Break A Leg! (Literally) - Script
5. ACT ONE (Part 5)

18. INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG

Kantin penuh oleh murid-murid yang makan siang. Tasya baru kembali dari mengambil pesanan Aga. Dia meletakkan sepiring nasi goreng dan segelas jus apel di depan cowok itu. Arifin ikut makan bersama mereka. Duduk berseberangan dengan Tasya dan Aga.

ARIFIN (CONT'D)

Jadi bagaimana ini posisi kapten? Ko sakit baru mau pertandingan. Siapa mi jadi kapten?

AGA

Pulang sekolah nanti gue bakal bicara kok sama coach. Sekalian ngomong sama yang lain juga. Kita ketemu di lapangan aja pulang sekolah.

Tasya sontak menoleh. Kaget.

TASYA

Ga, kata ibu kamu, hari ini kamu ada bimbingan belajar.

AGA

Iya, emang ada.

TASYA

Dan aku disuruh antar kamu ke tempat bimbel setelah pulang sekolah.

AGA

Gue mau bolos jam pertama. Mau ngomong dulu sama coach dan anak-anak klub sepak bola.

TASYA

AGA!

Aga terbatuk karena tersedak minumannya saat mendengar seruan Tasya.

TASYA (CONT'D)

Aku juga ada latihan balet jam lima! Aku harus langsung antar kamu ke tempat bimbel supaya enggak telat latihanku juga!

AGA

Izin telat aja deh, Sya. Gue harus meeting sama anak-anak.

ARIFIN

Bah, Tasya. Dia kapten itu. Banyak mau dibicarakan, Aga, toh? Kita mau mi pertandingan, butuh kapten baru.

TASYA

Pokoknya enggak!

Arifin sedikit melompat dari tempat duduknya mendengar bentakan Tasya.

ARIFIN

Sa diam mi pale.

Arifin menunduk takut-takut.

Tasya memutar badannya menghadap Aga.

TASYA

Ga, dalam waktu dekat ini aku ada audisi. Aku enggak boleh bolos-bolos latihan.

AGA

Cuma izin telat kok, bukan bolos. Lo telat bentar juga enggak akan berpengaruh besar.

TASYA

Berpengaruh! Jadi, pokoknya enggak!

Aga ikut memutar badanya untuk berhadapan dengan Tasya.

AGA

Izin aja, Sya.

TASYA

Enggak!

AGA

Izin!

TASYA

Enggak!

AGA

Izin!

TASYA

ENGGAK!

CUT TO :

19. INT. SEKOLAH - KORIDOR DEPAN KELAS XI IPA 2 - SORE

Jam pulang sekolah. Murid-murid lain sibuk berlalu lalang. Aga bersandar di dinding sambil memeluk tongkat kruk. Di hadapannya, Tasya menatap tajam. Ponsel menempel di telinga gadis itu.

Saat panggilannya dijawab, Tasya menunduk untuk membuat suaranya didengar lebih jelas. Berhubung koridor ramai.

TASYA

Halo, Kak Latifa, ini dengan Tasya. Aku mau izin ...

Memandang Aga sekali lagi, lalu mengembuskan napas panjang.

TASYA (CONT'D)

... enggak datang kelas hari ini.

Beat.

Tasya mendengarkan balasan di seberang telepon.

TASYA

Aku ada urusan di sekolah, Kak, dan sepertinya akan selesai lewat jam lima. Jadi ...

Beat.

Tasya mendengarkan balasan di seberang telepon.

TASYA

Eh? Dimundurkan ke jam tujuh?

LATIFA (O.S)

Kamu tidak dapat pengumumannya? Saya sudah minta Ara untuk meneruskan pengumuman itu ke kalian sejak tadi pagi.

TASYA

Ara...

Eh, baiklah, Kak, kalau jam tujuh aku enggak jadi izin.

Iya, terima kasih.

Tasya menutup panggilan teleponnya.

AGA

Latihan lo diundur?

Tasya mengangguk.

AGA (CONT'D)

Baguslah, jadi enggak ada dari kita yang dirugikan.

Tasya tidak menjawab, malah memasang wajah masam.

Aga yang menyadari itu membungkuk dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah gadis itu.

AGA (CONT'D)

Lo kesal karena enggak ada yang ngasih tau soal pergantian jadwal itu, ya?

Aga menegakkan kembali badannya saat melihat Tasya memalingkan wajah.

AGA (CONT'D)

Di sekolah atau pun di tempat latihan balet, ternyata lo sama-sama enggak punya teman.

Tasya melirik sengit.

TASYA

Rese! Kata siapa?

AGA

(Mengangkat bahu jahil) Kata gue barusan.

Tasya lagi-lagi hanya membuang muka.

CUT TO :

20. EXT. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH - SORE

Aga dan Tasya sedang berjalan menuju lapangan sepak bola.

AGA

Lo itu harusnya bisa lebih ramah ke orang lain.

Tasya berjalan lebih di depan. Sesekali menoleh ke belakang melihat keadaan Aga.

AGA (CONT'D)

Meskipun lo emang punya sifat penyendiri, lo harusnya punya teman satu atau dua.

Tasya berhenti melangkah, berbalik, lalu memandang tajam Aga.

AGA (CONT'D)

Selain enggak ramah, lo juga suka emosian. Iya, kan? Karena itu ...

Aga mendongak dan menyadari pandangan tajam Tasya.

AGA (CONT'D)

Kenapa?

TASYA

Pengen aku dorong kamu karena terlalu bawel.

AGA

Oh, ternyata lo juga psikopat. Pantas aja enggak punya teman.

Aga melangkah melewati Tasya.

TASYA

Memang apa pentingnya punya teman?

Aga berhenti, menoleh kaget.

AGA

Tentu aja penting! Teman ada untuk dengar rahasia dan perasaan lo, saat lo senang atau pun sedih. Atau mereka ada untuk ngasih lo nasihat saat lo enggak bisa bicara dengan orang dewasa. Atau contohnya untuk kasus tadi, ngasih lo info untuk hal yang enggak lo tau.

Tasya memutar bola matanya.

AGA (CONT'D)

Teman buat kita merasa enggak sendirian di dunia ini. Emangnya lo enggak kesepian?

Kemudian terdengar teriakan dari arah lapangan.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA

KAPTEN AGA!!!!

Aga dan Tasya bersamaan menoleh.

Terlihat anggota klub sepak bola yang melambai di bangku istirahat di seberang lapangan.

Aga ikut melambai.

AGA

Oi!!!

Lalu dengan semangat Aga kembali mengayunkan tongkat kruknya untuk menghampiri mereka.

Tasya bergeming di tempatnya, menatap punggung Aga yang menjauh dan anggota klub sepak bola yang bercerita dan bercanda.

CUT TO :

21. INT. STUDIO TARI - ROYAL BALLET ACADEMY - MALAM

Tasya yang sudah berganti baju berjalan masuk ke studio tari dengan tote bag tersampir di bahu dan botol minum di tangan. Di dalam sudah ada beberapa orang lain. Ada yang sedang pemanasan sebelum memulai latihan, ada juga yang bergerombol sedang bergossip. Orang-orang itu menoleh saat Tasya masuk. Hanya sekilas, tanpa minat, lalu mereka kembali ke kesibukan masing-masing. Tasya mengembuskan napas pendek, lalu berjalan ke sisi depan studio tersebut. Duduk di tempat yang tidak begitu ramai dan bersiap-siap untuk pemanasan.

CUT TO :

22. INT. RUANG KELAS BIMBINGAN BELAJAR - AGA

Di depan papan tulis, seorang tutor sedang menjelaskan mengenai operasi pada matriks. Di bangkunya, Aga sibuk memperhatikan dan mencatat sampai layar ponsel yang tiba-tiba menyala mengalihkan fokusnya.

Aga meraih ponselnya dan menemukan pesan masuk. Ia membaca pesan itu lalu tersenyum. Diketuknya layar untuk membuka aplikasi chat lalu ke percakapan grupnya.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #1 (V.O)

Ga, tapi kamu masih bakal ikut di sesi latihan, kan?

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #2 (V.O)

Iya, Ga, lo ikut aja. Biar rame.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #3 (V.O)

Biar ada yang ngomel. Hahaha.

GALIH (V.O)

Kalian mau banget, ya, dengar omelan dia? Ga capek apa?

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #2 (V.O)

Yang tadi ga datang ga usah protes.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #1 (V.O)

Kemana aja tadi sampai bolos meeting segala? Dicariin coach kamu.

ARIFIN (V.O)

Sa yakin da pergi pacaran.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #4 (V.O)

Sa tidak heran. Hahaha.

ARIFIN (V.O)

Ko jangan tiru logatku, eh!

Aga terkekeh lalu mengetikkan balasan.

AGA (V.O)

Iyalah, gue bakal tetap datang latihan kok seperti biasa. Tenang aja.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #3 (V.O)

Sabtu-Minggu juga. Okay?

AGA (V.O)

Siap, tenang aja.

GALIH (V.O)

Makanya udah gue bilang dari awal, ngapain kita cari kapten pengganti.

ARIFIN (V.O)

Cuma sementara toh.

ANGGOTA KLUB SEPAK BOLA #6 (V.O)

Biar Ipin senang bisa jadi kapten juga.

Aga kembali terkekeh, tapi suaranya kali ini lebih keras.

TUTOR MATEMATIKA

Aga, no phone, please!

AGA

Ah, iya, kak, maaf.

Aga buru-buru mengunci ponselnya kemudian meletakkannya di saku celana.

CUT TO :

23. INT. STUDIO TARI - ROYAL BALLET ACADEMY - MALAM

CAST : LATIFA (30 TAHUN), ARA (17 TAHUN), TASYA (17 TAHUN)

Guru balet, Latifa, memasuki studio tari. Semua orang yang awalnya sibuk pemanasan menghentikan kegiatan mereka lalu bergegas membuat baris. Latifa berhenti tepat di tengah, di hadapan mereka semua.

LATIFA

Sebelum kita mulai, saya mau buat pengumuman dulu.

Semua murid mulai berbisik-bisik.

LATIFA (CONT’D)

Sekitar dua bulan lagi, Pusat Seni dan Budaya Nasional akan mengadakan anniversary. Dan mereka meminta akademi kita untuk melakukan pementasan sebagai rangkaian acara di malam puncaknya.

Semua murid memekik tertahan, tampak heboh dan antusias.

LATIFA (CONT'D)

Rencananya, kita akan membawakan Swan Lake. Minggu depan akan diadakan audisi untuk memilih siapa saja yang akan tampil.

Tasya menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba, ia merasa ada yang memerhatikannya. Saat ia menoleh, ia mendapati Ara memandangnya lurus.

LATIFA (CONT'D)

Jadi, kalian harus berlatih keras dan perlihatkan pada kami kalau kalian mampu tampil untuk pementasan Swan Lake ini. Terutama, kursi pemeran utama. Saya tau kalian pasti sangat ingin jadi pemeran utama, kan?

Murid lain semakin heboh dan antusias. Ara mengalihkan pandangannya kembali ke Latifa. Tasya mengernyitkan dahi bingung.

LATIFA (CONT'D)

Okay, now get the barre! We will start.

Semua murid membubarkan diri untuk mengambil barre.

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar