Between two options
2. SCENE 6 - 10
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

6. INT. RUMAH MAKAN - SIANG

Nayla dan Farhan sedang menikmati makan siang mereka. Mereka bersenda gurau dan tertawa bersama.

FARHAN

Enak gak makanannya?

NAYLA

Enak kok.

(menyuapkan makanan ke mulutnya)

FARHAN

Makan yang banyak supaya kamu gemuk.

NAYLA

Jadi kamu mau bilang aku kurus gitu?

FARHAN

Kamu yang bilang ya bukan aku.

Nayla menggelengkan kepalanya dan melanjutkan makannya. Nayla meminum teh manis miliknya, meletakkan kembali gelasnya di meja lalu bertanya sesuatu pada Farhan.

NAYLA

Kak Raisa apa kabar ya?

Farhan tersedak makanannya sendiri. Nayla sigap memberikan minum pada Farhan.

NAYLA

Kamu kalau makan pelan-pelan dong, Han.

Farhan masih menetralkan batuknya. Ia berdeham, menatap Nayla dengan wajah agak datar.

FARHAN

Kamu kenapa tanya soal Kak Raisa?

NAYLA

Gak apa-apa, cuma mau tahu aja kabar kak Raisa.

FARHAN

Aku tidak tahu bagaimana kabar dia.

Nayla baru ingat jika Farhan dan kakaknya tidak mempunyai hubungan yang akrab.

NAYLA (VO)

Oh iya, mereka kan gak pernah akrab. Kok gue bisa lupa sih? Bodoh banget lu Nay.

NAYLA

Han, maaf ya aku...

FARHAN

It's okay, no problem. Pekerjaan kamu bagaimana? Lancar?

NAYLA

Lancar, cuma ya gitu.

FARHAN

Begitu bagaimana?

NAYLA

Itu loh bos aku Revan alias sahabat kamu itu, masa aku disuruh mengerjakan tugasnya Nadira yang absen hari ini. Udah gitu menyuruhnya mukanya galak banget lagi.

FARHAN

Biarpun galak, dia itu bos kamu loh.

NAYLA

Nah itu, sayangnya dia bos aku jadi gak bisa deh aku maki-maki dia di kantor.

FARHAN

Emang kamu berani maki-maki Revan?

(menggoda Nayla)

NAYLA

Berani dong, kan ada kamu.

FARHAN

Kok jadi aku yang kena?

Nayla hanya tertawa meledek membuat Farhan pun ikut tertawa.

NAYLA

Begitu dong kamu ketawa, jangan seperti tadi muka kamu dingin banget kayak es batu.

FARHAN

Bisa aja kamu, udah lanjut makannya.

Nayla pun melanjutkan makannya. Farhan menghela nafas berat. Ia merasa bersalah pada Nayla karena tadi tidak menjawab pertanyaannya.

FARHAN (VO)

Maaf Nay, aku gak bisa untuk bahas soal kak Raisa sama kamu.

CUT TO :

7. EXT. DEPAN RUMAH NAYLA - HAMPIR MALAM

Farhan dan Nayla berdiri di samping pintu mobil Farhan. Farhan menyelipkan rambut Nayla ke daun telinganya.

FARHAN

Kalau begini kan cantik.

NAYLA

Apaan sih.

FARHAN

Pipi kamu merah tuh.

NAYLA

Farhan!

Farhan hanya tertawa melihat Nayla merajuk. Nayla malah semakin cemberut.

FARHAN

Iya iya, aku cuma bercanda. Jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya hilang.

NAYLA

Gombal.

FARHAN

Yaudah aku pulang ya, kamu jangan tidur terlalu larut.

NAYLA

Kamu juga menyetirnya jangan mengebut, jangan tidur larut malam juga.

FARHAN

Iya sayang, yaudah ya aku pamit. Salam ke ibu kamu.

NAYLA

Nanti aku sampaikan.

Farhan mencium kening Nayla sekilas lalu masuk ke mobilnya. Ia membuka kaca mobilnya, melambaikan tangan pada Nayla.

FARHAN

Bye.

NAYLA

Bye, hati-hati.

Mobil Farhan meninggalkan pekarangan rumah Nayla. Nayla berbalik. Ia sedikit kaget melihat Hana sudah ada di depan pintu.

NAYLA

Sejak kapan ibu disitu?

(menghampiri Hana)

HANA

Baru aja kok.

NAYLA

Beneran?

HANA

Gak mungkin ibu bohong sama kamu kan, udah ah memangnya kenapa sih?

NAYLA

Ya gak apa-apa sih.

HANA

Yaudah ayo masuk, mandi sana udah mau Maghrib.

NAYLA

Iya iya Nayla masuk.

Hana dan Nayla lalu masuk ke dalam rumah mereka.

CUT TO :

MONTAGE :

8. INT. KAMAR FARHAN - MALAM (PUKUL 8)

Farhan merebahkan dirinya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya. Ia termenung.

FLASHBACK :

Farhan berdiri di pintu kamar Raisa, sang kakak sambil melipat kedua tangannya. Ia memperhatikan Raisa yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

FARHAN

Kakak yakin mau ke Sydney?

Raisa menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat sang adik disana.

RAISA

Masuk Farhan.

Farhan masuk dan duduk di sebelah Raisa. Raisa tersenyum melihat wajah sang adik yang datar.

RAISA

Kamu kenapa?

FARHAN

Kakak yakin mau ke Sydney dan meninggalkan aku sendiri di sini?

RAISA

Kakak di sana untuk mengurus peninggalan almarhum kedua orangtua kita, Han.

FARHAN

Di sana ada tante Vina yang bisa handle semuanya kak, kakak gak perlu kesana.

RAISA

Tapi ini amanah dari almarhum papa sayang.

FARHAN

Dengan meninggalkan aku sendirian di sini?

Raisa meraih kedua tangan Farhan. Ia tersenyum sangat lembut.

RAISA

Kakak pasti akan sesekali pulang kesini. Kamu juga bisa sesekali kesana.

FARHAN

Kakak janji?

RAISA

Janji sayang.

FLASHBACK OFF.

Farhan menghela nafasnya kasar setelah kejadian itu mampir ke ingatannya.

FARHAN

Ternyata kakak mengingkari janji itu. Sampai saat ini, kakak belum pernah kembali ke Indonesia. (CONT'D)
Apa kakak udah lupa kalau punya adik disini?

(beat)

Farhan mengambil ponsel yang ada di sebelahnya. Ia mencari kontak Raisa.

CU. PONSEL FARHAN MENUNJUKKAN KONTAK RAISA

Farhan menghela nafas pelan lalu menekan tombol panggilan. Panggilannya tersambung, tak lama Raisa menerima panggilan telepon dari Farhan.

RAISA (OS)

Halo.

Farhan diam. Suara itu, suara yang ia rindukan.

RAISA (OS)

Halo, Farhan. Kamu mendengar kakak gak?

Farhan langsung memutuskan panggilannya. Ia menutup mata sejenak lalu membukanya kembali.

FARHAN

Maaf kak.

Ia kemudian ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

9. INT. KAMAR RAISA - SYDNEY - TENGAH MALAM (PUKUL 12)

Raisa menatap ponselnya dengan hampa.

RAISA

Kamu pasti masih marah sama kakak ya, Han? (CONT'D)
Maafkan kakak Han, kakak minta maaf.

(beat)

Raisa mengambil bingkai foto berisikan dirinya dan Farhan saat masih kecil.

CU. BINGKAI FOTO RAISA DAN FARHAN SAAT MASIH KECIL.

Raisa mengusap bingkai foto itu dengan air mata yang terus jatuh di pipinya.

RAISA

Kakak kangen sama kamu, Han.

VINA (OS)

Raisa.

Raisa menyimpan kembali bingkai foto itu dan mengusap air matanya. Ia berbalik dan melihat tantenya, Vina (45) sedang berada di ambang pintu. Vina menghampiri Raisa lalu duduk di sebelahnya.

VINA

(mengelus pundak Raisa)

Kenapa belum tidur sayang?

RAISA

Ini sebentar lagi Raisa tidur kok, Tan.

VINA

Kamu kenapa? Muka kamu kayak habis nangis gitu. Kamu ada masalah? Cerita sama tante sayang.

RAISA

Enggak, Raisa gak nangis kok. Ini tadi cuma kena debu.

VINA

Beneran?

RAISA

Iya Tante sayang.

VINA

Yaudah kalau begitu. Oh iya, besok jadi kan?

RAISA

Jadi kok tante.

VINA

Yaudah, sekarang kamu tidur supaya besok kamu lebih fresh.

RAISA

Tante juga istirahat ya.

VINA

Iya sayang, yaudah ke kamar ya. Good night.

RAISA

Good night too, Tan.

Vina meninggalkan kamar Raisa lalu menuju kamarnya.

CUT TO :

10. INT. RUANG MAKAN - RUMAH NAYLA - PAGI

Hana sedang menuangkan nasi goreng ke piring Nayla.

NAYLA

Makasih ibu.

HANA

Sama-sama, udah ayo dimakan sarapannya.

Nayla dan Hana menikmati sarapan mereka setelah membaca doa.

HANA

Ibu boleh tanya gak Nay?

NAYLA

Boleh dong, memangnya ibu mau tanya apa?

Hana minum sejenak lalu menatap Nayla.

HANA

Hubungan kamu sama Farhan gimana?

NAYLA

Kirain ibu mau tanya apa, baik kok bu. Hubungan kita baik-baik saja.

HANA

Sudah ada rencana untuk kedepannya bagaimana?

Nayla diam. Ia menghentikan aktivitas sarapannya. Hana menjadi iba melihat Nayla yang langsung terdiam seperti ini.

HANA

Nay..

NAYLA

Nayla sama Farhan belum kepikiran bu.

Hana menggenggam tangan Nayla membuat Nayla menatapnya. Hana tersenyum lembut, menguatkan.

HANA

Ibu paham, ibu paham hubungan kalian itu rumit. Ibu gak bisa berbuat apa-apa Nay, semua keputusan di tangan kamu. Tapi, satu hal yang harus kami tahu. Jika kalian mau melangkah lebih jauh, kalian harus berpikir matang-matang dan harus siap untuk salah satu mengalah. (CONT'D)
Tapi, kalau kalian tidak bisa untuk mengalah satu sama lain. Kalian harus siap dengan konsekuensi terbesar yaitu perpisahan.

Nayla mencerna semua perkataan Hana. Nayla bertekad mulai sekarang ia harus memikirkan soal ini bersama Farhan.

HANA

Yaudah gak usah kamu pikirkan sekarang, lanjutkan sarapannya.

NAYLA

Iya bu.

CUT TO :






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar