Bintang SMA 102
3. Bagian 3

13 INT. KAMAR TAMA - RUMAH TAMA — MALAM

Tama sedang melihat Foto yang sama seperti Tama, datar.

Terdengar suara Handphonenya yang berbunyi, sesaat ia melihat, Laras yang menelepon, ia tersenyum. Mengangkatnya.

TAMA

Halo, iya... kamu dimana, baru pulang?

LARAS (V.O)

Iya, aku baru pulang, tadi aku ke tempat Putri, mereka mau aku jadi Model mereka.

TAMA

Kamu pasti capek, kamu mandi sekarang, pakai air panas.

LARAS (V.O)

Tapi aku lapar, Ayah belum pulang.

TAMA

Kamu mau makan apa?

LARAS (V.O)

Yang berat-berat.

Panggilan terputus, Tama berjalan menuju Lemarinya dan mengambil Jaket.

EXT. TERAS RUMAH - RUMAH LARAS — MALAM

Kotak Makanan yang tidak ada isinya dan Kotak Martabak yang tinggal beberapa isinya saja.

PEREMPUAN, LARAS LUKITO, 17, memakan Martabak dengan semangat, Tama yang ada di depannya, melihat Laras, tersenyum, yang juga memakan Martabak.

TAMA

Pelan-pelan, gak ada yang rebut makanan kamu. Semuanya punya kamu.

LARAS

Termasuk kamu?

TAMA

Apalagi itu.

Mereka berdua tersenyum, sesekali Tama membersihkan sisa Makanan di Mulut Laras.

TAMA

Om Arif belum pulang?

LARAS

Belum, Ayah bilang dia ada rapat sama Orang Partai.

TAMA

Anggota DPRD, wajar sibuk. Dia pasti sibuk urusin masalah pemilu. Ada Pemilu Walikota sebentar lagi.

LARAS

Kamu tahu, aku lebih belajar banyak Politik dari kamu daripada apa yang aku dengar dari Ayah.

Tama tersenyum mendengarnya.

LARAS

Yang jadi masalah sekarang, Ayah sering di tanyai Istri-istri Anggota DPRD, kenapa gak nikah lagi.

Tama tahu apa maksudnya, sesaat ia tersenyum simpati.

LARAS

Iya, aku tahu. Kamu pasti bilang jangan bahas-bahas itu lagi, tapi itu kenyataannya. Setelah Ibu meninggal, praktis Ayah gak berhubungan sama siapa-siapa lagi.

TAMA

Kamu mau Om Arif nikah lagi?

LARAS

Kalau itu bisa bikin Ayah bahagia lagi, kenapa gak?

TAMA

Kalau kamu sendiri?

LARAS

Aku bahagia kalau Ayah bahagia, begitu sebaliknya.

TAMA

Iya, aku tahu kalian berdua saling ketergantungan.

Mereka berdua tersenyum.

Tak lama kemudian, sebuah Mobil masuk ke dalam Halaman Rumah Laras. Dari dalam Mobil, keluar LAKI-LAKI, ARIF LUKITO, 40-an, melihat mereka berdua.

Mereka berdua menyalami Arif dari tempat mereka, Arif melihat kotak-kotak makanan di Lantai.

LARAS

Ayah udah makan?

ARIF

Belum.

LARAS

Ayah mau martabak?

Arif mengambil satu Martabak dan duduk bersama mereka.

ARIF

Gimana kabar kamu Tama? Sekolah kamu lancar?

TAMA

Kabar aku baik, Om. Sekolah aku lancar.

ARIF

Jadi udah sampai mana hubungan kalian?

Laras dan Tama hanya saling melihat, tidak bisa menjawab.

ARIF

Om heran kenapa kamu mau sama Laras, padahal kamu tahu dia gimana kalau di rumah. Di luar aja dia kelihatan cantik.

Sesaat Tama melihat Laras yang tidak terima apa yang Arif katakan.

TAMA

Justru karena itu menariknya Laras, Om.

Laras tersenyum mendengarnya, Arif tak habis pikir mendengarnya.

ARIF

Oke, lebih baik Om pindah dari sini.
(berbicara ke Sabar)
Beli makanan buat kita, Sabar. Banyak yang harus kita lakukan.

LAKI-LAKI, SABAR PRANOTO, 30-an, Asisten Arif, mengangguk, kemudian ia mengambil Handphone dan memencet sesuatu di sana.

LARAS

Belikan buat aku juga, Om.

Mendengarnya membuat Tama tersenyum.

TAMA

Besok weekend, kita mau kemana?

LARAS

Kita ke Cafe tempat biasa. Biasanya ada Live Music.

Tama mengangguk, di ikuti Laras yang melanjutkan makannya, sesekali Tama membersihkan Makanan di Mulut Laras.

14 INT. RUANG TENGAH - RUMAH LARAS — MALAM

Laras berjalan di Ruang Tengah, sesaat Sabar keluar dari Ruang Kerja Arief, mereka bertemu.

LARAS

Ayah masih kerja, Om?

SABAR

Iya, masih ada kerjaan.

LARAS

Om udah kerja buat Ayah lebih dari tiga tahun, kan?

Sabar mengangguk.

LARAS

Jadi Om tahu semua urusan Ayah?, Om lakuin semua yang Ayah suruh kan?

SABAR

Bisa di bilang gitu.

LARAS

Termasuk urusan di luar kerjaan, urusan yang aku gak boleh tahu juga?. Cuma Om sama Ayah yang tahu.

Sabar melihat Laras, tidak menjawab.

LARAS

Gak apa-apa, aku cuma tanya aja.

Sabar berjalan keluar rumah, sesaat Laras melihat Sabar, datar.

15 INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA — MALAM

Karina sedang bersenandung pelan sambil bermain Handphone, tak lama kemudian, Handphonenya berbunyi dan ia mengangkatnya.

KARINA

Halo, kenapa Beb.

ROSA (V.O)

Aku udah bilang sama Om aku, dia bilang oke. Besok malam kamu ke Cafe.

KARINA

Makasih, Beb. Love you.

ROSA (V.O)

Love you too.

Panggilan terputus, Karina meletakan Handphonenya dan ia mulai berlatih Vokal, sesaat ia menuju Laptopnya dan memutar sebuah lagu, bernyanyi bersamanya.

16 INT. CAFE — MALAM

Karina dan Rosa berbicara dengan LAKI-LAKI, AGUS, 40-an, Pemilik Cafe, Om Rosa. Mereka bersalaman, Karina dan Agus bicara, sesaat Rosa melihat sekitar Cafe.

CUT TO:

Karina berdiri di Tengah Panggung Cafe, terlihat beberapa orang yang duduk di Kursi mereka, bertepuk tangan, termasuk Rosa, paling kencang.

Dari pintu masuk, Tama berjalan dan duduk di samping Rosa, mereka saling menyapa.

KARINA

Selamat Malam, Saya Karina, saya akan menyanyikan beberapa lagu untuk menemani malam ini. Selamat mendengarkan.

Karina memberikan Aba-aba kepada Pemain Band...

Terdengar Lagu Pop, PASTI BISA (CITRA SCHOLASTIKA).

Karina menyanyi dengan aransemen baru bersama Band di belakangnya.

Semua Pelanggan Cafe menyanyi bersama, bahkan ada satu Pelanggan yang bernyanyi bersama Karina. Semua Orang bertepuk tangan, termasuk Rosa dan Tama. Mereka bernyanyi bersama-sama.

CUT TO:

Karina dan Tama yang duduk di salah satu Kursi dan terdengar suara pemain Band yang memainkan Musik Instumental di belakangnya.

TAMA

Kamu nyanyi di sini?

KARINA

Iya, mau asah bakat aku, sekalian cari uang.

TAMA

Kamu mau jadi penyanyi?

KARINA

Bisa di bilang gitu.

TAMA

Aku yakin kamu bisa. Setiap orang punya bakat, tinggal di seriusin.

Karina tersenyum mendengarnya.

KARINA

Kamu sendiri?

TAMA

Aku janjian sama Laras, dia belum datang. Katanya ada urusan bentar.

KARINA

Maksud aku, apa kamu punya bakat yang mau kamu seriusin?

Sesaat Tama melihat Karina.

TAMA

Ada... tapi aku gak tahu bisa apa gak.

KARINA

Yang kita butuhin cuma satu. Pemicu, buat aku, nyanyi di sini bantu aku selalu ingat sama mimpi aku. Setiap orang punya bakat, tinggal di seriusin. Itu kamu yang bilang, barusan.

Mereka berdua tersenyum satu sama lain.

KARINA

Aku dengar cerita dari Okta, tentang kamu.

TAMA

Apa yang kamu dengar itu gak salah, semuanya benar.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Kamu pasti kaget, orang kayak aku ternyata bisa lakuin itu di belakang banyak orang.

KARINA

Gak setiap orang itu selalu baik. Aku yakin kamu lakuin itu ada alasannya.

Tama tidak menjawab.

KARINA

Makasih udah bantuiin aku. Walaupun aku gak tahu alasan kamu apa, tapi makasih. Nanti aku traktir, oke.
(jeda)
Semoga Date kalian lancar.

Karina berjalan menuju panggung, terdengar suaranya yang berbicara kepada Penonton.

Tama tersenyum mendengarnya, sesaat ia mengambil Handphonenya dan menelpon, terdengar nada masuk, tapi tak di angkat. Tama memencet sesuatu di Handphonenya dan terlihat sebuah pesan, bertuliskan:

"Kamu udah selesai? aku udah di Cafe".

Sesaat Tama melihat sekitar, mencari-cari sesuatu, tak ketemu, kemudian ia melihat Karina yang mulai bernyanyi lagi.

17 EXT. DEPAN CAFE — MALAM

Tama berjalan keluar Cafe, ia melihat sekitar. Motor-motor di depan Cafe yang sudah tidak ramai lagi. Sesaat ia mengambil Handphonenya, memencet dan menempelkannya di telinga.

LARAS (V.O)

Halo, Tama aku minta maaf, aku kita janjian hari ini. Aku benar-benar lupa, selesai kerjaan aku, mereka ajak aku makan.

Tama tidak menjawab, ia melihat sekitar.

LARAS (V.O)

Halo, Tama... Tama?

TAMA

Kamu udah di rumah?

LARAS (V.O)

Iya, udah. Barusan aku sampai

TAMA

Gak, apa-apa. Kamu pasti capek, sekarang istirahat.

LARAS (V.O)

Maafin aku, Tama. Aku benar-benar lupa.

TAMA

Iya, gak apa-apa, aku ngerti.

Tama menutup teleponnya dan sesaat ia melihat sekitar. Sesaat ia menghela nafas, ia melihat Karina yang berdiri di belakangnya, mereka saling melihat, canggung.

TAMA

Kamu dengar yang tadi?

Karina mengangguk, ia berjalan di samping Tama.

TAMA

Kita baru kenal beberapa hari, tapi kamu udah tahu banyak tentang aku.

KARINA

Kamu belum tahu aja tentang aku, mungkin lebih parah dari kamu.

Tama tersenyum mendengarnya, bersamaan dengan Karina.

TAMA

Btw, aku juga pernah punya band, kami bertiga.

Karina mendengarkannya.

TAMA

Tio jadi vokalis, aku di Drum, Pram di gitar. Hanya senang-senang. Tapi gak buat Tio.

KARINA

Dia mau jadi penyanyi.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku juga dengar Tio dari Pram, tentang kalian bertiga.

TAMA

Itu... kamu pasti udah tahu ceritanya.

KARINA

Kalian juga saling menghindar satu sama lain.

TAMA

Iya itu pasti kelihatan, setiap orang bisa lihat.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Apapun masalah kalian, aku harap kalian bisa selesaiinnya.

Karina berdiri dan berjalan, sesaat ia berhenti --

KARINA

Aku pernah bilang ke Pram soal ini. Aku rasa kamu harus tahu juga. Aku pernah lihat Tio di tempat kecelakaan, tapi dalam keadaan yang berbeda.

Tama tidak menjawab, diam.

KARINA

Aku gak ingat jelasnya gimana, aku harap aku bisa ingat jelas kejadian itu.

Karina berjalan pergi, sedangkan Tama hanya diam, sesaat ia melamun.

18 INT. RUANG TENGAH - RUMAH KARINA — MALAM

Karina berjalan masuk ke dalam Rumah, ia berjalan pelan-pelan, melihat sekitar. Keadaan rumah gelap, hanya lampu ruang tengah yang di hidupkan. Karina berjalan dan --

Lampu Dapur di hidupkan, ada Ibu yang duduk di Meja Makan, melihat Karina, datar. Karina terkejut melihat Ibu dan berjalan ke arah Ibu.

HARINI

Kamu dari mana? Sekarang jam berapa?

Karina tidak menjawab, ia mencari kata-kata yang pas.

HARINI

Jangan sampai Ibu tahu dari orang lain.

Karina melihat Ibu, terlihat ekspresi Ibu yang tenang namun mengintimidasi.

KARINA

Karina nyanyi di Cafe Om Rosa.

Ibu hanya diam, melihat Karina.

HARINI

Kamu suka nyanyi di sana?

KARINA

Iya...

HARINI

Kamu udah makan?

Karina mengangguk, kemudian Ibu bangun dan berjalan ke kamarnya, Karina melihatya, sesaat Ibu berhenti --

HARINI

Lakuin apa yang kamu suka, tapi kasih tahu Ibu dulu. Ada makanan di kulkas kalau kamu lapar.

Ibu berjalan masuk ke dalam kamarnya, Karina sesaat melihat kamar Ibu, tersenyum tipis.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar