Breath & Brave (Script)
1. Babak 1: Kambuh

Adegan 1

Set: Rumah-Pagi

(Suasana rumah Rina menenangkan. Burung-burung berkicau. Cahaya matahari yang eksotis menerobos celah-celah rumah. Namun, tidak dengan kamar tidur Rina Gayatri yang berantakan. Kertas-kertas skesta gambar bersekaran beserta alat gambar lainnya. Layar monitor masih menyala, menampilakan gambar kartun karakter cewek yang sedang menjerit di aplikasi Kwikku. Lalu suara gedebuk terdengar. Dan Rina Gayatri sedang kesusahan napas di lantai.

Mendengar gedebuk keras, Citraloka (ibunya Rina) dan Darma Sukarna (ayahnya Rina) berlari ke lantai atas untuk melihat kondisi Rina)

CITRALOKA

(Menjerit)

Astagfirullah, Rina!

DARMA SUKARNA

(Mulutnya menganga)

Anak, ayah!

(Dalam suasana tegang melihat anaknya kesusahan napas. Datanglah Sinyo Adam (kakak laki-laki Rina) dan berhenti di ambang pintu sambil menganga melihat adiknya kesusahan napas di lantai. Semuanya menganga dan menjerit, termasuk gambar karakter di aplikasi Kwikku yang masih saja menyala.)

SINYO ADAM

(Berusaha untuk terlihat tenang)

Ayah, Ibu, sebaiknya kita segera bawa Rina ke UGD.

(Darma mengangguk, lalu segera melesat pergi untuk menyiapkan mobil. Citraloka bergegas mengambil tas dan keperluan Rina untuk nanti di rumah sakit, termasuk berkas-berkas. Dan Sinyo Adam berusaha untuk menenangkan Rina sambil menggendongnya untuk di bawa ke rumah sakit.)

Adegan 2

Set: Rumah-Pagi (Kilas Balik)

(Suasana rumah masih sama. Tenang, eksotis dan tetap saja kamar tidur Rina berantakan.)

RINA GAYATRI

(Menjerit melihat wastafel)

(Penghuni rumah menghampiri sumber suara. Citraloka menjerit lalu menangis ketika melihat bercak dahak berdarah di wastafel. Darma menganga dan Sinyo tetap tenang menghadapi situasi.)

SINYO ADAM

Oke... lebih baik kita sarapan dulu. Setelah sarapan, ayo kita sama-sama antar Rina periksa ke rumah sakit. Yuk, sarapan dulu, yuk.

(Di ruang makan, Rina, Adam, Citraloka dan Darma sedang sarapan dengan suasana yang sangat hening. Apalagi perasaan Rina tidak karuan ketika melihat Citraloka tidak berhenti menangis.

Lalu mereka pun ke rumah sakit. Berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut ke esokkan harinya. Dan, pada akhirnya diagosis dokter menyatakan jika Rina mengidap penyakit paru-paru kronis. Citraloka menjerit di ruang dokter dan Rina menangis.)

RINA GAYATRI

(Monolog)

Suara dokter itu mengiang-ngiang. Paru-paru kronis katanya. Dan aku lupa nama yang menyebalkan tapi keren penyakit itu. Ya, paru-paru, dokter itu tidak keliru. Buktinya, ketika aku bernapas, aku merasa semua orang telah mencuri oksigen untukku. Mereka menghabiskannya. Sesak rasanya. Apalagi ketika mendengar jeritan ibuku. Maka dari itu, aku berjanji untuk terlihat baik-baik saja. Meski... sekali lagi, aku merasa semua orang telah mencuri oksigen untukku.

Adegan 3

Set: Ruang tunggu rumah sakit-Siang

(Rina dan Adam sedang menunggu orangtua mereka di ruang tunggu rumah sakit. Napas Rina masih teratur meski wajahnya masih pucat. Adam duduk di sampingnya sambil menyandarkan tubuh di punggung kursi dan sedang menonton TV yang menempel di salah satu dinding ruang tunggu.)

SINYO ADAM

(Berbicara sambil tersenyum miring)

Dik, percaya atau tidak, virus Corona nggak bakal masuk ke Indonesia.

RINA GAYATRI

(Mendengkus sambil melihat kakaknya penuh ketidak percayaan)

Sok tahu!

SINYO ADAM

(Terkekeh sambil menatap layar TV yang sedang menayangkan berita tentang virus Corona yang sudah masuk ke negara lain)

Ih... Dengar... orang Indonesia tuh yah, kuat-kuat. Flu batuk aja diabaikan sampe sakitnya hilang. Nah Corona? Ngedenger gitu bakal minggat kali. Sakit hati dia, merasa nggak dihargain.

RINA GAYATRI

(Menghela napas)

Gitu, ya? Meski agak terlalu meragukan akan penjelasan Anda, gue sih berharap tuh virus nggak ke sini. Ngeri juga lihat berita-beritanya.

SINYO ADAM

(Menggeleng-geleng lalu melihat orangtuanya sudah datang)

Tuh Ibu sama Ayah. Yuk pulang. Laper gue, capek habis ngakut karung beras.

RINA GAYATRI

(Memutarkan bola mata)

Sindiran diterima

CITRALOKA

Rina sayang, kata dokter, kamu harus memakai oksigen portable biar napasmu terbantu. Agak sedikit ribet sih, tapi kamu mau kan, Sayang?

RINA GAYATRI

(Terdiam, membayangkan dirinya harus ke mana-mana memakai oksigen portable)

Boleh, Bu. Aku tidak mau rebutan lagi sama manusia-manusia rakus.

SINYO ADAM

Idih! Lo juga manusia, Marimar! Dan rakus! Apalagi kalau udah nemu awug beras!

(Sesuah meninju perut Adam, Rina kembali ke ruang dokter dan dr. Angga yang tampan memasang cabang kanul oksigen ke hidung Rina dan slang itu memutari telinganya. Lalu Rina mencangklong tempat oksigen portablenya.)

DOKTER ANGGA

(Tersenyum sambil melihat wajah Rina)

Cantik

RINA GAYATRI

(Monolog)

Salah satu enaknya jadi orang pesakitan adalah; Sebagian orang tidak tega untuk menghinamu.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar