Daftar isi
#1
Prolog - Jatinangor, KM 21 Bandung - Sumedang
#2
Bab 1 - Aku akan menikah, jika adik bungsuku sudah lulus kuliah
#3
Bab 2 - Satu obrolan malam yang langka
#4
Bab 3 - Menjadi orang tertinggi di Jawa Barat
#5
Bab 4 - Badai di puncak Ciremai
#6
Bab 5 - Pendakian perdana kita ini untuk Hafsah Rahmawita
#7
Bab 6 - Mau menjadi pohon apa aku di dunia ini?
#8
Bab 7 - Akhu cainta Aindonesia!
#9
Bab 8 - 375 Foundation
#10
Bab 9 - Dialog di dalam DAMRI
#11
Bab 10 - Tripotents challenges
#12
Bab 11 - Dua sujud yang istimewa
#13
Bab 12 - Yayasan: idealisme atau profit
#14
Bab 13 - Ikrar bus DAMRI itu ternyata dusta
#15
Bab 14 - Film atau novel, sutradara atau sastrawan
#16
Bab 15 - Reuni dua jenderal
#17
Bab 16 - Mawar kuning di panggung rap
#18
Bab 17 - Around and run in Bandung Peaceful City
#19
Bab 18 - Pesan singkat sang kakak
#20
Bab 19 - Revolusi mahasiswa
#21
Bab 20 - Rememebering into action
#22
Bab 21 - Kebahagiaan hidup untuk anak-anak
#23
Bab 22 - Dulce et utile
#24
Bab 23 - Bagaimana kalau kita ke Ciremai?
#25
BAB 24 - Antara Tuhan, aku, dan skripsi
#26
Bab 25 - Planning, action, evaluation
#27
Bab 26 - Belajar tidak bergantung
#28
Bab 27 - Si bocah stasiun
#29
Bab 28 - Life for humanity
#30
Bab 29 - Begitu beratnya menjadi seorang pekerja sosial
#31
Bab 30 - Pendakian gunung yang sesungguhnya
#32
Bab 31 - Pendakian terakhir Jambi & Kegelisahan hati Nyonyo
#33
Bab 32 - Untuk apa kalian bertemu di Jogja?
#34
Bab 33 - Dialog di bawah gemerlap Jembatan Ampera
#35
Bab Pascakredit - KE PUNCAK GUNUNG, KE DUNIA MIMPIKU, DAN KE HATI KAMU
#36
Epilog - Jatinangor, 12 Tahun Kemudian. . .
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #25
BAB 24 - Antara Tuhan, aku, dan skripsi
Bagikan Chapter
Chapter Sebelumnya
Chapter 24
Bab 23 - Bagaimana kalau kita ke Ciremai?
Chapter Selanjutnya
Chapter 26
Bab 25 - Planning, action, evaluation
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar