CARI MATI "Game Over Tuhan Yang Tentukan"
9. Chapter #9 BARANG HARAM

EXT. PARKIRAN LIAR FUTSAL SEPAK- DAY

Anak buah Genk Ergo menghampiri seorang tukang parkir motor di Futsal Sepak yang sedang membenahi motor yang terparkir. Mereka memukuli salah satu tukang parkir. 

TUKANG PARKIR 1

Woii…. Apaan nih?

ANAK BUAH GENK ERGO 1

Diam lu!

Seorang temannya berusaha membantu namun segera disergap anak buah Genk Ergo lainnya. 

TUKANG PARKIR 2

Ini lahannya Bang Mail. 

Bisa mampus dibikin lu?

ANAK BUAH GENK ERGO 2

Itu dulu, sekarang Bang Ergo yang ambil alih.

Perkelahian seru terjadi dan dua orang tukang parkir terkapar. Suara sirine polisi membubarkan mereka.

INT. MARKAS GENK ISMAIL- DAY

Boris melapor bahwa lahan parkir mall Angkring diambil genk Ergo. Ismail tak menanggapi dan membiarkan hal itu terjadi.

ISMAIL

Ya udah kamu jangan kerja dulu besok Ai. Istirahat dulu sampai enakan.

Boris masuk keruangan Mail tergesa- gesa.

BORIS

Bang Mail, gawat Bang.

ISMAIL

Sebentar Ai. 

(Menutup HP dengan tangan) 

Kenapa Ris?

BORIS

Si Ergo cari gara- gara ngerebut lahan parkir di depan Futsal Sepak.

ISMAIL

Ya ampun Ris, segitu aja lu kayak Kebakaran jenggot. Lahan kecil juga, udah biarin aja, anggap aja amal.

BORIS

Hah? Tumben Abang gak marah?

ISMAIL

Iya gak apa- apa.

BORIS

Serius Bang??

ISMAIL

Iya. Udah Sana keluar, gue masih telponan nih.

Boris keluar ruangan.

BORIS

Waduh, gara- gara cinta kerjaan dikorbanin. 

Gak bisa gini nih bisa hancur bisnis.

Telepon genggam Boris berdering. 

BORIS

Jack. Ok, ok. Besok malam aku kesana.

INT. SUPERMARKET- AFTERNOON

Ismail mendorong trolli, diikuti Aisyah dan Enyak sibuk melihat catatan dikertasnya.

ISMAIL

Ya elah Nyak masih pake kertas aja.

ENYAK

Ya masa gue hapalin Il.

ISMAIL

Pake HP napa Nyak.

AISYAH

Ih Abang, biarin aja sih.

ENYAK

Cariin kucai Il

ISMAIL

Apaan kucai Nyak?

AISYAH

Tadi dilorong ujung ada Nyak.

ENYAK

Nah, lu ambil dah tuh kucai.

Ajarin Ai, biar tau nih bocah.

Sini gue yang dorong 

(Mengambil alih troli)

ISMAIL

Sewot amat Nyakku yang cantik

(Mencubit pipi Enyak)

ENYAK

Apa sih.

Aisyah dan Ismail tertawa melihat Enyak yang kesal karena cubitan Ismail. 

ISMAIL

Ayo Ai.

Aisyah dan Ismail pergi. Enyak mendorong troli sambil melihat- lihat belanjaan, menyusuri lorong dan pindah kelorong berikutnya. Sambil melihat catatan tak sadar Enyak menabrakan troli ke Akmal.

ENYAK

Eh, Eh, Maap Pak.

Akmal menengok dan keduanya terkejut. Menatap perlahan.

AKMAL

Siti?

ENYAK

Akmal?

Akmal segera memeluk Enyak dan iapun membalasnya. Mereka berdua menangis gembira.

AKMAL

Ya Allah, Siti.

ENYAK

Akmal, sahabat gue.

Dua orang pelanggan lewat dan tertawa kecil melihat pemandangan tersebut. 

Sadar dan malu, perlahan melepas pelukan namun Akmal tak melepaskan. Sambil lewat Si pelanggan menggoda.

PELANGGAN SUPERMARKET

Co cwit…

ENYAK

Mal, lepasin. 

Malu diliat orang.

Akmalpun sadar dan segera melepaskan. Bagaikan anak remaja mereka tersipu malu.

AKMAL

Siti, ayo kita cari tempat duduk.

Banyak yang mau gue cerita.

INT. KANTIN SUPERMARKET- CONTINUOUS

Akmal dan Siti saling melepas rindu, bercerita banyak hal. Kantin tidak begitu banyak, Teh pahit dan air mineral menemani mereka.

AKMAL

Ya, Allah Siti, tiga puluh tahun kita udah pisah.

ENYAK

Lu gimana Mal? Berapa anak lu?

AKMAL

Perempuan satu.

ENYAK

Ya, Allah, pasti cantik kayak Risti bini lu.

Akmal terdiam sejenak, raut wajahnya berubah murung.

AKMAL

Risti udah meninggal Sit, waktu lahirin putri gue.

ENYAK

Inalilahi, maap Mal.

AKMAL

Gak apa Sit.

Tiba- tiba Ismail dan Aisyah datang, mereka sedikit berjalan terburu- buru. 

ISMAIL

Ya Allah Nyak, sampai jantungan Mail nyariin Enyak.

AISYAH

Loh, Bapak kok disini?

ISMAIL

Enyak kenal sama Om Akmal.

Akmal dan Enyak bertatapan, merasa heran dengan apa yang baru saja terkuak.

ENYAK

Jadi Ai anak lu Mal?

AKMAL

Ismail anak lu Siti? 

(Mengusap wajah) Alhamdulilah.

Aisyah dan Ismail semakin bingung dengan reaksi mereka. Berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Enyak memecah kebingungan itu dengan menjelaskan hubungan Enyak dan Akmal.

ENYAK

Akmal ini sahabat gue sama Babeh lu Il.

ISMAIL

Ya ampun… Kok bisa kebetulan gitu ya kayak di sinetron.

Semua tertawa mendengar respon Ismail. Ismail segera duduk disamping Akmal dan Aisyah tepat disamping Enyak.

ENYAK

Il, Akmal ini banyak jasanya. 

Dia yang nyelametin Enyak sama elu.

ISMAIL

Hah? Maksudnya?

AKMAL

Dari awal ketemu gue curiga, kenapa Ismail mirip banget sama Sabeni. 

Gue sempat pikir Sabeni hidup lagi.

ISMAIL

Babeh emang meninggal kenapa Om?

Siti dan Akmal saling bertatapan. Akmal mengangguk seakan memberitahukan untuk menceritakan masalalu Sabeni kepada Ismail.

ENYAK

Babeh lu dulu preman Tangerang. 

Dia dibunuh sama pesaingnya dirumah kita dulu Il.

Elu masih umur dua tahun. 

Akmal berhasil bawa kabur kita ke Jakarta.

 Kita berpisah setelah Akmal nyariin kontrakan buat kita.  Abis itu gue gak tau kabarnya sampai sekarang.

AKMAL

Gue pergi karena mereka mau bunuh gue juga Il. 

Setelah limabelas tahun gue berani ke Jakarta karena gue dengar Kepala Genk Gopar mati ditembak pesaingnya.

Gue mampirin kontrakan lu siti, ternyata lu udah pindah. Semua orang gue tanyain pada gak tau. 

Hampir tiap hari sampai sekarang gue masih cari keberadaan kalian.

AISYAH

Ya ampun, makasih Allah. 

Akhirnya kita dipertemukan disini.

ISMAIL

Makasih Om Akmal 

(Ismail memeluk Akmal)

AKMAL

Lu udah bales waktu lu selamatin Ai Il. 

Emang perbuatan baik masalalu ternyata menuai perbuatan baik masakini. 

Makanya kita harus kasih benih baik tiap hari, suatu saat pasti ada balasannya.

ENYAK

Gue juga senang Mal, gak disangka anak lu berjodoh sama bocah gue.

Ismail tertunduk lesu mengingat hal itu hanya sementara. Seakan Akmal mengerti. Akmal mengelus punggung Ismail.

AKMAL

Takdir punya Allah Il, lu gak usah khawatir.

ISMAIL

Iya Om.

Seketika suasana kantin bergerak lambat, deru haru menyelimuti mereka. Kesedihan yang berusaha disembunyikan Ismail mendobrak pertahanannya, airmata Ismail menetes. Getaran perasaan itu menjalar kepada mereka berempat. Enyak menggenggam tangan kiri Ismail dan Aisyah menggenggam tangan kanan Ismail, Akmal merangkul Ismail dengan tangan kanannya dan perlahan mencengkram erat. Semua tenggelam dalam suasana haru.

INT. PABRIK SABU- SABU ERGO- RUANGAN ERGO- NIGHT

Para pekerja sibuk memasukan sabu- sabu ke plastik- plastik kecil. Lima orang penjaga bersenjata mengawasi semua pekerja. Ergo didalam ruangannya menghitung uang bersama dua orang wanita pekerjanya. Telepon genggam ERGO berbunyi. Penelpon menggunakan suara seperti robot untuk merahasiakan identitasnya. Ergo berbincang- bincang kepada seseorang merencanakan distribusi dan strategi.

ERGO

(Menghisap rokok)

Halo.

PENELPON

Susu Vanila hari ini meluncur kapan? 

ERGO

Subuh.

Kamu atur semua aman. 

Jangan sampai kantong- kantong distribusi kita diganggu.

PENELPON

Taman bermain sudah dibersihkan.

Cash seperti biasa.

ERGO

Pasti.

PENELPON

Kapan anda membersihkan rumput- rumput halaman?

ERGO

Perlahan- lahan. 

Semua wilayah pasti kita makan.

PENELPON 

No free lunch.

ERGO

No free lunch, saya tau itu.

Bantu saya dan saya akan bantu kamu.

PENELPON

Kapan susu diperah lagi?

ERGO

Minggu depan satu mobil box, kawal ketat tapi terkendali.

PENELPON

Pasti

ERGO

Harus.

Telepon ditutup. Salah seorang pekerja wanita meletakan uang yang telah dimasukan plastik transparan didepan Ergo. Dia mengambil tumpukan uang tersebut dan menghirup aromanya dengan penuh kenikmatan.

ERGO

Surga

EXT. TAMAN- AFTERNOON

Dua orang pengedar mengendarai motor, penumpang belakang memakai tas ransel yang cukup besar. Mereka berhenti di ujung gang, sudah ada seseorang bertubuh kurus menanti. Satu kaleng susu diberikan kepada seseorang tersebut dan memberikan satu plastik hitam berisi uang. Pengedar tersebut kembali melaju dan kembali menghentikan motornya didepan pom bensin, dimana seorang wanita muda menanti. Dua kaleng susu kembali diberikan dan iapun memberikan plastik hitam berisi uang. Dengan tergesa si wanita berjalan cepat. Pengedar kembali melaju motornya dan kini berhenti pada sebuah taman, seorang pemuda gempal menanti. Satu kaleng susu diberikan kepadanya dan pemuda tersebut memberikan plastik hitam berisi uang. Pengedar langsung pergi, pemuda tersebut memasukan kaleng susu ke dalam tas totebagnya. Di kejauhan seorang pemuda kurus menghampirinya dan menanyakan sesuatu.    

PEMADAT

Bang, ada Susu Vanila.

PEMUDA PENGEDAR

Tau aja lu gue baru meras.

Pemuda pengedar mengambil satu bungkusan kecil dari kaleng dan memberikan kepada pemadat dengan bersalaman. Uang bertukar dengan sebungkus kecil sabu- sabu. Pemadat langsung berjalan cepat dan juga si Pemadat. 

Pemadat mencari tempat sepi di taman dan mengeluarkan sendok dan jarum suntik. Ia memasukan sabu keatas sendok dan membakar dengan pemantik, setelah dianggap siap ia menyedot dengan jarum suntik. Mengikat tangan kirinya dengan ikat pinggang setelah itu menyuntikkan ke lengan kirinya. Pemadat tersebut terkulai lemas dan tiba- tiba kejang, mulut mengeluarkan busa. Ismail dan Aisyah sedang berlari sore di taman tersebut. Aisyah melihat dari kejauhan seorang pemuda kejang- kejang.

AISYAH

Bang, kenapa itu anak?

(Menunjuk ke arah pemuda yang kejang)

ISMAIL

Waduh.

Ismail segera berlari menuju ke arah Si Pemuda. 

ISMAIL

Dek, bangun dek.

Ismail Mengguncangkan badannya dan menampar- nampar pipi si Pemadat namun tidak bereaksi apapun.

ISMAIL

Telepon ambulance Ai.

AISYAH

Iya Bang.

Seketika orang berkumpul melihat kejadian tersebut. Salah seorang dari kerumunan menawarkan diri membantu.

SESEORANG

Saya dokter Mas.

ISMAIL

Kasih CPR Mas.

Seseorang tersebut menekan dada si Pemadat berkali- kali dan memeriksa nadi. Dia menghentikan tindakannya.

SESEORANG

Udah gak ada Mas.

Aisyah menutup telepon dan segera menghampiri Ismail.

AISYAH

Ambulance sedang menuju sini Bang.

ISMAIL

Udah gak ada Ai.

Ismail terdiam sambil menahan emosi. Melihat sebuah jarum suntik serta bekas bungkus sabu. Ismail keluar dari kerumunan dan berjalan cepat, Aisyah segera mengikuti.

AISYAH

Bang!

Ismail tidak menghiraukan dan terus berjalan menuju sebuah pohon besar. Tak tahan akan emosinya, Ismail meluapkan amarah dengan memukul pohon tersebut.

ISMAIL

Anjing!!!

Aisyah segera menghampiri Ismail dan menghentikan Ismail memukul pohon. 

AISYAH

Abang!

Memegang tangan Ismail yang masih bergetar menahan emosi. Aisyah membalut tangan Ismail yang sedikit terluka dengan handuk Aisyah.

ISMAIL

Dia masih anak bau kencur. Masadepannya masih panjang.

AISYAH

Kita gak bisa buat apa- apa Bang. Itu pilihan dia.

ISMAIL

Sudah gue bilang jangan ada yang jual narkoba di wilayah gue.

Aisyah mengelus tangan Ismail untuk menenangkan. Suara ambulance terdengar.

AISYAH

Iya Bang, Ai juga setuju.

Ambulance sudah datang Bang.

Sekarang kita pulang yuk.

Ismail hanya mengangguk dan mereka pun beranjak pergi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar