Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Blurb
"Bagaimana kalau ternyata salah satu teman kita pencurinya?" ujar Adit setelah membasuh tangan dari sisa nasi menggunakan sisa air minumnya di cangkir kaleng.
"Atau mungkin salah satu dari kita," sahut Boy masih mengunyah nasi. Tiga temannya kompak berpaling ke arahnya. Boy tetap tenang lalu berkata, "kita mesti adil sejak awal. Coba keluarkan alibi masing-masing!"
Ega mengerutkan kening. "Alibi itu isim atau fi'il?" tanyanya. "Baru denger."
"Saudaranya Alfaribi," celetuk Boy menahan gemas, menyinggung tokoh ilmuan muslim jadul. Adit dan Wendi menggeleng bersamaan sambil menahan tawa. Namun tawa Wendi lebih dulu pudar, kemudian mulai memperlihatkan anggukan yang menandakan ucapan Adit dan Boy barusan masuk akal.
***
Empat ekor domba pesantren hilang. Kyai Said menutupi amarahnya karena tak mau kabar pencurian menyebar. Itu bisa mencoreng nama baik pesantren yang sedang berharap bantuan dana dari pemerintah. Kyai Said menganggap para penjaga malam telah lalai. Sekarang keempatnya merasa harus mengembalikan nama baik mereka dengan berusaha menemukan pelaku pencurian. Mereka mendatangi tempat-tempat di sekitar pesantren yang selama ini asing. Mereka menemukan petunjuk, tapi misteri-misteri lain mengikuti.
"Atau mungkin salah satu dari kita," sahut Boy masih mengunyah nasi. Tiga temannya kompak berpaling ke arahnya. Boy tetap tenang lalu berkata, "kita mesti adil sejak awal. Coba keluarkan alibi masing-masing!"
Ega mengerutkan kening. "Alibi itu isim atau fi'il?" tanyanya. "Baru denger."
"Saudaranya Alfaribi," celetuk Boy menahan gemas, menyinggung tokoh ilmuan muslim jadul. Adit dan Wendi menggeleng bersamaan sambil menahan tawa. Namun tawa Wendi lebih dulu pudar, kemudian mulai memperlihatkan anggukan yang menandakan ucapan Adit dan Boy barusan masuk akal.
***
Empat ekor domba pesantren hilang. Kyai Said menutupi amarahnya karena tak mau kabar pencurian menyebar. Itu bisa mencoreng nama baik pesantren yang sedang berharap bantuan dana dari pemerintah. Kyai Said menganggap para penjaga malam telah lalai. Sekarang keempatnya merasa harus mengembalikan nama baik mereka dengan berusaha menemukan pelaku pencurian. Mereka mendatangi tempat-tempat di sekitar pesantren yang selama ini asing. Mereka menemukan petunjuk, tapi misteri-misteri lain mengikuti.
Tokoh Utama
Ahmad Aditya
Purboyo Adiningrat
Muhammad Tarega
Wendi Satria
Kyai Said
Ustad Slamet
Euis Anggraini
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
204
Tentang Penulis
Agung Satriawan
Penulis Fiksi dan Non Fiksi
Bergabung sejak 2020-09-01
Telah diikuti oleh 178 pengguna
Sudah memublikasikan 4 karya
Menulis lebih dari 99,141 kata
Rekomendasi dari Humor
Novel
When Maya Meet Java
Mega Sari Ramana
Novel
Para Penjaga Malam Pesantren
Agung Satriawan
Novel
Mahasiswa Koplak
Mizan Publishing
Novel
Alice and Friends
Kyota Hamzah
Novel
Cinta Tak Sebercanda Itu
vita agustina
Novel
Asbunayah
Mizan Publishing
Novel
Galeo Anak Segara
AndarA
Novel
Catatan Akhir Kuliah 2.0
Bentang Pustaka
Novel
3 Brandals
Akhmad rizkiannoor
Novel
HOW STUPID YOU ARE
Zaimatul Hurriyyah
Novel
Kerikil Asin
Ziqi Muharam
Novel
Ronda Tembok Cina
Agung Satriawan
Novel
Mbakyu-Mpus Story (MMS)
Nuel Lubis
Novel
Tukang Kipas Naik Naga Indosiar
Rury R&B
Novel
Preman Kampret
Alex Gunawan
Rekomendasi
Novel
Para Penjaga Malam Pesantren
Agung Satriawan
Novel
Ronda Tembok Cina
Agung Satriawan
Novel
Bronze
Kiper Ketiga
Agung Satriawan
Flash
Saatnya Memohon Ampunan Tuhan
Agung Satriawan
Novel
FIGURAN
Agung Satriawan
Novel
Bronze
ZOMBLO APOCALYPSE
Agung Satriawan
Cerpen
MENJADI KETUA RT DAN HIKMAH-HIKMAHNYA
Agung Satriawan
Flash
Akhirnya Kalian Putus Juga
Agung Satriawan
Skrip Film
FIGURAN
Agung Satriawan
Skrip Film
PANITIA
Agung Satriawan