Daftar isi
#1
PROLOG
#2
Kematian Sang Raja
#3
Perangai Putra Mahkota
#4
Raja Rona dan Pangeran Rama
#5
Belenggu Tak Kasat Mata
#6
Sesuatu yang Berbeda
#7
Teman yang Sesungguhnya
#8
Wajah Lain Druna
#9
Wanita Misterius
#10
Pedihnya Patah Hati
#11
Penolakan yang Menggerakkan
#12
Pembuktian Pangeran
#13
Memompa Denyut Kerajaan
#14
Sebentuk Kebebasan
#15
Penyesalan Sang Raja
#16
Menerabas Rimbun Hutan
#17
Pengabdian Terakhir
#18
Pengkhianatan Terkeji
#19
Musuh yang Sesungguhnya
#20
Tipu Muslihat Negeri Sebrang
#21
Muara Seluruh Perjuangan
#22
Memiliki dan Mempertahankan
#23
Harga yang Harus Dibayar
#24
Rahasia Takdir
#25
EPILOG
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#16
Menerabas Rimbun Hutan
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Dalam perjalanan pulang, Rombongan Pasukan Pangeran Rama dihadang keletihan dan kelaparan. Satu-satunya cara untuk selamat adalah dengan menerabas rimbun hutan.
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp5.000
atau 5 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp25.000
atau 25 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 15
Penyesalan Sang Raja
Chapter Selanjutnya
Chapter 17
Pengabdian Terakhir
Sedang Dibicarakan
Novel
Bronze
Gerimis di Musim Kemarau
Syamsul arif
Cerpen
Bronze
Sttt... Jangan berisik. Kebenaran Bersembunyi dalam Sunyi
Ron Nee Soo
Novel
DIFFERENT
Athar Farha
Flash
Perempuan Langit
Bonari Nabonenar
Cerpen
Bronze
Sentuhan Waktu
riwidy
Flash
Hati, Jangan Lemah!
Safania Elda
Novel
Bronze
Metamorfosis²
Jia Aviena
Novel
Gold
PCPK Amazing Games
Noura Publishing
Novel
Bronze
in my delusion
Nadia Nurulaini
Flash
Bronze
Virus
Afri Meldam
Cerpen
Laki-laki yang Menyukai Perempuan Berambut Pendek
Rie Yanti
Novel
Bronze
Cinta Orang Ketiga
mia fitria
Novel
TASTE OF YOUTH
Dwirulianti Midori Putri
Cerpen
Gelembung Sabun
Suryawan W.P
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Vienna
Mizan Publishing
Flash
Binti
Randy Satrya
Flash
Bronze
Perang Satu Rahim
Silvarani
Cerpen
Game Pembuka Rahasia
Dear An
Novel
Regrets
Fitriyana
Novel
Bronze
Penantian Dua Tahun
Nita Tesalonika