ADIK YANG NIKAH, AKU YANG GUNDAH
6. Membuka Tabir

49. INT/EXT. MOBIL — SORE

Kita lihat mobil berlambang huruf F (artinya penonton tahu jika Tom dan Ferdi menyewa mobil). Kita lihat Tom menyetir mobil. Lalu kita lihat di belakang mobil, Ferdi dan Alura. Alura sibuk melihat-lihat jendela.

FERDI

Kamu rindu jalan-jalan ya ra?

Kita lihat suasana perjalanan yang menuju daerah lokal.


CUT TO

50. EXT. JALAN DEKAT GEDUNG TUA ALURA — SORE

Mobil yang dikemudikan Ferdi dkk berhenti. Ferdi dkk keluar, Ferdi menenteng Alura.

TOM

Gede banget gedungnya, (ke Ferdi) kalau lo bawa janda yang lo kenalan kenalan, lo bisa to the point deh.

FERDI

(mencubit tom)

Sialan-sialan! Lo aja yang suka-suka!

Ferdi telrihat menggoda Tom. Kita lihat beberapa petugas perkebunan mendekati mereka.

PETUGAS PERKEBUNAN

Ini ada apa?

Ferdi terlihat tak suka.

FERDI

Seharusnya kami yang tanya, kalian ini ada maksud apa? Ini rumah Alura!

Kita lihat seseorang diantara petugas itu memotret diam-diam Ferdi.


CUT TO


51. EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT JIWA SUKABUMI — MALAM

Kita lihat Alura diserahkan ke Petugas RS JIWA. Petugas itu menuntun Alura masuk ke dalam.

Ferdi dan Tom duduk di tepi jalan.

TOM

Lo masih memperjuangkan dia, setelah lo liat kondisi dia, dan juga rumahnya?

FERDI

Gue masih penasaran. Gue liat mata dia ... Matanya kayak, menyimpan banyak sekali cerita. Dan gue harus mengetahui cerita itu. Gue harus membuka tabir yang menyelimutinya.

TOM

Lalu gimana ceritanya kamu bisa nunjukkin ke adek kamu, sementara pernikahan 2 minggu setengah lagi!

FERDI

Gue yakin, dalam waktu dekat, Alura bisa sembuh.


CUT TO


52. INT. RUANG KANTOR RIZAL — SIANG

Rizal sedang rapat bersama tim lapangan.

TIM LAPANGAN 1

Kami dapat laporan, ada salah satu warga yang tak jelas asal-usulnya, dia nenghalang-halangi proyek ini.

TIM LAPANGAN 2

Dia ... Mengaku mempunyai beberapa ratus meter tanah di sana.

RIZAL

Saya perlu bukti lain.

Tim lapangan menyerahkan video dan foto dokumentasi. Rizal terkejut melihat foto kakaknya.


CUT TO


53. EXT. HALAMAN RUMAH AMIN — MALAM

Kita lihat Rizal sedang termenung.

RIZAL (V.O.)

Aku gak ngerti sama abang sekarang. Apa yang abang lakukan, apakah itu ada hubungannya dengan aku?

SUARA Ina mengagetkan Rizal.

INA

Kamu lagi bengong kenapa si? Gak boleh calon penganten bengong loh, pamali!

Ina duduk di samping Rizal.

RIZAL

Aku ... Aku benar-benar bingung kak.

INA

Sama?

RIZAL

Bang Ferdi ...

INA

(Kesal)

Kenapa mesti mikirin dia sih. Kamu tuh ya mikirin pernikahan kamu kek. Sebentar lagi loh.

RIZAL

Serius kak. Abang, dia kenapa sampai telribat di proyek kerja aku.

INA

Maksudnya?

RIZAL

Dia menghalangi proyek aku yang ada di cikidang - sukabumi.

INA

Itu sudah jelas sih. Karena tentang pernikahanmu. Dia membuat kacau kerjaan kamu biar kamu gak ngurusin nikahan kamu, dan bisa aja nikahanmu gak jadi karena kerjaan kamu yang kacau itu. (Beat) abang kamu ... Mungkin tidak sanggup mewujudkan omongannya. Sementara mengingkari janji itu ... Sama saja dengan membunuh diri sendiri.

FERDI (O.S.)

Gue akan bawa pasangan gue ke nikahannya rizal!! Biar kalian gak malu!! Bila perlu gue nikah sebelum rizal nikah!!

RIZAL (V.O.)

Apa karena karena janji abang itu?


CUT TO


ESTABLISHING SHOT JAKARTA PAGI

54. EXT. JALAN DEKAT KOSAN — SIANG

Kita lihat Rizal berdiri di depan kosan Tom. Tom dan Ferdi (yang baru pulang dari sukabumi) terheran melihat Rizal. Tom beranjak pergi duluan. Tom menyalami Rizal.

TOM

Gue masuk dulu ya ...

Ferdi mau masuk, tapi tertahan.

RIZAL

Bang! Aku mau ngomong sama abang.

FERDI

Kalau menyoal pernikahan kamu. Gue bilang gak peduli!

RIZAL

Kalau gak peduli kenapa nyegah aku bang?

FERDI

Gue gak ngerti, ada drama apalagi yang kalian buat?

RIZAL

Aku tahu bang, abang mungkin tadi atau kemarin habis dari sukabumi!

FERDI

Hahahahahah. Kamu ngintip?

RIZAL

Gak peduli ngintip. Tapi yang jelas, aku cuman ... Cuman kita buar jelas gitu. Biar kita sama-sama nyaman bang. Aku mau nikah, dan abang terserah juga, abang gak harus nikah atau punya pacar, aku menghargai abang. Aku akan selalu menjaga nama abang sebagai kakakku. Aku akan selalu menghormati abang.

FERDI

Sumpah gue gak tau lo ngomong apa. Tapi yang jelas, gue gak pernah sedikitpun mikirin pernikahan lo. Karena apa? Karena lo pada juga gak pernah mikirin perasaan gue.

RIZAL

Aku gak pernah mikirin perasaan abang? Kemarin aku kemana aja? Aku yang selalu nurutin abang, selalu membela abang didepan ibu dan ayah. Di depan kakak. Abang gak liat itu?

FERDI

Terus sekarang lo minta balasannya dari gue? Adik macem apa lo? Saudara yang bener itu gak perhitungan!!

RIZAL

Perhitungan? Sekarabg abang pikir, apa yang abang lakukan itu apa motifnya minta untuk diperhitungkan? Abang sendiri yang awlanya bilang gak akan ngizinin aku nikah, apa itu gak perhitungan?

FERDI

Kenapa? Gue seharusnya minta balasannya dari kalian semua. Gue wajib minta perhitungannya!!

Rizal mengeluarkan uang. Lalu mengepalkan ditangan Ferdi. Ferdi terkejut.

RIZAL

Ini kan, perhitungannya? Sisanya nanti ditransfer.

Ferdi emosi, lalu menampar wajah Rizal dengan uang.

FERDI

Lo kira lo siapa?

RIZAL

Gue gak ngerti ma lo yang aneh!!

FERDI

Apa lo hah?! Lo mau hina gue aneh, gue stuntman, kerjaan gue hina, silahkan! Lo hina sepuasnya! Gue yang bunuh ibu-bapak! Lo penjarain gue silahkan!!

Ferdi mendorong Rizal. Tom meleraikan mereka.

TOM

Ini apa si kalian? Udah tua malah berantem!

Tom menarik Ferdi masuk ke rumah.


CUT TO


ESTABLISH KOTA JAKARTA PAGI

55. EXT/INT. MOBIL — MALAM

Kita lihat Ferdi sedang menyetir. Lalu di belakangnya tertidur dengan pulsa, Alura.

Ferdi menghentikan mobilnya, lalu ia menggendong Alura keluar dari mobil. Alura masih tertidur pula, ia hanya mengigau.

ALURA

(Mengigau)

Dimana ini? Dimana ini?


CUT TO


56. EXT/INT. RUMAH GEDUNG TUA ALURA — MALAM

Ferdi menggendong Alura, memasuki pagar rumah itu yang bolong, lalu memasuki rumah itu. Menuju :

57. EXT. ATAP GEDUNG TUA ALURA — TENGAH MALAM

Ferdi membaringkan Alura. Ferdi mengeluarkan sekantung berisi lilin-lilin. Lalu ia melelahkan lilin sambil menyalakannya. Ferdi membakar sebuah serbuk.

Alura terbangun mencium sesuatu.

FERDI

Alura ...

Alura terlihat ketakutan. Ferdi mendekati Alura pelan-pelan, sambil membawa lilin. Alura terdiam.

FERDI (CONT'D)

Alura ... Kalau kamu tahu, lilin ini pernah menjadi saksi apa? Saksi kita di tengah kegelapan.

Ferdi melelahkan lilin itu di hadapan Alura.

FERDI (CONT'D)

Kamu ingat tempat ini ra?

Terdiri berdiri, berjalan pelan mengitari tempat.

FERDI (CONT'D)

(Bernyanyi)

Bintang kecil, dilangit yang biru (lanjut ...)

Alura melihat Ferdi mulai berkaca-kaca. SLOW MOTION FERDI MENYANYIKAN BINTANG KECIL.

Ferdi mulai mengelilingi Alura yang terdiam mematung.

FERDI

Aku ... Aku kangen kamu ra ... Aku ingin kamu sadar. Membuka tabir dirimu, kembali kepada diriku. Lupakan! Lupakanlah rasa sakitmu! Karena tidak ada yang lebih sakit daripada dilupakan. Tidak ada yang melupakanmu, karena Aku selalu mengingatmu. Kembalilah ... Kembalilah!!

Ferdi menunduk. Suasana diam seketika. Lalu kita dengan SUARA RINTIHAN ALURA.

ALURA

Tidak ada yang lebih sakit, daripada memendamnya sendiri. (Menangis)

Ferdi terkejut. Ia bengong melihat Alura.

ALURA (CONT'D)

Aku ... Aku kembali. Selama ini aku diselimuti rasa bersalahku. Rasa penolakanku terhadap dunia. Aku tidak percaya siapapun. Aku hanya orang gila. Tidak! Aku berpura-pura gila. Itu semua kulakukan, karena aku ingin melindungi diriku. Tapi ... Sekarang kamu ada! Menjadi pelindung.

Ferdi berjalan pelan, lalu memeluk Alura.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar