusus untuk model plus size, karena OutFIT-U kan menyediakan outfit buat semua model, jadi kita tetap dengan misinya kita meskipun kita collabs nanti.

 

AMORA

Dan harus diinget ya, Model Plus Size yang cowo, bukan cewe, saya juga baru ingat ya, selama ini kita fokusnya ke fitur buat cewe mulu.

 

Derris mengangguk setuju, anggota meeting lain merangkum highlight-highlight penting yang harus mereka kerjakan.

 

CUT TO:

 

8.   INT. SEBUAH CAFE – SIANG HARI

 Setelah makan siang, Amora dan Derris tetap lanjut menyelesaikan bahan meeting yang sudah hampir selesai.

 

DERRIS

Ra, Lo mau nambah pesan minum lagi nggak?

 

Sambil tetap mengetik sesuatu di MacBooknya, Amora menjawab pertanyaan derris.

 

AMORA

Matcha Latte ya Ris.

 

DERRIS

Oke.

 

Derris memanggil waiter dan memesan minuman.

 

AMORA

Ris, liat ini deh, kalau Gue tulis kayak gini, oke nggak?

 

Amora menunjukkan layar MacBooknya ke Derris.

 

DERRIS

Oke kok, ini udah selesai ya? Sini gue cek lagi Ra, ntar kalau ada salah, malu kan sama Timnya Rio.

 

Amora menggeser MacBooknya untuk Derris. Lalu mengambil Marcha Latte yang telah dihidangkan dan memminumnya.

 

DERRIS

Ra, ini kan bahan meeting kita udah selesai, Lo udah bikin janji belum sama Rio, buat meeting dan presentasi ini.

  

AMORA

Iya, Gue juga tiap hari komunikasi sama dia kok,

 

Derris menoleh ke Amora,

DERRIS

Ciee... PDKT ya?

 

Amora melirik Derris sebentar.

 

AMORA

Ohh...iya bener, sama calon partner business, kan emang harus saling mengenal.

 

DERRIS

Ohh... yakin nih, mau dijadikan partner business aja? Nggak mau sekalian partner hidup?

 

AMORA

Udah deh, nggak usah dibelok-belokin Ris.

 

Derris senyum-senyum.

 

DERRIS

Okay, okay. Terus Rio bilang apa tentang projectnya?

 

AMORA

Rio bilang, kalo bisa, kita presentasinya langsung aja ke kantornya di Surabaya Ris, sekalian kita liat-liat, kayak apa suasana kerjanya, sistemnya, biar kita juga makin kenal sama brand yang mau kita ajak kerjasama ini Ris. Gimana?

 

DERRIS

Jadi kita ke Surabaya?

 

Amora mengangguk.

AMORA

Iya Ris

 

DERRIS

Oo..key.. kapan?

 

AMORA

Besok

Derris terlihat terkejut.

DERRIS

Hah? Lo ngajak ke Surabaya kayak mau ngajak makan Gultik deh

 

Amora terkekeh.

AMORA

Ya kalo mau makan Gultik doang nggak perlu direncanain Ris, abis dari sini juga bisa. Lagian Gue mau ngajak Lo makan Rawon lagi Ris, langsung di Surabaya, sekalian meeting tentunya.

 

DERRIS

Yaa.. kesannya mendadak aja.

 

AMORA

Ihh, lebay deh Lo. Surabaya kan deket, apalagi kalo naik pesawat. Gue tinggal minta tolong Tamara buat booking tiket, besok kita berangkat. Sehari aja Ris, lusanya kita udah balik.

 

DERRIS

Yaa.. oke deh.

Lagian mana bisa permintaan Bu CEO ditolak (ledek Derris)

 

Derris tersenyum jahil, Mora tersenyum geli.

 

CUT TO:

 

9.   EXT. KOTA SURABAYA – SIANG HARI

Scene menunjukkan pemandangan kota Surabaya dengan lalu lintas yang padat, patung Suro & Boyo, lalu bangunan ikonik kota Surabaya.

 

10. INT. BANDARA – SIANG HARI

Terlihat Amora dan Derris berjalan di Bandara, menandakan mereka baru tiba, lalu di lobby bandara, Rio sudah menunggu untuk menjemput mereka.

  

11. INT. KANTOR TRENDZONE – RUANG MEETING – SIANG HARI

Amora sedang berbicara menjelaskan isi proposal kerja sama yang di ajukan secara resmi ke TRENDZONE hari ini. Ada lima orang lainnya di ruangan itu yang sedang mendengarkan penjelasan Amora dengan fokus, termasuk Rio dan Derris.

 

AMORA

Nah, jadi projectnya ini juga akan memberikan kemudahan berbelanja bagi customer OutFIT-U dan tentunya customer setianya TrendZone dalam mencari dan menemukan fashion item yang bener-bener cocok buat mereka, karena kita punya fitur try-on, banyak brand, banyak produk, dan yang paling penting, untuk semua size tersedia.

 

Rio menatap Amora kagum, seolah-olah terpukau dengan presentasi Amora.

   Derris melirik Rio sebentar.

AMORA (CONT’D)

Dan buat TrendZone, kalau kira-kira ingin menambah fitur khusus buat cewe, OutFIT-U bisa bantu lho,

 

Rio tersenyum ke Amora.

 

AMORA (CONT’D)

Ya nggak Ris?

Derris mengangguk.

 

DERRIS

Iya, pasti.

Kalo term and conditionnya cocok, ya kenapa enggak?

 

Rio tertawa, amora juga. 

 

CUT TO:

12. INT. RUMAH AMORA – RUANG TENGAH– MALAM HARI

Amora tiba di rumah, Grey menyambutnya dengan gembira. Amora memeluk anak lelakinya itu. 

CUT TO:

13. INT. RUMAH AMORA – RUANG TIDUR GREY– MALAM HARI

 Amora dan Grey memasuki kamar tidur Grey. Tangan kanan amora menggandeng tangan Grey sementara tangan kirinya memeluk MacBooknya.

AMORA

Yuk, sebelum Bobok, Mommy bacain bedtime story ya, sini-sini

 

Grey mengangguk senang, Amora membantu Grey naik ke tempat tidur, lalu menganmil Buku Dongeng Grey dan mulai membaca.

 

CUT TO:

 

Grey sudah tertidur di samping Amora, sementara Amora masih duduk di sebelah Grey, terlihat mengetik sesuatu di MacBooknya.

 

CUT TO:

 

14. INT. KANTOR TRENDZONE – RUANG MEETING – SIANG HARI

Terlihat Rio sedang membicarakan project yang diajukan OutFIT-U bersama Timnya.

 

RIO

Oke, selain yang tadi saya sampaikan, project collabs ini juga bisa meningkatkan brand awareness buat TrendZone.

OutFIT-U tuh udah populer, kalau kita kan masih baru,

Iya saya tau sih fitur kita emang keren, tapi kalau belum banyak yang tau, ya sama aja kan, makanya tentang brand Awareness ini penting.

 

Kemudian salah satu orang dari Tim Rio, Putra, menganggapi

 

PUTRA

Iya, kita bisa aja terima ajakan collabsnya, sekarang kita tinggal atur gimana term & conditionnya atau perjanjian yang harus kita buat dengan mereka.

 

Rio mengangguk setuju.

CUT TO:

 

15. INT. WAREHOUSE OUTFIT-U – SIANG HARI

Amora, Derris, Rio dan beberapa pegawai Rio mengunjungi warehouse OutFIT-U, Amora tampak semangat memperlihatkan dan menjelaskan ruangan demi ruangan, serta pos demi pos yang mereka lewati. Lalu saat tiba di space yang agak lengang tanpa ada banyak barang di sana, mereka berhenti sejenak.

 

AMORA

Nah, Space ini yang Gue bilang ke Elo Ri, Lo bisa pake buat warehousenya TrendZone. Gimana menurut Lo? Cukup luas kan?

 

Rio memandang sekeliling ruangan itu.

 

RIO

Ini oke banget Ra.

 

Rio tersenyum, Amora membalas senyumnya, lalu Amora melirik Derris, Derris juga ikut tersenyum

 

DERRIS

Tapi kalo gajadi collabs ya gajadi pindah warehouse ya Ri

 

Rio terkekeh mendengar kata-kata Derris. Lalu tersenyum melihat Amora.

 

RIO

Jadi kok jadi, mana bisa Gue nolak Amora.

 

Amora agak salting, lalu tersenyum tipis.

 

CUT TO:

16. INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG MEETING – SORE HARI

Tim OutFIT-U dan Tim TrendZone sedang meeting bersama, membahas kesepakatan akhir tentang project yang akan dikerjaan bersama. Terlihat Rio yang sedang berdiri dan memberikan penjelasan.

 

RIO

Masing-masing pihak, OutFIT-U atau TrendZone, sudah saling menerima penawaran masing-masing, uda kita jabarin bareng-bareng, dan ternyata OutFIT-U menyanggupi permintaan dari TrendZone, which makes me so glad,

 

Rio menatap Amora sebentar. Amora tersenyum melihatnya.

 

RIO (CONT’D)

Thank you ya Ra,

 

Amora tersenyum sewajarnya ke Rio, agak salting karena namanya disebut Rio.

 

RIO

Gue bakal jadi orang yang senengnya bukan main, kalau nanti akhirnya gue bisa lihat Logo TrendZone di laman OutFIT-U. So, that’s deal, and let’s start working on this project.

 

Anggota meeting lainnya bertepuk tangan, Rio menyodorkan tangannya untuk mengajak Amora bersalaman. Amora bangkit dari duduknya dan menjabat tangan Rio.

 

CUT TO:

 

17. INT. KANTOR OUTFIT-U – RUANG KERJA AMORA - MALAM HARI

 Amora dan Derris ngobrol di ruangan Amora.

 

DERRIS

You’re doing a great job Ra.

 

AMORA

Thanks Ris, Lo janji ya bakal bantuin gue.

 

DERRIS

Emang selama ini gue pernah ninggalin Lo? Nggak bantuin Elo?

 

Amora tersenyum tulus ke Derris.

 

DERRIS

Eh, tapi Ra, menurut Gue, tentang collaboration project ini, investor kita kayaknya perlu tau deh. Lo ada ngobrol ke Danvey nggak sih?

Amora terdiam sejenak. Menggeleng pelan.

 

AMORA

nyampaikan ini ke investor emang udah Gue pikirin kok, jadi ya entar sekalian aja, kan Danvey salah satu investor juga.

 

Derris mengangguk.

DERRIS

Okay.

Nanti gue minta bantuan Tamara buat ngejadwalin pertemuannya ya Ra.

 Bareng Rio juga kan?

 

Amora mengangguk.

AMORA

Iya Ris, Lo atur aja

 

CUT TO:

 

18. INT. TOKO BUNGA ALICE – SIANG HARI

Alice tampak duduk sambil sedikit touch up, seorang pegawai senyum-senyum melihatnya, lalu dia melihat ke arah jendela, ada mobil yang tiba di depan toko bunga mereka.

 

PENJAGA TOKO BUNGA

Mbak, jemputannya udah datang tuh,

Mbaknya juga udah cakep.

 

Alice tersipu.

ALICE

udah ya?

 

Alice menyimpan lipstiknya ke dalam handbag, lalu beranjak pergi.

Saat ia keluar dari toko, Harvey tampak berjalan mendekati.

Alice bingung, ia melihat sekeliling, lalu Harvey bertanya.

 

HARVEY

Kamu lagi nunggu sesorang?

 

ALICE

Kamu mau beli bunga?

 

HARVEY

Sebenernya mau ketemu kamu sih, ada yang mau aku omongin.

 

ALICE

Harvey, kalo masih ngomongin masalah kemaren, aku nggak mau deh, muter-muter di situ aja, kamu nggak capek apa?

 

HARVEY

Capek,

Makanya kita duduk dulu yuk.

 

Alice mengeryitkan keningnya.

 

HARVEY (CONT’D)

Enggak, aku bukan mau ngomongin hal yang sama dengan yang kemaren,

Ini kelanjutannya.

 

Alice kembali mengenyitkan keningnya.

Kemudian ada mobil lain yang tiba, Alice dan Danvey kompak melihat. Rio menurunkan kaca mobilnya, tersenyum ke Alice dari jauh.

 

HARVEY (CONT’D)

Customer kamu ya?

 

ALICE

Dia Rio, anak temennya Mama, kita dikenalin, belum lama kok.

Tapi karena kebetulan dia lagi di Jakarta, jadi sering jalan bareng.

 

Harvey terlihat sedikit cemburu.

 

HARVEY

Kamu jangan gampang percaya dong sama orang yang baru kenal.

 

ALICE

Iya makanya harus kenalan kan? Sering sering ketemu, sering ngobrol, biar kenal. Lagian dia satu almamater sama Mas Danvey, mungkin aja dia kenal.

 

Harvey kembali menoleh ke Rio yang masih menunggu Alice.

 

ALICE (CONT’D)

Harvey, I got to go, kamu kalo ada yang mau dibilang, send message aja, pasti aku bales.

Pergi dulu ya.

 

Harvey hanya merengut melihat Alice pergi.

Alice masuk ke mobil Rio

 

RIO

Siapa Al?

 

ALICE

Customer.

 

Jawab Alice sambil menggunakan seatbelt.

 

RIO

Customernya temen kamu ya? Ini beneran nggak papa langsung pergi? Kalo belum selesai, aku bisa nunggu lho.

 

ALICE

Udah kok. Langsung jalan aja.

 

RIO

Okay then.

 

Rio kemudian menginjak gas mobilnya perlahan, dan sempat menekan klakson, mengangguk ke arah Harvey dan tersenyum ramah.

 

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar