Bintang SMA 102
4. Bagian 4

19 EXT. TEMPAT KECELAKAAN KARINA — MALAM

Karina yang telungkup di Jalan. Ia melihat ke arah depannya, datar. Ia berlumuran Darah, tak bergerak, ia mengatupkan matanya pelan.

Ini mimpi yang sama yang di alami Karina.

Karina melihat Laki-laki yang sama terduduk di depannya, berlumuran Darah.

Seseorang berjalan mendekati Karina, tidak terlihat jelas siapa orang ini, tapi ia LAKI-LAKI, terlihat dari pakaiannya dan Suaranya.

SESEORANG

(samar-samar)
Kamu akan jadi Noda buat karir saya.

Karina hanya diam, tak melakukan apa-apa. Laki-laki ini pergi menuju Mobil, melewati Laki-laki itu. Bersama dengan Seseorang lainnya, mereka menaiki Mobil, terdengar suara kendaraan yang menjauhi mereka, dengan kecepatan tinggi.

Laki-laki itu berjalan ke arah Karina, Karina berusaha melihat Laki-laki itu, bersamaan dengan penglihatan Karina yang semakin jelas, LAKI-LAKI, PRASETYO PUTRO, 17. Dengan darah yang keluar dari Perutnya, ia berusaha berbicara dengan Karina, namun ia tak mendengar apa-apa, hanya bisa melihat Tio berbicara kepada dirinya. Karina tidak bereaksi apa-apa.

Tio berusaha berbicara dengan Karina, tapi perlahan-lahan Mata Karina tertutup, sebelum itu terjadi, Tio mengatakan sesuatu kepada Karina, tidak terdengar jelas. Kita hanya bisa melihat Mulut Tio yang bergerak, mengucapkan sesuatu, sebelum akhirnya Mata Karina tertutup sepenuhnya.

20 INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA — PAGI

Karina terbangun, membuka mata dengan cepat dan melihat sekitar, datar.

21 EXT. DEPAN KELAS KARINA - SEKOLAH — PAGI

Pram sedang memakan jajanannya, suasana sekolah yang tidak terlalu ramai.

Dari kejauhan, Pram melihat Karina yang berjalan cepat ke arahnya dan berhenti di depannya. Pram heran melihatnya.

KARINA

Pram.

Pram melihat Karina, datar, bingung.

KARINA

Gimana kalau Tio gak ikut geng motor... dan aku sebenarnya bukan korban karena geng motor... tapi karena di tabrak?

Pram melihat Karina, datar. Karina melihat Pram, menunggu jawabannya.

KARINA

Gimana kalau orang yang tusuk Tio itu bukan orang yang di tangkap sekarang?

Mereka sama-sama melihat.

CUT TO:

Karina dan Pram duduk di depan kelas, mereka tidak bicara.

KARINA

Aku ingat kejadiannya, maksud aku, gak semuanya. Di mimpi aku, Tio di tusuk. Yang aku ingat, ada dua orang, yang satu Laki-laki, tapi yang satunya aku gak tahu siapa. Mereka pakai Mobil, bukan Motor. Tio bicara sama aku, tapi aku gak dengar dia bicara apa.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Laki-laki itu bicara sama aku. Kamu akan jadi noda di karir saya. Aku dengar suaranya, walaupun gak jelas. Tapi aku gak tahu di siapa, aku cuma fokus ke mulutnya yang bicara.

PRAM

Apa orang itu yang tusuk Tio?

KARINA

Mungkin, sebelumnya aku pernah mimpi yang sama, Laki-laki itu tusuk Tio, tapi aku gak bisa pastiin.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Kita cuma perlu selidiki lebih lanjut.

Sesaat Pram melihat Karina.

PRAM

Kamu mau selidiki?

KARINA

Iya, aku mau selidiki. Walaupun aku tahu mungkin aku gak bisa pecahin masalah ini. Tapi aku harus coba.

PRAM

Apa yang mau kamu lakuin kalau kamu tahu alasannya?

KARINA

Aku gak tahu... aku gak bisa jawab sekarang. Tapi yang pasti, aku mau tahu kenapa dia lakuin semua ini sama aku. Kamu pasti mau tahu kenapa orang itu tusuk Tio kan? Kamu percaya Tio ikut geng Motor?

PRAM

Kamu tahu, kadang-kadang Orang yang dekat dengan kita lebih sering menyimpan rahasia. Ketika kita mengetahuinya, kita cuma bisa kecewa dan bertanya, kenapa?

KARINA

Itu yang kamu rasain pas Tio meninggal? Kamu ngerasa banyak hal yang kamu gak tahu dari Tio?

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Kalau kamu gak mau, gak apa-apa. Aku gak bisa paksa kamu. Aku bisa cari orang lain yang mau.

Karina berdiri dan berjalan masuk ke dalam Kelas, Pram hanya diam, melihat sekitar, datar.

22 INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH — PAGI

Karim berdiri di depan Kelas, sedangkan Murid-murid membentuk kelompok dengan menggunakan Meja dan Kursi mereka, membentuk setengah lingkaran. Diantara mereka, terdapat Murid-murid yang terlihat tidak semangat mengikuti pelajaran, ada yang tidur, ada yang bermain bersama Temannya, ada juga yang memperhatikan Karim, Karina, Rosa, Pram dan Tama di antaranya.

KARIM

Kita mulai diskusi kali ini dengan sebuah pernyataan. Pernyataannya adalah Berdasarkan satu penelitian yang di lalukan para periode tertentu, Lapisan Ozon bisa di sembuhkan dengan Ozon itu sendiri. Salah satunya karena Ozon itu memiliki sifat oksidasi 2,07 V, lebih tinggi dari dari Chlorin 1,35 V, sehingga lebih efektif. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Nasional, dalam penelitian terhadap Anak-anak Indonesia, Stunting berkorelasi dengan Lapisan Ozon yang Rusak, sebesar 40 persen. Coba kalian analisa pernyataan Bapak ini dan berikan jawaban kalian. Paham semuanya?

Hanya beberapa siswa saja yang menjawabnya, termasuk Karina, Pram dan Tama. Sedangkan Rosa menggambar di buku tulisnya, sesaat Karina tersenyum melihatnya.

KARIM

Bapak tahu ini gak mudah buat kalian, tapi percaya Bapak, begitu kalian bisa jadi Murid yang berpikir kritis, kalian akan melihat Dunia dari sudut pandang yang lain.

LARAS

Kami cuma mau lihat Dunia dari sudut pandang kami, Pak.

Murid-murid lainnya menyetujui apa yang di katakan Laras. Sesaat Karim melihat sekitar, menghela nafas. Tama mengangkat tangannya, Karim melihatnya.

TAMA

Para periode tertentu itu Kapan, Pak. Di tambah Informasi itu juga tidak penting dengan penelitian yang di lakukan. Harusnya di jelaskan kapan penelitian itu di lakukan dan dengan menggunakan apa.

Karim tersenyum mendengarnya --

KARIM

Setidaknya masih ada kamu, Tama. Gak sia-sia usaha Bapak. Yang lain ada yang mau menambahkan?

Pram mengangkat Tangan, Karim melihatnya.

PRAM

Hasil penelitian yang mengatakan sifat oksidasi Ozon lebih tinggi itu dari mana, menggunakan metode apa, berapa banyak sampel yang di teliti. Di tambah efektif dalam apa, harus di jelaskan juga.

KARIM

Untung ada kalian berdua. Ada lagi yang lain?

Karina mengangkat tangan, Karim melihatnya.

KARINA

Apakah penelitian yang di lakukan Data Riset Kesehatan Nasional sudah mencakup seluruh anak di Indonesia, usia berapa yang di katakan Anak dalam penelitian itu. Serta di Wilayah Indonesia bagian mana di lakukan penelitian itu. Berapa banyak Anak Indonesia yang di teliti sehingga menghasilkan angka empat puluh persen itu. Dan metode apa yang di gunakan dalam penelitian itu.

Karim mengangguk, mengerti.

KARIM

Ternyata ada Karina juga. Apa yang kalian bilang itu semuanya benar, sekarang kita akan membahasnya satu persatu bagaimana contoh-contoh berpikir kritis itu.

Hanya ada beberapa Murid yang menjawab, Karim sudah tahu situasi ini.

KARIM

Bapak yakin kalian semua pasti ngerti apa yang teman-teman kalian bilang. Karena pengajaran yang terbaik itu dengan cara melihat dan mendengar. Kalian tidak harus bisa, kalian hanya harus paham konsepnya saja. Mengerti.

Terdengar jawaban dari Murid-murid kelas.

23 INT. RUANG GURU - SEKOLAH — PAGI

Karim duduk di Kursi Meja Kerjanya, mengerjakan sesuatu di Laptopnya. Sesaat ia melihat ke arah depannya, ia melihat Sugeng yang sedang bicara dengan Guru-guru yang lain. Ia menunduk Kepala dan kembali mengerjakan pekerjaannya di Laptop.

Dari belakang, Septia mendekatinya dan memegang Pundak Karim, ia terkejut, melihat Septia dengan sedikit pucat.

KARIM

Kirain saya Kepala Sekolah. Ibu bikin saya kaget.

Septia tersenyum puas, sesaat ia melihat Kepala Sekolah di tempat yang sama.

SEPTIA

Sekarang jam istirahat Pak. Mau ngopi?

Karim berusaha mengendalikan nafasnya dan mereka pergi dari situ.

24 EXT. TAMAN - BEKALANG RUANG GURU - SEKOLAH — PAGI

Karim dan Septia duduk di sekitar Taman kecil, ada beberapa jenis Bunga dan Tanaman di sana. Mereka sedang meminum Kopi.

SEPTIA

Hasil Kepala Sekolah udah keluar, Pak?

KARIM

Udah, Kepala Sekolah gak terbukti bersalah, dia cuma harus wajib lapor. Itu yang saya dengar.

Mereka tidak bicara, Karim meminum Kopinya.

KARIM

Entah kenapa saya takut ketemu Kepala Sekolah, makanya saya menghindar.

SEPTIA

Karena Bapak belain Karina dan Okta?

KARIM

Kalau itu saya gak masalah. Maksud saya, saya bukan Guru PNS di sekolah ini kan, cuma guru Honorer. Saya punya pikiran, mungkin Kepala Sekolah lihat saya, dia gak suka, dia bisa berhentiin saya hari itu juga.

Septia tersenyum kecil mendengarnya.

KARIM

Itu hanya pikiran jahat saya saja. Tapi setiap kemungkinan selalu ada kan.

SEPTIA

Semoga hal itu gak terjadi, Pak.

Ada jeda di antara mereka.

SEPTIA

Bapak sudah di sini hampir setahun kan?

Karim mengangguk, menenggak Kopinya.

SEPTIA

Apa Bapak ingat alasan Bapak jadi guru, maksud saya, semua guru punya alasan yang berbeda kalau di tanya.

KARIM

Alasan Ibu, apa?

SEPTIA

Mungkin karena saya suka suasana Sekolah, Bapak tahu kan gimana. Itu yang bikin saya gak bisa lepas dari Sekolah

Karim mengangguk.

KARIM

Entah kenapa saya belum nemuin alasan saya kenapa saya mau jadi Guru, tapi yang pasti alasan itu ada hubungannya dengan Anak-anak murid saya.

Septia mengangguk, mengerti.

KARIM

Tapi yang lucunya, kalau anak-anak murid saya ngeluh. Kadang-kadang saya gak bisa lawan mereka. Saya ikutin mau mereka apa.

SEPTIA

Karena kita juga dulunya gitu, kan. Jadi kita ngerti rasanya jadi mereka.

Mereka berdua meminum Kopi bersama, menikmati suasana sekitar.

KARIM

Saya suka suasana sekolah kayak gini. Tenang, hari-hari tanpa masalah.

SEPTIA

Hidup anak-anak hanya belajar dan bermain. Hidup kita sebagai Guru, hanya mengajar.

KARIM

Tapi kita tahu itu gak mungkin, Bu. Akan ada hari yang tenang sebelum badai.

SEPTIA

Saya berharap kalau itu terjadi, kita sudah siap, termasuk anak-anak.

Cahaya matahari terik di siang ini, menyinari Taman itu.

25 EXT. KANTIN - SEKOLAH — PAGI

Rosa dan Karina duduk di Kursi Kantin, mereka memakan Jajanan mereka.

ROSA

Kenapa aku harus belajar, aku gak ngerti sama sekali apa yang di bilang Pak Karim.

KARINA

Kamu gak harus bisa, yang penting ngerti konsep.

ROSA

Aku Atlet, Karin. Gak usah belajar. Hidup aku udah enak.

KARINA

Karena kamu Atlet, makanya kamu harus belajar. Kamu gak bisa selamanya jadi Atlet kan. Umur Atlet itu pendek, habis pensiun kamu mau jadi apa?, Kecuali kamu menang Emas Olimpiade, baru hidup kamu enak, minimal Emas SEA Games, kamu bisa dapat bonus dari Pemerintah. Kalau kamu gak menang?, gimana?

ROSA

Oke, oke. Aku tarik kata-kata aku, nanti aku buka usaha.

KARINA

Buka usaha juga butuh belajar kan, ada Ilmunya. Kalau bisa kamu kuliah juga, yang cocok dengan bidang, kamu. Olahraga.

Sesaat Rosa melihat Karina, ia terpojok.

KARINA

Kamu mau bilang apa lagi?

ROSA

(tidak terima)
Bukan apa-apa. Salah aku ajak bicara kamu.

Karina tersenyum, sesaat mengambil makanan dari Piringnya dan menyuapi Rosa, sesaat ia melihat Karina, kemudian ia memakannya.

KARINA

Aku ajak Pram selidiki mimpi aku. Aku mau cari tahu kenapa Laki-laki itu bilang itu ke aku. Apa kecelakaan aku ada hubungannya sama Tio.

Rosa melihat Karina, lekat. Tidak terkejut.

ROSA

Aku udah pernah cerita tentang Tio ke kamu, kan. Tapi masih ada lagi yang belum aku kasih tahu.

Karina melihat Rosa, mendengarkannya.

ROSA

Tio itu Anak Sekolah kita, seharusnya dia kelas sebelas sekarang. Tapi waktu Wartawan bilang Tio ikut Geng Motor, bukannya belaiin, Sekolah justru juga bilang Tio anak yang bermasalah, sering cabut, tidak bergaul, nilainya rendah. Harus aku akui, dia memang sering cabut, tapi nilainya gak jelek-jelek banget.

KARINA

Sekolah mau bilang Tio Anak yang gak pintar di sekolah pasti bermasalah di luar sekolah.

ROSA

Itu masalah pertama. Masalah kedua, Kepala Sekolah Sekolah ini Ayah Tama. Sedangkan Polisi yang selidiki kasus ini Bapak Pram.

KARINA

Kepala Sekolah itu Ayah Tama? Bapak Pram Polisi?

ROSA

Bukan cuma Polisi biasa, dia Kapolres.

Ada jeda di antara mereka.

ROSA

Sebenarnya apa yang di bilang wartawan sama sekolah itu salah juga, banyak anak-anak kenal Tio, dia punya banyak kenalan di luar, di sekolah. Guru-guru juga kenal Tio, malah ada beberapa yang dekat. Anak-anak juga bilang Tio itu gak pernah ikut geng Motor, aku aja gak pernah lihat dia bawa Motor. Maksud aku, kalau kita ikut geng Motor, kita harus punya Motor kan? Walaupun sebenarnya itu gak harus, tapi logikanya kan gitu.

KARINA

Tapi sekolah tetap sama pendapat mereka?

ROSA

Iya, apalagi Kepala Sekolah, kamu tahu sendiri dia gimana. Anak-anak banyak yang gak suka sama dia. Aku gak tahu apa yang Tama pikirin lihat Ayahnya.

KARINA

Apa Tama sama Pram pernah bicara sejak Tio meninggal?

Rosa berusaha mengingatnya.

ROSA

Setahu aku jarang. Tapi aku ingat mereka pernah sekali berantem di Sekolah dan itu jadi heboh.

Karina mendengarkannya.

ROSA

Mereka pernah Demo di Sekolah soal Tio selama seminggu. Tapi gak di anggap sama Kepala Sekolah. Berkali-kali mereka coba yakinin Sekolah, tapi mereka diam aja. Mereka berdua perlahan-lahan gak demo lagi, terus sampai hilang gitu aja.

KARINA

Percuma apa yang mereka lakuin, gak ada yang percaya sama Anak SMA. Ditambah, orang tua mereka yang punya kuasa dalam kasus ini.

ROSA

Gak lama muncul artikel tentang Tio. Di dalamnya, di tulis, kalau Tio bawa pengaruh buruk buat teman-temannya. Nama Tama ada di situ, walaupun cuma inisalnya, PC. Makanya Pram marah dan mereka berantem di Kelas.

KARINA

Dia di wawancara sama wartawan? Gak mungkin.

ROSA

Aku juga mikir kayak gitu, alasan apa yang bikin Tama mau di wawancara sampai dia bilang gitu. Tapi Tama sendiri gak pernah jelasin kenapa dia mau di wawancara.

Ada jeda di antara mereka.

ROSA

Pram bilang apa waktu ajak?

KARINA

Dia gak jawab apa-apa, cuma diam.

ROSA

Tama?

KARINA

Aku belum bilang, tapi aku pikir gak ada salahnya aku aja dia juga.

Rosa melihat Karina, lekat.

ROSA
Kalau kamu mau selidiki ini, dari mana? Kamu ada petunjuknya?

Sesaat Karina melihat Rosa.

KARINA

Mungkin aku harus tanya ke Pelaku yang di tangkap. Mungkin dia punya informasi yang bisa aku pakai. Tapi aku butuh Pram sama Tama, mereka punya info yang aku butuh.

ROSA

Kamu akan jadi noda dalam karir saya. Itu juga bisa jadi petunjuk.

Karina mengangguk, sesaat ia berpikir tentang hal itu.

ROSA

Kalau gitu, kita harus yakinin mereka berdua, Pram sama Tama. Makin banyak orang makin bagus, selain aku sama kamu.

KARINA

Kamu ikut? Serius?

ROSA

Kalau ini penting buat kamu, aku bantu. Tapi akan jadi masalah kalau mereka berdua berantem di tengah-tengah penyelidikan.

KARINA

Kita harus kasih tahu mereka sebelumnya.

Karina tersenyum mendengarnya, terharu. Rosa menggelengkan Kepalanya melihat Karina.

ROSA

Mudah-mudahan aku gak nyesal. Kenapa aku gak bisa marah sama kamu.

KARINA

Aku tahu, itu menariknya aku.

Mereka berdua tersenyum, sesaat Karina menyuapkan makanannya lagi ke Rosa. Rosa melihatnya, Karina tersenyum, ia memakannya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar